Gambaran kejadain berat badan lahir rendah dihubungkan dengan faktor usia dan jumlah paritas ibu di RS Prikasih Tahun 2014

(1)

Gambaran Kejadian Berat Badan Lahir Rendah dihubungkan

dengan Faktor Usia dan Jumlah Paritas Ibu pada RS Prikasih

Tahun 2014

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA KEDOKTERAN

OLEH :

Rivki Wida Sarandi

NIM: 1112103000096

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan penelitian ini yang berjudul “Gambaran Kejadian Berat Badan Lahir Rendah dihubungkan dengan Faktor Usia dan Jumlah Paritas Ibu di RS Prikasih Tahun 2014”. Dalam pelaksanaan penulisan hasil penelitian ini, penulis telah memperoleh bimbingan dan pencerahan dari banyak pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Arif Sumantri, M.Kes selaku Dekan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan dr. Achmad Zaki, Sp.OT, M.Epid selaku Kaprodi PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. dr. Taufik dan dr. Nurul selaku Pembimbing 1 dan Pembimbing 2 yang telah memberikan banyak masukan dan nasihat kepada saya dalam menyelesaikan penelitian ini.

3. dr. Emy dan dr. Mery selaku penguji pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian ini.

4. dr. Nouval Shahab, Sp.U, Ph.D, FICS, FACS dan dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku penanggung jawab modul riset.

5. Kedua orang tua saya, Maman Hermawan dan Fitri Yana yang telah membesarkan dan memberikan kasih sayang tak terbatas kepada saya. Dan seluruh anggota keluarga yang namanya tidak dapat saya sebutkan satu per satu. Terima kasih atas kasih sayang, doa, dan dukungan yang tak henti mengalir selama saya menjalani masa pendidikan.

6. Bu Pipit dan Pak Azip selaku petugas administrasi FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bagian akademik yang membantu dalam proses pembuatan surat persetujuan etika penelitian.


(6)

vi

7. Teman-teman kelompok riset, Ramadhian, Yunisa Khulqi, Ilham Murtala, Iyas Sahputra dan Fahmi Akbar. Terima kasih telah berjuang bersama saya untuk menyelesaikan penelitian ini.

8. Teman-teman PSPD 2012. Terima kasih atas rasa kekeluargaan yang selalu saya rasakan ketika bersama kalian selama ini. Kita memang benar-benar together, better, stronger.

Akhir kata, penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan penulisan hasil penelitian ini.

Ciputat, 14 Oktober 2015


(7)

vii ABSTRAK

Rivki Wida Sarandi. Program Studi Pendidikan Dokter. Gambaran Kejadain Berat Badan Lahir Rendah dihubungkan dengan Faktor Usia dan Jumlah Paritas Ibu di RS Prikasih Tahun 2014.

Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan

berat lahir kurang dari 2500 gram. Angka kematian bayi (AKB) di

indonesia menurut SDKI 32/1000 kelahiran dengan BBLR sebagai salah

satu penyebabnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan

paritas dan usia ibu dengan berat badan lahir. Penelitian ini

menggunakan desain deskiptif analitik jenis

cross sectional

dengan data

sekunder. Populasi penelitian 900 ibu bersalin pada tahun 2014 dan

diambil jumlah sampel 96 yang dipilih secara

simple random sampling

.

Hasil penelitian didapatkan kejadian BBLR pada ibu dengan usia <20 dan

>35 tahun terdapat 71,4% dan pada ibu dengan paritas primipara dan

grandemultipara terdapat 14,3%. Berdasarkan uji fisher usia ibu usia <20

dan >35 tahun menunjukan hubungan dengan hasil

p value

0,0006 dan

pada paritas primipara dan grandemultipara tidak menunjukan

hubungan dengan hasil

p value

0,235 dan 0,141. Kesimpulan : terdapat

hubungan antara kejadian BBLR dengan umur ibu dan tidak terdapat

hubugan antara kejadian BBLR dengan paritas ibu.


(8)

viii ABSTRACT

Rivki Wida Sarandi. Medical Education Program. Description incidence of low birth weight is associated factors Age and Number of Parity mother in the hospital Prikasih 2014.

Infant Low Birth Weight (LBW) babies are born with birth weight

less than 2500 grams. The infant mortality rate (IMR) in Indonesia

according to Indonesian health demographic survey 32/1000 with LBW

as a factor. The purpose of this study was to determine the relationship

of parity and maternal age with birth weight. This research design used

descriptively analytic with cross sectional with secondary data. The study

population of 900 women giving birth in 2014 and taken sample of 96

chosen by simple random sampling. The results showed the incidence of

LBW in women aged <20 and > 35 years is 71.4% and in women with

parity primiparous and grandemultiparous there is 14.3%. Based on the

fisher test in maternal age <20 and >35 years showed association with p

value 0.0006 and in primiparous and grandemultiparous

didn’t showed

association with p value 0.235 and 0.141. Conclusion: There are

association between the incidence of low birth weight with maternal age

and the

re aren’t association

between the incidence low birth weight

with parity.


(9)

ix DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………..ii

LEMBAR PENGESAHAN………..iv

KATA PENGANTAR………...v

ABSTRAK………..vii

ABSTRACT………...viii

DAFTAR ISI………ix

DAFTAR TABEL………..xiv

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR GRAFIK..………...xv

DAFTAR LAMPIRAN………..xvi

DAFTAR SINGKATAN………...xvii

BAB I…...1

PENDAHULUAN……….1

1.1 Latar Belakang……….1

1.2 Rumusan Masalah………2

1.3 Hipotesis………..2

1.4 Tujuan………..2

1.4.1 Tujuan Umum………...2


(10)

x

1.5 Manfaat………2

1.5.1 Bagi Peneliti……….2

1.5.2 Bagi Institusi……….3

1.5.3 Bagi Masyarakat………...3

BAB II………...4

TINJAUAN PUSTAKA………4

2.1 Pertumbuhan Janin Normal ... 4

2.2 Berat Badan Lahir Rendah ... 5

2.2.1 Definisi ... 5

2.2.2 Klasifikasi ... 5

2.2.3 Faktor resiko ... 5

2.2.4 Masalah pada BBLR ... 6

2.2.5 Perawatan BBLR ... 8

2.3 Umur Ibu mempengaruhi berat badan lahir ... 9

2.3.1 Kurang dari 20 tahun ... 9

2.3.2 Lebih dari 35 tahun... 9

2.4 Paritas Ibu sebagai faktor resiko BBLR ... ..9

2.4.1 Definisi Paritas ... ..9

2.4.2 Klasifikasi Paritas ... ..9

2.4.3 Paritas sebagai faktor resiko BBLR ... 10


(11)

