Hubungan Usia Ibu, Paritas, dan Berat Bayi Lahir Terhadap Kala II Lama di Rumah Sakit Adji Darmo Lebak

(1)

i

HUBUNGAN USIA IBU, PARITAS, DAN BERAT LAHIR

TERHADAP KALA II LAMA DI RUMAH SAKIT ADJI

DARMO LEBAK

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

OLEH : Agus Anang Fatoni NIM: 108103000050

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 22 Juli 2011


(3)

iii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

HUBUNGAN USIA IBU, PARITAS, DAN BERAT LAHIR TERHADAP

KALA II LAMA DI RSUD Dr. ADJIDARMO KABUPATEN LEBAK

Laporan Penelitian

Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Kedokteran (S.Ked)

Oleh :

Agus Anang Fatoni

NIM: 108103000050

Pembimbing I

Prof. DR. dr. Sardjana Sp.OG (K) SH

Pembimbing II

drg. Laifa A.Hendarmin P.hD

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(4)

iv

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN USIA IBU, PARITAS, DAN BERAT LAHIR TERHADAP KALA II LAMA DI RSUD Dr. ADJIDARMO

KABUPATEN LEBAK yang diajukan oleh Agus Anang Fatoni (NIM:

108103000050), telah diujikan dalam sidang di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada 22 Juli 2011. Laporan penelitian ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) pada Program Studi Pendidikan Dokter.

Ciputat, 22 Juli 2011

DEWAN PENGUJI Penguji I

Prof. DR. dr. Sardjana, SpOG(K), SH

Penguji II

dr. H. Taufik Zain SpOG(K)Onk

Penguji III

DR. dr. Syarif Hasan Lutfie, Sp.KFR

PIMPINAN FAKULTAS Dekan FKIK UIN

Prof. DR. (hc). dr. M.K. Tadjudin, SpAnd

Kaprodi PSPD FKIK UIN


(5)

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan, yang telah mengizinkan saya untuk terus tumbuh dan belajar menjadi seorang dewasa hingga tepat pada waktunya saya dapat menyelesaikan penelitian ini. Saya menyadari tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan penelitian ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1) Prof. DR. (hc). dr. M.K. Tadjudin, SpAnd, Drs. Achmad Ghalib, MA, dan Dra. Farida Hamid, M.Pd selaku Dekan dan Pembantu Dekan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang senantiasa memberikan semangat agar terus berjuang untuk menjadi lebih baik dan lebih baik lagi.

2) DR. dr. Syarief Hasan Lutfie, SpRM sebagai Kaprodi PSPD dan untuk semua dosen, yang telah begitu banyak membimbing dan memberikan kesempatan untuk menimba ilmu selama saya menjalani masa pendidikan di PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, rasa hormat saya atas segala yang telah mereka berikan.

3) Prof. DR. dr. Sardjana, SpOG (K), SH dan drg. Laifa Annisa Hendarmin, Ph,D selaku pembimbing yang telah banyak menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dan mengarahkan saya dalam penyusunan riset ini.

4) dr. Taufik Zen, SpOG (K) selaku penguji yang telah menyediakan waktu, memberikan bimbingan dan masukan dalam perbaikan riset ini.

5) Direktur RSUD Adjidarmo Kabupaten Lebak yang telah mengizinkan dan memperbolehkan melakukan penelitian ini sehingga hal ini memperlancar proses penelitian, dan dr. Yusrizal Syamsul Rifa’I, SpOG, serta Bidan yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama saya mengambil data.


(6)

vi

6) Ibu Silvia Nasution, M, Biomed selaku penanggung jawab riset PSPD 2008 yang selalu mengingatkan kami untuk segera menyelesaikan riset. 7) Direktorat Jendral Pekapontren Kementrian Agama Republik Indonesia

yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk menjadi salah satu anggota Penerima Beasiswa Santri Berprestasi di PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini. Terima kasih atas bimbingan, pembinaan, dan berbagai pengalaman yang telah diberikan.

8) Orang tua saya yang amat saya cintai, yang memberikan semangat serta mengiringi langkah saya menuju kesuksesan dengan doa. Terima kasih atas segala kebaikan dan pelajaran kehidupanyang telah diberikan.

9) Seluruh keluarga besar, terima kasih atas dukungan materil dan moril yang tidak ternilai harganya, semoga saya bisa membanggakan kalian.

10) Seluruh teman dan sahabat PSPD (khususnya 2008), Pondok Pesantren

Mamba’ul Hisan Sidayu Gresik, CSS MoRA, CIMSA (khususnya SCORA) , BEMJ Pendidikan Dokter, BEMF FKIK dan semua teman yang saya kenal. Terima kasih kalian telah memberi warna dalam hidupku dan menjadikan duniaku begitu indah penuh makna.


(7)

vii

ABSTRAK

Agus Anang Fatoni. Program Studi Pendidikan Dokter. Hubungan Usia Ibu, Paritas, dan Berat Bayi Lahir Terhadap Kala II Lama di Rumah Sakit Adji Darmo Lebak

Kala II lama merupakan salah satu penyebab mortalitas dan morbiditas ibu dan bayi.

Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan usia ibu, paritas, dan berat lahir terhadap persalinan dengan kala II lama.

Desain penelitian adalah potong lintang dengan sampel 384 ibu yang melahirkan di rumah sakit Adji Darmo Lebak pada bulan Juli sampai dengan bulan Desember 2010.

Hasil penelitian menunjukkan Tidak terdapat hubungan antara usia ibu dengan kala II lama (p=0.442). Ada hubungan antara paritas dengan kala II lama (p=0.015). Nullipara memiliki faktor resiko 1.768 kali lebih besar dari pada multipara terhadap kala II lama. Ada hubungan antara berat lahir dengan kala II lama (p=0.000). Ibu yang mengalami kala II lama memiliki berat lahir rata-rata lebih besar (3132 g) dari pada ibu yang tidak mengalami kala II lama (2830 g). Dari hasil di atas, maka seseorang dengan faktor resiko sebaiknya mempersiapkan diri. Dan jika terjadi kala II lama, hendaknya dokter dan pasien memutuskan tindakan yang tepat untuk meminimalkan mortalitas dan morbiditas

Kata kunci :kala II lama, usia ibu, paritas, nullipara, berat lahir, persalinan ABSTRACT

Agus Anang Fatoni. Medical Education Study Program. Association Maternal age, Parity, and Birth Weight with Prolonged Second Stage of Labor at Adji Darmo Hospital Lebak

Prolonged second stage of labor is one cause of maternal and perinatal mortality and morbidity.

The objective of research was to determine the association of maternal age, parity, and birth weight with prolonged second stage of labor.

The design is a cross-sectional study with a sample of 384 mothers who gave birth in Adji Darmo hospital Lebak in July until December 2010.

The results showed anassociation between maternal age with prolonged second stage of labor (p=0.442). There is association between the parity with prolonged second stage of labor (p=0.015). Nullipara have risk factor 1.768 more than multiparous. There is association between birth weight with prolonged second stage of labor (p=0.000). Mothers with prolonged second stage of labor has an average birth weight is greater (3132 g) than in mothers without prolonged second stage of labor (2830 g).

From the above results, then someone with risk factors should be prepared. And if there is prolonged second stage of labor, should doctors and patients decide the appropriate action to minimize mortality and morbidity.

