PENGARUH KEIKUTSERTAAN SISWA PADA PEMBELAJARAN PENJASORKES TERHADAP MINAT DALAM MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI DI SMAN 26 KOTA BANDUNG.

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan bagian yang integral dari pendidikan secara keseluruhan dan bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampikan motorik/gerak, ketrampilan berpikir kritis, kemampuan sosial, penalaran, stabilitas, emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktifitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam mengintensifkan penyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan jasmani memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, bermain, dan berolahraga yang dilakukan secara sistematis, terarah, dan terencana. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina, sekaligus untuk membentuk gaya hidup sehat aktif sepanjang hayat.

Meskipun olahraga sesungguhnya diorientasikan untuk pembinaan atlet. Tentunya atlet juga berperan sebagai siswa yang mempunyai kewajiban menempuh berbagai mata pelajaran termasuk mata pelajaran pendidikan jasmani. Mata pelajaran pendidikan jasmani adalah salah satu pelajaran yang wajib diajarkan disekolah menengah tingkat atas dan memiliki ciri-ciri menekankan pada aspek psikomotor, dibanding aspek kognitif dan afektif. Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pembelajaran (KTSP) permainan bolavoli masuk dalam mata pelajaran pendidikan jasmani yang wajib diberikan kepada siswa.

Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, guru diharapkan dapat mengajar berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan (olahraga), internalisasi nilai-nilai (sportivitas, kejujuran, kerja sama, disiplin, dan bertanggung jawab), dan pembiasaan pola hidup sehat. Proses pembelajaran


(2)

SENA SEFTIA FAJAR, 2014

Pengaruh Keikutsertaan Siswa Pada Pembelajaran Penjasorkes Terhadap Minat Dalam Mengikuti Ekstrakurikuler Bolavoli Di SMAN 26 Kota Bandung

pendidikan jasmani yang dilakukan ini berbeda dengan proses pembelajaran mata pelajaran lain yang didominanasi oleh kegiatan di dalam kelas yang lebih bersifat kajian teoritis. Kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani lebih dominan pada aktivitas unsur fisik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang bersifat multi dimensi (aspek psikomotorik, kognitif, dan apektif).

Selain itu pemahaman siswa tentang pentingnya pendidikan jasmani dalam meningkatkan kesehatan dan kebugaran jasmani tinggi, karena sebagian besar siswa dalam mengikuti kegiatan belajar pembelajaran pendidikan jasmani merasa penting untuk kehidupan sehari-harinya, dan minat siswa mengikuti kegiatan pembelajaran penjas semakin tinggi apabila pelaksanaan pembelajaran penjas dilakukan dengan baik dan benar.

Pada umumnya setiap orang akan setuju bahwa dalam diri manusia bukan aspek jasmani saja yang berperan, tetapi juga aspek jiwa atau rohani memiliki peran dalam hidup manusia. Jasmani manusia dapat dilihat secara jelas atau konkrit, sedangkan jiwa tidak dapat diamati secara langsung. Untuk mengamati aspek jiwa adalah dari perilaku manusia misalnya, seseorang dalam melalukan suatu kegiatan antara lain sungguh-sungguh, semangat, memiliki perasaan gembira melalui tertawa dan raut muka yang cerah. Aspek jasmani dan rohani merupakan satu kesatuan dalam diri manusia dalam melakukan suatu kegiatan. Selaras dengan penjelasan Harsono (1988, hlm. 242) sebagai berikut:

Manusia adalah kesatuan dari jiwa dan raga, satu psychomatic unity, yang satu dengan yang lainnya selalu akan saling pengaruh mempengaruhi. Pengaruh yang dirasakan oleh jiwa akan pula berpengaruh terhadap raga kita, demikian pula sebaliknya.

Salah satu aspek jiwa adalah minat yang juga memiliki peranan dalam diri seseorang untuk melakukan satu kegiatan. Seseorang tidak akan bersungguh-sungguh dalam melakukan suatu kegiatan tanpa minat. Siswa tidak akan belajar secara sungguh-sungguh terhadap suatu bidang pelajaran tanpa minat terhadap bidang pelajaran tersebut. Seseorang dalam melakukan sesuatu tidak akan mencapai tujuan tanpa ada minat. Sesuai dengan penjelasan Zuhairini dan Sardjoe


(3)

(1984, hlm. 35) sebagai berikut: “Berhasil tidaknya suatu tujuan yang akan dicapai oleh seseorang bergantung pada ada dan tidaknya minat seseorang”.

Dengan kata lain untuk dapat melakukan sesuatu kegiatan harus ada rasa minat terlebih dahulu di dalam diri seseorang. Disamping itu minat siswa sangat diperlukan untuk menunjang jalannya proses belajar mengajar pendidikan jasmani. Berdasarkan studi pendahuluan, ternyata tidak semua siswa SMAN 26 Kota Bandung aktif dalam mengikuti ektrakurikuler bolavoli. Ada yang malas, ada yang kurang serius, bahkan ada diantaranya dengan berbagai dalih berusaha untuk tidak mengikuti ekstrakurikuler bolavoli.

Berdasarkan kecendurungan perilaku siswa di atas, kemungkinan faktor minat merupakan salah satu faktor penyebab terhadap ketidak aktifan sebagian besar siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler bolavoli, ini berarti minat siswa SMAN 26 Kota Bandung dalam mengikuti ekstrakurikuler bolavoli dikategorikan masih rendah.

Minat seseorang terhadap suatu kegiatan akan terbentuk melalui proses pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari seperti di sekolah, keluarga dan di masyarakat. Melalui pembelajaran dalam suatu kegiatan, seseorang akan memperoleh pengalaman-pengalaman selanjutnya melalui pengalaman itulah seseorang timbul minatnya penjelasan tersebut diperkuat oleh penjelasan Soemanto (1990, hlm. 38) sebagai berikut:

Oleh karena minat berdasarkan hasil belajar, maka pendidikan mempunyai peranan penting dalam mengendalikan minat anak didik untuk belajar lebih lanjut. Untuk itu, pendidikan hendaknya mampu memberikan pengalaman belajar sedemikian rupa, sehingga pengalaman itu memperkuat kemampuan anak didik untuk belajar lebih lanjut.