xi

2.8 Definisi Operasional ... 12

BAB III………13

METODOLOGI PENELITIAN………..13

3.1 Desain Penelitian………...13

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian………13

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 13

3.4 Estimasi besar sampel ... 13

3.5 Teknik Sampling ... 14

3.6 Kriteria Sampel ... 14

3.7 Alur Kerja Penelitian ... 15

3.8 Intervensi dan Instrumentasi ... 15

3.9 Cara kerja penelitian ... 15

3.10 Pengumpulan data ... 16

3.11 Metode Pengolahan dan analisis data ... 16

BAB IV………17

HASIL DAN PEMBAHASAN………...17

4.1 Gambaran usia ibu hamil di RS Prikasih ... 17

4.1.1 Presentase usia ibu hamil ... 17

4.2 Gambaran berat badan lahir dilihat dari faktor usia ibu ... 18

4.2.1 Gambaran berat badan lahir pada usia ibu reproduktif ... 18


(12)

xii

4.3 Presentase paritas ibu hamil di RS Prikasih tahun 2014 ... 21

4.4 Gambaran berat badan lahir di lihat dari faktor paritas ibu ... 22

4.4.1 Gambaran berat badan lahir pada ibu dengan paritas resiko ... 22

4.4.2 Gambaran berat badan lahir pada ibu paritas tidak resiko ... 23

4.5 Keterbatasan Penelitian ... 25

BAB V……….26

KESIMPULAN DAN SARAN………...26

5.1 Kesimpulan………26

5.2 Saran………..26

DAFTAR PUSTAKA………..27


(13)

xiii DAFTAR TABEL

Tabel 1 tabulasi silang antara usia ibu dengan kejadian BBLN ... 20

Tabel 2 tabulasi silang antara jumlah paritas ibu dengan kejadian BBLR ... 24

DAFTAR GAMBAR


(14)

xiv Daftar Grafik

Grafik 4.1 Presentase usia ibu ... 17

Grafik 4.2 gambaran berat badan lahir pada usia 20-35 ... 18

Grafik 4.3 gambaran berat badan lahir pada usia >35 ... 19

Grafik 4.4 gambaran berat badan lahir pada usia <20 ... 20

Grafik 4.5 presentase paritas ibu ... 21

Grafik 4.6 gambaran berat badan lahir pada paritas primipara ... 22

Grafik 4.7 gambaran berat badan lahir pada paritas grandemultipara ... 23


(15)

xv DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 ... 43


(16)

xvi DAFTAR SINGKATAN

FKIK = Fakultas Kesehatan dan Ilmu Kesehatan

BBLR = Berat Badan Lahir Rendah

PSPD = Program Studi Pendidikan Dokter

UIN = Universitas Islam Negeri

ANC = Antenatal Care

SDKI = Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia

AKB = Angka Kematian Bayi

MDGs = Millenium Development Goals


(17)

1

BAB I

Pendahuluan

1.1Latar Belakang

Kehamilan adalah peristiwa dimana seorang ibu memiliki janin yang tengah tumbuh dalam tubuhnya yang merupakan hasil persatuan sperma dan ovum. Dalam kehamilan seorang ibu ingin anak yang dilahirkan dalam keadaan sehat, oleh karena itu banyak keadaan dimana pertumbuhan janin terganggu sehingga menyebabkan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).1

Kesehatan dan persiapan seorang ibu memiliki pengaruh yang besar terhadap kesehatan pertumbuhan janin misalnya keadaan umur ibu untuk hamil merupakan faktor resiko terjdinya BBLR. Penelitian pada Puskesmas Plered 2014 menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara usia dan paritas ibu dengan kejadian BBLR. Persentase terbanyak bayi dengan berat badan lahir rendah yaitu pada kelompok usia kurang dari 20 tahun, lebih dari 35 tahun, ibu paritas primipara dan grandemultipara.2

Di Indonesia Angka Kematian Bayi (AKB) menurut hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 memiliki 32 kematian per 1000 kelahiran hidup,3 bila dibandingkan dengan target Millenium Development Goals (MDGs) ke-4 tahun 2015 sebesar 23 kematian per 1000 kelahiran hidup maka angka kematian bayi di indonesia masih tinggi.4 Penyebab langsung kematian bayi di Indonesia diantaranya disebabkan oleh asfiksia (44-46%), infeksi ( 24 – 25 % ), BBLR (15 – 20%), trauma persalinan (2 – 7% ), dan cacat bawaan ( 1-3 % ).5 Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2012 angka BBLR lebih sedikit yaitu 10,2% yang menyatakan kejadian BBLR di Indonesia berkurang.6

Berdasarkan penelitian pada puskesmas plered di dapatkan pasien dengan umur <20 tahun yang mengalami BBLR sebanyak 11 bayi dengan persentase 84,6,% dan pada umur >35 tahun yang mengalami BBLR sebanyak 4 pasien dengan persentase 50 % dan purwakarta 2014 kejadian BBLR pada paritas primipira 56% dan grandemultipara 20%. Bila Indonesia ingin menurunkan angka


(18)

2

BBLR, maka penurunan ibu hamil dengan umur resiko BBLR dapat menurunkan kejadian BBLR pada Indonesia dan juga menurunkan angka AKB.1

Berdasarkan tingginya AKB yang masih tinggi di Indonesia dan BBLR merupakan salah satu faktor. Untuk menurunkan AKB maka penilitian ini diperlukan untuk mengetahui kenaikan kejadian badan lahir bayi rendah pada usia dan paritas ibu yang resiko dan tidak.

1.2 Rumusan Masalah

 Bagaimana gambaran kejadian berat badan lahir rendah bayi dengan usia dan paritas ibu ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui gambaran berat badan lahir bayi berdasarkan usia dan paritas ibu berdasarkan data Antenatal Care di Rumah Sakit Prikasih tahun 2014.

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Mengetahui hubungan kejadian berat badan lahir rendah berdasarkan usia dan paritas ibu.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

1.4.1.1 Untuk mengamalkan dan menerapkan ilmu pengetahuan yang dipelajari di preklinik untuk memajukan kesehatan masyarakat.

1.4.1.2 Untuk melatih dan meningkatkan kemampuan diri khususnya dalam bidang penelitian


(19)

3

1.4.2 Bagi Institusi

Memberikan informasi tentang gambaran berat badan lahir bayi dengan tekanan darah ibu berdasarkan data Antenatal Care di Rumah Sakit Prikasih tahun 2014.

1.4.3 Bagi Masyarakat Sekitar

1.4.3.1 Untuk meningkatkan perhatian masyarakat akan dampak yang diakibatkan oleh usia dan jumlah paritas ibu terhadap berat badan lahir bayi.

1.4.3.2 Untuk menekan tingginya angka kematian bayi dikarenakan berat badan lahir rendah akibat usia ibu dalam kehamilan.

1.4.4 Bagi Peneliti Lain

Hasil dari penelitian yang saya lakukan ini diharapkan dapat menjadi suatu dasar dan acuan bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian selanjutnya demi kemajuan ilmu pengetahuan.


