a. Dapat dipahami, artinya informasi yang ditampung dalam Laporan Keuangan dapat segera dipahami oleh pemakai. Pemakai diasumsikan
memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan
yang wajar. b. Relevan, artinya informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan
pemakai dalam proses pengambilan putusan. Informasi memiliki kualitas relevan bila dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan
membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan, serta mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu.
c. Keandalan, artinya informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan
pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur dari yang seharusnya disajikan.
d. Dapat dibandingkan, artinya pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi
kecenderungan trend posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi
posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan secara relatif sehingga pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan
peristiwa lain yang serupa dapat dilakukan secara konsisten untuk perubahan yang sama tetapi untuk perusahaan yang berbeda. Implikasi dari karakteristik
kualitatif dapat diperbandingkan adalah pemakai harus mendapat informasi tentang kebijakan akuntansi yang dipergunakan dalam penyusunan laporan
keuangan dan perubahan kebijakan, serta pengaruh perubahan tersebut. Ketaatan pada Standar Akuntansi Keuangan termasuk pengungkapan
kebijakan akuntansi yang digunakan perusahaan dapat membantu pencapaian daya banding.
2. Penyelesaian Penyajian Laporan Keuangan
Ketepatan waktu penyajian laporan keuangan merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh suatu perusahaan. Apabila penyelesaian
penyajian laporan keuangan terlambat atau tidak diperoleh saat dibutuhkan, maka relevansi dan manfaat laporan keuangan untuk pengambilan keputusan
akan berkurang Hanafi, 2003 : 35. Penyelesaian penyajian laporan keuangan ini diukur dengan menggunakan keterlambatan penyelesaian penyajian
laporan keuangan. Yang dimaksud dengan keterlambatan penyelesaian
Universitas Sumatera Utara
penyajian laporan keuangan adalah interval jumlah hari antara tanggal periode laporan keuangan sampai tanggal penyelesaian laporan keuangan
Almilia, 2006. Tanggal penyelesaian laporan keuangan diambil dari tanggal opini auditor.
Keterlambatan penyelesaian dapat disebabkan karena perusahaan berusaha untuk mengumpulkan informasi yang banyak untuk menjamin
keandalan dari laporan keuangan IAI, 2007. Dapat dikatakan bahwa perusahaan dalam membuat laporan keuangan mempertimbangkan trade off
antara relevansi dan keandalan reliabilitas dari laporan keuangan tersebut. Berdasarkan surat Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor : Kep-
36PM2003, perusahaan publik diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangan yang telah diaudit selambat-lambatnya sembilan puluh hari atau
tiga bulan setelah tanggal neraca. Menurut Almilia 2006, ada tiga kriteria keterlambatan, yaitu :
1. Keterlambatan audit Auditors’ Report Lag yaitu interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal laporan auditor
ditandatangani. 2. Keterlambatan Pelaporan Reporting Lag yaitu interval jumlah hari
antara tanggal laporan auditor ditandatangani sampai tanggal pelaporan oleh BEI.
3. Keterlambatan total Total Lag yaitu interval jumlah hari antara tanggal periode laporan keuangan sampai tanggal laporan dipublikasikan oleh
bursa.
Beberapa peneliti lain menggunakan istilah audit delay untuk menggambarkan penyelesaian penyajian laporan keuangan. Menurut Sejati
2007 menyebutkan bahwa “Audit delay merupakan lamanya waktu dari
Universitas Sumatera Utara
tanggal tutup tahun fiskal perusahaan sampai dengan tanggal laporan auditor”.
3. Teori Keagenan Agency Theory