Pengaruh Buah Impor Terhadap Daya Saing Buah Lokal (Studi Kasus : Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara)

(1)

PENGARUH BUAH IMPOR

TERHADAP DAYA SAING BUAH LOKAL

( Studi Kasus : Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara )

SKRIPSI

OLEH:

Michaela Glady Sinambela

090304077

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

PENGARUH BUAH IMPOR

TERHADAP DAYA SAING BUAH LOKAL

( Studi Kasus : Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara )

SKRIPSI

Oleh :

MICHAELA GLADY SINAMBELA

090304077

AGRIBISNIS

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

Disetujui oleh : Komisi Pembimbing

Ketua Komisi Pembimbing Anggota Komisi Pembimbing

(Ir. Luhut Sihombing, MP) (Sri Fajar Ayu, SP, MM, DBA) NIP : 196510081992031001 NIP : 197008272008122001

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

ABSTRAK

MICHAELA GLADY SINAMBELA : Pengaruh Buah Impor Terhadap Daya Saing Buah Lokal (Studi Kasus : Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara), dibimbing oleh Bapak Ir. Luhut Sihombing, MP dan Ibu Sri Fajar Ayu SP, MM, DBA.

Kegiatan impor pada umumnya dilakukan ketika jumlah produksi lokal berkurang kuantitasnya dan kebutuhan lokal tidak dapat terpenuhi. Ketergantungan pada kegiatan impor dapat memberikan dampak penurunan produksi lokal secara terus menerus sehingga eksistensi dan daya saing produksi lokal menjadi menurun. Tujuan dari penelitian ini adalah; 1) Untuk mengetahui pola perdagangan luar negeri buah impor antar wilayah yang berjalan, 2) Untuk menganalisis pengaruh keberadaan buah impor terhadap buah lokal secara kuantitatif di daerah penelitian, 3) Untuk mengetahui pola konsumsi masyarakat terhadap buah impor dan buah lokal di daerah penelitian, dan 4) Untuk menganalisis strategi peningkatan daya saing buah lokal terhadap keberadaan buah impor di daerah penelitian. Metode penelitian yang digunakan yaitu secara purposive, metode penarikan sampel dilakukan secara Accidental Sampling, metode analisis data menggunakan metode regresi linier berganda dan analisi SWOT.

Hasil penelitian menyimpukan bahwa; 1) Pola perdagangan buah impor yang sedang berjalan adalah Negara China, Banda Aceh, Brebes (Jawa Timur), Berastagi, Simalungun, Tuntungan, dan Tanjung Morawa lalu disalurkan ke pasar sentral kemudian didistribusikan berbagai pasar di Kota Medan, 2) Faktor-faktor yang mempengaruhi harga buah lokal adalah jumlah buah impor, dan kurs rupiah terhadap dollar, 3) Buah yang paling diminati adalah buah jeruk dan mangga. Hal-hal yang mempengaruhi konsumen dalam mengkonsumsi buah adalah jenis buah, kebiasaan, pengetahuan akan kandungan buah, ketersediaan, ketergantungan pada impor, asal produksi, alasan mengkonsumsi, lokasi pedagang, budget belanja, intensitas mengkonsumsi, dan kebutuhan, serta 4) Faktor internal yang mempengaruhi daya saing buah lokal adalah modal, kualitas buah, tampilan (packing) buah, ketersediaan, dan sifat buah yang musiman. Sedangkan faktor eksternal adalah penggunaan pengawet, supermarket di sekitar pasar tradisional yang identik dengan buah impor, permintaan (minat) konsumen, penawaran dari agen, hari raya besar/akhir pekan, dan harga buah


(4)

RIWAYAT HIDUP

Michaela Glady Sinambela, lahir pada tanggal 01 Mei 1991 di Balikpapan, merupakan anak sulung dari 4 bersaudara dari Ayahanda J. Sinambela dan Ibunda L. Sitorus.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut : • Pada tahun 1995 masuk di Taman Kanak-Kanak Putri Sion Medan,

• Pada tahun 1997 masuk di SD Budi Murni 2 Simalingkar, Medan, pada tahun 2000 masuk di SD Patra Dharma Balikpapan, pada tahun 2002 masuk di SD St. Yoseph Denpasar,

• Pada tahun 2003 masuk di SMP St.Yoseph 1 Denpasar, pada tahun 2004 masuk di SMP Providentia Bandung, pada tahun 2005 masuk di SMP Bunda Hati Kudus Cibubur,

• Pada tahun 2006 masuk di SMA Bunda Hati Kudus Cibubur,

• Pada tahun 2009 masuk di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara Medan, melalui jalur Ujian Masuk Bersama (UMB).

Selama menjalani masa perkuliahan, penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Desa Silinda, Kecamatan Silinda, Kabupaten Serdang Bedagai pada bulan Juli s/d Agustus 2013. Penulis juga aktif dalam kegiatan organisasi kampus dengan mengikuti beberapa kepanitiaan seperti PORSENI dan Penerimaan Mahasiswa Baru. Penulis juga bergabung dalam kegiatan IMASEP


(5)

seperti HUT IMASEP dan Latihan Dasar Kepemimpinan dan pernah bertanggung jawab sebagai wakil ketua bidang penelitian dan pengembangan selama satu periode dan mengikuti beberapa kegiatan POPMASEPI. Pada bulan Desember 2013, penulis melaksanakan penelitian skripsi di Kota Medan, Sumatera Utara.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Adapun judul skripsi ini adalah “Pengaruh Buah Impor Terhadap Daya Saing Buah Lokal (Studi Kasus: Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara)”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi sebagian dari syarat – syarat guna menyelesaikan strata satu dan memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatra Utara.

Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Ir. Luhut Sihombing, MP selaku Ketua Komisi Pembimbing serta Ibu

Sri Fajar Ayu, SP, MM, DBA selaku anggota Komisi Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, mengajarkan ilmu yang tak ternilai harganya, motivasi, arahan serta saran dengan penuh kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

2. Ibu Dr. Ir. Salmiah, M. S selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian USU dan Bapak Dr. Ir. Satya Negara Lubis, M.Ec selaku Sekretaris Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian USU, yang memberikan kemudahan dalam perkuliahan.

3. Seluruh Dosen Program Studi Agribisnis, FP-USU yang telah mengajari dan membekali ilmu pengetahuan serta seluruh Staf Pengajar Program Studi Agribisnis FP-USU khususnya Kak Runi, Kak Yani, dan Kak Ipen yang


(7)

membantu penulis dalam administrasi kampus serta seluruh pegawai FP USU khususnya Kak Lisbet, Kak Ipen dan Bang Muliono.

Segala hormat dan terima kasih secara khusus penulis ucapkan kepada orangtua tercinta J. Sinambela dan L. Sitorus yang tidak pernah lelah memberikan nasihat, cinta dan kasih sayang, serta dukungan baik secara materi maupun nonmateri yang diberikan selama menjalani masa perkuliahan. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada adik-adik tersayang Clara Clearesta S, Julio Dimitri Fredrik S, dan Felix Reinaldo S serta keluarga besar penulis yang telah memberi motivasi, semangat, dan kasih sayang kepada penulis.

Penulis juga berterima kasih kepada sahabat-sahabat May Salina br Ginting S.P., Murni Artha Christy Tampubolon, Apriyani Barus S.P., Friska E.D. Panjaitan S.P., Theodoric Sigalingging, Juara Sinaga, Wellman Simamora, Satria Simamora, Rafael Pandiangan, Julio Tampubolon, Boiman Gultom, Firmansyah yang telah memberikan semangat, kritik, saran, dan setia menemani penulis, serta teman dekat penulis Johannes P.B. Silitonga yang selalu memberikan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Fakultas Agribisnis FP-USU. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada teman-teman tersayang Sesilia Simarmata S.T., Dameria Sinaga, Ayu Paskawati, Merry Tobing dan Catrine Sihite yang selalu memberikan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini dan serta seluruh rekan-rekan Agribisnis 2009 yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu penyelesaian skripsi ini dan memberikan doa serta dukungan kepada penulis.