(20)

4 BAB II

2.1Pertumbuhan Janin Normal

Pertumbuhan normal janin ditandai dengan pola berurutan pertumbuhan jaringan dan organ, diferensiasi dan maturasi. Pertumbuhan ditentukan oleh persediaan substrat, kemampuan transport plasenta dan pertumbuhan janin yang di atur oleh gen dan Usia ibu saat hamil .7 Lin dan Santolaya-Forgas (1998) telah membagi menjadi 3 fase, yaitu :7

1. Fase pertama adalah hiperplasia yang terjadi pada 16 minggu pertama dan di tandai dengan meningkatnya jumlah sel.

2. Fase kedua terjadi pada minggu ke 16 sampai 32 yang merupakan terjadinya hiperplasia dan hipertrofi sel.

3. Fase ketiga terjadi setelah minggu ke 32 hingga lahir, pada fase ini pertumbuhan sel hanya terjadi hipertrofi dan pada fase ini deposisi lemak dan glikogen.

Berat badan lahir janin normal sangat bervariasi pada setiap daerah dan suku, gambar dibawah ini adalah grafik berat janin yang di ambil dari suku caucasian.8


(21)

5

2.2Berat Badan Lahir Rendah

2.2.1 Definisi

BBLR adalah berat badan lahir bayi yang kurang dari 2500 gram.9

2.2.2 Klasifikasi

Klasifikasi BBLR ini menurut masa gestasinya. Adapun Klasifikasinya sebagai berikut:1

1. Di lihat dari harapan hidupnya

 Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) dengan berat lahir 1500-2500 gram.

 Bayi berat badan lahir sangat rendah (BBLSR) dengan berat lahir 1000-1500 gram

 Bayi berat badan lahir ekstrim rendah (BBLER) dengan berat lahir kurang dari 1000 gram

2. Di lihat dari masa gestasinya  Prematuritas Murni

Yaitu dimana bayi mengalami BBLR yang masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan biasanya disebut dengan neonatus kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan (NKB-SMK).

 Dismaturitas

Yaitu bayi lahir yang memilki berat badan lahir kurang dari berat badan seharusnya pada masa gestasi itu yang biasanya di sebut dengan kecil masa kehamilan (KMK).

2.2.3 Faktor resiko

Ada beberapa faktor resiko yang dapat menyebabkan kejadian BBLR. Adapun faktor-faktor resiko tersebut dibagi menjadi faktor ibu, janin, plasenta, lingkungan.1

1. Faktor Ibu

o Penyakit yang diderita ibu


(22)

6

 Perdarahan antepartum

 Preeklamsi berat

 Eklamsia

 Infeksi kandung kemih

o Ibu

 Usia Ibu yang kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun

 Jumlah Paritas

 Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek

 Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya

o Keadaan Sosial Ekonomi

 Sosial Ekonomi Rendah

 Aktifitas Fisik Berlebihan

 Perkawinan yang tidak sah 2. Faktor Janin

o Kelainan Kromosom

o Infeksi Janin Kronik o Gawat Janin

o Kehamilan Kembar

3. Faktor Plasenta

o Hidroamnion o Plasenta Previa o Solutio Plasenta o Ketuban Pecah Dini

4. Faktor Lingkungan

o Tempat tinggal di daratan tinggi o Terpapar zat beracun

2.2.4 Masalah pada BBLR

Masalah yang terjadi pada bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) terutama pada bayi premature karena ketidakmatangan sistem organ pada bayi tersebut. Masalah yang sering terjadi pada BBLR adalah gangguan pada sistem pernafasan, susunan saraf pusat, kardiovaskular, hematologi, gastrointestinal, ginjal dan termoregulasi.10


(23)

7

1. Sistem Pernafasan

Bayi dengan BBLR umumnya mengalami kesulitan untuk bernafas segera setelah lahir dikarenakan jumlah alveoli yang berfungsi masih sedikit dan masih kurangnya surfaktan, sehingga menyebabkan alveoli kolaps dan sulit terjadinya pernafasan pada bayi BBLR

2. Sistem Nuerologi

Bayi yang lahir dengan BBLR mudah sekali terjadi kerusakan pada susunan saraf pusat. Hal ini disebabkan pada bayi BBLR dan prematur sering sekali terjadi yang menyebabkan terjadi iskemi pada susunan saraf.

3. Sistem Kardiovaskuler

Bayi yang lahir dengan BBLR sering mengalami kelainan jantung yaitu seperti paten ductus arteriosus, kelainan ini merupakan akibat dari keterlambatan penutupan ductus arteriosus pada saat peruabahan kehidupan janin dari intra uterin ke ekstra uterin.

4. Sistem Gastrointestinal

Bayi yang lahir dengan BBLR saluran pencernaanya kurang berfungsi dibanding bayi yang cukup bulan, hal ini disebabkan karena tidak adanya koordinasi mengisap dan menelan sampai usia gestasi 33-34 minggu sehingga kurang dapat menyerap lemak dan mencerna protein dan berakibat kurangnya cadangan nutrisi bayi.

5. Sistem Termoregulasi

Bayi yang lahir dengan BBLR sering sekali memiliki temperatur tubuh yang tidak stabil, yang disebabkan antara lain:

a. Kurang lemak subkutan (Lemak coklat) b. Jaringan lemak dibawah kulit lebih sedikit


(24)

8

6. Sistem Hematologi

Bayi yang lahir dengan BBLR lebih mudah mengalami masalah hematologi jika dibandingkan dengan bayi yang lahir cukup bulan. Disebabkan antara lain:

a. Usia eritrosit yang pendek

b. Pembuluh darah kapiler yang mudah rapuh

c. Berkurangnya darah akibat dari pemeriksaan laboratorium yang sering

7. Sistem Imunologi

Bayi yang lahir dengan BBLR mudah sekali terkena infeksi, karena sistem kekebalan tubuh yang masih terbatas

8. Sistem Integument

Bayi yang lahir dengan BBLR mempunyai struktur kulit yang masih sangat tipis sehingga mudah terjadi gangguan integritas kulit.

2.2.5 Perawatan BBLR

Perawatan pada bayi BBLR sangat diperlukan dikarenakan untuk menunjang kesalamatan bayi, yaitu:10

a. Mempertahankan suhu tubuh dengan ketat dengan cara di taruh pada inkubator bila tidak ada dengan metode kanguru, karena bayi BBLR mudah mengalami hipotermi.

b. Mencegah infeksi dengan ketat. Dikarenakan bayi BBLR sangat mudah terkena infeksi dikarenakan belum sempurnanya sistem imun bayi.

c. Pengawasan nutrisi (ASI). Refleks menelan BBLR belum sempurna, oleh sebab itu pemberian nutrisi harus dilakukan dengan cermat. d. Penimbangan ketat. Perubahan berat badan bayi mencerminkan

keadaan gizi bayi yang erat kaitanya dengan daya tahan tubuh. e. Penggantian kain yang basah dengan kain yang kering dan bersih. f. Menutup kepala bayi dengan topi.