Dari penjelasan tersebut bermakna pula bahwa sudah sewajarnya dalam proses pembelajaran, guru memberikan pengalaman-pengalaman yang berharga kepada siswa sebagai subjektif diri, sehingga siswa memiliki minat dalam belajar. Demikian pula di keluarga dan di masyarakat agar siswa memiliki minat terhadap suatu kegiatan yang positif diberikan pengalaman-pengalaman kepada siswa yang positif pula. Siswa pada waktu luang diharapkan diarahkan dan dibina pada


(4)

SENA SEFTIA FAJAR, 2014

Pengaruh Keikutsertaan Siswa Pada Pembelajaran Penjasorkes Terhadap Minat Dalam Mengikuti Ekstrakurikuler Bolavoli Di SMAN 26 Kota Bandung

kegiatan yang positif seperti di sekolah dalam kegiatan ekstrakulikuler. Menurut pengamatan penulis di lapangan khususnya siswa SMAN 26 Kota Bandung disela-sela kesibukan belajar di sekolah dan di rumah terdapat beberapa siswa yang melakukan kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler, salah satunya Bolavoli.

Oleh karena itu, di SMAN 26 Kota Bandung guru pendidikan jasmani dan kesehatan mengajarkan tentang permainan bolavoli. Karena permainan bolavoli merupakan salah satu materi yang terdapat pada mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Pembelajaran pendidikan jasmani dirasa masih kurang karena hanya diberikan satu kali pertemuan yaitu 2 x 45 menit sehingga dalam mengajarkan bolavoli hasilnya kurang maksimal. Maka dari itu pihak sekolah memberikan tambahan jam pelajaran melalui program ekstrakurikuler bolavoli. Selain kegiatan kelas olahraga dilaksanakan untuk menambah jam pelajaran yang dirasa masih kurang, kegiatan tersebut dilakukan untuk mempersiapkan siswa dalam mengikuti kegiatan-kegiatan antar SMA.

Hampir semua cabang olahraga dan pendidikan jasmani memerlukan sarana prasarana yang cukup agar dalam pembelajaran dapat berjalan dengan optimal dan mendapatkan prestasi yang baik. Di SMAN 26 Kota Bandung sarana dan prasarana untuk cabang olahraga bolavoli sudah cukup memadai sehingga menunjang dalam berprestasi cabang olahraga bolavoli. Meskipun tim bolavoli SMAN 26 Kota Bandung belum mendapatkan juara dalam setiap kejuaraan, namun guru pendidikan jasmani belum pernah mengukur tingkat keterampilan dasar bermain bolavoli siswanya terutama siswa yang ikut ekstrakurikuler.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis tertarik untuk mengambil permasalahan tentang bagaimana pengaruh keikutsertaan siswa pada pembelajaran penjasorkes terhadap minat dalam mengikuti ekstrakurikuler bolavoli di SMAN 26 Bandung?

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan di atas, maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana keikutsertaan siswa pada pembelajaran penjasorkes di SMAN 26 Bandung?


(5)

2. Bagaimana minat siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler bolavoli di SMAN 26 Bandung?

3. Bagaimana pengaruh keikutsertaan siswa pada pembelajaran penjasorkes terhadap minat dalam mengikuti ekstrakurikuler bolavoli di SMAN 26 Bandung?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan masalah penelitian, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui keikutsertaan siswa pada pembelajaran penjasorkes di SMAN 26 Bandung?

2. Untuk mengetahui minat siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler bolavoli di SMAN 26 Bandung?

3. Untuk mengetahui pengaruh keikutsertaan siswa pada pembelajaran penjasorkes terhadap minat dalam mengikuti ekstrakurikuler bolavoli di SMAN 26 Bandung?

D. Manfaat Penelitian

Setiap kegiatan yang dilaksanakan harus berguna bagi pribadi maupun orang lain, maka penelitian ini sangat bermanfaat diantaranya:

1. Secara teoritis dapat memberikan sumbangan teori konseptual untuk memecahkan masalah mengenai pengaruh pembelajaran penjaskes terhadap minat siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler bolavoli di SMAN 26 Bandung 2. Diharapkan siswa dapat meningkatkan keterampilan bermain bolavoli

menjadi lebih baik melalalui ekstrarikuler bolavoli di SMAN 26 Bandung E. Batasan Penelitian

Untuk menghindari timbulnya penafsiran agar tidak menyimpang dari permasalahan dan tujuan penelitian, maka masalah yang telah penulis uraikan perlu dibatasi sebagai berikut:

1. Masalah penelitian yang penulis lakukan adalah seberapa besar pengaruh pembelajaran penjaskes terhadap minat siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler bolavoli di SMAN 26 Bandung?


(6)

SENA SEFTIA FAJAR, 2014

Pengaruh Keikutsertaan Siswa Pada Pembelajaran Penjasorkes Terhadap Minat Dalam Mengikuti Ekstrakurikuler Bolavoli Di SMAN 26 Kota Bandung

2. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMAN 26 Bandung sebanyak 246 orang

3. Penelitian ini difokuskan dikegiatan ekstrakulikuler bolavoli. 4. Lokasi penelitian adalah SMAN 26 Bandung.

F. Definisi Operasional

Agar tidak terdapat kesalahpahaman dan untuk menghindari penafsiran yang salah dalam penelitian ini, maka penulis perlu menjelaskan mengenai definisi istilah dalam penelitian ini. Adapun definisi istilah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pengaruh

Dalam Kamus Bahasa Indonesia pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang

2. Pembelajaran

Dalam Kamus Bahasa Indonesia pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Dalam penelitian ini yang di maksud dengan pembelajaran adalah proses pemberian materi yang melibatkan terjadinya interaksi antara pengajar dengan peserta didik untuk pencapaian tujuan pendidikan.

3. Minat

Menurut Djaali (2008, hlm. 121) minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.

4. Bolavoli

Menurut wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia. Bolavoli adalah olahraga permainan yang dimainkan oleh dua grup berlawanan. Masing-masing grup memiliki enam orang pemain.

5. Pendidikan jasmani

Pendidikan jasmani diartikan sebagai proses pendidikan melalui aktivitas jasmani dan sekaligus merupakan proses pendidikan untuk meningkatkan kemampuan jasmani. (Nanang, 2003, hlm. 2)


(7)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian

Dalam sebuah penelitian, metode penelitian sangatlah di perlukan. Metode penelitian merupakan suatu cara yang di gunakan untuk memudahkan dalam memecahkan masalah-masalah melalui teknik dan alat-alat tertentu, sehingga akan diperoleh hasil yang diharapkan berdasarkan tujuan penelitian. Arikunto (2006, hlm. 136) menjelaskan bahwa metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data dalam penelitiannya.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah suatu cara pelaksanaan penelitian keilmuan dalam rangka mendapatkan atau mengumpulkan fakta-fakta yang mendukung tercapainya tujuan penelitian.