(8)

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca untuk perbaikan skripsi ini dikemudian hari. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Maret 2014 Penulis


(9)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI iii

DAFTAR TABEL iv

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN ix

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Identifikasi Masalah 8

1.3 Tujuan Penelitian 9

1.4 Kegunaan Penelitian 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10

2.1 Tinjauan Pustaka 10

2.1.1 Buah – Buahan 10

2.1.2 Perdagangan Luar Negeri 14 2.1.3 Kurs Rupiah Terhadap Dollar 16

2.2 Landasan Teori 16

2.3 Kerangka Pemikiran 20 2.4 Hipotesis Penelitian 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 23

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian 23 3.2 Metode Penentuan Sampel 24 3.3 Metode Pengumpulan Data 27

3.4 Metode Analisis Data 27

3.5 Definisi dan Batasan Operasional 32


(10)

3.5.2 Batasan Operasional 33 BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK

RESPONDEN 34

4.1 Deskripsi Desa Kuala 34

4.1.1 Letak Geografis, Luas Wilayah, Batas, dan Iklim 34

4.1.2 Tata Guna Usaha 35

4.1.3 Keadaan Penduduk 35

4.1.4 Sarana dan Prasarana 38 4.2 Karakteristik Sampel Penelitian 39 4.2.1 Karakteristik Konsumen Sampel 39 4.2.2 Karakteristik Pasar 41 4.2.3 Karakteristik Pedagang Sampel 43

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 46

5.1 Pola Perdagangan Luar Negeri Buah Impor 46 5.2 Pengaruh Buah Impor Terhadap Harga Buah Lokal 46 5.3 Pola Konsumsi Masyarakat Terhadap Buah 53 5.4 Strategi Peningkaan Daya Saing Buah Lokal 70

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 82

6.1 Kesimpulan 82

6.2 Saran 83

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(11)

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

1.1. Konsumsi Buah-Buahan Sumatera Utara 2 1.2. Produksi Buah-Buahan Menurut Jenis Tanaman (Ton) 4 3.1. Banyaknya Pasar Menurut Kecamatan Di Kota Medan Tahun

2010

23

3.2. Jenis Buah Yang Tersedia Di Kota Medan Tahun 2011 24 3.3. Pembagian Banyaknya Jumlah Sampel Konsumen 26 3.4. Tabel Keterangan Rating Menurut Kategori 30 3.5. Tabel Faktor Strategi 31 4.1. Penduduk Menurut Kecamatan dan Penduduk (Rumah Tangga) di

Kota Medan Tahun 2012

36

4.2. Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kota Medan Tahun 2012

37

4.3. Penduduk Kota Medan Berumur ≥15 Tahun (Yang Termasuk Dalam Angkatan Kerja) Menurut Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin Tahun 2012

38

4.4. Sarana dan Prasarana di Kota Medan Tahun 2012 39 4.5. Karakteristik Sosial Ekonomi Konsumen 40 4.6. Karakteristik Sosial Ekonomi Pedagang 44 5.1. Analisis Regresi Faktor-Faktor Mempengaruhi Pengaruh Jeruk

Impor Terhadap Daya Saing Jeruk Lokal.

47

5.2. Output Collinearity Statistics Buah Jeruk 50 5.3. Minat Masyarakat Terhadap Buah-buahan 53 5.4. Jenis Buah Dalam Pola Konsumsi Masyarakat 54 5.5. Kebiasan Konsumen Dalam Memilih Buah-buahan 55 5.6. Pengetahuan Mengenai Kandungan Buah 56

5.7. Ketersediaan Buah 57

5.8. Ketergantungan Konsumen Pada Buah Impor 58

5.9. Asal Produksi Buah 59


(12)

No Judul Halaman

5.11. Lokasi 61

5.12. Nominal Yang Dikeluarkan Setiap Belanja Buah 62 5.13. Penerapan Pola 4 Sehat 5 Sempurna 63 5.14. Intensitas Mengkonsumsi Buah Dalam Sehari 64 5.15. Porsi Dalam Satu Kali Konsumsi 65 5.16. Manfaat Buah Bagi Konsumen 66 5.17. Keluhan Masyarakat Terhadap Buah Impor 67 5.18. Evaluasi Faktor Internal Perdagangan Buah Lokal 72 5.19. Evaluasi Faktor Eksternal Perdagangan Buah Lokal 73 5.20. Matriks SWOT Strategi Peningkatan Daya Saing Buah Lokal 76


(13)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

2.1. Kerangka Pemikiran 22

3.1. Matriks Posisi SWOT 31 5.1. Jalur Perdagangan Buah Impor 46 5.2. Histogram Uji Normalitas Buah Jeruk 51 5.3. Normal P-P Plot Uji Normalitas Buah Jeruk 51 5.4. Scatter Plot Uji Heterokedastisitas Buah Jeruk 52 6.1. Matriks Posisi Perdagangan Buah Lokal 75


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul

1. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Harga Buah Jeruk Lokal 2. Hasil Output SPSS Regresi Buah Jeruk

3. Karakteristik Konsumen Sampel

4. Pola Konsumsi Masyarakat Terhadap Buah

4a. Lanjutan Pola Konsumsi Masyarakat Terhadap Buah 5. Karakteristik Pedagang Sampel

6. Indikator dan Parameter Penilaian SWOT Pengaruh Buah Impor Terhadap Daya Saing Buah Lokal

7. Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman Buah-buahan Lokal Di Kota Medan

8. Pembobotan Faktor Internal Pengaruh Buah Impor Terhadap Buah Lokal Di Kota Medan

9. Pembobotan Faktor Eksternal Pengaruh Buah Impor Terhadap Buah Lokal Di Kota Medan

10. Rating Faktor Internal Pengaruh Buah Impor Terhadap Buah Lokal Di Kota Medan

11. Rating Faktor Eksternal Pengaruh Buah Impor Terhadap Buah Lokal Di Kota Medan

12. Penilaian Atracctive Score (AS) Untuk Strategi SO 13. Penilaian Atracctive Score (AS) Untuk Strategi WO 14. Penilaian Atracctive Score (AS) Untuk Strategi ST 15. Penilaian Atracctive Score (AS) Untuk Strategi WT


(15)

ABSTRAK

MICHAELA GLADY SINAMBELA : Pengaruh Buah Impor Terhadap Daya Saing Buah Lokal (Studi Kasus : Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara), dibimbing oleh Bapak Ir. Luhut Sihombing, MP dan Ibu Sri Fajar Ayu SP, MM, DBA.

Kegiatan impor pada umumnya dilakukan ketika jumlah produksi lokal berkurang kuantitasnya dan kebutuhan lokal tidak dapat terpenuhi. Ketergantungan pada kegiatan impor dapat memberikan dampak penurunan produksi lokal secara terus menerus sehingga eksistensi dan daya saing produksi lokal menjadi menurun. Tujuan dari penelitian ini adalah; 1) Untuk mengetahui pola perdagangan luar negeri buah impor antar wilayah yang berjalan, 2) Untuk menganalisis pengaruh keberadaan buah impor terhadap buah lokal secara kuantitatif di daerah penelitian, 3) Untuk mengetahui pola konsumsi masyarakat terhadap buah impor dan buah lokal di daerah penelitian, dan 4) Untuk menganalisis strategi peningkatan daya saing buah lokal terhadap keberadaan buah impor di daerah penelitian. Metode penelitian yang digunakan yaitu secara purposive, metode penarikan sampel dilakukan secara Accidental Sampling, metode analisis data menggunakan metode regresi linier berganda dan analisi SWOT.

Hasil penelitian menyimpukan bahwa; 1) Pola perdagangan buah impor yang sedang berjalan adalah Negara China, Banda Aceh, Brebes (Jawa Timur), Berastagi, Simalungun, Tuntungan, dan Tanjung Morawa lalu disalurkan ke pasar sentral kemudian didistribusikan berbagai pasar di Kota Medan, 2) Faktor-faktor yang mempengaruhi harga buah lokal adalah jumlah buah impor, dan kurs rupiah terhadap dollar, 3) Buah yang paling diminati adalah buah jeruk dan mangga. Hal-hal yang mempengaruhi konsumen dalam mengkonsumsi buah adalah jenis buah, kebiasaan, pengetahuan akan kandungan buah, ketersediaan, ketergantungan pada impor, asal produksi, alasan mengkonsumsi, lokasi pedagang, budget belanja, intensitas mengkonsumsi, dan kebutuhan, serta 4) Faktor internal yang mempengaruhi daya saing buah lokal adalah modal, kualitas buah, tampilan (packing) buah, ketersediaan, dan sifat buah yang musiman. Sedangkan faktor eksternal adalah penggunaan pengawet, supermarket di sekitar pasar tradisional yang identik dengan buah impor, permintaan (minat) konsumen, penawaran dari agen, hari raya besar/akhir pekan, dan harga buah


(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kekayaan alam Indonesia sangat melimpah, tak heran jika banyak aneka jenis buah-buahan yang diproduksi oleh negeri agraris ini. Melihat jumlah produksi yang cukup tinggi serta angka jumlah pertumbuhan penduduk Sumatera Utara yang terus meningkat pula, tingkat permintaan akan buah-buahan seharusnya dapat dipenuhi oleh produksi buah-buahan lokal Sumatera Utara sendiri. Hal ini juga seharusnya dapat menjadi pasar yang pasti bagi buah-buahan lokal kita. Kita lihat produksi buah-buahan Sumatera Utara tidak pernah kandas. Selalu ada produksi yang dihasilkan meskipun tanpa pemeliharaan dan perawatan menggunakan pupuk dan pestisida sekalipun. Mengingat Sumatera Utara merupakan bagian dari negara agraris yang kaya unsur dan mineral yang mencukupi bagi pertumbuhan tanaman komoditi buah tersebut.

Kehadiran buah-buahan di dalam menu sehari-hari bangsa kita sudah dikenal sejak zaman dahulu. Buah-buahan sudah menjadi bagian dari menu sehari-hari. Buahan-buahan juga sama halnya dengan bahan makanan jenis lain, sama-sama memiliki tingkat kalori yang dapat memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat sehari-hari. Pada awalnya, buah-buahan seperti durian, duku, langsat, manggis, dan sebagainya, tumbuh liar tanpa banyak campur tangan manusia. Demikian pula halnya dengan berbagai jenis pohon-pohonan, baik yang berfungsi sebagai peneduh (sawo kecik), ataupun penghasil buah (rambutan, kelengkeng, jeruk) (Zulkarnain, 2009).