(25)

9

2.3 Umur Ibu mempengaruhi berat badan lahir 2.3.1 Kurang dari 20 tahun

Kehamilan dibawah umur 20 tahun memilki resiko tinggi terjadinya BBLR dibanding hamil pada umur 20-35 tahun, karena pada umur yang masih muda pertumbuhan dan perkembangan belum sepenuhnya optimal. Selain dari itu hamil pada umur muda emosi dan kejiwaannya belum dapat menanggapi kehamilanya secara sempurna.11,12

2.3.2 Lebih dari 35 tahun

Kehamilan di atas umur 35 tahun juga tidak dianjurkan karena memilki resiko untuk terjadinya BBLR, karena pada usia ini sering muncul penyakit seperti hipertensi, tumor jinak peranakan ataupun penyakit degeneratif dan juga bisa dikarenakan pada usia ini semua organ kemampuan fungsinya sudah mulai menurun.11,12

2.4 Paritas Ibu sebagai faktor resiko BBLR

2.4.1 Definisi Paritas

Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai oleh seorang ibu.9

2.4.2 Klasifikasi Paritas

Jumlah paritas terbagi menjadi 3, yaitu:9 a) Primipara

Primipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak, yang cukup besar untuk hidup di dunia luar.

b) Multipara

Multipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak lebih dari satu kali

c) Grandemultipara

Grandemultipara adalah wanita yang telah melahirkan 5 orang anak atau lebih.


(26)

10

2.4.3 Paritas sebagai faktor resiko BBLR

Ibu primipara memiliki resiko yang lebih besar untuk terjadinya BBLR dikarenakan kurangnya pengalaman dalam kehamilan dan persalinan sehingga seorang ibu kurang mengetahui asupan gizi yang baik unutk hamil dan kunjungan Antenatal Care (ANC) yang kurang sehingga sulitnya deteksi dini penyulit persalinan. Terkait dengan fungsi organ dalam menerima kehamilan dan menjaga janin pada ibu yang pernah melahirkan lima kali atau lebih akan menyebabkan menyebabkan kejadian BBLR meningkat, karena kehamilan berulang-ulang akan menyebabkan kekurasakan pada dinding pembuluh darah uterus, keadaan ini akan menyebabkan terganggunya nutrisi untuk janin selanjutnya dan mengganggu pertumbuhan janin.13


(27)

11


(28)

12

2.8 Definisi Operasional

Variabel Difinisi operasional Cara ukur Alat ukur Skala ukur

Berat Bayi Lahir

Berat bayi lahir yang

diukur setelah

dilahirkan

Analisis data yang tercantum dalam rekam medik

Rekam medik Numerik

Usia Ibu Usia ibu saat hamil Analisis data yang tercantum dalam rekam medik

Rekam medik Numerik

Jumlah Paritas Ibu hamil

Jumlah paritas ibu saat hamil

Analisis data yang tercantum dalam rekam medik


(29)

13 BAB III

Metodologi Peneltian

3.1. Desain Penelitian

Pada penelitian ini akan nmenggunakan metode penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional agar dapat mempelajari persentase kejadian BBLR dengan variasi umur dan jumlah paritas ibu.

3.2. Tempat dan Waktu penelitian

1. Tempat

Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Prikasih 2. Waktu

Penelitian dilakukan pada tanggal April sampai Juni 2015

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Penelitian dilakukan terhadap pasien Rumah Sakit Prikasih yang melahirkan dari 1 januari 2014 hingga 31 desember 2014. Sampel yang diambil berasal dari populasi penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria ekslusi. Pengambilan subjek penelitian dilakukan dengan cara random sampling.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu hingga dapat mewakili populasinya. Pada sampel ini telah memenuhi kriteria pemilihan, yakni kriteria inklusi dan eksklusi.14

3.4. Estimasi besar sampel

Dalam penelitian ini, besar sampel ditentukan dengan rumus deskriptif kategorik. Perhitungan yang dilakukan yaitu:

n = �α2 �2

dengan keterangan:

n = Besar sampel

Zα= Deviat baku dengan nilai α = 5% sehingga Zα = 1.96 P = Proporsi kategori variabel yang diteliti (50%)


(30)

14

Q = 1 – P (50%)

d2 = Presisi dengan besar 10 %

Dari perhitungan besar sampel tersebut maka besar sampel yang dibutuhkan minimal 96.15

3.5. Teknik Sampling

Pada penelitian ini akan menggunakan simple random sampling yaitu semua subyek akan memilki kemungkinan yang sama untuk dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah yang diinginkan peneliti tercapai.

3.6. Kriteria Sampel

a. Kriteria inklusi yang akan digunakan pada penelitian ini adalah : Ibu hamil dan Anak lahir dengan kondisi normal.

b. Kriteria eksklusi yang akan digunakan pada penelitian ini adalah : Ibu hamil dengan : uterus ibu yang abnormal, merokok,

minum alkohol, enggunaan narkotika, status sosial yang rendah, pendidikan rendah, riwayat BBLR sebelumnya. Keadaan janin : kelainan kromosom, hamil Kembar,

infeksi.

Keadaan Plasenta : plasenta previa, tumor plasenta, hidroamnion, ketuban pecah dini


(31)

15

3.7. Alur Kerja Penelitian

3.8. Intervensi dan instrumentasi

a. Pengukuran yang dilakukan untuk variabel bebas dalam hal ini menentukan umur dan jumlah paritas ibu.

b. Pengukuran yang dilakukan untuk variabel tergantung dalam hal ini mengetahui berat badan dan panjang lahir janin pada saat antenatal care.

3.9. Cara kerja penelitian

a. Makukan persiapan penelitian (di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta) b. Mengurus perizinan ke Rumah Sakit prikasih untuk mengambil

data

c. Mengambil data rekam medik yang sesuai dengan syarat penelitian melalui seleksi subjek dari populasi terjangkau berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi

d. Didapatkan jumlah pasien yang sesuai dengan besar sampel yang peneliti telah tentukan


(32)

16

e. Melakukan analisis data f. Menarik kesimpulan

3.10. Pengumpulan data

Mengambil data sekunder Rumah Sakit Prikasih dari tanggal 01 April sampai 30 April 2015

3.11. Metode Pengolahan data dan analisis data

Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan SPSS versi 23, yaitu:

a. Melakukan pemeriksaan seluruh data yang terkumpul (editing).

b. Memberi angka-angka atau kode–kode tertentu yang telah disepakati terhadap data rekam medik (coding).

c. Memasukkan data rekam medik sesuai kode yang telah ditentukan untuk masing–masing variable sehingga menjadi suatu data dasar (entry).

d. Menggolongkan, mengurutkan, serta menyederhanakan data, sehingga mudah dibaca dan diinterpretasikan (cleaning).