Key words: prolonged second stage of labor, maternal age, parity, nullipara, birth weight, birth


(8)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK/ABSTRACT ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR SINGKATAN ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB 1. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 2

1.3. Hipotesis... 3

1.4. Tujuan Penelitian ... 3

1.5. Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1. Tinjauan Pustaka ... 5

2.1.1. Partus ... 5

2.1.2. Tahapan Persalinan ... 8

2.1.3. Kala II Lama ... 10

2.1.4. Usia Ibu ... ... 11

2.1.5. Paritas ... 12

2.1.6. Berat Bayi Lahir ... 12

2.2. Kerangka Teori ... 13

2.3. Kerangka Konsep ... 13

2.4. Definisi Operasional ... 14

BAB 3. METODE PENELITIAN ... 15


(9)

ix

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 15

3.3. Populasi dan Sampel ... 15

3.3.1. Populasi Target ... 15

3.3.2. Populasi Studi ... 15

3.3.3. Subjek Penelitian ... 16

3.3.4. Sampel ... 16

3.4. Instrumen Penelitian ... 16

3.5. Alur Penelitian ... 16

3.6. Pengumpulan Data ... 17

3.7. Pengolahan Data ... 17

3.8. Analisis Data ... 17

3.8.1. Analisis Univariat ... 17

3.8.2. Analisis Bivariat ... 18

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 19

4.1. Uji Univariat ... 19

4.2. Uji Bivariat ... 21

4.2.1. Hubungan Usia Ibu Terhadap Kala II Lama ... 21

4.2.2. Hubungan Paritas Terhadap Kala II Lama ... 23

4.2.3. Hubungan Berat Lahir Terhadap Kala II Lama ... 4.3. Keterbatasan Penelitian ... 26 30 BAB 5. SIMPULAN DAN SARAN ... 31

5.1. Simpulan ... 31

5.2. Saran ... 31

DAFTAR PUSTAKA ... 32


(10)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Bentuk Jalan Lahir ... 7

Tabel 2.2. Ukuran Ideal Pelvis ... 7

Tabel 4.1. Frekuensi Kala II Lama di RS Adji Darmo ... 19

Tabel 4.2. Diskripsi Data Usia pada Sampel ... 19

Tabel 4.3. Frekuensi Paritas ... 20

Tabel 4.4. Diskripsi Data Berat Lahir ... 20

Tabel 4.5. Uji Normalitas Usia Ibu ... 21

Tabel 4.6. Nilai Rank Usia Ibu ... 21

Tabel 4.7. Hasil Uji Wann Whitney Usia Ibu terhadap Kala II Lama ... 22

Tabel 4.8. Crosstabulation Paritas X Kala II Lama ... 23

Tabel 4.9. Hasil Uji Chi Square untuk Paritas ... 24

Tabel 4.10. Estimasi Resiko Kala II Lama pada Paritas ... 25

Tabel 4.11. Uji Normalitas Berat Lahir ... 26

Tabel 4.12. Nilai Rank Berat Lahir ... 27

Tabel 4.13. Hasil Uji Mann Whitney Berat Lahir ... 27

Tabel 4.14. Crosstabulation Berat Lhir X Kala II Lama ... 28

Tabel 4.15. Hasil Uji Chi Square Berat Lahir ... 29


(11)

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1. Kerangka Teori ... 13 Gambar 2.2. Kerangka konsep ... 13 Gambar 3.1. Cara kerja penelitian ... 16


(12)

xii

DAFTAR SINGKATAN

AKI Angka Kematian Ibu

BKKBN Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional

SDKI Survey DemografiKesehatan Indonesia

ACOG American Collage of Obstetricians and Gynecologists


(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat izin Penelitian dari Fakultas... 34

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian dari RS Adji Darmo ... 35

Lampiran 3 Hasil Analisis Data ... 36


(14)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.2. Latar Belakang

Kematian ibu pada saat hamil dan melahirkan merupakan masalah besar di dunia. Angka kematian ibu (AKI) di dunia berdasarkan data WHO pada tahun 2003, didapatkan bahwa dalam setiap menit seorang perempuan meninggal karena komplikasi yang terkait dengan proses kehamilan dan persalinannya. Sebanyak 99% kematian ibu di dunia terjadi di negara-negara berkembang.1

Wenurut WHO, Asia Tenggara merupakan kawasan penyumbang AKI terbasar pada tahun 2008. Sepertiga dari seluruh kematian ibu dan anak global berasal dari kawasan ini. WHO memperkirakan, sebanyak 3,7 juta kelahiran terjadi di kawasan Asia Tenggara setiap tahun. Sementara total kematian ibu dan bayi baru lahir di kawasan ini diperkirakan berturut-turut adalah 170 ribu dan 1,3 juta per tahun. Sebanyak 98% dari seluruh kematian ibu dan anak di kawasan ini ter jadi di India, Bangladesh, Indonesia, Nepal , dan Myanmar.1

Sampai saat ini angka kematian ibu melahirkan belum dapat turun seperti yang diharapkan. Menurut laporan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada bulan Juli tahun 2005, AKI masih berkisar 307 per 100.000 kelahiran hidup. Pemerintah sebenarnya telah bertekad untuk menurunkan AKI dari 309 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1994 menjadi 225 per 100.000 kelahiran pada tahun 1999, dan menurunkan lagi menjadi 125 per 100.000 kelahiran pada tahun 2010. Tetapi pada kenyataanya AKI hanya berhasil diturunkan menjadi 334 per 100.000 kelahiran pada tahun 1997, dan menjadi 309 per 100.000 pada tahun 2003 menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI). 2


(15)

2

Telah diketahui bahwa tiga penyebab utama kematian ibu dalam bidang obgin adalah perdarahan 45%, infeksi 15%, dan hipertensi dalam kehamilan (preeklamsi) 13%. Selain itu, partus lama (partus lebih dari 18 jam) merupakan salah satu dari beberapa penyebab kematian ibu dan bayi baru lahir. Partus lama rata-rata di dunia menyebabkan kematian ibu sebesar 8 % dan di Indonesia sebesar 9 %. Partus lama menjadi salah satu penyebab kematian ibu karena pada partus lama akan menyebabkan infeksi, kehabisan tenaga, dehidrasi pada ibu, dan dapat terjadi perdarahan post partum yang sangat membahayakan keselamatan ibu.3

Kala II lama merupakan salah satu penyebab mortalitas dan morbiditas ibu, meskipun menurut penelitian menunjukkan hasil yang tidak bermakna.4 Selain itu kala II lama yang merupakan abnormalitas fase kehamilan (abnormalities of second stages of labor) juga dapat menyebabkan kematian pada bayi.4 Dari sinilah, peneliti mengambil judul penelitian “Hubungan Usia Ibu, Paritas, dan Berat Lahir Terhadap Kala II Lama di Rumah Sakit Adji Darmo Lebak Periode Juli-Desember 2010”.

1.2. Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan umur ibu, paritas, dan berat baru lahir terhadap terjadinya persalinan dengan kala II lama?

Apabila masalah penelitian diperinci menurut faktor resikonya maka dapat dirumuskan sub masalah sebagai berikut :

1. Apakah ada hubungan usia ibu terhadap terjadinya persalinan dengan kala II lama?

2. Apakah ada hubungan paritas terhadap terjadinya persalinan kala II lama?

3. Apakah ada hubungan beratlahir terhadap terjadinya persalinan dengan kala II lama?


(16)

3

1.3. Hipotesis

Ada hubungan umur ibu, paritas, dan berat lahir terhadap terjadinya persalinan dengan kala II lama.

Jika diperinci menurut faktor resikonya maka dapat dijadikan sub hipotesis sebagai berikut :

1. Ada hubungan umur ibu terhadap terjadinya persalinan dengan kala II lama.

2. Ada hubungan paritas terhadap terjadinya persalinan kala II lama.

3. Ada hubungan berat lahir terhadap terjadinya persalinan dengan kala II lama.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui data faktor resiko terhadap kejadian persalinan dengan kala II lama.

Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui jumlah prevalensi melahirkan dengan kala II lama di rumah sakit Adji Darmo.

2. Untuk mengetahui hubungan umur ibu terhadap terjadinya persalinan dengan kala II lama

3. Untuk mengatahui hubungan jumlah paritas terhadap terjadinya persalinan kala II lama?

4. Untuk mengetahui hubungan berat lahir terhadap terjadinya persalinan dengan kala II lama?

1.5. Manfaat Penelitian

Bagi rumah sakit :

1. Memberi informasi angka kejadian kala II lama yang mendapat perawatan di rumah sakit Adji Darmo.


(17)

4

2. Memberi referensi tentang hubungan umur ibu, paritas, dan berat lahir terhadap persalinan dengan kala II lama, sehingga pasien dengan faktor resiko dapat ditangani dengan baik.