Dalam penelitian ini proses pemecahan masalah yang akan dilakukan melalui metode deskriptif, Mengenai metode deskriptif, menurut Nazir (2005, hlm. 54) metode Deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.

Pendapat lain mengenai metode deskriptif dikemukakan oleh Sugiyono (2009, hlm. 147) sebagai berikut:

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang digunakan untuk menanalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif yaitu suatu cara penelitian yang mengarah pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang.

Selanjutnya Surakhmad (2002, hlm. 140) menjelaskan ciri-ciri metode deskriptif sebagai berikut:


(8)

SENA SEFTIA FAJAR, 2014

Pengaruh Keikutsertaan Siswa Pada Pembelajaran Penjasorkes Terhadap Minat Dalam Mengikuti Ekstrakurikuler Bolavoli Di SMAN 26 Kota Bandung

1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang pada masalah-masalah yang aktual

2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa ( karena metode ini sering juga disebut metode analisis).

Berdasarkan penjelasan tersebut maka penulis berpendapat bahwa dalam penelitian ini yang cocok digunakan adalah metode deskriptif informasi atau data akan diperoleh melalui pemberian instrumen tes, yaitu berupa pemberian angket kepada populasi atau sampel. Data yang diperoleh akan disusun dan diolah sehingga dapat ditetapkan untuk mencari sebuah kesimpulan untuk menjawab rumusan masalah yang telah ditentukan.

B. Populasi Dan Sampel 1. Populasi

Populasi menurut Arikunto (2006, hlm. 130) dalam setiap penelitian, populasi yang dipilih erat kaitannya dengan masalah yang ingin diteliti, populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Sedangkan menurut Sugiyono (2009, hlm. 215) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMAN 26 Kota Bandung yang berjumlah 246 orang.

2. Sampel

Sampel menurut Arikunto (2006, hlm. 131). sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sedangkan menurut Sugiyono (2009, hlm. 215) sampel adalah sebagian dari populasi itu.

Sebagai pegangan dalam pengambilan sampel, maka penulis melihat penjelasan dari Arikunto (2006, hlm. 134) yang menjelaskan mengenai pedoman pengambilan sampel sebagai berikut:

Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua shingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subjek besar dapat diambil antara 10-15% atau lebih, tergantung dari kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, dana dan tenaga.


(9)

Menyimak penjelasan Arikunto tersebut, maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini mengambil dari 2 kelas. Sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 66 siswa. Data sampel penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.1. Populasi dan Sampel Penelitian

No Kelas Populasi Sampel

1 XI IPA 2 33 33

2 XI IPA 4 33 33

Jumlah 66 66

C. Desain Penelitian dan Langkah Penelitian 1. Desain Penelitian

Desain penelitian diperlukan untuk di jadikan pegangan dalam pelaksanaan penelitian agar penelitian yang di lakukan arahnya jelas dan terencana. Menurut Nazir (2005, hlm. 84) desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Dalam pengertian lebih sempit, desain penelitian hanya pengumpulan dan analisis data saja. Untuk mempermudah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam suatu penelitian, diperlukan suatu alur yang dijadikan pegangan agar penelitian tidak keluar dari ketentuan yang sudah ditetapkan sehingga tujuan atau hasil yang diperoleh akan sesuai dengan harapan.

Berdasarkan penjelasan di atas penulis merancang desain penelitian pada gambar 3.1 di bawah ini:

Gambar 3.1. Desain Penelitian Keterangan:

= Hubungan

X = keikutsertan siswa terhadap pembelajaran penjaskes Y = Minat Mengikuti ekstrakurikuler bolavoli

r.xy = Koefisien Korelasi antara variabel X dengan Variabel Y


(10)

SENA SEFTIA FAJAR, 2014

Pengaruh Keikutsertaan Siswa Pada Pembelajaran Penjasorkes Terhadap Minat Dalam Mengikuti Ekstrakurikuler Bolavoli Di SMAN 26 Kota Bandung

2. Langkah-langkah Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian deskriptif ini, Peneliti menyusun langkah-langkah sebagai berikut:

a. Memilih dan merumuskan masalah yang menghendaki konsepsi ada kegunaan masalah tersebut serta diselidiki dengan sumber yang ada.

b. Menentukan tujuan dari penelitian yang akan dikerjakan. Tujuan dari penelitian harus konsisten dengan rumusan dan definisi dari masalah

c. Memberikan limitasi atau scope, atau batasan sejauh mana penelitian ini akan dilaksanakan. Baik daerah geograpisnya, batasan kronologis, serta seberapa utuh daerah penelitian ini akan dijangkau.

d. Merumuskan kerangka teori atau kerangka konseptual yang kemudian diturunkan dalam bentuk hipotesis-hipotesis untuk diverifikasikan.

e. Menelusuri sumber-sumber kepustakaan yang berhubungan dengan masalah yang ingin dipecahkan.

f. Merumuskan hipotesis-hipotesis yang ingin diuji, baik secara eksplisit maupun implisit.

g. Mengumpulkan data dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang cocok untuk penelitian.

h. Membuat tabulasi serta analisis statistik dilakukan terhadap data yang telah dikumpulkan.

i. Memberikan interprestasi dari hasil dalam hubungannya dengan kondisi sosial yang ingin diselidiki serta dari data yang diperoleh secara referensi khas terhadap masalah yang ingin dipecahkan.

j. Mengadakan generalisasi serta deduksi dari penemuan serta hipotesis-hipotesis yang ingin diuji. Memberikan rekomendasi-rekomendasi untuk kebijakan-kebijakan yang dapat ditarik dari penelitian.

k. Membuat laporan penelitian dengan cara ilmiah.

Untuk lebih jelasnya langkah–langkah penelitian dapat dilihat pada alur penelitian pada bagan 3.2 . Adapun alur penelitian sebagai berikut di bawah ini:


(11)

Gambar 3.2. Bagan Alur Penelitian

D. Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen penelitian

Dalam penelitian ini diperlukan data sebagai penunjang terhadap pemecahan masalah yang akan di teliti. Untuk mendapatkan data yang sesuai dengan apa yang di harapkan, penulis menggunakan angket sebagai intrumen penelitiannya.