(33)

17 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran usia Ibu hamil di RS Prikasih Tahun 2014 4.1.1 Persentase usia ibu hamil

Grafik 4.1 Persentase usia pasien ibu hamil

Dari grafik 4.1 didapatkan bahwa pasien yang menjadi sampel ibu hamil pada penilitian ini terbanyak ibu hamil dengan usia 20-35 tahun yang merupakan usia reproduktif untuk hamil mencapai sebanyak 75 ibu hamil (78%) yang di ikuti dibawahnya adalah ibu hamil dengan usia di atas 35 tahun yang memilki jumlah persentase mencapai sebanyak 20 ibu hamil (21%) dan yang paling rendah adalah ibu hamil dengan usia < 20 tahun yang hanya mencapai sebanyak 1 ibu hamil (1%) dan bila dibandingkan penelitian sebelumnya pada RS Pancaran Kasih GMIM Manado selama waktu kurun 1 januari 2014 sampai dengan 31 desember 2014 memiliki pasien ibu hamil dengan usia <20 tahun dengan jumlah persentase 34,3%, usia 20-35 tahun 41,4% dan >35 tahun 24,3%.16 Bila dilihat secara keseluruhan maka penelitian ini memiliki kesamaan dikarenakan penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat hubungan antara kejadian BBLR dengan usia ibu dan mengambil data pada kurun waktu yang sama.

umur <20 1%

Umur 20-35 78% Umur >35

21%

Persentase usia ibu


(34)

18

Umur ibu yang tidak beresiko tinggi melahirkan bayi kecil adalah kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun.17 Dari hasil di atas didapatkan pasien ibu hamil yang tidak beresiko untuk terjadi BBLR pada RS Prikasih sebanyak 78% dan yang beresiko tinggi sebanyak 22%.

4.2 Gambaran berat badan lahir di lihat dari faktor usia ibu hamil

4.2.1 Gambaran berat badan lahir pada ibu usia reproduktif

Grafik 4.2 Gambaran berat badan lahir pada usia 20-35 tahun

Dari grafik 4.2 di dapatkan bahwa ibu hamil pada usia yang reproduktif (20-35 tahun) memiliki bayi dengan kejadian yang tidak BBLR sebanyak 73 bayi (97,33%) dan yang mengalami BBLR terdapat 2 bayi (2,67%)

2 0

73

0 10 20 30 40 50 60 70 80

Prematuritas Dismatruitas

BBLR Tidak BBLR


(35)

19

4.2.2 Gambaran berat badan lahir pada ibu usia beresiko tinggi

Grafik 4.3 Gambaran berat badan lahir pada ibu usia >35 tahun

Dari grafik 4.3 di dapatkan bahwa pada ibu hamil usia >35 tahun memiliki bayi dengan kejadian terbanyak pada bayi yang tidak BBLR yang mencapai 16 bayi (80%), bayi dengan BBLR terdapat 4 bayi (20%).

Grafik 4.4 Gambaran berat badan lahir pada ibu usia <20 tahun

Dari grafik 4.4 di dapatkan bahwa pada ibu hamil usia < 20 tahun pada rumah sakit prikasih hanya terdapat 1 pasien ibu hamil dari 96

3 1 16 0 2 4 6 8 10 12 14 16 Prematuritas Dismaturitas

BBLR Tidak BBLR

Umur >35 tahun

0 1 0 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 Prematuritas Dismaturitas

BBLR Tidak BBLR


(36)

20

sampel yang kami pilih secara random sampling dan memilki bayi dengan BBLR dengan persentase 100%.

Analisis Bivariat

Tabel 2 Tabulasi Silang antara usia Ibu dengan kejadian BBLR

Golongan Usia Jumlah

BBLR

n %

Usia beresiko tinggi 22 5 71,4

Usia reproduktif 74 2 28,6

Total 96 7 100

Dari tabel 2 didapatkan bahwa persentase terbesar terjadinya bayi dengan BBLR yaitu pada kategori usia beresiko tinggi yaitu usia <20 tahun dan >35 tahun sebesar 71,42% dibanding usia tanpa resiko yaitu usia 20-35 tahun sebesar 28,57% dibuktikan dengan uji statistik yaitu uji fisher yang mendapatkan hasil nilai p value 0,006 yang menyatakan ada hubungan yang bermakna antara usia dengan resiko dengan kejadian BBLR. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya pada Puskesmas Plered Kabupaten Purwakarta tahun 2014 yang memliki kejadian BBLR pada usia dengan resiko <20 tahun 84,6% dan >35 tahun 50% dan pada usia tanpa resiko yaitu usia 20-35 tahun sebanyak 9,1% dan memiliki nilai p value <0,05.18

Berdasarkan hasil pada tabel 2 didapatkan bahwa kejadian BBLR pada usia beresiko tinggi memiliki persentase yang lebih banyak dibanding pada ibu dengan usia reproduktif dan sesuai dengan penelitian sebelumya. Menurut depkes RI (2004) umur ibu yang beresiko tinggi melahirkan bayi kecil adalah kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun. Hal ini disebabkan ibu pada usia <20 tahun memiliki alat reproduksi yang belum berkembang secara maksimal dan pada usia ini juga ibu kurang memperhatikan asupan gizi seimbang serta secara psikologis pada usia ini


(37)

21

belum siap untuk menerima kehamilan sehingga seringkali mempengaruhi perkembangan janin dalam uterus.18,19 Menurut Manuaba, Begitu juga pada usia muda (<20 tahun) yang merupakan usia remaja seringkali kurang memperhatikan asupan gizi seimbang serta ditunjang oleh faktor psikologis remaja dalam kesiapan untuk hamil sehingga dapat mengakibatkan kelahiran prematur, dismatur dan cacat bawaan.20

Sedangkan pada kelompok ibu hamil usia >35 tahun memilki resiko BBLR pada bayi yang akan dilahirkanya. Menurut Surasmi hal ini disebabkan penurunan fungsi otot panggul sehingga terjadi penyulit kehamilan dan persalinan. Selain itu pada usia ini juga sering terjadi masalah kesehatan seperti pre-eklampsia, hipertensi, diabetes mellitus dan anemia.12

4.3 Persentase paritas Ibu hamil di RS Prikasih Tahun 2014

Grafik 4.4 Persentase paritas ibu hamil

Dari grafik diatas didapatkan bahwa persentase ibu hamil terbanyak pada paritas primipara sebanyak 39 ibu hamil (40%), paritas multipara sebanyak 56 ibu hamil (59%) dan paritas grandemultipara hanya sebanyak 1 ibu hamil saja (1%). Pada penelitian Puskesmas kota Karang Bandar lampung yang dilakukan selama kurun waktu 1 januari 2012

Primipara 40%

Multipara 59%

Grandemultipara 1%

Persentase Paritas Ibu hamil


(38)

22

sampai 31 desember 2012 mendapatkan persentase ibu hamil dengan paritas primipira 34.6%, multipara 58.9%, grandemultipara 6.5%.21 Penelitian

Menurut Prawirohartono bahwa Paritas 2 dan 3 merupakan paritas yang paling aman di tinjau dari kematian ibu. Paritas 1 dan paritas lebih dari 4 mempunyai angka kematian ibu yang lebih tinggi dan dilihat ibu yang hamil dengan jumlah paritas beresiko tinggi BBLR pada RS prikasih sebanyak 77% dan ibu hamil dengan jumlah paritas tanpa resiko sebanyak 23%.22

4.4 Gambaran berat badan lahir di lihat dari faktor paritas ibu

4.4.1 Gambaran berat badan lahir pada ibu dengan paritas beresiko tinggi

Grafik 4.5 Gambaran berat badan lahir pada paritas primipara

Dari grafik 4.5 didapatkan bahwa pada ibu dengan paritas primipara memiliki bayi dengan kejadian terbanyak pada bayi yang tidak BBLR sebanyak 38 (94,74%) bayi, dengan BBLR hanya terdapat 1 bayi (2,63%).