Bagi Pasien:

1. Mengetahui faktor resiko kejadian kala II lama, sehingga pasien atau masyarakat umum dapat menghindari faktor resiko tersebut.

2. Mempersiapkan diri agar kemungkinan terjadinya persalinan dengan kala II lama dapat diminimalkan.

Bagi peneliti :

1. Sebagai salah satu persyaratan kelulusan dalam menyelesaikan program program studi pendidikan dokter.

2. Dapat menggali informasi tentang kala II lama serta hubungan umur ibu, paritas, dan berat lahir terhadap persalinan dengan kala II lama.

Dan bagi institusi dapat menjadikan dasar bukti medis secara ilmiah tentang hubungan faktor umur ibu, jumlah paritas, dan berat bayi lahir terhadap persalinan dengan kala II lama.


(18)

5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Partus

Partus (labor) adalah proses melahirkan, dari awal kontraksi yang sesungguhnya sampai selesai melahirkan.5 Pada proses partus, hasil konsepsi (janin, membran, tali pusat, dan plasenta) dikeluarkan ke luar rahim.6 Partus adalah proses fisiologis yang melibatkan satu rangkaian peristiwa, beruntun mulai perubahan dalam desidua, miometrium, dan serviks uterus yang bisa terjadi dalam waktu lama (hari sampai minggu) atau terjadi cepat (menit sampai jam) dan memuncak pada saat keluarnya janin (delivery of the fetus). Perubahan biokimia jaringan ikat pada serviks uterus nampaknya mendahului kontraksi rahim dan pelebaran serviks, dan semua peristiwa ini biasanya terjadi sebelum pecahnya selaput janin.7

Partus adalah diagnosis, dimana partus terjadi bila terdapat tiga hal yaitu kontraksi uterus yang nyeri, pembukaan dan dilatasi serviks progresif, dan menunjukkan debit perdarahan (bloodydischarge). Dilatasi serviks tanpa adanya kontraksi uterin terkadang dijumpai pada trimester kedua dan suggestive of cervical insufficiency. Demikian pula kehadiran kontraksi uterus tanpa adanya perubahan serviks tidak memenuhi kriteria untuk diagnosis partus. Kontraksi semacam ini sering dikaitkan dengan kontraksi palsu (his palsu) atau iritabilitas uterus.8

Partus bukan merupakan proses pasif dimana kontraksi uterus mendorong benda kaku melalui lobang tetap. Kemampuan janin untuk berhasil menegosiasikan panggul selama persalinan tergantung pada interaksi yang kompleks antara tiga variable, yaitu : power (kontraksi rahim atau his), passenger (janin), dan passage (baik panggul tulang dan jaringan lunak panggul).Meskipun kebijaksanaan konvensional


(19)

6

menyatakan bahwa kontraksi kuat lebih cendrung dikaitkan dengan hasil yang sukses, tidak ada data untuk mendukung kesimpulan ini. Selain itu, partus lama mungkin disebabkan hasil dari resistensi rendah dari jaringan lunak panggul (leher rahim pada tahap pertama partus (kala satu) dan otot-otot dasar panggul dalam kala dua) bukan dari aktivitas miometrium tinggi.8

His (power) dipicu oleh oksitosin yang dikeluarkansemakin lama semakin banyak pada minggu ke 20-23 kehamilan. Sifat elastis yang dimiliki uterus menyebabkan jumlah reseptor oksitosin yang berada di otot polos uterus semakin banyak. Selain itu, jumlah gap jungtion untuk melakukan koordinasi his semakin tercapai untuk pembukaan serviks uteri.9

Peningkatan jumlah reseptor oksitosin dan gap jungtion dipicu oleh esterogen yang semakin meningkat menjelang kelahiran, dan progesteron pun menurun seiring dengan penuaan plasenta. Semakin tua, usia kehamilan maka Braxton Hicks (his sebelum persalinan) semakin sering terjadi. Pada akhirnya, pembentukan oksitosin dan gap jungtion mencapai puncaknya dan Braxton Hicks pun berubah menjadi his persalinan.9

Kontraksi (his) yang semakin kuat menimbulkan peningkatan tekanan hidrostatik cairan amnion sehingga membantu dalam perlunakan serviks uteri dan pembukaan serviks uteri sebagai jalan lahir pasif. Setelah serviks mengalami pembukaan maksimal maka ketuban akan pecah spontan yang memiliki arti klinis penting yaitu:

1. Air ketuban merupakan disinfektan. 2. Melicinkan jalan lahir.

3. Pecahnya ketuban mengakibatkan bagian terendah akan langsung menekan serviks dan mempercepat pembukaan. 4. Bagian terendah langsung menekan pleksus Frankenhauser,


(20)

7

Jalan lahir (passanger) terdiri dari tulang pelvis dan otot pelvis. Jalan lahir tulang oleh Coldwell-Malloy ditetapkan berdasarkan bentuk seperti dapat dilihat pada table 2.1. sedangkan ukuran ideal pelvis dapat dilihat dalam table 2.2. 9

Tabel 2.1. Bentuk jalan lahir tulang

Bentuk Keterangan

Ginekoid (normal) Bentuk agak bulat, sudut subpubis yang lebar, dinding samping hampir sejajar spina isiadika yang lebar, ruang sakroskiatik yang luas.

Android pelvis Bentuk seperti jagung, sudut subpubis yang sempit, jarak spinaisiadika yang pendek dan menonjol, ruang sakroskiatik yang sempit

Anthropoid pelvis Diameter konyugata yang panjang, sudut subpubis yang sempit, ruang sakroskiatik yang luas

Platipoloid pelvis Diameter konyugata yang sempit, diameter transversalis yang panjang, sudut subpubis yang panjang

Sumber : Ilmu Kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirodiharjo dengan modifikasi

Tabel 2.2. Ukuran Ideal pelvis Ukuran Ideal Pelvis Pintu atas

panggul

Bentuk bulat atau oval trasversalis, tindakan terdapat tonjolan os sacrum, diameter transversalis 13 cm, diameter anterior posterior 12 cm, sudut PAP tidak kurang 55º

Ruang pelvis Melengkung dengan dinding ka/ki mendatar,spina isciadika tidak menonjol, lengkungan sacrum merata, panjang lig. Sakrospinosum minimal 3 ½ cm

Pintu bawah panggul

Lengkung pubis, sudut subpubis lebih dari 80º, diameter intertuberosum minimal 10 cm


(21)

8

Serviks juga merupakan jalan lahir yang berupa jaringan lunak. Persalinan menginduksi serviks untuk berubah bentuk. Perubahan ini berupa pendataran serviiks dan dilatasi serviks.

Pendataran serviks (obliterasi) adalah pemendekan saluran serviks dari panjang kira-kira 2 cm menjadi hanya berupa muara melingkar dengan tepi hampir setipis kertas. Proses ini disebut sebagai pendataran (effacement) dan terjadi dari atas ke bawah. Serabut otot setinggi os serviks internum ditarik ke atas, atau didekatkan, menju segmen bawah uterus, sementara kondisi os eksternum untuk sementara tidak berubah.

Dilatasi serviks ditentukan dengan memperkirakan diameter rata-rata bukaan serviks. Dibandingkan dengan korpus uteri, segmen bawah uterus dan serviks merupakan daerah yang resistensinya kecil. Oleh karena itu, selama terjadi kontraksi, struktur-struktur ini mengalami peregangan, yang dalam prosesnya serviks mengalami ntarikan sentrifugal. Ketika kontraksi uterus menimbulkan tekanan pada selaput ketuban, tekanan hidrostatik kantang amnion akan melebarkan saluran serviks. Bila selaput ketuban sudah pecah, tekanan pada bagian terbawah janin terhadap serviks dan segmen bawah sama efektifnya. Ketuban pecah dini tidak tidak mengurangi dilatasi serviks. 14

Passenger terdiri dari janin, plasenta, dan selaput ketuban. Persalinan tergantung dari besar janin, letak kepala, dan ukuran kepala janin.

