Hasil Uji Autokorelasi Hasil Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa tidak ada satupun variabel bebas yang memiliki nilai VIF lebih dari 10 dan tidak ada yang memiliki tolerance value lebih kecil dari 0,1. Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian ini bebas dari adanya multikolinearitas. Dari hasil analisis, didapat nilai VIF untuk variabel Profit adalah 1,185 10 dan nilai tolerance sebesar 0,844 0,1, untuk variabel Solvability nilai VIF nya adalah 1,225 10 dan nilai tolerance sebesar 0,816 0,1, untuk variabel Size nilai VIF nya adalah 1,221 10 dan nilai tolerance sebesar 0,819 0,1, untuk variabel Age nilai VIF nya adalah 1,176 10 dan nilai tolerance sebesar 0,850 0,1, sementara untuk variabel KAP nilai VIF nya adalah 1,256 10 dan nilai tolerance sebesar 0,796 0,1. Dari hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel bebas yang dipakai dalam penelitian ini lolos uji gejala multikolinearitas.

c. Hasil Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1 sebelumnya. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Masalah autokorelasi umumnya terjadi pada regresi yang datanya time series. Untuk mendeteksi masalah autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson. Mengacu kepada pendapat Santoso 2002, secara umum Universitas Sumatera Utara panduan mengenai angka Durbin-Watson dapat diambil patokan sebagai berikut: 4 angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif, 5 angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi, 6 angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif. Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .276 a .076 .049 11.377 1.464 a. Predictors: Constant, KAP, Profit, Age, Size, Solvability b. Dependent Variable: Lag Sumber: Data Olahan SPSS, 2009 Tabel 4.4 memperlihatkan nilai statistik D-W sebesar 1,464. Angka ini terletak diantara -2 dan +2, dari pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi positif maupun autokorelasi negatif dalam penelitian ini.

d. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Ghozali 2005:105 Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Universitas Sumatera Utara Pengujian dilakukan dengan Uji Glejser, dengan cara meregres seluruh variabel independen dengan nilai absolute residual absut sebagai variabel dependennya. Perumusan hipotesis adalah : H : tidak ada heteroskedastisitas H a : ada heteroskedastisitas Jika signifikan 0,05 maka Ha diterima ada heteroskedastisitas dan jika signifikan 0,05 maka H diterima tidak ada heteroskedastisitas. Tabel 4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -4.800 8.262 -.581 .562 Profit .623 1.278 .040 .488 .627 Solvability -.561 .714 -.065 -.785 .433 Size 1.332 .715 .153 1.862 .064 Age -.181 .098 -.150 -1.857 .065 KAP .898 1.092 .069 .822 .412 a. Dependent Variable: absut Sumber: Data Olahan SPSS, 2009 Dari tabel 4.5 diatas kita dapat melihat bahwa nilai signifikansi untuk variabel Profit adalah 0,627 0,05, untuk variabel Solvability nilai signifikansinya adalah 0,433 0,05, untuk variabel Size nilai signifikansinya adalah 0,064 0,05, untuk variabel Age nilai Universitas Sumatera Utara signifikansinya adalah 0,065 0,05, sementara untuk variabel KAP nilai signifikansinya adalah 0,412 0,05. Dari hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah heteroskedastisitas karena semua variabel independennya memiliki signifikan lebih besar dari 0,05.

3. Hasil Pengujian Hipotesis