0 1

38

0 5 10 15 20 25 30 35 40

Prematuritas Dismaturitas

BBLR Tidak BBLR


(39)

23

Grafik 4.6 Gambaran berat badan lahir pada paritas grandemultipara

Dari grafik 4.6 didapatkan bahwa ibu hamil pada paritas grandemultipara terdapat kejadian hanya 1 ibu hamil yaitu kejadain yang tidak BBLR dengan presentse (100%) dan tidak ditemukan kejadian BBLR.

4.4.2 Gambaran berat badan lahir pada ibu paritas tidak beresiko

Grafik 4.7 Gambaran berat badan lahir pada paritas multipara

0 0 1 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 prematuritas dismaturitas

BBLR Tidak BBLR

Grandemultipara

5 1 50 0 10 20 30 40 50 60 Prematuritas Dismaturitas

BBLR Tidak BBLR


(40)

24

Dari grafik 4.7 didapatkan bahwa ibu hamil multipara memiliki bayi dengan kejadian BBLR 6 bayi (10,72%), kelahiran yang tidak BBLR sebanyak 50 bayi (89,28%).

Analisis Bivariat

Tabel 2 Tabulasi Silang antara jumlah paritas Ibu dengan kejadian BBLR

Paritas Jumlah

BBLR

N %

Paritas beresiko

tinggi 38 1 14,3

Paritas tidak

beresiko 35 6 85,7

Total 22 7 100

Hasil dari tabel 2 di dapatkan hasil kejadian BBLR pada paritas tanpa resiko yaitu sebesar 85,7% lebih banyak dari pada paritas beresiko tinggi yaitu sebesar 28,3% dan bila di uji fisher di dapatkan nilai p value

sebesar 0,235 dan 0,141 yang berarti tidak ada hubungan antara jumlah paritas ibu dengan kejadian BBLR. Dilihat dari penelitian sebelumnya pada Puskesmas Plered Kabupaten Purwakarta tahun 2014 memiliki kejadian BBLR pada pada paritas beresiko tinggi yaitu pada primipara 56% dan grandemultipara 20% akan tetapi berbeda pada nilai p value <0,05 dimana menyatakan bermakna.2 Perbedaan hasil ini terjadi karena jumlah sampel kita yang kurang mencukupi dikarenakan waktu untuk mengambil sampel yang kurang dan segala keterbatasan penelitian ini.

Menurut teori jumlah paritas beresiko tinggi memiliki kejadian BBLR lebih banyak dibanding pada ibu dengan jumlah paritas tanpa resiko. Hal ini disebabkan ibu dengan paritas primipara belum memiliki pengalaman-pengalaman dalam mengahadapi kehamilan dan persalinan sehingga bisa menyebabkan ibu mempunyai asupan gizi kurang, kunjungan ANC kurang mengakibatkan tidak bisa mendeteksi dini resiko kehamilan sulit yang akhirnya mengganggu pertumbuhan janin pada uterus


(41)

25

ibu.23,24 Menurut Winkjosastro bahwa Kehamilan yang berulang-ulang akan menyebabkan kerusakan pada dinding pembuluh darah uterus. Hal ini akan mempengaruhi nutrisi ke janin pada kehamilan selanjutnya, selain itu dapat menyebabkan atonia uteri.11 Hal ini dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan yang selanjutnya akan melahirkan bayi dengan BBLR. Dan menurut Leni Maulida di penelitianya menyatakan bahwa kekurangan energi kronik ini pada ibu hamil juga bisa disebabkan dari sumber gizi yang dikonsumsi ibu kurang karena banyaknya makanan instan yang dikonsumsi ibu hamil.23

Pada paritas grandemultipara sering terjadi kemunduran fungsi pada alat reproduksi dan juga dikarenakan kehamilan yang berulang-ulang akan menyebabkan kerusakan pada dinding pembuluh darah uterus sehingga ini menyebabkan terganggunya nutrisi janin dan akhirnya mengganggu pertumbuhan janin.21 Pada penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Daerah Demang Sepulau Raya tahun 2009 menemukan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara paritas dengan berat bayi lahir. Hal ini dikarenakan pada ibu yang memiliki jumlah paritas yang tinggi tidak semuanya memiliki faktor resiko pemberat lainnya, contohnya seperti anemia dan defisensi nutrisi.25

4.5 Keterbatasan Penelitian

1. Pada penelitian ini data yang digunakan berasal dari rumah sakit swasta tipe C yang jumlah angka kejadian BBLR yang sedikit dikarenakan di rujuknya ke RS. Tipe B atau A.

2. Dari rekam medis yang kami teliti terdapat beberapa data yang kurang digali oleh petugas medis sehingga peneliti mengalami kesulitan dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan.


(42)

26 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan

Berdasarkan pembahasan dan uji statistik pada penelitian ini, maka peneliti dapat menyimpulkan :

1. Pada ibu usia <20 hanya didapatkan 1 bayi BBLR, >35 tahun didapatkan 5 bayi BBLR dengan 17 bayi tidak BBLR dan pada ibu usia 20-35 tahun didapatkan 2 bayi BBLR dengan 72 bayi tidak BBLR.

2. Pada ibu paritas primipara hanya didapatkan 37 bayi tidak BBLR tidak didapatkan bayi BBLR, grandemultipara hanya didapatkan 1 bayi BBLR dan pada ibu paritas multipara didapatkan 6 bayi BBLR dengan 29 bayi tidak BBLR.

3. Terdapat hubungan antara ibu usia <20 dan >35 tahun dengan kejadian BBLR dan tidak terdapat hubungan antara ibu dengan paritas primipara dan grandemultipara dengan kejadian BBLR.

5.2 Saran

1. Melakukan penelitian hubungan kejadian BBLR dengan lebih banyak variabel seperti jumlah ANC, pendidikan, pekerjaan, lingkar lengan ibu.