2.1.2. Tahapan Persalinan

Secara Internasional terdapat 3 tahapan (stages) melahirkan, kala I (First stage of labor), kala II ( second stage of`labor), dan kala II (thirt stage of labor). Tetapi di RS Cipto Mangunkusumo di kenal juga kala IV yaitu setelah plasenta lahir sampai 1 jam. Kala IV dianggap penting untuk mengamati apakah ada perdarahan postpartum


(22)

9

a. Kala I

Secara klinis, kala I dapat dinyatakan sebagai mulainya partus. Kala I dimulai saat timbul his (bukan Broxton Hicks) dan wanita tersebut mengeluarkan lendir yang bersemu dengan darah (bloody show). Lendir yang bersemu darah ini berasal dari kanalis servikalis karena serviks mulai membuka dan melebar. Kapiler-kapiler pecah ketika serviks bergeseran ketika mulai membuka.

Menurut keterangan dalam buku Ilmu Kebidanan yang ditulis oleh Prof. dr.Hanifa Wiknjosatro, Sp, OG proses membukanya serviks dibagi menjadi dua fase.

1. Fase laten : berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat sampai mencapai ukuran 3 cm.

2. Fase aktif : yang dibagi menjadi tiga fase lagi

a. Fase akselerasi : dalam 2 jam pembukaan 3 cm tadi menjadi 4 cm.

b. Fase dilatasi maksimal : dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.

c. Fase deselerasi : pembukaan menjadi lambat kembali. Dalaam waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi lengkap.10 Mekanisme pembukaan serviks berbeda antara primigravida dan multigravida. Pada primigravida ostium uteri internum akan membuka lebih dulu, sehingga sehingga serviks akan mendatar dan menipis. Baru kemudian ostium uteri eksternum membuka. Pada multigravida osteum uteri internum sudah sedikit terbuka. Ostium internum dan eksternum serta penipisan dan pendataran serviks terjadi dalam waktu yang bersamaan. Pada multigravida kala I terjadi lebih cepat.10


(23)

10

b. Kala II

Kala II dimulai dari pembukaan yang sudah lengkap dan dilanjutkan dengan lahirnya janin. Pada fase ini terjadi dorongan secara volunter dan involunter.11 His menjadi lebih kuat dan cepat, kira-kira 2-3 menit sekali. Biasanya kepala janin sudah diruang panggul. His dirasakan tekanan otot-otot dasar panggul , yang secara refleks menimbulkan rasa mengedan. Ibu juga merasakan seperti buang air besar. Kemudian perineum mulai menonjol dan menjadi lebar dengan anus membuka. Labia mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala janin tampak pada vulva ketika his, dan dengan his yang kuat kuat dan kekuatan mengejan yang maksimal kepala janin dilahirkan dengan suboksiput dibawah simpisis dan dahi, muka, dan dagu melewati perineum. Setelah istirahat sebentar, his mulai lagi untuk mengeluarkan anggota badan bayi yang lain. Pada primigravida kala II berlangsung rata-rata 1,5 jam dan pada multipara biasanya 0,5 jam.10

c. Kala III

Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri agak di atas pusat. Beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam waktu 6 menit sampai 15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri, pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah.10

2.1.3. Kala II lama

American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) mendefinisikan kala II lama (prolonged second stage of labor) sebagai berikut : dalam nullipara 3 jam dengan epidural dan 2 jam tanpa epidural, dalam multi para 2 jam dengan epidural dan satu jam tanpa epidural.12

Secara tradisional di nulliparas, aturan 2 jam digunakan sebagai batas atas dari kala II, jika lebih dari itu maka direkomendasikan untuk


(24)

11

operasi atau tindakan lainnya. Asal-usul dari aturan ini tidaklah jelas tetapi diyakini berasal dari studi yang dilakukan oleh Hellman dan Prystowsky pada tahun 1952, yang menunjukkan bahwa kala II yang melebihi dua jam dapat sangat merugikan.12

Morbiditas meningkat pada kala II lama yang ditunjukkan dari hasil penelitian Williams pada tahun 1952. Tetapi pada kenyataannya, sejumlah penelitian yang lebih baru dengan jelas menunjukkan bahwa, tidak ada hubungan antara kala II lama dengan hasil perinatal.12

Sebuah penelitian oleh Fraser, dkk. Menemukan bahwa faktor resiko untuk lamanya persalinan pada nullipara pada kala II adalah posisi janin yang abnormal; high fetal station pada dilatasi maksimum; usia ibu lebih dari 35 tahun; dan tinggi ibu kurang dari 160 cm.12

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh M. P. O’Connell, ddk.

Wanita dengan kala II pendek (kurang dari 2 jam) secara signifikan lebih muda (usia rata-rata 23,3 vs 24,9 tahun) dan memiliki bayi secara signifikan lebih kecil (rata-rata 3315 g vs 3463 g) dibandingkan perempuan kala II lama. Kala II lama pada persalinan secara signnifikan berhubungan dengan oksitosin dan menggunakan epidural.13

Kala II lama menjadi salah satu penyebab kematian ibu karena pada partus lama akan menyebabkan infeksi, kehabisan tenaga, dehidrasi pada ibu, dan dapat terjadi perdarahan post partum yang sangat membahayakan keselamatan ibu.3

2.1.4. Usia Ibu

Menurut NasionalCentre for HealthStatistics (Smith dkk.,1999) , sekitar 13% persalinan terjadi pada wanita berusia antara 15 sampai 19 tahun. Remaja memiliki kemungkinan lebih besar mengalami anemia, dan beresiko lebih tinggi memiliki bayi yang pertumbuhannya terhambat, persalinan prematur dan angka kematian bayi lebih tinggi seperti yang diungkapakan oleh Fraser dkk., pada tahun 1995. Karena tidak


(25)

12

direncanakan, sebagian besar kehamilan remaja jarang mendapat konseling prakonsepsi.14

Pada masa remaja biasanya masih tumbuh dan berkembang. Remaja memiliki kebutuhan kalori yang lebih besar dari pada wanita yang lebih tua. Dengan berat badan normal, remaja dianjurkan meningkatkan asupan kalori sebesar 400 kkal/hari.14

Penelitian-penelitian mengungkapakan bahwa wanita usia di atas 35 tahun memiliki resiko yang lebih tinggi mengalami penyulit obstetris serta morbiditas dan mortalitas perinatal. Bagi wanita berumur yang mengidap penyakit kronikatau yang kondisi fisiknya kurang, resiko ini sangat mungkin terjadi. Namun, bagi wanita yang beratnya normal, secara fisisk bugar dan tanpa masalah medis, resikonya jauh lebih rendah.14

2.1.5. Paritas

Paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan seorang wanita. Dari pola paritas wanita dalam suatu wilayah akan diketahui bagaimana pola dan norma fertilitas yang dianut.Sebagian hasil akhir kehamilan dipengaruhi oleh oleh umur dan paritas. Kelainan persalinan lebih sering pada nullipara dan berumur. Menurut hasil penelitian yang dilakukan Bobrowski dan Bottoms pada tahun 1995, mendapatkan bahwa usia dan paritas mempengaruhi insidensi diabetes, gangguan persalinan, dan resiko seksio sesaea.14

2.1.6. Berat Bayi Lahir

Data normatif pertumbuhan janin yang didasarkan pada berat lahir telah berkembang amat pesat. Hal ini dikarenakan penelitian yang dilakukan oleh Lubchenco dkk. di Denver (1963). Data mereka diperoleh secara kesklusif dari kelahiran pada wanita kulit putih dan Hispanik yang tinggal didataran tinggi. Bayi yang seperti itu memiliki berat yang lebih rendah daibandingkan dengan bayi yang lahir di dataran rendah. 14


(26)

13

Menurut Manning (1995), persentil berat bayi lahir berhubungan dengan mortalitas dan morbiditas perinatal. Semkin rendah berat bayi maka angka kesakitan dan kematian perinatal semakin besar.14

2.2. Kerangka Teori

Gambar 2.1. Kerangka teori

2.3.Kerangka Konsep

Gambar 2.2. Kerangka konsep

Power

Passenger

Passage

Usia ibu Jumlah paritas

Berat bayi Tinggi badan ibu

Partus

Kala II lama

Oksitosis & epidural

Usia ibu (fakto Independen)

Jumlah paritas (faktor independen)

Berat bayi lahir (faktor independen)

Kala II lama

(faktor dependen)


(27)

14

2.4. Definisis Operasional

1. Kala II lama adalah kala II yang lebih dari 2 jam untuk nullipara dan lebih dari 1 jam untuk multipara.

2. Usia ibu adalah usia ibu saat melahirkan dalam tahun.

3. Paritas adalah jumlah bayi yang pernah dilahirkan dalam keadaan hidup. 4. Berat bayi lahir adalah beratneonatus yang diukur segera setelah lahir atau


(28)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan ini merupakan studi hubungan (komparatif) dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah cross-sectional.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi yang digunakan untuk penelitian ini adalah rumah sakit Adji Darmo Kabupaten Lebak. Pemilihan lokasi ini berkaitan dengan sosiodemografi Kabupaten Lebak yang merupakan daerah dengan tingkat pengetahuan dan tingkat kesehatan yang rendah. Selain itu juga Kabupaten Lebak relative dekat dengan Ibu Kota Jakarta, dibanding dengan daerah dengan sosiodemografi rendah lain.

Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2011 sampai dengan bulan Juli 2011.

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi Target

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi target adalah seluruh ibu yang melahirkan di Rumah Sakit yang setipe dengan Rumah Sakit Adji Darmo Lebak Banten.

3.3.2. Populasi Studi

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi studi adalah seluruh ibu yang melahirkan di Rumah Sakit Adji Darmo Lebak Banten pada Bulan Juli 2010 sampai dengan Desember 2010.


(29)

16

Subjek Penelitian adalah ibu yang melahirkan di Rumah Sakit Adji Darmo pada bulan Juli tahun 2010 sampai bulan Desember 2010. Data subjek diambil melalui catatan rekam medik .

3.3.4. Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel jenuh, dimana semua populasi dijadikan sampel dengan kriteria sebagai berikut :

1. Kriteria inklusif : semua ibu yang melahirkan di Rumah sakit Adji Darmo Lebak Banten pada bulan Juli 2010 sampai dengan bulan Desember 2010.

2. Kriteria eksklusif : ibu yang melahirkan anak kembar (gamelly), ibu melahirkan dengan secio caesaria dengan indikasi selain kala II lama.

3.4. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan adalah data sekunder yang berupa rekam medik pasien.

3.5. Alur Penelitian

Gambar 3.1. Alur penelitian

3.6. Pengumpulan Data

Buku Induk Pasien di ruang VK Mencatat data dari rekam medik

Data penelitian

Memilah data sesuai kriteria inklusi dan eksklusi

Pengolahan data Hasil


(30)

17

Pada penelitian ini data yang dikumpulkan adalah data sekunder. Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti yang berjumlah 1 orang mahasiswa semester 5 jurusan Pendidikan Dokter. Dalam pengumpulannya, data sekunder diperoleh dari arsip status rekam medik pasien rawat inap Rumah Sakit Adji Darmo Lebak Banten.

3.7. Pengolahan Data

Seluruh data yang terkumpul akan diolah melalui tahap-tahap sebagai berikut :

1. Menyunting data (data editing)

Dilakukan untuk memeriksa kelengkapan data dan kebenaran data yang telah didappatkan dari catatan rekam medik pasien. 2. Mengkode data (data coding)

Proses pemberian kode pada setiap setiap variable yang telah dikumpulkan untuk memudahkan dalam pengolahan data lebih lanjut.

3. Memasukkan data (data entry)

Memasukkan data dalam program software computer berdasarkan klasifikasi.

4. Membersihkan data (data cleaning)

Pengecekan kembali data yang telah dimasukkan untuk memastikan data tersebut tidak ada yang salah, sehingga dengan demikian data tersebut telah siap diolah dan dianalisis.

3.8. Ananlisis Data 3.8.1. Analisi Univariat

Uji univariat bertujuan untuk menyajikan gambaran diskriptif dari masing-masing variable yang dikumpulkan.


(31)

18

3.8.2. Analisis Bivariat

Dalam penelitian ini juga menggunakan anlisis bivariat dimana analisis ini dilakukan untuk melihat hubungan antara variable independent dan variable dependent. Pada analisis ini menggunakan uji Chi Square untuk menguji perbedaan proporsi/presentase antara beberapa kelompok data yang berebentuk kategorik. Sedangkan data yang berbentuk numerik akan dianalisis dengan uji t tidak berpasangan atau uji Mann-Whitney tergantung distribusi data normal atau tidak.16

Analisis ini digunakan untuk mendapatkan probabilitas kejadiannya. Jika P value> 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti tidak ada hubungan antara kedua variable. Sebaliknya jika P value

≤ 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti terdapat hubungan

antara keduanya.

Untuk melihat hubungan antara variable dependen dengan variable independen maka dilihat nilai Odds Rasio (OR). Rumus OR sebagai berikut :

OR = AD/BC

Bila nilai OR = 1 artinya tidak ada hubungan antara variable independen dengan variable dependen. Jika nila OR < 1 artinya variable independen memperkecil resiko. Dan jika nilai OR > 1 artinya variable independen meningkatkan resiko.


(32)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Uji Univariat

Dari data yang telah dikumpulkan didapatkan 942 kelahiran yang dilakukan di Rumah Sakit Adji Darmo dari bulan Juli tahun 2010 sampai dengan bulan Desember tahun 2010. Setelah diseleksi dengan kriteria inklusi dan eksklusi, maka didapatkan 384 data yang dapat diteliti.

Dari 384 data yang dikumpulkan 101 merupakan ibu yang melahirkan dengan kala II lama, sedangkan sisanya melahirkan dengan kala II normal.

Tabel 4.1. Frekuensi Kala II lama di RS Adji Darmo

Frekuensi Persentase

Kala II lama 101 26, 3 %

Tidak kala II lama 283 73,7 %

Total 384 100 %

Gambaran usia ibu saat melahirkan dapat dilihat dalam tabel dan diagram berikut :

Tabel 4.2. Diskripsi data usia pada sampel

Usia pasien

Mean 27.18

Median 26.00

Mode 23

Std. Deviation 6.626

Variance 43.904

Skewness 0.556

Std. Error of Skwness 0.125

Kurtosis -0.551

Std. Error of Kurtosis 0.248

Minimum 17


(33)

20

Sedangkan gambaran paritas yang dikategorikan menjadi nullipara (belum pernah melahirkan) dan multipara (sudah pernah melahirkan sebelumnya), didapatkan perbandingan diantara keduanya sangat berimbang, dari 384 data 196 merupakan nullipara, dan 188 merupakan multipara.

Tabel 4.3. Frekuensi paritas

Frekuensi Persentase

Nullipara 196 51.0

Multipara 188 49.0

Total 384 100.0

Untuk berat lahir data yang diperoleh sangat bervariasi, berat lahir paling rendah adalah 400 gram, dan berat lahir paling tinggi adalah 4450 gram.

Tabel 4.4. Diskripsi berat lahir

Berat lahir

Mean 2910.05

Median 3000.00

Mode 3000

Std. Deviation 664.383

Variance 441404.175

Skewness -1.252

Std. Error of

Skwness .125

Kurtosis 2.438

Std. Error of

Kurtosis .248

Minimum 400


(34)

21

4.2. Analisis Bivariat

4.2.1. Hubungan Usia Ibu Terhadap Kala II Lama

Hubungan Usia ibu dengan kala II lama dilakukan dengan menggunakan uji t test tidak berpasangan karena data usia merupakan data numerik, tetapi setelah di uji normalitas yang merupakan syarat untuk melakukan uji t test tidak berpasangan, data yang didapat tidak berdistribusi normal, uji yang digunakan untuk mengetahui normalitas data adalah uji Kolmogorov-Smirnova . uji ini dipilih karena data yang dimiliki lebih dari 50 data. Hasil data yang diperoleh ditampilkan dalam tabel dibawah.

