1
SENA SEFTIA FAJAR, 2014 Pengaruh Keikutsertaan Siswa Pada Pembelajaran Penjasorkes Terhadap Minat Dalam Mengikuti
Ekstrakurikuler Bolavoli Di SMAN 26 Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan bagian yang integral dari pendidikan secara keseluruhan dan bertujuan
untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampikan motorikgerak, ketrampilan berpikir kritis, kemampuan sosial, penalaran, stabilitas, emosional,
tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktifitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara
sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam
mengintensifkan penyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan jasmani memberikan
kesempatan pada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, bermain, dan berolahraga yang dilakukan secara
sistematis, terarah, dan terencana. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina, sekaligus untuk membentuk gaya hidup sehat aktif sepanjang
hayat. Meskipun olahraga sesungguhnya diorientasikan untuk pembinaan atlet.
Tentunya atlet juga berperan sebagai siswa yang mempunyai kewajiban menempuh berbagai mata pelajaran termasuk mata pelajaran pendidikan jasmani.
Mata pelajaran pendidikan jasmani adalah salah satu pelajaran yang wajib diajarkan disekolah menengah tingkat atas dan memiliki ciri-ciri menekankan
pada aspek psikomotor, dibanding aspek kognitif dan afektif. Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pembelajaran KTSP permainan bolavoli masuk
dalam mata pelajaran pendidikan jasmani yang wajib diberikan kepada siswa. Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, guru diharapkan dapat
mengajar berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan olahraga, internalisasi nilai-nilai sportivitas, kejujuran, kerja sama, disiplin, dan
bertanggung jawab, dan pembiasaan pola hidup sehat. Proses pembelajaran
2
SENA SEFTIA FAJAR, 2014 Pengaruh Keikutsertaan Siswa Pada Pembelajaran Penjasorkes Terhadap Minat Dalam Mengikuti
Ekstrakurikuler Bolavoli Di SMAN 26 Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
pendidikan jasmani yang dilakukan ini berbeda dengan proses pembelajaran mata pelajaran lain yang didominanasi oleh kegiatan di dalam kelas yang lebih bersifat
kajian teoritis. Kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani lebih dominan pada aktivitas unsur fisik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang bersifat multi
dimensi aspek psikomotorik, kognitif, dan apektif. Selain itu pemahaman siswa tentang pentingnya pendidikan jasmani dalam
meningkatkan kesehatan dan kebugaran jasmani tinggi, karena sebagian besar siswa dalam mengikuti kegiatan belajar pembelajaran pendidikan jasmani merasa
penting untuk kehidupan sehari-harinya, dan minat siswa mengikuti kegiatan pembelajaran penjas semakin tinggi apabila pelaksanaan pembelajaran penjas
dilakukan dengan baik dan benar. Pada umumnya setiap orang akan setuju bahwa dalam diri manusia bukan
aspek jasmani saja yang berperan, tetapi juga aspek jiwa atau rohani memiliki peran dalam hidup manusia. Jasmani manusia dapat dilihat secara jelas atau
konkrit, sedangkan jiwa tidak dapat diamati secara langsung. Untuk mengamati aspek jiwa adalah dari perilaku manusia misalnya, seseorang dalam melalukan
suatu kegiatan antara lain sungguh-sungguh, semangat, memiliki perasaan gembira melalui tertawa dan raut muka yang cerah. Aspek jasmani dan rohani
merupakan satu kesatuan dalam diri manusia dalam melakukan suatu kegiatan. Selaras dengan penjelasan Harsono 1988, hlm. 242 sebagai berikut:
Manusia adalah kesatuan dari jiwa dan raga, satu psychomatic unity, yang satu dengan yang lainnya selalu akan saling pengaruh mempengaruhi.
Pengaruh yang dirasakan oleh jiwa akan pula berpengaruh terhadap raga kita, demikian pula sebaliknya.
Salah satu aspek jiwa adalah minat yang juga memiliki peranan dalam diri seseorang untuk melakukan satu kegiatan. Seseorang tidak akan bersungguh-
sungguh dalam melakukan suatu kegiatan tanpa minat. Siswa tidak akan belajar secara sungguh-sungguh terhadap suatu bidang pelajaran tanpa minat terhadap
bidang pelajaran tersebut. Seseorang dalam melakukan sesuatu tidak akan mencapai tujuan tanpa ada minat. Sesuai dengan penjelasan Zuhairini dan Sardjoe
3
SENA SEFTIA FAJAR, 2014 Pengaruh Keikutsertaan Siswa Pada Pembelajaran Penjasorkes Terhadap Minat Dalam Mengikuti
Ekstrakurikuler Bolavoli Di SMAN 26 Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
1984, hlm. 35 sebagai berikut: “Berhasil tidaknya suatu tujuan yang akan
dicapai oleh seseorang bergantung pada ada dan tidaknya minat seseorang”. Dengan kata lain untuk dapat melakukan sesuatu kegiatan harus ada rasa
minat terlebih dahulu di dalam diri seseorang. Disamping itu minat siswa sangat diperlukan untuk menunjang jalannya proses belajar mengajar pendidikan
jasmani. Berdasarkan studi pendahuluan, ternyata tidak semua siswa SMAN 26 Kota Bandung aktif dalam mengikuti ektrakurikuler bolavoli. Ada yang malas,
ada yang kurang serius, bahkan ada diantaranya dengan berbagai dalih berusaha untuk tidak mengikuti ekstrakurikuler bolavoli.