2. Melakukan penelitian dengan metode yang lain seperti case control.

3. Melakukan penelitian pada Rumah Sakit yang lebih banyak kasus BBLR seperti Rumah Sakit tipe B ataupun tipe A


(43)

27

Daftar Pustaka

1. Proverawati Atikah, & Ismawati Cahyo, S. BBLR : Berat Badan Lahir Rendah. Yogyakarta: Nuha Medika; 2010.

2. Rangga S Pamungkas, Dadi S Argadireja, R. Kince Sakinah. Hubungan usai ibu dan paritas dengan tingkat kejadian kejadian BBLR di wilayah kerja puskesmas plered, kecamatan plered kabupaten purwakarta tahun 2014. 2015; 991-992.

3. Kementrian Kesehatan RI. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta. Kemenkes RI; 2013.

4. Kementrian PPN. MDGs INDONESIA Tahun 2015. Jakarta; 2015.

5. Depkes. RI. Manejement Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Untuk Bidan Desa: Buku Acuan : Depkes RI . Jakarta; 2008.

6. Kementrian kesehatan RI. Profil kesehatan indonesia 2012. Jakarta. Kemenkes RI; 2013.

7. F. Gary Cunningham, Kenneth J. Leveno, Steven L. Bloom, John C. Hauth, Dwight J. Rouse, Catherine Y. Spong. Williams OBSTETRICS 23rd edition. New York: McGraw Hill Medical.

8. Lula O. Lubchenco, Charlotte Hansman, Marion Dressler, Edith Boyd. Journal of the American academy of pediatrics. Intrauterine growth as estimated from liveborn birth-weight data at 24 to 42 weeks of gestation. November 1963; 794-795.

9. Sarwono Prawirohardjo. Ilmu Kebidanan edisi 4. Jakarta: PT bina pustaka sarwono prawirohardjo; 2010.

10.Surasmi, Asrining. Perawatan Bayi Resiko Tinggi. Jakarta : EGC: 2003. 11.Winkjosastro, H. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka: 2008.

12.Setyawati Endang B. Umur dan pendidikan Ibu bersalin dengan kejadian BBLR. 2014; 4-5.

13.Siti dewi E, Nuke Devi I, Agustin Rahmawati. Hubungan umur dan paritas ibu dengan berat bayi lahir di RB. Citra insani semarang. 2013; 79-82.

14.Sastroasmoro sudigdo, ismael sofyan. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis edisi ke-3. Jakarta: Sagung Seto; 2010.

15.Dahlan M. Sopiyudin. Langkah-langkah membuat proposal penelitian bidang kedokteran dan kesehatan edisi ke 4. Jakarta: Salemba medika: jakarta; 2009.

16.Feibi Almira R, Rina Kundre, Jill Lolong. Hunbungan usia ibu bersalin dengan kejadian bayi berat lahir rendah di Rumah sakit Pancaran kasih GMIM Manado. 3 Agustus 2015: 4-5.


(44)

28

17.Kementrian kesehatan RI. Profil kesehatan indonesia 2004. Jakarta. Kemenkes RI; 2005.

18.Juaria Henny. Hubungan antara umur dan paritas ibu bersalin dengan kejadian berat badan lahir rendah Maret 2014: vol. 3; 48-50.

19.Turhayati. Faktor Biologis dan Psikologis Ibu Selama Kehamilan. Yogyakarta: 2006. 20.Manuaba. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berenccana untuk

Pendidikan Bidan. Penerbit Buku Kedokteran ECG: Jakarta; 2004.

21.Tirta A, Dewiarti AN, Wahyuni A. Hubungan Paritas dan Usia Ibu Hamil dengan Berat Bayi Lahir di Puskesmas Kota Karang Bandar Lampung Tahun 2012. 2013: 5-7. 22.Prawirohartono E.P. 2004. Ikterus dalam Pedoman Tata Laksana Medik Anak RSUP.

Dr. Sardjito, Edisi 2, Cetakan 2, Medika FK UGM: Yogyakarta; 2009.

23.Leni maulida wati. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) di RSUD Ambarawa tahun 2013. 2014: 6-8.

24.Boedjang, 2004. Factors Affecting Low Birth Weight Incidence at Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta Paedicitrica Indonesiana. 2004; No.38: 255-264. 25.Amiruddin, A. Hubungan Antara Umur dan Paritas Ibu dengan Kejadian Berat Badan

Lahir Rendah di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohamad Hoesin Palembang Tahun 2009. 2010: 6-8.


(45)

29

LAMPIRAN 1

Output SPSS

Kategori Usia Ibu * 2 Kategori Crosstabulation

2 Kategori

Total BBLR Tidak BBLR

Kategori Usia Ibu Usia dengan resiko Count 5 17 22 Expected Count 1,6 20,4 22,0 % within 2 Kategori 71,4% 19,1% 22,9%

Usia tanpa resiko Count 2 72 74

Expected Count 5,4 68,6 74,0 % within 2 Kategori 28,6% 80,9% 77,1%

Total Count 7 89 96

Expected Count 7,0 89,0 96,0 % within 2 Kategori 100,0% 100,0% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic Significance

(2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square 10,059a 1 ,002

Continuity Correctionb 7,315 1 ,007

Likelihood Ratio 8,163 1 ,004

Fisher's Exact Test ,006 ,006

Linear-by-Linear Association 9,954 1 ,002 N of Valid Cases 96

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.60. b. Computed only for a 2x2 table


(46)

30

Kategori Usia Ibu * BBLN Crosstabulation

BBLN

Total BBLN Tidak BBLN

Kategori Usia Ibu Usia dengan resiko Count 16 6 22 Expected Count 19,7 2,3 22,0 % within BBLN 18,6% 60,0% 22,9%

Usia tanpa resiko Count 70 4 74

Expected Count 66,3 7,7 74,0 % within BBLN 81,4% 40,0% 77,1%

Total Count 86 10 96

Expected Count 86,0 10,0 96,0 % within BBLN 100,0% 100,0% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic Significance

(2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square 8,690a 1 ,003

Continuity Correctionb 6,505 1 ,011

Likelihood Ratio 7,252 1 ,007

Fisher's Exact Test ,009 ,009

Linear-by-Linear Association 8,599 1 ,003 N of Valid Cases 96

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.29. b. Computed only for a 2x2 table


(47)

31

2 Kategori * 2 Kategori Crosstabulation

2 Kategori

Total BBLR Tidak BBLR

2 Kategori Paritas resiko Count 1 38 39

Expected Count 2,8 36,2 39,0 % within 2 Kategori 14,3% 42,7% 40,6%

Paritas tanpa resiko Count 6 51 57

Expected Count 4,2 52,8 57,0 % within 2 Kategori 85,7% 57,3% 59,4%

Total Count 7 89 96

Expected Count 7,0 89,0 96,0 % within 2 Kategori 100,0% 100,0% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic Significance

(2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square 2,172a 1 ,141

Continuity Correctionb 1,154 1 ,283

Likelihood Ratio 2,473 1 ,116

Fisher's Exact Test ,235 ,141

Linear-by-Linear Association 2,149 1 ,143 N of Valid Cases 96

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.84. b. Computed only for a 2x2 table


(48)