Tabel 4.5. Uji Normalitas

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Statistic Df Sig. umur

pasien .093 384 .000 .951 384 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai p pada uji Kolmogorov-Smirnova adalah 0.000 sehingga dapat disimpulkan data tidak berdistribusi normal, karena data yang berdistribusi normal harus memiliki nilai p > 0.05.

Dilakukam transformasi data untuk menormalkan data usia ibu dengan mengunakan fungsi log 10, kemudian dilakukan uji normalitas kembali. Didapatkan hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov pada hasil transformasi data didapatkan nilai p = 0.000 sehingga disimpulkan data tetap tidak normal.

Karena data tidak berdistribusi normal, maka uji t test tidak berpasangan tidak dapat dignakan. Uji yang dignakan sebagai pengganti uji t tidak berpasangan adalah uji Mann-Whitney. Dari uji Mann-Whitney didapatkan hasil sebagai berikut.


(35)

22 Tabel 4.6. Ranks

kala II lama N Mean Rank Sum of Ranks

umur pasien

kala II lama 101 187.66 18953.50

tidak kala II lama 283 194.23 54966.50

Total 384

Tabel 4.7. Test Statisticsa

Umur pasien

Mann-Whitney U 13802.500

Wilcoxon W 18953.500

Z -.667

Asymp. Sig. (2-tailed) .505

a. Grouping Variable: kala II lama

Dengan uji Mann-Whitney, diperoleh angka Significancy 0.505. karena nilai p > 0.05, dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan Usia ibu yang bermakna antara persalinan dengan kala II lama dengan persalinan tidak dengan kala II lama.

Hasil ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh oleh Fraser, dkk. yaitu umur berpengaruh terhadap terjadinya kala II lama.12

Sejalan dengan itu, penelitian yang dilakukan M. P. O’Connell, ddk. Yang

menyataka ada perbedaan rata-rata usia antara ibu yang melahirkan dengan kala II lama dengan ibu yang melahirkan tidak dengan kala II lama. M. P.

O’Connell, dkk. mendapatkan hasil ibu dengan kala II lama usianya rata -rata 24,9 tahun, sedangkan ibu tidak dengan kala II lama usianya -rata--rata 23,3 tahun.13

Dalam buku Obstetri Williams edisi 21 dijelaskan, bahwa usia berhubungan dengan tingat kesakitan dan kematian pada perinatal. Usia dibawah 19 tahun dan di atas 35 tahun memiliki resiko kesakitan dan


(36)

23

kematian perinatal lebih besar dari pada yang memiliki usia 20 tahun sampai 35 tahun. Pada usia inilah merupakan masa reproduksi paling baik.14

Hasil penelitian ini berbeda disebabkan karena kemungkinan data yang didapat dari sampel sangat berfariasi dan tidak berdistribusi normal. Data yang didapat usia rata-rata sampel adalah 27,18 tahun dan median 26 tahun. Dengan usia terendah 17 tahun dan usia tertinggi 45 tahun.

Selain diuji dengan uji Manni Whitney, hubungan usia ibu dengan kala II lama juga diuji dengan Chi Square setelah usia dikategorikan. Usia dikategorikan menjadi menjadi usia di bawah 20 tahun, usia 20 sampai dengan 35 tahun, dan usia di atas 35 tahun. Namun hasil uji Chi Square tetap menunjukkan bahwa tidak ada hubungan usia ibu dengan kejadian kala II lama.

4.2.2. Hubungan Paritas Terhadap Kala II lama

Hubngan paritas terhadap dengan kala II lama, diukur dengan uji Chi Square. Paritas dikategorikan menjadi 2 yaitu nullipara dan multipara. Untuk memulai uji ChiSquare, terlebih dahulu melihat nilai expected pada data yang diperoleh. Untuk meihat nilai expected maka dilakukan

crosstabulation.

Tabel 4.8.paritas ibu * kala II lama Crosstabulation Kala II lama

Kala II lama

Tidak kala II lama

Total

Paritas Nullipara Count 62 134 196

Expected

Count 51.6 144.4 196.0

Multipara Count 39 149 188

Expected

Count 49.4 138.6 188.0

Total Count 101 283 384

Expected


(37)

24

Dari hasil crosstabulation tidak terdapat nilai expected kurang dari 5, sehingga data yang dimiliki layak untuk dilakukan uji ChiSquare.

Hasil dari uji Chi Square ditampilkan pada tabel berikut. Tabel 4.9. Uji Chi-Square

Value Df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square 5.869a 1 .015

Continuity Correctionb 5.320 1 .021

Likelihood Ratio 5.913 1 .015

Fisher's Exact Test .020 .010

Linear-by-Linear

Association 5.853 1 .016

N of Valid Casesb 384

Dari tabel di atas menunjukkan hasil dari uji Chi Square. Nilai yang digunakan adalah nilai Pearson Chi Square. Nilai significancy yang didapat adalah 0.015 . Karena nilai ini kurang dari 5 % yaitu 1.5% maka dapat disimpulkan terdapat hubungan paritas yang dalam hal ini nullipara dan multipara terhadap partus dengan kala II lama.

Untuk menilai resikonya maka dilakukan estimasi resiko. Untuk itu dilakukan penilaian odds rasio (RO). Dari hasil penghitungan risk estimate didapatkan sebagai berikut.

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 49,45. b. Computed only for a 2x2 table


(38)

25 Tabel 4.10. RiskEstimate

95% ConfidenceInterval

Value Lower Upper

OddsRatiofor paritas ibu (nullipara /

multipara) 1.768 1.112 2.810

Forcohort kala II lama = kala II lama 1.525 1.078 2.157

Forcohort kala II lama = tidak kala II lama .863 .765 .973

NofValidCases 384

Dari tabel di atas, didapatkan hasil OR adalah 1.768 . dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa nullipara memiliki resiko 1.768 lebih besar untuk terjadi kala II lama dibandingkan dengan multipara.

Selain tingkat resiko, dari nilai OR dapat dilakukan penghitungan probabilitas, yaitu dengan rumur :

P = RO/(1+RO) P = 1.768/ (1+1.768) P = 0.638

Dari perhitungan di atas, dapat disimpulkan probabilitas terjadinya kala II lama pada nullipara adalah sebesar 63.8%.

Hasil ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Bobrowski dan Bottoms pada tahun 1995. Menurut yang dijelaskan dalam buku Obstetri Williams edisi 21, paritas mempengaruhi insidensi diabetes, gangguan persalinan, dan resiko seksio sesarea. Sangat sedikit yang menjelaskan paritas dengan kala II lama.14

Angka kesakitan dan kematian pada nullipara dikarenakan wanita yang akan melakukan persalinan untuk pertama kalinya (nullipara) akan mengalami perasaan takut, gugup, cemas dan panik karena pengalaman ini belum pernah secara langsung dialaminya. Kecemasan yang berlebihan


(39)

26

saat menjelang persalinan merupakan faktor utama yang menyebabkan rasa nyeri dalam persalinan dan menggagu kelancaran persalinan serta dapat mempengaruhi kualitas hidup nullipara. Hai ini di ungkapkan oleh, Dini Kharisma Sari dalam penelitiannya pada tahun 2009.14

4.2.3. Hubungan Berat Lahir Terhadap Kala II lama

Hubungan berat lahir dengan kala II lama dilakukan dengan menggunakan uji t test tidak berpasangan karena data usia merupakan data numerik, tetapi setelah di uji normalitas yang merupakan syarat untuk melakukan uji t test tidak berpasangan, data yang didapat tidak berdistribusi normal, uji yang digunakan untuk mengetahui normalitas data adalah uji Kolmogorov-Smirnova . uji ini dipilih karena data yang dimiliki lebih dari 50 data. Hasil data yang diperoleh ditampilkan dalam tabel dibawah.

Tabel 4.11.TestsofNormality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

berat

lahir .120 384 .000 .915 384 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai p pada uji Kolmogorov-Smirnova adalah 0.000 sehingga dapat disimpulkan data tidak berdistribusi normal, karena data yang berdistribusi normal harus memiliki nilai p > 0.05.

Karena data tidak berdistribusi normal, maka uji t test tidak berpasangan tidak dapat dignakan. Uji yang dignakan sebagai pengganti uji t tidak berpasangan adalah uji Mann-Whitney. Dari uji Mann-Whitney didapatkan hasil sebagai berikut.