(17)

Sebagai pangan sumber vitamin dan mineral, buah-buahan mensuplai energi sebesar 193,39 kkal/kapita/hari (5,92 persen dari total ketersediaan) di tahun 2010. Kontribusi yang cukup besar berasal dari dua komoditas, yaitu jeruk sebesar 78,12 kkal/kapita/hari dengan volume 54,99 kg/kapita/tahun dan pisang sebesar 35,99 kkal/kapita/hari dengan volume 25,34 kg/kapita/tahun. Sedangkan pada tahun 2011 mengalami peningkatan yang mana kontribusi energi dari buah pada tahun 2011 menjadi 215 kkal/kapita/hari (5,63 persen terhadap total ketersediaan). Ketersediaan tersebut didominasi oleh salak dan pisang yang masing-masingnya memberi sumbangan sebesar 97,90 kkal/kapita/hari (22,13 kg/kapita/tahun) dan 48,96 kkal/kapita/hari (27,75 kg/kapita/tahun) (NBM Prov. Sumut, 2010).

Tabel 1.1. Konsumsi Buah-Buahan Sumatera Utara

Rata-Rata Konsumsi Kalori Per Kapita Sehari Sumatera Utara Jenis Buah-Buahan Tahun 2011 (Kkal)

Daerah 2010 2011

Perkotaan 45,44 38,34

Pedesaan 44,34 47,51

Perkotaan + pedesaan 44,85 43,00

Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa konsumsi masyarakat Sumatera Utara pada tahun 2011 sebanyak 43,00 Kkal. Angka ini mengalami penurunan sebanyak 1,85 Kkal dari tahun 2010. Dari data yang dirangkum oleh Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, luas panenan di Sumatera Utara seluas 383 Ha. Angka ini sudah menunjukkan bahwa tidak sedikit areal lahan yang digunakan untuk produksi tanaman hortikultura jenis buah-buahan. Dari keseluruhan luas lahan tersebut diketahui data jumlah produksi buah-buahan Sumatera Utara sebanyak 3258 ton.


(18)

Data Dinas Pertanian menunjukkan selama Maret 2013, jenis buah yang dipasok dari luar negeri untuk Sumut antara lain pir, strawberry, kurma, serta sejumlah buah segar lain. Impor dilakukan melalui terminal peti kemas di Pelabuhan Belawan Sumut sebanyak 1.681 ton. Namun selama Maret 2013 dari angka pada periode yang sama tahun lalu, masyarakat di Sumatra Utara mengalihkan sebagian besar konsumsi buah lokal dari buah produksi luar negeri, sehingga impor buah ke provinsi ini anjlok 65,71%. Ketua Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) Sumut Khairul Mahalli mengemukakan permintaan buah impor selama Maret 2013 turun 65,71%, jika dibandingkan dengan angka selama Maret 2012 (year-on-year), yaitu menjadi 1.681 ton dari 4.903 ton. Penurunan impor buah ke Sumut juga terjadi untuk angka kuartalan, di mana selama Kuartal I/2013, impor buah Sumut tercatat sebanyak 11.238 ton, menyusut 29,26% jika dibandingkan dengan angka pembelian buah dari luar negeri selama Kuartal I/2012 sebesar 15.969 ton (Razali, 2013).

Menurut wawancara pada beberapa konsumen, warga Medan lebih menyukai buah lokal karena lebih segar dan tidak mendapatkan perlakuan dari pedagang, misalnya pelilinan atau menyemprotkan zat pengawet ke dalam buah, seperti yang dilakukan pada buah impor. Mereka berpendapat bahwa buah lokal lebih segar dan aman. Tidak lama setelah di panen, langsung dapat dikonsumsi. Berbeda jika buah berasal impor, tentu butuh perlakuan lagi agar buah tidak busuk sampai ke Medan. Bisa saja zat tambahan itu berbahaya untuk kesehatan (Razali, 2013).

Dari data dalam jangka waktu 18 tahun terakhir yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Sumatera Utara dapat diketahui perubahan-perubahan jumlah produksi


(19)

untuk setiap tahunnya tidak stabil. Salah satunya komoditi buah durian, produksi durian mengalami peningkatan pada tahun 2002 dan terus mengalami naik turun yang memiliki lope positif hingga tahun 2009. Dan ketika tahun 2010 jumlah produksinya kembali menurun. Pada tabel 1.2. dapat dilihat ringkasan data produksi buah-buahan menurut jenisnya yang dimuat antara rentan tahun 2007 hingga tahun 2011. Padahal buah durian Indonesia khususnya Sumatera Utara memiliki aroma dan cita rasa yang khas meskipun tidak memiliki daging buah yang padat dan tebal seperti durian montong yang diimpor dari bangkok sehingga lebih dikenal dengan sebutan durian bangkok.

Tabel 1.2. Produksi Buah-Buahan Menurut Jenis Tanaman (Ton)

Jenis tanaman 2007 2008 2009 2010 2011 Alpukat 6,808 9,093 7,481 7,644 8,083

Jeruk 864,778 679,673 728,796 788,747 579,471

Mangga 34,349 27,402 21,971 28,131 31,742

Rambutan 48,706 67,639 60,153 43,777 30,527

Duku/langsat 9,157 15,986 15,526 13,258 20,807

Durian 136,940 128,803 102,580 66,206 79,659

Jambu biji 15,660 22,783 24,682 35,261 20,716

Sawo 11,894 10,721 13,833 6,710 7,543

Pepaya 22,154 23,287 27,659 29,040 36,057

Pisang 211,974 233,124 335,790 403,390 429,628

Nenas 123,776 144,266 134,077 102,437 183,213

Salak 247,406 229,911 259,103 328,877 360,813

Manggis 8,613 9,387 9,957 7,750 9,332

Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara

Baru-baru ini juga media kerap meliput mengenai masuknya buah jeruk dari Cina yang menyebabkan Jeruk di Sumatera Utara khususnya Kota Medan menjadi


(20)

kalah pamor. Harga jeruk yang ditawarkan oleh negara Cina lebih murah dibandingkan harga jeruk dari tanah karo sehingga petani karo terpaksa menurunkan harga jualnya agar dapat bersaing dengan produksi jeruk impor tersebut. Padahal jika dilihat dari harga yang ditawarkan petani Karo untuk mengimbangi harga jeruk impor, tidak menghasilkan keuntungan yang relevan bagi mereka sendiri. Bilamanapun mendapat keuntungan, keuntungan yang didapat tidak sesuai recana usaha tani yang biasanya mereka lakukan. Bila hal ini terus terjadi, keadaan jeruk tanah karo akan semakin sulit baik bagi petaninya maupun eksistensinya di pasar lokal.

Menurut Setyabudi, dkk (2008), yang melakukan penelitian buah impor di Bogor dan sekitarnya mengungkapkan bahwa buah-buahan impor teridentifikasi mengandung formalin dan pestisida yang dilarang dalam penggunaannya. Penggunaan formalin dan pestisida pada buah-buahan impor dapat terjadi di negara produsennya maupun setelah sampai di negara pengimpor. Oleh karena itu perlu standar mutu yang lebih luas terhadap buah impor guna melindungi konsumen terhadap dampak negatif dari penggunaan bahan kimia terlarang. Langkah yang seharusnya dilakukan oleh pihak terkait dalam menyikapi terhadap buah impor dalam perdagangan global adalah: (1) Perlu langkah antisipatif dengan melakukan survei yang lebih luas dan mendalam mengenai pemakaian bahan berbahaya pada buah dan sayuran impor. (2) Memberikan rekomendasi pelarangan terhadap buah-buahan impor yang terbukti mengandung formalin maupun pestisida yang mengandung bahan berbahaya. (3) Diberlakukan standar mutu yang mempersyaratkan bebas dari bahan berbahaya terhadap buah-buahan impor sehingga dapat melindungi konsumen di dalam negeri. Dan (4) Diperlukan


(21)

pembinaan pada pedagang buah dan sayuran impor terhadap penggunaan bahan-bahan yang berbahaya.

Pada bulan Januari tahun 2006 pemerintah melalui Menteri Pertanian mengeluarkan Peraturan Menteri Pertanian No.37/KPTS/HK.060/200 tentang persyaratan teknis dan tindakan karantina tumbuhan untuk pemasukan buah-buahan ke Indonesia yang bertujuan untuk mencegah masuknya lalat buah ke Indonesia dengan cara memperketat masuknya buah-buahan dengan membatasi pintu masuk buah ke semua pelabuhan yang ada di Indonesia. Selanjutnya dari hasil peraturan ini maka di Indonesia pintu masuk untuk pelabuhan dibatasi hanya menjadi 7 pelabuhan saja, diantaranya adalah pelabuhan Belawan di Medan, pelabuhan Batu Ampar di Batam, pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta, pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya, pelabuhan laut di Makasar, serta hanya dua bandara udara, yaitu; Soekarno Hatta di Jakarta dan bandara Ngurah Rai di Bali (Tarumun dan Restuhadi, 2006).