32

2 Kategori * BBLN Crosstabulation

BBLN

Total BBLN Tidak BBLN

2 Kategori Paritas resiko Count 38 1 39

Expected Count 34,9 4,1 39,0 % within BBLN 44,2% 10,0% 40,6%

Paritas tanpa resiko Count 48 9 57

Expected Count 51,1 5,9 57,0 % within BBLN 55,8% 90,0% 59,4%

Total Count 86 10 96

Expected Count 86,0 10,0 96,0 % within BBLN 100,0% 100,0% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic Significance

(2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square 4,340a 1 ,037

Continuity Correctionb 3,039 1 ,081

Likelihood Ratio 5,132 1 ,023

Fisher's Exact Test ,045 ,035

Linear-by-Linear Association 4,295 1 ,038 N of Valid Cases 96

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.06. b. Computed only for a 2x2 table


(49)

33

LAMPIRAN 2

Riwayat Penulis

Identitas

Nama : Rivki Wida Sarandi Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 15 Juli 1994 Agama : Islam

Alamat : Jl. Kurnia/16 Kp. Bulak RT.05/017 Kec. Koja Jakarta Utara e-Mail : rivkiwidasarandi@gmail.com

Riwayat Pendidikan

2000-2006 : SDN 09 Tugu Utara 2006-2009 : SMP Darul Fikri Malang 2009-2012 : SMA Darul Ulum 1 Jombang


(1)

18.

Juaria Henny. Hubungan antara umur dan paritas ibu bersalin dengan kejadian berat

badan lahir rendah Maret 2014: vol. 3; 48-50.

19.

Turhayati. Faktor Biologis dan Psikologis Ibu Selama Kehamilan. Yogyakarta: 2006.

20.

Manuaba. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berenccana untuk

Pendidikan Bidan. Penerbit Buku Kedokteran ECG: Jakarta; 2004.

21.

Tirta A, Dewiarti AN, Wahyuni A. Hubungan Paritas dan Usia Ibu Hamil dengan Berat

Bayi Lahir di Puskesmas Kota Karang Bandar Lampung Tahun 2012. 2013: 5-7.

22.

Prawirohartono E.P. 2004. Ikterus dalam Pedoman Tata Laksana Medik Anak RSUP.

Dr. Sardjito, Edisi 2, Cetakan 2, Medika FK UGM: Yogyakarta; 2009.

23.

Leni maulida wati. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian BBLR (Berat

Badan Lahir Rendah) di RSUD Ambarawa tahun 2013. 2014: 6-8.

24.

Boedjang, 2004. Factors Affecting Low Birth Weight Incidence at Cipto

Mangunkusumo Hospital, Jakarta Paedicitrica Indonesiana. 2004; No.38: 255-264.

25.

Amiruddin, A. Hubungan Antara Umur dan Paritas Ibu dengan Kejadian Berat Badan

Lahir Rendah di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohamad Hoesin Palembang Tahun

2009. 2010: 6-8.


(2)

LAMPIRAN 1

Output SPSS

Kategori Usia Ibu * 2 Kategori Crosstabulation

2 Kategori

Total BBLR Tidak BBLR

Kategori Usia Ibu Usia dengan resiko Count 5 17 22

Expected Count 1,6 20,4 22,0

% within 2 Kategori 71,4% 19,1% 22,9%

Usia tanpa resiko Count 2 72 74

Expected Count 5,4 68,6 74,0

% within 2 Kategori 28,6% 80,9% 77,1%

Total Count 7 89 96

Expected Count 7,0 89,0 96,0

% within 2 Kategori 100,0% 100,0% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic Significance

(2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 10,059a 1 ,002 Continuity Correctionb 7,315 1 ,007

Likelihood Ratio 8,163 1 ,004

Fisher's Exact Test ,006 ,006

Linear-by-Linear Association 9,954 1 ,002 N of Valid Cases 96

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.60. b. Computed only for a 2x2 table


(3)

Kategori Usia Ibu * BBLN Crosstabulation BBLN

Total BBLN Tidak BBLN

Kategori Usia Ibu Usia dengan resiko Count 16 6 22

Expected Count 19,7 2,3 22,0

% within BBLN 18,6% 60,0% 22,9%

Usia tanpa resiko Count 70 4 74

Expected Count 66,3 7,7 74,0

% within BBLN 81,4% 40,0% 77,1%

Total Count 86 10 96

Expected Count 86,0 10,0 96,0

% within BBLN 100,0% 100,0% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic Significance

(2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 8,690a 1 ,003 Continuity Correctionb 6,505 1 ,011

Likelihood Ratio 7,252 1 ,007

Fisher's Exact Test ,009 ,009

Linear-by-Linear Association 8,599 1 ,003 N of Valid Cases 96

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.29. b. Computed only for a 2x2 table


(4)

2 Kategori * 2 Kategori Crosstabulation

2 Kategori

Total BBLR Tidak BBLR

2 Kategori Paritas resiko Count 1 38 39

Expected Count 2,8 36,2 39,0

% within 2 Kategori 14,3% 42,7% 40,6%

Paritas tanpa resiko Count 6 51 57

Expected Count 4,2 52,8 57,0

% within 2 Kategori 85,7% 57,3% 59,4%

Total Count 7 89 96

Expected Count 7,0 89,0 96,0

% within 2 Kategori 100,0% 100,0% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic Significance

(2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 2,172a 1 ,141 Continuity Correctionb 1,154 1 ,283

Likelihood Ratio 2,473 1 ,116

Fisher's Exact Test ,235 ,141

Linear-by-Linear Association 2,149 1 ,143 N of Valid Cases 96

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.84. b. Computed only for a 2x2 table


(5)

2 Kategori * BBLN Crosstabulation BBLN

Total BBLN Tidak BBLN

2 Kategori Paritas resiko Count 38 1 39

Expected Count 34,9 4,1 39,0

% within BBLN 44,2% 10,0% 40,6%

Paritas tanpa resiko Count 48 9 57

Expected Count 51,1 5,9 57,0

% within BBLN 55,8% 90,0% 59,4%

Total Count 86 10 96

Expected Count 86,0 10,0 96,0

% within BBLN 100,0% 100,0% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic Significance

(2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 4,340a 1 ,037 Continuity Correctionb 3,039 1 ,081

Likelihood Ratio 5,132 1 ,023

Fisher's Exact Test ,045 ,035

Linear-by-Linear Association 4,295 1 ,038 N of Valid Cases 96

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.06. b. Computed only for a 2x2 table


(6)

Riwayat Penulis

Identitas

Nama : Rivki Wida Sarandi

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 15 Juli 1994

Agama : Islam

Alamat : Jl. Kurnia/16 Kp. Bulak RT.05/017 Kec. Koja Jakarta Utara

e-Mail :

rivkiwidasarandi@gmail.com

Riwayat Pendidikan

2000-2006 : SDN 09 Tugu Utara

2006-2009 : SMP Darul Fikri Malang

2009-2012 : SMA Darul Ulum 1 Jombang