Penulis menggunakan angket sebagai alat untuk mengumpulkan data penelitian ini, karena mempunyai beberapa keuntungan. Mengenai keuntungan ini Arikunto (2006, hlm. 225) menjelaskan sebagai berikut:

a. Tidak memerlukan hadirnya peneliti.

b. Dapat dibagikan secara serentak ke semua responden.

c. Dapat dijawab oleh responden menurut kepercayaan masing-masing, dan menurut waktu senggang responden.

d. Dapat dibuat anonym sehingga responden bebas, jujur dan tidak malu-malu untuk menjawab

e. Dapat dibuat berstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pernyataan yang benar-benar sama.

POPULASI

SAMPEL

PENGUMPULAN DATA

PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA


(12)

SENA SEFTIA FAJAR, 2014

Pengaruh Keikutsertaan Siswa Pada Pembelajaran Penjasorkes Terhadap Minat Dalam Mengikuti Ekstrakurikuler Bolavoli Di SMAN 26 Kota Bandung

Dalam penelitian ini penulis menggunakan angket berstruktur dengan pernyataan yang bersifat tertutup. Maksud angket berstruktur, yaitu bentuk angket yang disusun melalui sejumlah jawaban yang telah disediakan sebagai pilihan responden, untuk dipilih sesuai dengan pendiriannya. Oleh karena itu, responden tidak di harapkan untuk menambah jawaban dengan penjelasan lebih lanjut. Sebelum membuat pertanyaan atau pernyataan angket terlebih dahulu penulis membuat kisi-kisi pernyataan yang tertera pada tabel 3.2 dan 3.3 berikut ini :


(13)

Kisi-kisi Intrumen Keikutsertaan Siswa Terhadap Pembelajaran Penjaskes

Definisi Konsep Komponen Sub Komponen Indikator

Pernyataan

- No.

Item +

No. Item Pendidikan jasmani

diartikan sebagai proses pendidikan melalui aktivitas jasmani dan sekaligus merupakan proses pendidikan untuk meningkatkan kemampuan jasmani 1. Penerimaan (Receiving) Mengikuti pembelajaran penjaskes 1) Kesadaran (Awareness)

1) Kesadaran akan manfaat

2) Kesadaran akan kebutuhan

3) Kesadaran akan keharmonisan

a) Saya sadar pembelajaran Penjaskes akan ada manfaatnya

b) Saya sadar pembelajaran penjaskes sangat di butuhkan

c) Saya sadar pembelajaran penjaskes memberikan keharmonisan dalam belajar 33 20 38

a) Saya merasa pembelajaran penjaskes sia-sia

b) Saya merasa pembelajaran penjaskes biasa-biasa saja

c) Saya merasa pembelajaran penjaskes membuat pecah belah persatuan dalam belajar 30 5 9

2) Kehendak untuk Menerima (Willingness to receive)

1) Kegiatan yang menyenangkan

2) Menghilangkan kejenuhan

a) Saya merasa senang jika mengikuti pembelajaran penjaskes

b) Saya merasa pembelajaran penjaskes menghilangkan kejenuhan 7 13

a) Saya merasa bosen saat mengikuti pembelajaran penjaskes

b) Saya merasa jenuh mengikuti pembelajaran penjaskes

41

1

3) Pengendalian atau pemilihan

perhatian

1) Pilihan yang tepat a) Saya senang mengikuti pembelajaran

11 a) Saya merasa biasa-biasa saja mengikuti


(14)

SENA SEFTIA FAJAR, 2014

Pengaruh Keikutsertaan Siswa Pada Pembelajaran Penjasorkes Terhadap Minat Dalam Mengikuti Ekstrakurikuler Bolavoli Di SMAN 26 Kota Bandung

selecte attention)

2) Terdapat dampak positif

3) Ada kelebihannya

tepat dengan kondisi saya

b) Saya merasa pengaruh pembelajaran penjaskes terdapat dampak positifnya

c) Saya merasa pembelajaran penjaskes terdapat kelebihannya 40 22 penjaskes

b) Saya merasa pembelajaran penjaskes memberikan dampak negative bagi saya c) Saya merasa

pembelajaran penjaskes ada kekurangannya 21 17 2. Menanggapi (Responding) mengikuti Pembelajaran Penjaskes 1) Menerima tanggapan (Aquiescencein responding)

1) Mau melakukan karena ada saran

2) Tertarik Setelah mengetahui bentuk kegiatan

a) Saya tertarik mengikuti pembelajaran penjaskes setelah ada saran

b) Saya selalu mengikuti pembelajaran penjaskes setelah mengetahui manfaatnya 14 27

a) Saya merasa biasa-biasa saja mengikuti pembelajaran penjaskes walaupun sudah ada saran

b) Saya merasa biasa-biasa saja mengikuti pembelajaran penjaskes meskipun sudah tau manfaatnya 25 26

2) Kehendak untuk menanggapi (Willingness to respond)

1) Adanya kesadaran sendiri

2) Menyadari

a) Saya menyadari penting mengikuti pembelajaran penjaskes.

b) Saya menyadari

34

42

a) Saya merasa biasa-biasa saja mengikuti pembelajaran penjaskes

b) Saya merasa

15


(15)

kegiaatan kegiatan pembelajaran penjaskes penjaskes biasa-biasa saja kegiatannya 3) Kepuaasan dalam

menanggapi (Satisfaction in response)

1) Merasa yakin akan manfaat

2) Merasa puas melakukan kegiatan 3) Merasa puas

karena menyehatkan

a) Saya merasa yakin

pembelajaran penjaskes akan ada manfaatnya

b) Saya merasa puas mengikuti

pembelajaran penjskes

c) Saya merasa pembelajaran penjaskes akan menyehatkan 31 6 35

a) Saya merasa pembelajaran penjaskes biasa-biasa saja manfaatnya

b) Saya merasa jenuh mengikuti pembelajaran penjaskes

c) Saya merasa pembelajaran penjaskes biasa-biasa saja bahkan bisa mengundang penyakit

18

3

10

3. Penilaian (Valluing) mengikuti

pembelajaran penjas

1) Menerima suatu nilai (Acceptance of a value )

1) Mendatangkan kebahagiaan

2) Menambah pengalaman

3) Menyehatkan

a) Saya merasa bahagia mengikuti pembelajaran penjaskes

b) Saya merasa pembelajaran penjaskes menambah pengalaman

c) Saya merasa pembelajaran penjaskes

4

36

37

a) Saya merasa sedih mengikuti pembelajaran penjaskes

b) Saya merasa mengikuti pembelajaran penjaskes pengalaman saya biasa-biasa saja

c) Saya merasa mengikuti pembelajaran

28

16


(16)