(40)

27

kala II lama N MeanRank SumofRanks

berat bayi lahir

kala II lama 101 227.89 23017.00

tidak kala II lama 283 179.87 50903.00

Total 384

Tabel 4.13. TestStatisticsa

berat bayi lahir

Mann-Whitney U 10717.000

Wilcoxon W 50903.000

Z -3.737

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Grouping Variable: kala II lama

Dari hasil di atas, diketahui nilai sygnificancy 0.000. karena nilai p < 0.05, maka dapat disimpulkan ada perbedaan berat bayi lahir pada persalinan dengan kala II lama dan persalinan tidak dengan kala II lama. Dalam penelitian ini, berat lahir yang dalam proses kelahirannya mengalami kala II lama secara signifikan menunjukkan rata lebih besar dari pada bayi yang kelahirannya tidak dengan kala II lama. Berat lahir yang dalam persalinan dengan kala II lama memiliki rata-rata 3132 g. Sedangkan berat lahir yang dilahirkan tidak dengan kala II lama memiliki berat rata-rata 2830 g. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya, yang dilakukan oleh M. P. O’Connell, ddk. yaitu perempuan dengan kala II normal memiliki bayi secara signifikan lebih kecil (rata-rata 3315 g vs 3463 g) dibandingkan perempuan kala II lama.13

Tetapi dengan berat rata-rata yang semakin besar maka, angka mortalitas dan morbiditas bayi semakin kecil. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Manning (1995), persentil berat lahir berhubungan dengan mortalitas dan morbiditas perinatal. Semakin rendah berat bayi maka angka kesakitan dan kematian perinatal semakin besar.14


(41)

28

Hubungan berat bayi lahir dengan kejadian kala II lama ini juga dijadikan data kategorik yaitu berat bayi lahir rendah (< 2500 gram) dan berat bayi lahir normal. Dari data tersebut kemudian dianalisis menggunakan Chi Square dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.14 : Berat Bayi * Kala II Lama Crosstabulation

kala II lama

Total kala II lama

tidak kala II lama berat

bayi

< 2500 gram

Count 6 58 64

ExpectedCount 16.8 47.2 64.0

% within kala II lama 5.9% 20.5% 16.7%

> 2500 gram

Count 95 225 320

ExpectedCount 84.2 235.8 320.0

% within kala II lama 94.1% 79.5% 83.3%

Total Count 101 283 384

ExpectedCount 101.0 283.0 384.0

% within kala II lama 100.0% 100.0% 100.0%

Nilai expected paling rendah adalah 16.83 sehingga dataini layak untuk dilakukan uji Chi Sequare.


(42)

29 Tabel 4.15 : Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 11.352a 1 .001

Continuity Correctionb 10.328 1 .001

Likelihood Ratio 13.448 1 .000

Fisher's Exact Test .001 .000

Linear-by-Linear

Association 11.323 1 .001

N of Valid Casesb 384

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 16.83.

b. Computed only for a 2x2 table

Dari tabel di atas menunjukkan hasil dari uji Chi Square. Nilai yang digunakan adalah nilai Pearson Chi-Square. Nilai significancy yang didapat adalah 0.001. Karena nilai ini kurang dari 5 % yaitu 0.1% maka dapat disimpulkan terdapat hubungan berat bayi lahir yang dalam hal ini berat bayi lahir rendah dan berat bayi lahir normal terhadap partus dengan kala II lama.

Faktor resiko yang didapat adalah sebagai berikut:

Tabel 4.16: RiskEstimate

Value

95% ConfidenceInterval

Lower Upper

OddsRatiofor berat lahir (<

2500 gram / > 2500 gram) .245 .102 .587

Forcohort kala II lama = kala

II lama .316 .145 .689

Forcohort kala II lama = tidak

kala II lama 1.289 1.159 1.433


(43)

30

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa resiko berat bayi lahir rendah terhadap kala II lama adalah 0.245 kali dari berat bayi lahir normal atau lebih rendah.

Berat bayi berhubungan dengan lingkar kepala dan lebar bahu. Berat lahir mempengaruhi lamanya persalinan berhubungan dengan ukuran panggul. Diameter anteroposterior pintu atas panggul (konjugata obstetris) menentukan cukup tidaknya persalinan pervaginam. Sebagai contoh jika konjugata kurang dari 11,5 cm maka dapat dianggap bahwa pintu atas panggul tidak cukup untuk melahirkan pervaginam dengan bayi berukuran normal dan bila konjugata lebih dari 11,5 cm maka pintu atas panggul dianggap cukup untuk melahirkan pervaginam bayi berukuran normal.

4.3. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang dapat mempengaruhi hasil penelitian. Keterbatasan-keterbatasan tersebut, yaitu:

1. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional atau desain potong lintang yang hanya menggambarkan variabel yang diteliti, baik independen maupun dependen pada waktu yang sama sehingga tidak bisa melihat adanya hubungan sebab akibat

2. Penelitian ini menggunakan rekam medik sebagai sumber data yang merupakan data sekunder, sehingga peneliti tidak mengetahui secara pasti tentang keadaan sebenarnya yang dialami pasien.

3. Distribusi data yang tidak normal dan banyaknya data yang masuk pada kriteria eksklusi.

4. Variabel yang diteliti hanya 4 variabel, jika variabel ditambah dan analisis mengguanakan multifariat (analisis yang lebih tinggi) maka hasil akan lebih baik.


(44)

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

1. Dari 384 sampel,sebanyak 101 orang (26.3%) mengalami kala II lama dan sebanyak 283 orang (73.7%) tidak mengalami kala II lama.

2. Tidak ada hubungan usia ibu terhadap persalinan dengan kala II lama. 3. Terdapat hubungan paritas terhadap persalinan dengan kala II lama.

Nullipara memiliki resiko 1.768 kali lebih besar untuk terjadi kala II lama. Dan memiliki probabilitas sebesar 63.8% untuk terjadi kala II lama.

4. Ada hubungan berat bayi lahir terhadap persalinan dengan kala II lama. Berat lahir rata-rata pada kala II lama adalah 3132 gram. Sedangkan berat lahir rata-rata pada tidak kala II lama adalah 2830 gram.

5.2. Saran

1. Bagi wanita nullipara hendaknya mempersiapkan diri sebelum melahirkan dengan ANC 4 kali selama hamil, karena wanita nullipara memiliki resiko yang lebih besar terjadi kala II lama.

2. Jika terjadi kala II lama, hendaknya cepat diputuskan untuk tindakan selanjutnya, sesuai dengan indikasinya seperti seksio sesaria untuk meminimalkan terjadinya morbiditas dan mortalitas perinatal.

3. Asupan gizi saat hamil perlu diperhatikan, agar bayi yang dilahirkan memiliki berat badan yang cukup. Berat badan yang cukup pada bayi baru lahir mengurangi angka morbiditas dan mortalitas pada perinatal. 4. Untuk rumah sakit atau institusi kesehatan lainnya, untuk

menginformasikan kepada masyarakat tentang abnormalitas persalinan termasuk kala II lama.

5. Untuk peneliti selanjutnya, sebisa mungkin menggunakan metode case control dan meneliti variabel lain agar dapat mendapatkan hasil yang lebih baik.


