Pendekatan HALAQAH SEBAGAI MODEL BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENGEMBANGKAN KEPRIBADIAN MUSLIM: Studi Etnografis pada Komunitas Jama’ah Tarbiyah di Kota Purwokerto.

Muskinul Fuad, 2013 Halaqah Sebagai Model Bimbingan Kelompok Untuk Mengembangkan Kepribadian Muslim Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini akan membahas apek-aspek metodologis yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu meliputi pendekatan, subyek penelitian, proses dan teknik pengumpulan data, analisis data, dan keabsahan data dan hasil penelitian.

A. Pendekatan

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dalam bentuk studi etnografi, yaitu sebuah pendekatan untuk mengembangkan pemahaman terhadap aktivitas atau perilaku sehari-hari dari sekelompok orang dalam seting tertentu. Paradigma yang digunakan adalah post-positivistik, yaitu cara pandang penelitian yang bersifat interpretif, konstruktif, dan berlangsung dalam seting alamiah natural setting. Dengan cara pandang ini peneliti berkeyakinan bahwa teori tidak memiliki fungsi eksplanasi atau prediksi, melainkan memberi tafsir atau membuat pemahaman langsung secara teralami lived experience, bukan melalui generalisasi yang abstrak Alwasilah, 2009: 45. Penelitian ini didasarkan pada sebuah asumsi bahwa bimbingan kelompok adalah sebuah budaya yang telah dimiliki dan dipraktekkan oleh komunitas Jama’ah Tarbiyah dalam bentuk halaqah. Sebagai sebuah budaya, ia tidak saja berkaitan dengan pengetahuan yang dapat dibahasakan propositional knowledge, tetapi juga menyangkut pengetahuan yang tidak dapat dibahasakan tacit knowledge, yang tidak 85 Muskinul Fuad, 2013 Halaqah Sebagai Model Bimbingan Kelompok Untuk Mengembangkan Kepribadian Muslim Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu dapat diperoleh dengan pendekatan rasionalistik-ilmiah, karena pendekatan ini hanya menjelaskan pengetahuan proposisional saja Guba Lincon dalam Alwasilah, 2009: 103. Pemahaman terhadap aspek-aspek bimbingan kelompok dalam konteks halaqah dan tarbiyah tidak akan lengkap tanpa mengetahui konstruksi emik dan pengalaman para responden yang tergabung di dalam jama’ah ini, yaitu dengan pendekatan kualitatif-naturalistik yang mensyaratkan peneliti dapat berinteraksi langsung dengan kehidupan mereka tanpa jarak. Metode etnografi dipilih karena dipandang tepat untuk dapat digunakan dalam melakukan deskripsi dan interpretasi terhadap sebuah kelompok sistem sosial atau budaya. Dalam konteks penelitian ini peneliti berasumsi bahwa halaqah-halaqah yang ada dalam jama’ah Tarbiyah adalah kelompok yang memiliki sistem sosial dan budaya. Metode etnografi memungkinkan penulis untuk dapat mendeskripsikan representasi diri yang diasumsikan oleh sebuah komunitas Parker, 2005: 54, yang dalam konteks penelitian ini adalah kelompok halaqah sebagai lokusnya. Sebagai peneliti, penulis berupaya untuk mempelajari pola-pola perilaku, tradisi, dan pandangan hidup yang dapat diamati dari kelompok ini Harris dalam Creswell, 1998:58. Pola-pola ini berkaitan dengan model bimbingan kelompok yang dipraktekkan dalam komunitas ini beserta cara pandang yang mendasarinya. Dilihat dari jenisnya, etnografi yang digunakan dalam penelitian ini adalah cenderung mengarah pada field ethnography etnografi lapangan, karena peneliti mempelajari dan menyelami sebuah kelompok dalam kehidupan sehari-hari mereka secara Muskinul Fuad, 2013 Halaqah Sebagai Model Bimbingan Kelompok Untuk Mengembangkan Kepribadian Muslim Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu langsung dalam seting alamiah. Dengan meminjam apa yang telah diteorikan oleh Spradley 1997: 34, langkah yang penulis lakukan adalah dengan cara memperhatikan makna tindakan dari kejadian yang ada dalam kelompok halaqah yang ingin penulis pahami melalui nilai-nilai budaya yang mereka miliki. Dalam melakukan kerja lapangan, penulis membuat kesimpulan budaya halaqah dari tiga sumber, yaitu dari apa yang mereka katakan, dari cara mereka bertindak, dan dari dokumen yang mereka gunakan.

B. Subyek