SENA SEFTIA FAJAR, 2014

Pengaruh Keikutsertaan Siswa Pada Pembelajaran Penjasorkes Terhadap Minat Dalam Mengikuti Ekstrakurikuler Bolavoli Di SMAN 26 Kota Bandung

menyehatkan 2) Menyadari suatu

nilai (Preference of a value)

1) Melakukan sunguh-sungguh

2) Aktif

3) Teratur

a) Saya bersunguh-sungguh setiap mengikuti pembelajaran penjaskes

b) Saya aktif dalam mengikuti pembelajaran penjaskes

c) Saya mengikuti pembelajaran penjaskes secara teratur

12

8

39

a) Saya biasa-biasa saja saat

mengikuti pembelajaran penjaskes

b) Saya selalu diam dalam mengikuti pembelajaran penjaskes

c) Saya selalu mengikuti pembelajaran penjaskes dengan tidak teratur

24

19


(17)

Table 3.2

Kisi-kisi intrumen Minat Mengikuti Ekstrakurikuler Bolavoli Di SMAN 26 Bandung

Definisi Konsep Komponen Sub Komponen Indikator

Pernyataan

- No.

Item +

No. Item Minat menurut Prof.Dr..H. Djaali (2008:121) minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh 1. Penerimaan (Receiving) minat mengikuti ekstrakurikuler bolavoli 1) Kesadaran (Awareness)

1) Kesadaran akan manfaat

2) Kesadaran akan kebutuhan

3) Kesadaran akan keharmonisan

a. Saya sadar ekstrakurikuler bolavoli akan ada manfaatnya

b. Saya sadar kegiatan ekstrakurikuler bolavoli sangat dibutuhkan

c. Saya sadar ekstrakurikuler bolavoli memberikan keharmonisan dalam belajar 33 20 38

a. Saya merasa mengikuti ekstrakurikuler bolavoli tidak ada manfaatnya

b. Saya merasa beruntung mengikuti ekstrakurikuler bolavoli

c. Saya merasa ekstrakurikuler bolavoli akan membuat pecah belah pertemanan di sekolah 30 5 9

2) Kehendak untuk Menerima (Willingness to receive)

1) Kegiatan yang menyenangkan

2) Menghilangkan kejenuhan

a. Saya merasa bahagia jika mengikuti ekstrakurikuler bolavoli

b. Saya merasa ekstrakurikuler bolavoli

7

13

a. Saya merasa bosan saat mengikuti ekstrakurikuler bolavoli

b. Saya merasa jenuh mengikuti ekstrakurikuler

41


(18)

SENA SEFTIA FAJAR, 2014

Pengaruh Keikutsertaan Siswa Pada Pembelajaran Penjasorkes Terhadap Minat Dalam Mengikuti Ekstrakurikuler Bolavoli Di SMAN 26 Kota Bandung

kejenuhan

3) Pengendalian atau pemilihan

perhatian (Controlled or selecte attention)

1) Pilihan yang tepat

2) Terdapat dampak positif

3) Ada kelebihannya

a. Saya merasa cocok mengikuti ekstrakurikuler bolavoli karena tepat dengan hobi saya

b. Saya merasa ekstrakurikuler bolavoli banyak dampak positifnya

c. Saya merasa mengikuti ekstrakurikuler bolavoli terdapat kelebihannya 11 40 22

a. Saya merasa terpaksa mengikuti ekstrakurikuler bolavoli

b. Saya merasa mengikuti ekstrakurikuler bolavoli memberikan dampak negatif bagi saya

c. Saya merasa mengikuti ekstrakurikuler bolavoli banyak kekurangannya 2 21 17 2. Menanggapi (Responding) minat mengikuti ekstrakurikuler bolavoli 1) Menerima tanggapan (Aquiescencein responding)

1) Mau melakukan karena ada saran

2) Tertarik Setelah mengetahui bentuk kegiatan

a. Saya tertarik mengikuti ekstrakurikuler bolavoli setelah ada saran

b. Saya selalu mengikuti ekstrakurikuler bolavoli setelah mengetahui 14 27

a. Saya merasa tidak senang mengikuti ekstrakurikuler bolavoli

walaupun sudah ada saran dari teman saya

b. Saya merasa sedih mengikuti ekstrakurikuler bolavoli

25


(19)

2) Kehendak untuk menanggapi (Willingness to respond)

1) Adanya kesadaran sendiri

2) Menyadari pentingnya kegiaatan

a. Saya menyadari penting mengikuti ekstrakurikuler bolavoli.

b. Saya menyadari sangat penting mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bolavoli 34 42

a. Saya tidak suka mengikuti ekstrakurikuler bolavoli

b. Saya merasa ekstrakurikuler bolavoli kegiatan tidak penting

15

23

3) Kepuaasan dalam menanggapi (Satisfaction in response)

1) Merasa yakin akan manfaat

2) Merasa puas melakukan kegiatan

3) Merasa puas karena menyehatkan

a. Saya merasa yakin

ekstrakurikuler bolavoli akan ada manfaatnya

b. Saya merasa puas mengikuti

ekstrakurikuler bolavoli

c. Saya merasa ekstrakurikuler bolavoli akan menyehatkan 31 6 35

a. Saya merasa mengikuti ekstrakurikuler bolavoli tidak ada manfaatnya

b. Saya merasa menyesal mengikuti ekstrakurikuler bolavoli

c. Saya merasa sakit ketika mengikuti ekstrakurikuler bolavoli 18 3 10

3. Penilaian (Valluing) minat mengikuti ekstrakurikuler bolavoli

1) Menerima suatu nilai (Acceptance of a value )

1) Mendatangkan kebahagiaan

2) Menambah pengalaman

a. Saya merasa senang mengikuti ekstrakurikuler bolavoli

b. Saya merasa ekstrakurikuler bolavoli akan

4

36

a. Saya merasa sedih mengikuti ekstrakurikuler bolavoli

b. Saya merasa mengikuti ekstrakurikuler

28


(20)

SENA SEFTIA FAJAR, 2014

Pengaruh Keikutsertaan Siswa Pada Pembelajaran Penjasorkes Terhadap Minat Dalam Mengikuti Ekstrakurikuler Bolavoli Di SMAN 26 Kota Bandung