(45)

Daftar Pustaka

1. Maternal Mortaliti .http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs348/en/inde x.html. 2010. diakses tanggal 18 Februari 2011

2. Roeshadi, R. Haryono. Upaya Menurunkan Angka Kesakitan dan Kematian Ibu pada Penderita Preeklamsia dan Eklamsia. repository.usu.ac.id/bit stream/123456789/721/1/Haryono.pdf. diakses tanggal 18 Februari 2011

3. Amiruddin,SKM, M.Kes, RDr. Ridwan. Faktor Risiko Kejadian Partus

Lama di Rsia Siti FatimahMakassar Tahun 2006.

http://ridwanamiruddi.com/2007/ 05/31/faktor-risiko-partus-lama-di-rsia-siti-fatimah-makassar/ . 2007. diakses tanggal 23 Februari 2011

4. Goldberg J. Ness A, Berghella V.Abnormalitiesofthefirstandsecondstages

of labor. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15899355. 2005. diakses

tanggal 27 Februari 2011

5. Labour. http://www.who.int/topics/labour/en/ . 2011. diakses tanggal 24 Maret 2011

6. Joy, MD, Saju; Chelmow, MD, David. Abnormal Labor. http://emedicine. medscape.com/article/273053-overview . 2011 diakses tanggal 24 Maret 2011

7. Norwitz, MD, PhD. Physiology of Parturition. http://www.uptodate.com /contents/physiology-of-parturition?source=searchresult&selectedTitle=7~ 150 . 2009. diakses tanggal 13 Maret 2011

8. F Funai, MD, Edmund; Norwitz, MD, PhD, Errol R . Mechanism of normal

labor and delivery.

http://www.uptodate.com/contents/mechanism-of-normal-labor-and-delivery?source=search_result&selectedTitle=1~150 . 2010. diakses tanggal 12 Maret 2010


(46)

32

9. Manuaba, Ida Bagus Gede. Manuaba, Ida Ayu Chandranita. Manuaba, Ida Bagus Gede Fajar. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta; EGC. 2007. hal. 272-324

10. Wiknjosastro, Hanifa. Ilmu Kebidanan Edisi 5. Jakarta; Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2002. hal. 171-192

11. Chan, MD. Pauul D, Susan M, Johnson, MD. Current Clinical Strategies. Gynecology and Obstetrics 2004 Edition. New ACOG Treatment Guidelines. USA; Current Clinical Strategies Publishing. 2004. hal. 80, 166 12. Ness, MD. Amen, Goldberg, MD. Jay, Berghella, MD. Vincenzo. 2005.

Abnormalities of the First and Second Stages of Labor.

www.utilis.net/Morning%20Topics/Obstetrics/Labor%20Dystocia.pdf. 2005. diakses tanggal 13 Maret 2011

13. M. P. O'Connell, J. Hussain, F. A. Maclennan and S. W. Lindow. Factors associated with a prolonged second state of labour a case-controlled study of

364 nulliparous labours. http://informahealthcare.com/doi/abs/

10.108001443610310000983. 2003. diakses pada 27 Februari

14. Cunningham, F. Gari. dkk. Obstetri Williams Edisi 21 vol. 1. Jakarta ; 2005. hal. 225-227, 828-830

15. Leveno, Kenneth. dkk. Obstetri Williams Panduan Ringkas Edisi 21. Jakarta; EGC. 2009. hal. 141-160

16. Dahlan, M. Sopiyudin. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 4. Jakarta; Penerbit Salemba Medika. 2009


(47)

33


(48)

34


(49)

35

Lampiran 3 HASIL ANALISIS DATA


(50)

(51)

37 berat bayi lahir


(52)

38 Histogram


(53)

39 Explore

Descriptives

Statistic Std. Error

tran_age Mean 1.4218 .00531

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 1.4113

Upper Bound 1.4322

5% Trimmed Mean 1.4209

Median 1.4150

Variance .011

Std. Deviation .10398

Minimum 1.23

Maximum 1.65

Range .42

Interquartile Range .15

Skewness .157 .125

Kurtosis -.858 .248

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

tran_age .076 384 .000 .973 384 .000


(54)

40 NPar Tests


(55)

41 Crosstabs


(56)

42


(57)

43


(58)

44


(59)

45

Berat Lahir


(60)

46 NPar Tests

Mann-Whitney Test


(61)

(62)

48

Lampiran 4 DAFTAR RIWAYAT HIDUP

PERSONAL DATA

Nama : Agus Anang Fatoni

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Tempat Tanggal Lahir : Banyuwangi, 26 Oktober 1989

Status : Belum Menikah

Agama : Islam

Alamat : Jl. Kalimantan No. 7 Jajag, Banyuwangi, Jawa

Timur 68486

Nomor Telepon/HP : 085693096813

Email : [email protected]

RIWAYAT PENDIDIKAN

1996-2002 : MIN Jajag Banyuwangi

2002-2005 : MTs Mamba’ul Hisan Sidayu Gresik

2005-2008 : MA Mamba’ul Hisan Sidayu Gresik

2008-sekarang : Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta PENGALAMAN ORGANISASI 2003-2004 2003-2006 2005-2006 2006-2008 2010-2011 2009-sekarang 2010-2011 : : : : : : :

Pengurus OSIS MTs Mamba’ul Hisan

Pengurus OSIS MISRIU Pondok Pesantren Mamba’ul Hisan Ketua Umum OSIS MA Mamba’ul Hisan

Pengurus Bagian Pengkaderan IPNU Anak Cabang Sidayu Menteri Kaderisasi BEMJ Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah

Angota CIMSA lokal UIN SH

Ketua Departemen Pendidikan dan Profesi CSS MoRA UIN SH

2008-2011 : Anggota PMII Komisariat Fakultas Kedokteran dan Ilmu


(1)

43


(2)

44

44

Paritas


(3)

45

Berat Lahir


(4)

46

46

NPar Tests

Mann-Whitney Test


(5)

(6)

48

48

Lampiran 4

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

PERSONAL DATA

Nama : Agus Anang Fatoni

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Tempat Tanggal Lahir : Banyuwangi, 26 Oktober 1989

Status : Belum Menikah

Agama : Islam

Alamat : Jl. Kalimantan No. 7 Jajag, Banyuwangi, Jawa Timur 68486

Nomor Telepon/HP : 085693096813

Email : [email protected]

RIWAYAT PENDIDIKAN

1996-2002 : MIN Jajag Banyuwangi

2002-2005 : MTs Mamba’ul Hisan Sidayu Gresik 2005-2008 : MA Mamba’ul Hisan Sidayu Gresik

2008-sekarang : Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta PENGALAMAN ORGANISASI 2003-2004 2003-2006 2005-2006 2006-2008 2010-2011 2009-sekarang 2010-2011 : : : : : : :

Pengurus OSIS MTs Mamba’ul Hisan

Pengurus OSIS MISRIU Pondok Pesantren Mamba’ul Hisan Ketua Umum OSIS MA Mamba’ul Hisan

Pengurus Bagian Pengkaderan IPNU Anak Cabang Sidayu Menteri Kaderisasi BEMJ Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah

Angota CIMSA lokal UIN SH

Ketua Departemen Pendidikan dan Profesi CSS MoRA UIN SH

2008-2011 : Anggota PMII Komisariat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN SH


Dokumen yang terkait

Gambaran kejadain berat badan lahir rendah dihubungkan dengan faktor usia dan jumlah paritas ibu di RS Prikasih Tahun 2014

0 22 49

HUBUNGAN PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL TRIMESTER II DENGAN BERAT BAYI LAHIR DI Hubungan Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil Trimester II dengan Berat Bayi Lahir di Kabupaten Semarang.

0 2 14

HUBUNGAN PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA KEHAMILAN DENGAN BERAT BAYI LAHIR DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA.

0 0 5

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT UMUM HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. SOEDIRAN WONOGIRI.

0 1 10

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT UMUM HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. SOEDIRAN WONOGIRI.

0 1 16

Pengaruh Umur Ibu, Paritas, Usia Kehamilan dan Berat Lahir Bayi Terhadap Asfiksia Bayi Pada Ibu Preeklamsia Berat.

0 0 5

Pengaruh Umur Ibu, Paritas, Usia Kehamilan, dan Berat Lahir Bayi terhadap Asfiksia Bayi pada Ibu Pre Eklamsia Berat IMG 20151104 0001

0 1 1

Pengaruh Umur Ibu, Paritas, Usia Kehamilan, dan berat Lahir Bayi Terhadap Asfiksia Bayi Pada Ibu Pre Eklamsia Berat Wahyu Utami Ekasari

2 7 85

HUBUNGAN FAKTOR UMUR IBU DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMDIYAH BANTUL TAHUN 2016

0 0 10

HUBUNGAN USIA IBU DAN PARITAS IBU DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) SKRIPSI

0 0 25