Berdasarkan kecendurungan perilaku siswa di atas, kemungkinan faktor minat merupakan salah satu faktor penyebab terhadap ketidak aktifan sebagian
besar siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler bolavoli, ini berarti minat siswa SMAN 26 Kota Bandung dalam mengikuti ekstrakurikuler bolavoli dikategorikan
masih rendah. Minat seseorang terhadap suatu kegiatan akan terbentuk melalui proses
pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari seperti di sekolah, keluarga dan di masyarakat. Melalui pembelajaran dalam suatu kegiatan, seseorang akan
memperoleh pengalaman-pengalaman selanjutnya melalui pengalaman itulah seseorang timbul minatnya penjelasan tersebut diperkuat oleh penjelasan
Soemanto 1990, hlm. 38 sebagai berikut: Oleh karena minat berdasarkan hasil belajar, maka pendidikan mempunyai
peranan penting dalam mengendalikan minat anak didik untuk belajar lebih lanjut. Untuk itu, pendidikan hendaknya mampu memberikan
pengalaman belajar sedemikian rupa, sehingga pengalaman itu memperkuat kemampuan anak didik untuk belajar lebih lanjut.
Dari penjelasan tersebut bermakna pula bahwa sudah sewajarnya dalam proses pembelajaran, guru memberikan pengalaman-pengalaman yang berharga
kepada siswa sebagai subjektif diri, sehingga siswa memiliki minat dalam belajar. Demikian pula di keluarga dan di masyarakat agar siswa memiliki minat terhadap
suatu kegiatan yang positif diberikan pengalaman-pengalaman kepada siswa yang positif pula. Siswa pada waktu luang diharapkan diarahkan dan dibina pada
4
SENA SEFTIA FAJAR, 2014 Pengaruh Keikutsertaan Siswa Pada Pembelajaran Penjasorkes Terhadap Minat Dalam Mengikuti
Ekstrakurikuler Bolavoli Di SMAN 26 Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
kegiatan yang positif seperti di sekolah dalam kegiatan ekstrakulikuler. Menurut pengamatan penulis di lapangan khususnya siswa SMAN 26 Kota Bandung
disela-sela kesibukan belajar di sekolah dan di rumah terdapat beberapa siswa yang melakukan kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler, salah satunya Bolavoli.
Oleh karena itu, di SMAN 26 Kota Bandung guru pendidikan jasmani dan kesehatan mengajarkan tentang permainan bolavoli. Karena permainan bolavoli
merupakan salah satu materi yang terdapat pada mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Pembelajaran pendidikan jasmani dirasa masih
kurang karena hanya diberikan satu kali pertemuan yaitu 2 x 45 menit sehingga dalam mengajarkan bolavoli hasilnya kurang maksimal. Maka dari itu pihak
sekolah memberikan tambahan jam pelajaran melalui program ekstrakurikuler bolavoli. Selain kegiatan kelas olahraga dilaksanakan untuk menambah jam
pelajaran yang dirasa masih kurang, kegiatan tersebut dilakukan untuk mempersiapkan siswa dalam mengikuti kegiatan-kegiatan antar SMA.
Hampir semua cabang olahraga dan pendidikan jasmani memerlukan sarana prasarana yang cukup agar dalam pembelajaran dapat berjalan dengan
optimal dan mendapatkan prestasi yang baik. Di SMAN 26 Kota Bandung sarana dan prasarana untuk cabang olahraga bolavoli sudah cukup memadai sehingga
menunjang dalam berprestasi cabang olahraga bolavoli. Meskipun tim bolavoli SMAN 26 Kota Bandung belum mendapatkan juara dalam setiap kejuaraan,
namun guru pendidikan jasmani belum pernah mengukur tingkat keterampilan dasar bermain bolavoli siswanya terutama siswa yang ikut ekstrakurikuler.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis tertarik untuk mengambil permasalahan tentang bagaimana pengaruh keikutsertaan siswa pada pembelajaran
penjasorkes terhadap minat dalam mengikuti ekstrakurikuler bolavoli di SMAN 26 Bandung?
B. Rumusan Masalah