3) Menyehatkan

pengalaman

c. Saya merasa mengikuti ekstrakurikuler bolavoli menyehatkan

37

mendapat pengalaman

c. Saya merasa mengikuti ekstrakurikuler bolavoli tidak menyehatkan

29

2) Menyadari suatu nilai (Preference of a value)

1) Melakukan sunguh-sungguh

2) Aktif

3) Teratur

a. Saya bersunguh-sungguh setiap mengikuti ekstrakurikuler bolavoli

b. Saya aktif dalam mengikuti ekstrakurikuler bolavoli

c. Saya mengikuti ekstrakurikuler bolavoli secara teratur

12

8

39

a. Saya tidak sungguh-sungguh saat mengikuti ekstrakurikuler bolavoli

b. Saya tak pernah aktif dalam mengikuti ekstrakurikuler bolavoli

c. Saya selalu mengikuti ekstrakurikuler bolavoli dengan tidak teratur

24

19


(21)

(22)

SENA SEFTIA FAJAR, 2014

Pengaruh Keikutsertaan Siswa Pada Pembelajaran Penjasorkes Terhadap Minat Dalam Mengikuti Ekstrakurikuler Bolavoli Di SMAN 26 Kota Bandung

Dari tabel 3.2 di atas, mengenai kisi-kisi intrumen pengaruh pembelajaran penjaskes terhadap minat siswa mengikuti ekstrakurikuler bolavoli di SMAN 26 Bandung tampak komponen, sub komponen, dan indikator untuk membuat butir pernyataan. Setiap butir yang telah di iringi dengan alternatife jawaban. Dalam alternatife jawaban setiap butir pernyataan angket diberikan bobot skor dengan menggunakan skala likert, skala likert menurut Sugiono (2009, hlm. 93) menjelaskan:

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.

Berdasarkan uraian tentang alternatif jawaban dalam angket, penulis menetapkan kategori penyekoran sebagai berikut : Kategori untuk setiap butir pernyataan positif, yaitu Sangat Setuju = 5, Setuju = 4, Ragu-ragu = 3, Tidak Setuju = 2, Sangat Tidak Setuju = 1. Kategori untuk setiap pernyataan negatif, yaitu Sangat Setuju = 1, Setuju = 2, Ragu-ragu = 3, Tidak Setuju = 4, Sangat Tidak Setuju = 5.Kategori penyekoran dalam tabel 3.4 berikut ini:

Tabel 3.3 Kriteria Pemberian Skor

No Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban

Positif Negatif

1 Sangat Setuju (SS) 5 1

2 Setuju (S) 4 2

3 Ragu-ragu (R) 3 3

4 Tidak Setuju (TS) 2 4

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5

E. Teknik Analisis Data

Setelah melakukan penyebaran angket, penulis melaksanakan pengumpulan data dan selanjutnya melakukan pengolahan data dengan cara-cara sebagai berikut:


(23)

a. Menghitung Rata-rata dan Simpangan Baku

1) Mencari nilai rata-rata ( ̅) dari setiap kelompok data dengan rumus: ̅

2) Mencari simpangan baku dari setiap kelompok data dengan menggunakan rumus :

̅ b. Uji Normalitas

Uji normalitas ini bertujuan mengetahui apakah data dari hasil pengukuran normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah uji normalitas Liliefors, Nurhasan (2002, hlm. 105) caranya sebagai berikut:

1) Pengamatan X1, X2 … , Xn jika dijadikan angka baku Z1, Z2, … , Zn dengan menggunakan rumus:

2) Untuk tiap angka baku digunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang. F (Z) = P (Z ≤ Z)

3) Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2,…, Zn yang lebih kecil atau sama dengan Z1. jika proporsi dinyatakan oleh S(Z1), maka:

4) Hitung selisih F(Zi) - S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.

5) Ambil harga mutlak yang paling besar. Sebutlah nilai-nilai terbesar ini Lo. c. Menghitung Prosentase Gambaran Alternatif Jawaban

Menghitung prosentase gambaran alternatif jawaban dengan menggunakan rumus:


(24)

SENA SEFTIA FAJAR, 2014

Pengaruh Keikutsertaan Siswa Pada Pembelajaran Penjasorkes Terhadap Minat Dalam Mengikuti Ekstrakurikuler Bolavoli Di SMAN 26 Kota Bandung

Setelah data didapat kemudian menafsirkan dan menyimpulkan untuk mempermudah dalam penafsiran dan penyimpulan, dalam hal ini memilih parameter yang dikemukakan oleh Arikunto (2006, hlm. 246), dengan menafsirkan kriteria penilaian presentase sebagai berikut:

Tabel 3.4 Kriteria Frekwensi Presentase

Rentang Nilai Kriteria

76 – 100 Baik

56 – 75 Cukup

40 – 55 Kurang Baik

<40 Tidak Baik

d. Teknik Penghitungan Korelasi Dengan Skor Berpasangan

Teknik korelasi dengan sekor berpasangan dapat digunakan dengan pendekatan statistik dari pearson, dengan rumus:

  

 

2 2

2

 

2

XY

ΣΥi

)

ΣΥi

(n

ΣΧi

)

ΣΧi

(n

ΣΥi ΣΧi ΣΧiΥi

n r

 

 

Uji signifikan korelasi digunakan untuk membuktikan apakah koefisien korelasi diterima atau tidak, yaitu dengan cara menggunakan uji t melalui rumus yang disusun Sudjana (1992, hlm. 154) sebagai berikut:

2

r 1

2 n r t

  

Kriteria pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesis nol (Ho) diterima jika nilai t hitung lebih besar dari nilai t table pada tingkat kepercayaan () = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) = n - 2. Sedangkan hipotesis nol (Ho) ditolak jika nilai t hitung lebih kecil dari nilai t table pada taraf kepercayaan 0,05 dengan dk = n – 2.