Melihat Pelabuhan Belawan di Medan menjadi salah satu pintu masuk impor, kemungkinan besarnya jumlah buah-buahan impor semakin besar jumlahnya. Namun, buah-buahan impor tidak selalu memiliki keuntungan meskipun jumlahnya yang dapat memenuhi kebutuhan konsumsi Sumatera Utara serta harga yang biasanya lebih murah daripada produk lokal tidak menjamin keunggulan keamanan konsumsi bagi konsumen. Keberadaan impor buah-buahan yang ketergantungan akan dapat melemahkan petani Sumatera Utara baik dari segi produktivitas maupun dari segi pendapatan. Yang lambat laun akan menyurutkan semangat petani lokal untuk berproduksi karena kurangnya daya saing menyaingi


(22)

produk-produk impor. Untuk itu perlu dianalisis apa saja yang dapat meningkatkan daya saing petani lokal dalam menanggapi keberadaan buah-buah impor.

Dalam Rangkuti (2004) strategi untuk menghadapi lingkungan eksternal dapat ditetapkan dengan mengetahui apa yang menjadi ancaman (Threats) dan apa yang menjadi peluang (Opportunities) bagi pelaku usaha. Setelah mengetahui lingkungan eksternal yang dihadapi, maka analisis lingkungan internal perlu dilakukan guna mengetahui apa yang menjadi kekuatan (Strengths) dan apa yang menjadi kelemahan (Weaknesseses) dari pelaku usaha. Dengan demikian perusahaan selalu dapat beradaptasi dengan lingkungannya sehingga upaya untuk mencapai tujuan senantiasa akan dapat dicapai. Penggunaan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threats) sebenarnya telah muncul sejak ribuan tahun yang lalu dari bentuk yang paling sederhana, yaitu dalam rangka menyusun strategi untuk mengalahkan musuh dalam setiap pertempuran, sampai menyusun strategi untuk memenangkan persaingan bisnis dengan konsep cooperation dan competition. SWOT merupakan salah satu alat yang dapat dipakai untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan suatu perusahaan. Analisis SWOT adalah analisis terhadap kekuatan (Strengths), kelemahan (Weaknesseses), peluang/kesempatan (Opportunitiess) dan ancaman (Threats) yang dimiliki dan dihadapi oleh pelaku usaha maupun perusahaan.

Melihat perkembangan impor dan jumlah konsumsi terhadap buah-buahan yang terus berubah-ubah, maka dapat disimpulkan pengaruh konsumsi masyarakat terhadap buah lokal juga dipengaruhi oleh harga buah lokal itu sendiri, tawaran


(23)

terhadap buah impor, dan harga buah impor. Perbedaan dan kesenjangan antara kualitas dan harga buah impor dan buah lokal mempengaruhi daya saing buah lokal di pasar kota Medan. Hal ini yang menyebabkan adanya dampak masuknya buah impor ke pasar buah khususnya Kota Medan.

Melihat adanya permasalahan diatas, maka penulis tertarik untuk menganalisis dampak masuknya buah impor terhadap daya saing buah lokal di pusat ibukota provinsi Sumatera Utara. Dengan dilakukannya kajian dampak keberadaan buah impor yang masuk ke Kota Medan maka diharapkan dapat disusun strategi yang dapat meningkatkan daya bersaing buah lokal sehingga mampu dengan buah impor di wilayah Sumatera Utara khususnya daerah Kota Medan.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat diteliti permasalahan yang ditemukan antara lain :

1) Bagaimana pola perdagangan luar negeri buah impor antar wilayah yang berjalan?

2) Bagaimana pengaruh keberadaan buah impor terhadap buah lokal secara kuantitatif di daerah penelitian?

3) Bagaimana pola konsumsi masyarakat terhadap buah impor dan buah lokal di daerah penelitian?

4) Bagaimana strategi peningkatan daya saing buah lokal terhadap keberadaan buah impor di daerah penelitian?


(24)

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah ini, maka dilakukan penelitian yang bertujuan sebagai berikut :

1) Untuk mengetahui pola perdagangan luar negeri buah impor antar wilayah yang berjalan.

2) Untuk menganalisis pengaruh keberadaan buah impor terhadap buah lokal secara kuantitatif di daerah penelitian

3) Untuk mengetahui pola konsumsi masyarakat terhadap buah impor dan buah lokal di daerah penelitian.

4) Untuk menganalisis strategi peningkatan daya saing buah lokal terhadap keberadaan buah impor di daerah penelitian.

1.4. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian dari penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1)Sebagai sumber masukan dan informasi bagi para pelaku agribisnis buah lokal dan buah impor dalam mengembangkan usahanya.

2)Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah dan instansi terkait dalam pengambilan kebijakan dan peningkatan daya saing buah lokal terhadap buah impor di Kota Medan Sumatera Utara.


(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN

KERANGKA PEMIKIRAN

2.1.Tinjauan Pustaka 2.1.1 Buah-Buahan

Banyak jenis buah-buahan tropis dihasilkan di berbagai wilayah Indonesia. Namun, buah-buahan tersebut kebanyakan membanjiri pasar lokal hanya pada saat panen raya. Baru sedikit jenis buah yang menempati pasar swalayan atau pasar dunia (internasional). Jenis buah-buahan tropis yang dipasarkan di pasaran internasional pada saat ini adalah pisang, nanas, mangga, alpukat, rambutan, markisa, sirsak, jambu biji, belimbing, dan manggis (Sunarjono, 2000).

Menurut Zulkarnain (2009), secara botani, buah dapat didefinisikan sebagai ovari matang dari suatu bunga dengan segala isinya serta bagian-bagian yang terkait erat dari bunga tersebut. Oleh karena itu, buah terdiri atas bagian-bagian seperti dindng ovari atau pericarp (yang berdiferensiasi mejadi eksocarp, endocarp, dan mesocarp), biji, jaringan plasenta, partisi, reseptakel, dan sumbu tangkai bunga. Berdasarkan jumlah penyusunnya, buah dapat diklasifikasikan atas beberapa kelompok, yaitu:

a. Buah sederhana, yaitu buah yang berkembang dari satu ovari. Buah sederhana dikelompokkan lagi menjadi :

1. Buah sederhana berdaging (pericarpnya berdaging). Tipe buah demikian dapat dikelompokkan lagi menjadi :


(26)

b. Tipe drupe, misalnya buah zaitun, peach, cherry (Prunus, sp.), dan plum.

c. Tipe pome, misalnya buah apel (Malus domestica) d. Tipe hesperidium, misalnya buah jeruk (Citrus sp.)

e. Tipe pepo,misalnya buah tanaman yang tergolong ke dalamfamili Cucurbitaceae

2. Buah sederhana tidak berdaging (pericarpnya kering), yang dapat digolongkan menjadi :

a) Golongan dehiscent (membuka dan menyebarkan biji pada saat matang), yang dapat dikelompokkan lagi menjadi :

1. Tipe legume (polong), misalnya buah kacang-kacangan. 2. Tipe follicle, misalnya buah peony dan Hekea

3. Tipe capsule, misalnya buah Eucalyptus sp

4. Tipe silique, misalnya buah mustard (Brassica nigra).

b) Golongan indehiscent (tidak membuka dan tidak menyebarkan biji pada saat matang), yang dapat dikelompokkan lagi menjadi :

1. Tipe achene, misalnya buah bunga matahari (Helianthus annuus)

2. Tipe caryopsis (biji-bijian), misalnya buah jagung 3. Tipe nut, misalnya buah hazel nut

4. Tipe samara, misalnya buah maple.

b. Buah agregat, yaitu buah yang berasal dari beberapa ovari pada bunga yang sama, baik ovari tersebut bergerombol maupun menyebar pada satu eseptakel, yang kemudian menyatu menjadi satu buah. Contoh buah tipe ini misalya pada tanaman stroberi (Fragaria vesca)


(27)

c. Buah majemuk, yaitu buah yang berasal dari beberapa ovari dari beberapa bunga, lalu menyatu menjadi satu massa. Contoh buah tipe ini misalnya pada tanaman nanas (Ananas comosus)

Berdasarkan asal tanaman buah-buahan, maka tanaman dapat dikelompokkan menjadi dua sumber yaitu :

a. Tanaman buah sub-tropik. Tanaman buah sub-tropik umumnya berasal dari daerah antara 230-400 Lintang, contoh : kasemak, pear.

b. Tanaman buah tropik. Tanaman buah tropik berasal dari daerah khatulistiwa sampai 230 Lintang. Contoh: rambutan, durian, manggis, duku, dan sebagainya.

Tanaman buah sub-tropik umumnya masih dapat dikembangkan di daerah tropik seperti: daerah pegunungan (≥1000 meter di atas permukaan laut), sedangkan tanaman buah tropik lebih sulit dikembangkan di daerah sub-tropik (Barus, 2008).

Jeruk

Menurut Pracaya (2000), nilai gizi buah jeruk manis cukup tinggi, terutama kandungan vitamin C-nya, sehingga bermanfaat bagi kesehatan bila dikonsumsi secara rutin. Rasanya yang asam dapat menambah selera makan karena membantu pencernaan. Tanaman ini biasanya ditanam di kebun (halaman) dapat pula ditanam dalam pot, dengan syarat unsur haranya cukup. Buahnya lumayan untuk menambah gizi keluarga.