Menurut Ali (1993, hlm. 90) koefisien korelasi diklasifikasikan sebagai berikut:

+ 0,00 s/d + 0,20 = tidak ada/hampir tidak ada korelasi + 0,21 s/d + 0,40 = korelasi rendah

+ 0,41 s/d + 0,60 = korelasi sedang + 0,61 s/d + 0,80 = korelasi tinggi


(25)

+ 0,81 s/d + 1,00 = korelasi sempurna e. Uji Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi dimaksudkan untuk mengetahui besarnya hubungan variabel X dengan variabel Y. Rumus koefisiensi menurut Nana Sudjana (2009, hlm. 45), sebagai berikut :

KD = r2 x 100

Peneliti dapat menafsirkan harga Koefisien Determinasi (KD) yang diperoleh dalam teknik pengujian statistik melalui modifikasi berdasarkan pada kriteria penafsiran indeks korelasi dari JP. Guildfford (Riduwan, 2006, hlm. 139), menjadi kriteria penafsiran indeks koefisien determinasi, yaitu:

Tabel 3.5 Indeks Kofisien Determinasi

Rentang Nilai Kriteria

80,00 ≤ KD ≤ 100,00 % Sangat Tinggi 60,00 ≤ KD ≤ 80,00 % Tinggi 40,00 ≤ KD ≤ 60,00 % Cukup 20,00 ≤ KD ≤ 40,00 % Rendah 00,00 ≤ KD ≤ 20,00 % Sangat Rendah


(26)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan analisis data tentang pengaruh pembelajaran penjaskes terhadap minat siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler bolavoli di SMAN 26 Bandung diambil simpulan sebagai berikut :

1. Keikusertaan siswa pada pembelajaran penjaskes di SMAN 26 Bandung ternyata perhitungan statistiknya menghasilkan angka rata-rata sebesar 89,90%. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa keikusertaan siswa pada pembelajaran penjaskes di SMAN 26 adalah baik.

2. Minat siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler bolavoli di SMAN 26 Bandung, secara kuantitatif ditunjukan oleh nilai rata-rata sebesar 93%, hal ini dapat dinterpretasikan bahwa Minat siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler bolavoli adalah baik.

3. Pengaruh keikutsertaan siswa pada pembelajaran penjaskes terhadap minat siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler bolavoli di SMAN 26 Bandung berdasarkan hasil perhitungan koefisien korelasi diperoleh angka sebasar 0,48. Angka tersebut termasuk kategori sedang karena berada pada interval 0.41 – 0.60. Sedangkan kontribusi pembelajaran penjaskes terhadap minat siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler bolavoli di SMAN 26 Kota Bandung adalah sebesar 22.58%. angka tersebut termasuk kategori rendah karena berada pada interval 0.20 - 0.41. hal ini berarti bahwa kontribusi pembelajaran penjaskes terhadap minat siswa dalam mengikuti ekstarkurikuler bolavoli adalah rendah.


(27)

B. Saran

Setelah mengkaji seluruh permasalahan dan hasil dari penelitian yang dilakukan, maka penulis mengemukakan beberapa saran sebagai berikut: Kepada para siswa yang mengikuti pembelajaran ekstrakurikuler bolavoli di SMAN 26 Bandung diharapkan bisa mempertahankan minat yang ada pada sekarang ini dan saran untuk sekolah agar memperhatikan sarana dan pra sarana bolavoli, agar di tambah untuk menambah minat terhadap pembelajaran ekstrakurikuler bolavoli dan terhadap mata pelajaran penjas.


(1)

Dari tabel 3.2 di atas, mengenai kisi-kisi intrumen pengaruh pembelajaran penjaskes terhadap minat siswa mengikuti ekstrakurikuler bolavoli di SMAN 26 Bandung tampak komponen, sub komponen, dan indikator untuk membuat butir pernyataan. Setiap butir yang telah di iringi dengan alternatife jawaban. Dalam alternatife jawaban setiap butir pernyataan angket diberikan bobot skor dengan menggunakan skala likert, skala likert menurut Sugiono (2009, hlm. 93) menjelaskan:

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.

Berdasarkan uraian tentang alternatif jawaban dalam angket, penulis menetapkan kategori penyekoran sebagai berikut : Kategori untuk setiap butir pernyataan positif, yaitu Sangat Setuju = 5, Setuju = 4, Ragu-ragu = 3, Tidak Setuju = 2, Sangat Tidak Setuju = 1. Kategori untuk setiap pernyataan negatif, yaitu Sangat Setuju = 1, Setuju = 2, Ragu-ragu = 3, Tidak Setuju = 4, Sangat Tidak Setuju = 5.Kategori penyekoran dalam tabel 3.4 berikut ini:

Tabel 3.3 Kriteria Pemberian Skor

No Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban

Positif Negatif

1 Sangat Setuju (SS) 5 1

2 Setuju (S) 4 2

3 Ragu-ragu (R) 3 3

4 Tidak Setuju (TS) 2 4

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5

E. Teknik Analisis Data


(2)

63

SENA SEFTIA FAJAR, 2014

Pengaruh Keikutsertaan Siswa Pada Pembelajaran Penjasorkes Terhadap Minat Dalam Mengikuti Ekstrakurikuler Bolavoli Di SMAN 26 Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Menghitung Rata-rata dan Simpangan Baku

1) Mencari nilai rata-rata ( ̅) dari setiap kelompok data dengan rumus: ̅

2) Mencari simpangan baku dari setiap kelompok data dengan menggunakan rumus :

̅ b. Uji Normalitas

Uji normalitas ini bertujuan mengetahui apakah data dari hasil pengukuran normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah uji normalitas Liliefors, Nurhasan (2002, hlm. 105) caranya sebagai berikut:

1) Pengamatan X1, X2 … , Xn jika dijadikan angka baku Z1, Z2, … , Zn

dengan menggunakan rumus:

2) Untuk tiap angka baku digunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang. F (Z) = P (Z ≤ Z)

3) Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2,…, Zn yang lebih kecil atau sama dengan Z1. jika proporsi dinyatakan oleh S(Z1), maka:

4) Hitung selisih F(Zi) - S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.

5) Ambil harga mutlak yang paling besar. Sebutlah nilai-nilai terbesar ini Lo. c. Menghitung Prosentase Gambaran Alternatif Jawaban

Menghitung prosentase gambaran alternatif jawaban dengan menggunakan rumus:


(3)

Setelah data didapat kemudian menafsirkan dan menyimpulkan untuk mempermudah dalam penafsiran dan penyimpulan, dalam hal ini memilih parameter yang dikemukakan oleh Arikunto (2006, hlm. 246), dengan menafsirkan kriteria penilaian presentase sebagai berikut:

Tabel 3.4 Kriteria Frekwensi Presentase

Rentang Nilai Kriteria

76 – 100 Baik

56 – 75 Cukup

40 – 55 Kurang Baik

<40 Tidak Baik

d. Teknik Penghitungan Korelasi Dengan Skor Berpasangan

Teknik korelasi dengan sekor berpasangan dapat digunakan dengan pendekatan statistik dari pearson, dengan rumus:

  

 

2 2

2

 

2

XY ΣΥi ) ΣΥi (n ΣΧi ) ΣΧi (n ΣΥi ΣΧi ΣΧiΥi n r    

Uji signifikan korelasi digunakan untuk membuktikan apakah koefisien korelasi diterima atau tidak, yaitu dengan cara menggunakan uji t melalui rumus yang disusun Sudjana (1992, hlm. 154) sebagai berikut:

2 r 1 2 n r t   

Kriteria pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesis nol (Ho) diterima jika nilai t hitung lebih besar dari nilai t table pada tingkat kepercayaan () = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) = n - 2. Sedangkan hipotesis nol (Ho) ditolak jika nilai t hitung lebih kecil dari nilai t table pada taraf kepercayaan 0,05 dengan dk = n – 2.