Varietas jeruk manis cukup banyak, diantaranya jeruk manis nanas, puser (udel), merah darah, tidak asam, batu, Hamlin, Shamouti, Tenerife, Thomson, Australia, Brasil, Portugal, Washington, Imperial, Sukhari, Valencia, dan Sunkist. Seringkali


(28)

jeruk manis disebut pula dengan nama daerah asalnya, misalnya jeruk manis batu karena asalnya dari Batu, jeruk manis pacitan karena berasal dari Pacitan, jeruk manis sunkist karena asalnya dari Perusahaan Sunkist Growers, Inc. dari California, USA (Pracaya, 2000).

Mangga

Adakalanya tanaman mangga akan mengurangi pengotoran udara, menambah suasana sejuk rumah pada musim kemarau, dan mengurangi banjir dimusim hujan. Selain itu juga menambah penghasilan rumah tangga dan menambah gizi keluarga. Dengan mengkonsumsi mangga, anak-anak dan semua anggota keluarga akan cukup mendapat provitamin A dan vitamin C. Selain provitamin A dan vitamin C, mangga masih banyak mengandung vitamin lain, mineral, karbohidrat, dan zat-zat lain yang diperlukan untuk kesehatan dan pertumbuhan badan. Di Indonesia ada beberapa jenis dan varietas mangga komersial yang sudah terkenal bagus mutunya. Jenis mangga tersebut antara lain golek, arumanis, manalagi, endog, madu, lalijiwo, keweni, pakel,dan kemang (Pracaya, 2004).

2.1.2 Perdagangan Luar Negeri

Setiap negara berbeda dengan negara lainnya ditinjau dari sudut sumber alamnya, iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga, keadaan struktur ekonomi dan sosialnya. Perbedaan-perbedaan itu menimbulkan pola perbedaan barang-barang yang dihasilkan, biaya yang diperlukan, serta mutu dan kuantumnya. Karena itu mudah dipahami adanya negara yang lebih unggul dan lebih istimewa dalam memproduksi hasil tertentu.


(29)

Hal ini dimungkinkan karena ada barang yang hanya dapat diproduksi di daerah dan pada iklim tertentu, atau karena suatu negeri mempunyai kombinasi faktor-faktor produksi lebih baik dari negara lainnya, sehingga negara itu dapat menghasilkan barang yang lebih bersaingan. Ada kalanya produksi suatu negara belum dapat dikonsumir seluruhnya di dalam negeri, maka hal ini semenjak berabad-abad yang lalu telah mendorong orang untuk memperdagangkan hasil produksi itu ke negeri lain diluar batas negaranya. Perdagangan barang-barang dari suatu negeri ke lain negeri di luar batas negara itulah yang kita maksudkan dengan perdagangan luar negeri (Amir, 2004).

Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antar perorangan (individu dengan individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.

Kegiatan ekspor memberi dampak positif pangsa pasar dunia dalam suatu negara meningkat, dampak negatifnya adalah kebalikannya: suatu negara kehilangan pangsa pasar dunianya, yang selanjutnya berdampak negatif terhadap volume produksi dalam negeri dan pertumbuhan DPD serta meningkatnkan jumlah pengangguran dan tingkat kemiskinan. Tidak berbeda halnya dengan kegiatan impor, dampak negatif yang ditimbulkan adalah peningkatan impor yang apabila tidak dapat dibendung karena daya saing yang rendah dari produk-produk serupa buatan dalam negeri, maka tidak mustahil pada suatu saat pasar domestik sepenuhnya akan dikuasai oleh produk-produk dari luar negeri.


(30)

Impor

Impor merupakan kegiatan perdagangan internasional yaitu kegiatan membeli barang atau jasa dari negara lain. Kegiatan impor pada dasarnya dapat memberi manfaat sebagai berikut ; (Anonimous, 2013)

• Kegiatan impor dilakukan untuk bisa memenuhi kebutuhan masyarakat akan suatu barang ataupun jasa yang tidak dimiliki oleh negara ataupun jika ada pun tersedia jumlahnya tidak bisa tercukupi.

• Kegiatan impor juga sangat penting dalam meningkatkan daya saing produsen dalam negeri untuk mengembangkan produk dan jasanya.

Dalam perdagangan internasional, importir memikul tanggung jawab kontraktual atas terlaksananya dengan baik barang yang diimpor. Hal ini berarti importir memikul risiko atas segala sesuatu barang yang diimpor baik risiko kerugian, kerusakan, keterlambatan dari barang yang dipesan,termasuk risiko penipuan dan manipulasi.

Menurut Amir dalam bukunya yang berjudul “Ekspor Impor” tahun 2003, para importir ini pada umumnya terdiri dari ; Impor – Pengusaha, Approved Importer, Importir Terbatas, Importir Umum, dan Sole Agen Importer. Adapun pembagian importir ini berdasarkan jenis izinnya dari pemerintah. Selain itu, pembagian ini juga berdasarkan alasan tertentu terhadap import jenis tertentu juga.

Pada umumnya ketika harga barang impor impor lebih rendah daripada harga lokal, maka kecenderungan yang terjadi pada umumnya adalah peningkatan masuknya jumlah impor ke pasar lokal. Hal ini menunjukkan harga impor dan jumlah buah impor memiliki pengaruh terhadap jumlah produk lokal di suatu


(31)

negara. Apabila harga buah impor lebih murah dibandingkan harga buah lokal, volume buah impor akan meningkat dan konsumen akan beralih kepada buah impor. Hal ini memberikan dampak kepada buah lokal yaitu permintaan buah lokal akan menurun yang mengakibatkan harga buah lokal juga turun atau banting harga. Bilah harga buah lokal dipaksa tinggi, maka posisi buah lokal akan dengan cepat digantikan oleh buah impor.

2.1.3. Kurs Rupiah Terhadap Dollar

Dalam perdagangan internasional, nilai mata uang rupiah terhadap mata uang asing sangat memberi pengaruh bagi harga barang impor yang masuk ke pasar domestik suatu negara. Apabila harga rupiah rendah dibandingkan harga dollar maka harga barang impor akan lebih tinggi dan mengakibatkan harga di pasar lokal juga akan bertambah. Nilai kurs mata uang merupakan acuan dalam bertransaksi antar negara dalam penghitungan harga yang desepakati pada proses perdagangan internasional.

2.2.Landasan Teori

Peneliti kuantitatif melakukan pengamatan melalui lensa yang sempit pada serangkaian variabel yang ditentukan. Dalam tradisi kuantitatif, instrumen tersebut adalah alat teknologis yang telah ditentukan sebelumnya dan tertata baik sehingga tidak banyak memberi peluang bagi fleksibilitas, masukan imajinatif, dan refleksifitas. Sebagai misal, apabila masalah yang diteliti telah ditentukan dengan jelas dan pertanyaan yang diajukan kepada para responden memerlukan jawaban-jawaban yang tidak ambigius, maka metode kuantiatif seperti kuesioner boleh jadi memang tepat (Brannen, 2004).


(32)

Analisis SWOT adalah instrumen yang digunakan untuk melakukan analisis strategis. Menurut Drs. Robert Simbolon, MPA (1999), analisis SWOT merupakan suatu alat yang efektif dalam membantu menstrukturkan masalah, terutama dengan melakukan analisis atas lingkungan strategis, yang lazim disebut sebagai lingkungan internal dan lingkungan eksternal.

Strategi yang tepat didasarkan pada kemampuan menemukenali diri dan lingkungannya, sehingga strategi benar-benar dapat terwujud dari kekuatan yang dimilikinya dan peluang yang dihadapinya. Analisis yang tepat untuk menyusun strategi adalah analisis SWOT. Kegiatan yang paling penting dalam proses analisis SWOT adalah memahami seluruh informasi dalam suatu kasus, menganalisis situasi untuk mengetahui isu apa yang sedang terjadi dan memutuskan tindakan apa yang harus segera dilakukan untuk memecahkan masalah (Rangkuti, 2001).

SWOT merupakan singkatan dari strengths (kekuatan-kekuatan), weaknesses

(kelemahan-kelemahan), opportunities (peluang-peluang) dan threats (ancaman-ancaman). Adapun Amin (1994), berpendapat bahwa pengertian-pengertian kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam analsis SWOT adalah sebagai berikut :

- Kekuatan (strengths)

Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan atau keunggulan lain relatif terhadap pesaing dan kebutuhan dari pasar suatu perusahaan. Kekuatan kawasan pariwisata adalah sumber daya alam, pengelolaan dan keunggulan relatif industri pariwisata dari pasar dan pesaing sejenis.


(33)

- Kelemahan (weaknesses)

Kelemahan adalah keterbatasan/kekurangan dalam sumber daya alam, keterampilan dan kemampuan yang secara serius menghalangi kinerja efektif suatu perusahaan. Kelemahan kawasan pariwisata adalah keterbatasan/kekurangan dalam sumber daya alam, keterampilan dan kemampuan pengelolaan industri pariwisata.

- Peluang (opportunities)

Peluang adalah situasi/kecenderungan utama yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan. Peluang kawasan pariwisata adalah situasi/kecenderungan utama yang menguntungkan industri pariwisata dalam lingkungan suatu kawasan pariwisata.

- Ancaman (threats)

Ancaman adalah situasi/kecenderungan utama yang tidak menguntungkan dalam lingkungan perusahaan (Nini, 2010).

Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman. Proses pengambilan keputusan harus menganalsis faktor-faktor strategis dalam kondisi saat ini. Hal ini disebut dengan analisis situasi, model yang paling popular disebut analisis SWOT.

Langkah Menyusun Analisis SWOT 1. Pengumpulan data


(34)

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Data yang berhubungan erat dengan studi dan objek penelitian. Data yang dikumpulkan dapat berupa data primer maupun sekunder.

Data primer didapat melalui beberapa metode. yaitu: a. Metode Pengamatan Langsung

Metode ini cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Cara mencatat pengamatan tidak mempunyai standar tertentu yang terpenting adalah fenomena dapat dicatat dan prilaku dapat diketahui dengan jelas.

b. Metode dengan menggunakan Pertanyaan - Kuesioner

Kuesioner adalah sebuah set pertanyaan yang secara logis berhubungan dengan masalah penelitian dimana yang menulis isiannya adalah responden.

- Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara penanya dengan penjawab dengan menggunkan alat yang dinamakan paduan wawancara (interview guide)

2. Analisis

Analisis merupakan suatu proses yang dapat memberi makna pada data dalam memecahkan permasalahan penelitian dengan memperlihatkan hubungan-hubungan antara fenomena yang kemudian dibuat penafsiran-penafsiran terhadap hubungan antara fenomena yang terjadi (Nazir, 1988).


(35)

Tahapan analsis dalam SWOT adalah memanfaatkan semua data dan informasi dalam model-model kuantitatif perumusan strategi (Rangkuti, 2001). Analisis SWOT terlebih dahulu dilakukan pencermatan (scanning) yang pada hakekatnya merupakan pendataan dan pengidentifikasian sebagai pra analisis.

Model-model yang digunakan dalam analisis SWOT antara lain sebagai berikut : - IFAS – EFAS (internal - eksternal strategic factor analysis summary) - Matrik Space

- Matrik SWOT

Formulasi strategi mencakup berbagai aktivitas analisis, perencanaan, dan pemilihan strategi yang dapat meningkatkan kesempatan bagi perusahaan di dalam berupaya mencapai tujuan perusahaan, yang mana hal ini merupakan keterangan ilmiah dari Kusnaidi pada tahun 1999 (vVhavgoD, 2011).

2.3. Kerangka Pemikiran

Di dunia agribisnis buah-buahan di Sumatera Utara timbul begitu banyak persaingan dibidang usaha dan industri. Banyak terjadi perubahan dan ketidakpastian di lingkungan usaha. Keadaan ini memaksa pelaku usaha agribisnis untuk lebih baik dalam merencanakan dan merumuskan strategi bersaing, agar bertahan dalam pusar persaingan masa kini, dengan cara memperhatikan perubahan-perubahan lingkungan yang dapat mempengaruhi kinerja pemasaran perusahaan.

Produksi buah-buahan di wilayah Sumatera Utara selalu berubah-ubah. Hal ini menyebabkan konsumsi masyarakat terhadap buah-buahan tidak dapat dipenuhi seluruhnya oleh produksi lokal. Hal ini menimbulkan peluang bagi importir untuk


(36)

masuk ke pasar lokal. Sehingga perlu dilakukan analisis terhadap buah impor dan buah lokal.

Agribisnis buah-buahan yang diteliti dalam penelitian ini mencakup analisis terhadap buah lokal dan buah impor. Dalam peningkatan daya saing buah lokal, perlu diketahui pula mengenai keberadaan buah impor di pasar lokal. Untuk mengetahui posisi keberadaan buah impor, hal pertama yag perlu diketahui adalah bagaimana pola perdagangannya pada saat ini. Sehingga dapat dianalisis bagaimana jalur buah impor dapat masuk ke pasar lokal.

Masuknya buah impor ke pasar lokal akan memberi dampak tersendiri bagi buah lokal. Hal ini akan dapat menggeser posisi keemasan buah lokal di mata konsumen. Maka dari itu, hal kedua yang dapat diteliti adalah bagaimana keadaan buah lokal setelah buah impor masuk ke daerah penelitian. Hasil analisis dampak ini akan membantu analisa dalam melihat seberapa besar pengaruh faktor-faktor mempengaruhi buah lokal tersebut secara kuantitatif.

Melihat peluang masuknya buah impor, maka tidak dapat dipungkiri akan terjadinya ketergantungan masyarakat terhadap buah impor. Akibatnya yang akan terjadi adalah pergeseran pola konsumsi dalam mengkonsumsi buah-buahan. Oleh karena itu diperlukan analisis bagaimana pola konsumsi terhadap buah-buahan pada saat ini. Perlu dilihat bagaimana konsumen dalam memilih buah-buahan yang dikonsumsi, termasuk minat mereka dalam memilih mengkonsumsi buah lokal atau buah impor.


(37)

Untuk menanggapi hal tersebut, perlu dilakukan penelitian bagi pelaku usaha agribisnis buah-buahan dengan melakukan analisis SWOT (Strength, Weakness, Oppurtunity, and Threat) dalam menentukan strategi peningkatan daya saing. Dimana analisis ini terdiri dari 2 variabel analisis, yaitu analisis faktor internal dan factor eksternal. Faktor-faktor internal terdiri dari kekuatan dan kelemahan, dan faktor-faktor analisis eksternal yang terdiri dari peluang dan ancaman.

Analisis yang dilakukan ini memungkinkan pelaku usaha agribisnis mengetahui posisi bersaing bagi pelaku usaha agribisnis buah lokal serta memilih strategi pemasaran yang berdaya saing pula dalam menanggapi masuknya buah impor. Berdasarkan skema, kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut:

Keterangan :

: Menyatakan hubungan Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran

Agribisnis Buah-buahaan

Strategi

Analisis Buah

Lokal Analisis Buah

Impor Pola

Perdagangan Buah Impor


(38)

2.4. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan landasan teori dari penelitian ini, maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut :

1. Harga buah lokal dipengaruhi oleh jumlah ketersediaan buah impor dan kurs rupiah terhadap dollar.


(39)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian

Penentuan daerah penelitian ditentukan secara purposive atau secara sengaja yaitu Kota Medan. Daerah ini dipilih karena Kota Medan merupakan letak pusat pertukaran ekspor impor di Sumatera Utara. Kota Medan juga memiliki tingkat kependudukan dan kebutuhan konsumsi yang tinggi maka lebih efektif untuk perolehan data dan lebih optimal untuk dianalisis.

Tabel 3.1. Banyaknya Pasar Menurut Kecamatan Di Kota Medan Tahun 2010

Nomor Kecamatan Banyak Pasar Luas Pasar (m2) 1 Medan Tuntungan 1 14.320,00

2 Medan Johor 2 12.309,53

3 Medan Amplas 0 0,00

4 Medan Denai 1 8.806,00

5 Medan Area 4 12.473,71

6 Medan Kota 8 31.012,05

7 Medan Maimun 3 475,50

8 Medan Polonia 2 3.052,00

9 Medan Baru 2 11.490,00

10 Medan Selayang 0 0,00

11 Medan Sunggal 2 6.030,00 12 Medan Helvetia 2 11.256,00 13 Medan Petisah 3 10.000,00 14 Medan Barat 4 11.231,00 15 Medan Timur 4 14.718,00 16 Medan Perjuangan 4 6.746,00 17 Medan Tembung 1 1.000,00

18 Medan Deli 2 5.000,00

19 Medan Labuhan 5 8.666,00

20 Medan Marelan 1 355,00

21 Medan Belawan 5 8.923,85

Jumlah 56 177.864,64


(40)

Penentuan pasar ditentukan secara purposive atau secara sengaja dengan pertimbangan pasar tersebut dapat mewakili daerahnya. Dari jumlah 56 pasar, banyaknya pasar yang mewakili penelitian sebanyak 5 pasar yaitu; Pasar Mayor Brayan di Kecamatan Medan Belawan di wilayah Utara, Pasar Sei Kambing di Kecamatan Medan Helvetia di wilayah Barat, Pasar Sambu di Kecamatan Medan Kota di wilayah Tengah, Pasar Simpang Limun di Kecamatan Medan Maimun di wilayah Timur, dan Pasar Setia Budi di Kecamatan Selayang di wilayah Selatan.

3.2. Metode Pengambilan Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang mewakili. Populasi dalam penelitian ini adalah pedagang yang menjual buah lokal dan buah impor serta konsumen yang mengkonsumsi buah lokal dan buah impor di Kota Medan. Berdasarkan pertimbangan dapat mewakili daerahnya, maka dipilih 5 pasar dari 56 pasar di Kota Medan.

Adapun sampel buah diambil dari kesamaan jenis buah yang di produksi sendiri di daerah penelitian dan buah impor yang sedang berlangsung di daerah penelitian. Tabel 3.2. Jenis Buah Yang Tersedia Di Kota Medan Tahun 2011

No. Jenis Buah-Buahan Lokal Jenis Buah-Buahan Impor

1 Alpokat Lychees

2 Jeruk Oranges, Mandarin, Lemons and Limes

3 Durian Kiwi Fruit

4 Jambu Guavas

5 Mangga Mangoes

6 Semangka Tamarinds

7 Nanas Strawberries

8 Pepaya Grapefruit

9 Pisang Apples

10 Rambutan Pears

11 Salak Cherries

12 Sawo Plums

13 Duku 14 Belimbing


(41)

15 Manggis

16 Nangka / Cempedak

Sumber : Dinas Pertanian Sumatera Utara

Maka dapat diambil bahwa sampel buah yang dimaksud ada 3 (tiga) jenis buah. Jenis buah tersebut adalah; Jeruk, Jambu, dan Mangga. Sampel pedagang yang dimaksud dalam penelitian ini dipilih dengan kriteria pedagang yang menjual minimal salah satu dari buah yang telah ditemtukan sebagai sampel buah di atas. Sampel konsumen yang dimaksud sukup dengan memilih konsumen yang mengkonsumsi salah satu dari buah-buahan yang ditentukan di atas.

Menurut Bailey dalam Hasan (2002), untuk penelitian yang akan menggunakan analisis statistik, ukuran sampel yang paling minimum adalah 30. Selanjutnya diperkuat oleh pendapat Gay dalam Hasan (2002) bahwa ukuran minimal sampel yang dapat diterima berdasarkan pada metode penelitian yang digunakan dimana metode deskriptif korelasoinal, minimal sebanyak 30 subjek.

Untuk identifikasi masalah (2), data yang digunakan diambil dari data Primer. Jenis data yang dikumpulkan dalam penyelesaian identifikasi masalah ini adalah data cross section dari 30 sampel pedagang yang diwakili oleh 5 pasar di Kota Medan. Penarikan sampel pedagang pada penelitian ini menggunakan metode

Accidental Sampling yaitu diambil dari pedagang yang kebetulan ditemukan di daerah penelitian. Maka dipilih 5 pasar yang dapat mewakili pasar wilayah utara, barat, tengah, timur, dan selatan yang ada di daerah penelitian. Masing-masing pasar diambil 6 pedagang dengan jumlah 30 sampel pedagang. Sampel diperoleh dari penelusuran langsung ke lapangan di daerah penelitan. Khusus untuk


(42)

indentifikasi masalah (2), diambil buah jeruk sebagai salah satu sampel yang akan diteliti untuk mewakili ketiga buah yang telah ditentukan.

Untuk identifikasi masalah (3), penarikan sampel konsumen pada penelitian ini juga menggunakan metode Accidental Sampling yaitu diambil dari konsumen yang kebetulan ditemukan di daerah penelitian. Diambil sebanyak 30 sampel konsumen secara representatif yang dapat mewakili tingkat pendapatan (rendah, menengah, dan tinggi) berdasarkan jenis pekerjaannya. Sampel yang masuk ke dalam golongan rendah adalah jenis pekerjaan buruh dan pedagang kecil ; golongan menengah adalah jenis pekerjaan pegawai negeri dan pegawai swasta; serta golongan tinggi adalah jenis pekerjaan pengusaha dan pedagang besar. Sampel diambil dengan mewakili masing-masing kecamatan yang tersebar di wilayah kota Medan.

Tabel 3.3. Pembagian Banyaknya Jumlah Sampel Konsumen Nomor Kecamatan Jumlah Sampel

Konsumen

Tingkat Pendapatan 1 Medan Tuntungan 1 Rendah

2 Medan Johor 2 Tinggi

3 Medan Amplas 2 Rendah

4 Medan Denai 1 Menengah

5 Medan Area 1 Menengah

6 Medan Kota 2 Tinggi, Menengah

7 Medan Maimun 1 Rendah

8 Medan Polonia 1 Tinggi

9 Medan Baru 1 Menengah

10 Medan Selayang 1 Tinggi, Menengah 11 Medan Sunggal 2 Menengah 12 Medan Helvetia 2 Rendah 13 Medan Petisah 2 Tinggi, Menengah

14 Medan Barat 1 Menengah

15 Medan Timur 2 Tinggi

16 Medan Perjuangan 1 Tinggi

17 Medan Tembung 2 Tinggi


(43)

19 Medan Labuhan 1 Rendah 20 Medan Marelan 1 Menengah

21 Medan Belawan 2 Rendah

Jumlah 30

Banyaknya sampel konsumen diharapkan dapat mewakili tiap kecamatan dan dapat mwakili dari tingkat jenis pendapatan. pada tabel 3.3 dapat dilihat jumlah banyaknya sampel berbeda utuk setiap kecamatan yang dipilih secara representatif. Pembagian sampel konsumen menurut tingkat pendapatan dibagi menjadi 10 (sepuluh) untuk setiap tingkat yaitu ; 10 sampel untuk tingkat pendapatan rendah, 10 sampel untuk pendapatan menengah, dan 10 sampel untuk pendapatan tinggi.

Untuk identifikasi masalah (4), penarikan sampel pedagang pada penelitian ini menggunakan sampel yang sama dengan identifikasi masalah (2) yaitu sebanyak 30 sampel pedagang.

3.3. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari pendataan lapangan dengan cara survey ke masing-masing sampel pasar. Di pasar tradisional serta wawancara kepada konsumen dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disusun. Sedangkan data sekunder diperoleh secara tidak langsung melalui instansi terkait serta literatur yang berhubungan dengan penelitian ini. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung melalui instansi terkait seperti; Badan Pusat Statistik, Dinas Perindustrian Sumatera Utara serta literatur yang berhubungan dengan penelitian seperti; hasil penelitian serta jurnal terkait..


(44)

3.4. Metode Analisis Data

Untuk identifikasi masalah (1) dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu dilihat bagaimana pola perdagangan luar negeri buah impor yang sedang berjalan.

Untuk identifikasi masalah (2) dianalisis dengan alat SPSS 16 menggunakan analisis regresi linier berganda. Menurut Priyatno (2009), perumusan analisis regresi linier berganda digunakan untuk meramalkan variabel dependen jika variabel independen dinaikkan atau diturunkan. Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut;

Y = b0 + b1 X1 + b2 X2 Dimana ;

Y = harga jeruk lokal (Rp/kg)

X1 = jumlah ketersediaan buah impor (kg) X2 = kurs rupiah terhadap dollar (Rp) b0, b1, b2, b3 = konstanta

(Priyatno, 2009).

Uji Asumsi Klasik 1) Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dimaksudkan untuk menghindari adanya hubungan yang linier antar variabel bebas. Menurut Gujarati (1994), multikolinearitas dapat dideteksi dengan beberapa metode, diantaranya dengan melihat:


(45)

- Terdapat koefisien korelasi sederhana yang mencapai atau melebihi 0,8. Jika nilai F-hitung melebihi nilai F-tabel dari regresi antar variabel bebas. - Melihat nilai R2 (R square) yang tinggi sedangkan tidak ada satupun

variabel yang berpengaruh secara parsial (Sujianto, 2009).

2) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu / residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji f mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumai ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.

3) Uji Heterokedastisitas

Untuk mengetahui apakah penelitian ini terjadi heterokedastisitas adalah dengan melihat gambar scatterplot dimana apabila tidak terjadi heterokedastisitas maka titik akan menyebar tanpa membentuk pola tertentu (menyebar di atas dan di bawah titil 0 sumbu y)

Kriteria pengambilan keputusan adalah;

Jika nilai signifikansi ≥ α, H0 diterima, H1 ditolak pada taraf kepercayaan 90% Jika nilai signifikansi < α, H1 diterima, H0 ditolak pada taraf kepercayaan 90%

Untuk identifikasi masalah (3) dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu dilihat bagaimana pola konsumsi masyarakat terhadap buah impor dan buah lokal melalui data primer dengan wawancara langsung ke konsumen. Pola konsumsi dianalisis dari berbagai hasil pendapat konsumen, kebiasaan konsumen,


(46)

keluh kesah dan budget konsumen yang berbeda-beda berdasarkan tingkat pendapatan. Kemudian akan dipaparkan menjadi beberapa faktor-faktor dan dijelaskan secara deskriptif..

Untuk identifikasi masalah (4) dianalisis dengan menggunakan matriks SWOT yang disajikan dalam bentuk tabel. Matriks SWOT didasarkan pada logika yang memaksimalkan kekuatan dan peluang juga dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman. Tahapan analsis dalam SWOT adalah memanfaatkan semua data dan informasi dalam model-model kuantitatif perumusan strategi (Rangkuti,2001). Sebelum melakukan analisis data, pengumpulan dilakukan dengan menggunakan model rating faktor internal dan faktor eksernal seperti dibawah ini:

Tabel 3.4. Tabel Keterangan Rating Menurut Kategori

Rating Kategori Faktor Internal Faktor Eksterna 4 Sangat Baik Kekuatan Peluang

3 Baik Kekuatan Peluang

2 Cukup Baik Kekuatan Peluang 1 Tidak Baik Kekuatan Peluang -4 Tidak Baik Kelemahan Ancaman -3 Cukup Baik Kelemahan Ancaman

-2 Baik Kelemahan Ancaman

-1 Sangat Baik Kelemahan Ancaman Total Skor

Setiap faktor internal kekuatan dan faktor eksternal peluang diberi rating mulai dari 4 untuk kategori sangat baik sampai 1 untuk kategori tidak baik. Dan untuk faktor internal kelemahan dan faktor eksternal ancaman diberi kategori sangat baik sampai tidak baik dan diberi rating mulai dari -4 untuk kategori sagat baik sampai -1 untuk kategori tidak baik. Berdasarkan tabel faktor strategi, dalam menentukan faktor strateginya tahapannya adalah menentukan faktor-faktor yang menjadi kelemahan – kekuatan serta peluang – ancaman dalam kolom 1, lalu


(47)

diberi bobot masing-masing faktor tersebut dan tidak boleh melebihi total 100 pada kolom 3. Penentuan bobot dapat dilakukan dengan menggunakan rumus:

����� = ������ ����� ����������� �����

Tabel 3.5. Tabel Faktor Strategi Faktor Strategi

Internal / Eksternal

Rating Bobot Skoring (Rating x Bobot) Kekuatan / Peluang

1. 2. 3. 4. 5.