Menurut Ali (1993, hlm. 90) koefisien korelasi diklasifikasikan sebagai berikut:

+ 0,00 s/d + 0,20 = tidak ada/hampir tidak ada korelasi + 0,21 s/d + 0,40 = korelasi rendah


(4)

65

SENA SEFTIA FAJAR, 2014

Pengaruh Keikutsertaan Siswa Pada Pembelajaran Penjasorkes Terhadap Minat Dalam Mengikuti Ekstrakurikuler Bolavoli Di SMAN 26 Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

+ 0,81 s/d + 1,00 = korelasi sempurna e. Uji Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi dimaksudkan untuk mengetahui besarnya hubungan variabel X dengan variabel Y. Rumus koefisiensi menurut Nana Sudjana (2009, hlm. 45), sebagai berikut :

KD = r2 x 100

Peneliti dapat menafsirkan harga Koefisien Determinasi (KD) yang diperoleh dalam teknik pengujian statistik melalui modifikasi berdasarkan pada kriteria penafsiran indeks korelasi dari JP. Guildfford (Riduwan, 2006, hlm. 139), menjadi kriteria penafsiran indeks koefisien determinasi, yaitu:

Tabel 3.5 Indeks Kofisien Determinasi

Rentang Nilai Kriteria

80,00 ≤ KD ≤ 100,00 % Sangat Tinggi 60,00 ≤ KD ≤ 80,00 % Tinggi 40,00 ≤ KD ≤ 60,00 % Cukup 20,00 ≤ KD ≤ 40,00 % Rendah 00,00 ≤ KD ≤ 20,00 % Sangat Rendah


(5)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan analisis data tentang pengaruh pembelajaran penjaskes terhadap minat siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler bolavoli di SMAN 26 Bandung diambil simpulan sebagai berikut :

1. Keikusertaan siswa pada pembelajaran penjaskes di SMAN 26 Bandung ternyata perhitungan statistiknya menghasilkan angka rata-rata sebesar 89,90%. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa keikusertaan siswa pada pembelajaran penjaskes di SMAN 26 adalah baik.

2. Minat siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler bolavoli di SMAN 26 Bandung, secara kuantitatif ditunjukan oleh nilai rata-rata sebesar 93%, hal ini dapat dinterpretasikan bahwa Minat siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler bolavoli adalah baik.

3. Pengaruh keikutsertaan siswa pada pembelajaran penjaskes terhadap minat siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler bolavoli di SMAN 26 Bandung berdasarkan hasil perhitungan koefisien korelasi diperoleh angka sebasar 0,48. Angka tersebut termasuk kategori sedang karena berada pada interval 0.41 – 0.60. Sedangkan kontribusi pembelajaran penjaskes terhadap minat siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler bolavoli di SMAN 26 Kota Bandung adalah sebesar 22.58%. angka tersebut termasuk kategori rendah karena berada pada interval 0.20 - 0.41. hal ini berarti bahwa kontribusi pembelajaran penjaskes terhadap minat siswa dalam mengikuti ekstarkurikuler bolavoli adalah rendah.


(6)

74

B. Saran

Setelah mengkaji seluruh permasalahan dan hasil dari penelitian yang dilakukan, maka penulis mengemukakan beberapa saran sebagai berikut: Kepada para siswa yang mengikuti pembelajaran ekstrakurikuler bolavoli di SMAN 26 Bandung diharapkan bisa mempertahankan minat yang ada pada sekarang ini dan saran untuk sekolah agar memperhatikan sarana dan pra sarana bolavoli, agar di tambah untuk menambah minat terhadap pembelajaran ekstrakurikuler bolavoli dan terhadap mata pelajaran penjas.


Dokumen yang terkait

MODEL PEMBELAJARAN KELINCAHAN GERAK DALAM LINGKUNGAN PERSAWAHAN TERHADAP MINAT DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PENJASORKES PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 MLOWOKARANGTALUN KECAMATAN

0 3 95

MINAT DAN MOTIF SISWI MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA FUTSAL SMA DI KOTA BANDUNG.

1 6 43

DAMPAK EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA PERMAINAN DAN EKSTRAKURIKULER BELADIRI TERHADAP BENTUK KEPEMIMPINAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENJAS DI SMAN 2 KOTA SUKABUMI.

0 4 58

PERBANDINGAN MOTIVASI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN PENJAS ANTARA SISWA YANG MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS DENGAN BOLA VOLI DI SMAN 11 BANDUNG.

0 7 43

PERBANDINGAN TINGKAT DISIPLIN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA TANGAN DAN KARATE DALAM PELAJARAN PENJAS DI SMAN 24 BANDUNG.

0 1 39

PRESTASI AKADEMIK DITINJAU DARI AKTIVITAS SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DAN MINAT SISWA Prestasi Akademik ditinjau dari Aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan Ekstrakurikuler dan minat siswa mengikuti kegiatan Belajar mengajar pada Mat

0 3 16

PENGARUH PENGGUNAAN AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLABASKET TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA YANG MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER BOLABASKET DI SMAN 9 BANDUNG.

0 1 41

Pengaruh Minat Dalam Mengikuti Pelajaran Penjasorkes Terhadap Hasil Belajar Penjasorkes Siswa SMP Negeri 1 Bergas Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Tahun 2009.

0 0 1

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG SISWA DALAM MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI DI SMA NEGERI 1 BANJARNEGARA.

0 2 77

PENGARUH PENGGUNAAN AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLABASKET TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA YANG MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER BOLABASKET DI SMAN 9 BANDUNG - repositoryUPI S JKR 0800744 Title

0 0 3