Total Bobot Kekuatan / Peluang 100 Kelemahan / Ancaman

1. 2. 3. 4. 5.

Total Bobot Kelemahan / Ancaman 100 Selisih Kekuatan – Kelemahan atau

Peluang – Ancaman

kemudian peringkatkan setiap faktor dari 4 (sangat baik) sampai 1 (tidak baik) dalam kolom 3 berdasarkan respon pedagang terhadap faktor itu.kemudian yang terakhir, kalikan setiap bobot faktor dengan rating untuk mendapatkan skoring dalam kolom 4.

Total nilai IFE yang diberi bobot Kuat Rata-rata Lemah 3,0-4,0 2,99-2,0 1,99-1,0


(48)

Total Tinggi nilai 3,0-4,0 EFE

Menengah

yang 2,99-2,0 diberi Rendah bobot 1,99-1,0

Gambar 3.1. Matriks Posisi SWOT Kuadran I : Strategi konsentrasi melalui integrasi vertikal Kuadran II : Strategi konsentrasi melalui integrasi horizontal Kuadran III : Strategi turn around

Kuadran IV : Strategi stabilitas

Kuadran V : Strategi konsentrasi melalui integrasi horizontal atau stabilitas (tidak ada perubahan terhadap laba)

Kuadran VI : Strategi divestasi

Kuadran VII : Strategi diversifikasi konsentrik Kuadran VIII: Strategi diversifikasi konglomerat Kuadran IX : Strategi likuidasi atau bangkrut

3.5. Definisi dan Batasan Operasional

Untuk menjelaskan dan menghindari kesalahpahaman dalam penelitian, maka dibuat definisi dan batasan operasional sebagai berikut :

3.5.1. Definisi

IV V VI


(49)

1) Agribisnis buah-buahan adalah bisnis pemasaran komoditi hortikultura jenis buah-buahan baik produk lokal maupun impor yang dipasarkan di Kota Medan.

2) Pola perdagangan adalah saluran perdagangan pelaku usaha dagang buah-buahan yang sedang berlangsung.

3) Pola konsumsi adalah saluran perdagangan konsumen buah-buahan yang sedang berlangsung.

4) Buah lokal adalah buah-buahan yang diproduksi di wilayah Sumatera Utara. 5) Buah impor adalah buah-buahan yang masuk ke wilayah Sumatera Utara. 6) Analisis SWOT adalah analisis yang meliputi Strengths (kekuatan),

Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman). 7) Analisis buah lokal adalah analisis yang melihat kapasitas buah lokal untuk

memenuhi kebutuhan lokal dengan melihat jumlah produksi, kebutuhan lokal, ketersediaan lokal, dan tingkat konsumsi masyarakat Kota Medan.

8) Analisis buah impor adalah analisis yang melihat kapasitas dan intensitas buah impor yang masuk ke Kota Medan dan pemenuhan kekurangan kebutuhan masyarakat dengan melihat jumlah produksi buah impor yang masuk, ketersediaan buah impor, dan harga buah impor itu sendiri

9) Pelaku Usaha Agribisnis yang berdaya saing adalah pelaku rantai pemasaran buah-buahan lokal dalam menanggapi dan menyesuaikan usahanya dalam pasar yang terus berkembang terutama mengatasi masuknya buah impor ke Kota Medan.

3.5.2. Batasan Operasional


(50)

2) Sampel dalam penelitian ini adalah konsumen yang mengkonsumsi buah lokal dan buah impor serta pedagang yang melakukan kegiatan jual beli buah impor dan buah lokal di daerah pasar tradisional di Kota Medan, Sumatera Utara. 3) Waktu penelitian adalah tahun 2013


(51)

BAB IV

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN SAMPEL

4.1.Deskripsi Daerah Penelitian

4.1.1. Letak Geografis, Luas Wilayah, Batas, dan Iklim

Kota Medan merupakan Ibu kota Provinsi Sumatera Utara. Secara geografis Kota Medan terletak diantara 30.27’- 30.47’ LU dan 980.35’- 980.44’ BT. Kota Medan memiliki topografi datar dengan ketinggian 2,5 – 37,5 di atas permukaan laut dengan jenis tanah alluvial.

Kota Medan merupakan salah satu dari 33 Daerah Tingkat II di Sumatera Utara dan merupakan pusat pemerintahan Daerah Tingkat I Provinsi Sumatera Utara yang mempunyai luas wilayah 265,10 Km2. Kota Medan terdiri dari 21 kecamatan dan 151 kelurahan. Sebagian besar wilayah Kota Medan merupakan dataran rendah yang merupakan tempat pertemuan dua sungai penting, yaitu sungai Babura dan Sungai Deli. Adapun batas-batas Kota Medan adalah sebagai berikut; Bagian Utara berbatasan dengan Selat Malaka

Bagian Barat berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang Bagian Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang Bagian Selatan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang.

Kota Medan memiliki iklim tropis dengan temperatur siang 31,30 C dan malam hari 24,10 C, rata-rata curah hujan perbulan 175,17 mm dengan rata-rata hari hujan 17,33 hh/bulan. Kelembaban udara di wilayah ini 76-82%, kecepatan angin rata-rata 0,57 m/sec sedangkan rata-rata total laju penguapannya tiap bulan 114,06 mm.


(52)

4.1.2. Tata Guna Usaha

Pola penggunaan tanah di Kota Medan sangat beragam jenisnya. Penggunaan tanah terdiri dari bangunan-bangunan pemukiman penduduk, perkantoran, pemerintahan, tempat ibadah, pusat-pusat perbelanjaan modern, pasar-pasar tradisional, bangunan pendidikan, fasilitas umum, hotel, tempat rekreasi, dan lahan-lahan pertanian.

4.1.3. Keadaaan Penduduk

Pembangunan kependudukan dilaksanakan dengan mengindahkan kelestarian sumber daya alam dan fungsi lingkungan hidup sehingga mobilitas dan persebaran penduduk secara optimal. Mobilitas dan persebaran penduduk yang optimal, berdasarkan pada adanya keseimbangan antara jumlah penduduk dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan. Persebaran penduduk yang tidak didukung oleh lingkungan dan pembangunan akan menimbulkan masalah sosial yang kompleks, dimana penduduk menjadi beban bagi lingkungan maupun sebaliknya.

Pada tahun 2012, penduduk Kota Medan mencapai 2.122.804 jiwa. Dibanding hasil Proyeksi Penduduk dalam buku Kota Medan Dalam Angka 2011, terjadi pertambahan penduduk sebesar 5.580 jiwa (0,26%). Dengan luas wilayah mencapai 265,10 Km2, kepadatan penduduk mencapai 7.987 jiwa / km2.

4.1.3.1. Penduduk Menurut Kecamatan dan Penduduk (Rumah Tangga) Penduduk Kota Medan berjumlah 2.122.804 jiwa dengan 493.229 rumah tangga (RT) yang tersebar di 21 kecamatan yang ada di Kota Medan. Untuk mengetahui


(53)

lebih jelasnya mengenai jumlah penduduk dan jumlah penduduk (rumah tangga) serta presentase penduduk yang disajikan sebagai berikut:

Tabel 4.1. Penduduk Menurut Kecamatan dan Penduduk (Rumah Tangga) di Kota Medan Tahun 2012

No. Kecamatan Penduduk Penduduk (Rumah Tangga)

Rata-Rata Banyaknya Anggota RT 1 Medan Tuntungan 82,042 19,301 4,25 2 Medan Johor 125,913 29,126 4,32 3 Medan Amplas 116,227 26,978 4,31 4 Medan Denai 142,001 31,611 4,49 5 Medan Area 96,675 21,756 4,44 6 Medan Kota 72,685 17,192 4,23 7 Medan Maimun 39,665 9,217 4,30 8 Medan Polonia 53,552 12,239 4,38 9 Medan Baru 39,577 10,761 3,68 10 Medan Selayang 100,455 26,921 3,73 11 Medan Sunggal 112,967 26,388 4,28 12 Medan Helvetia 145,519 32,329 4,50 13 Medan Petisah 61,855 15,268 4,05 14 Medan Barat 70,912 16,545 4,29 15 Medan Timur 108,792 25,381 4,29 16 Medan Perjuangan 93,526 22,538 4,15 17 Medan Tembung 133,841 30,178 4,44 18 Medan Deli 170,931 39,297 4,35 19 Medan Labuhan 112,642 25,149 4,48 20 Medan Marelan 147,318 33,772 4,36 21 Medan Belawan 95,709 21,282 4,50 Jumlah 2,122,804 493,229 4,30 Sumber : BPS, Kota Medan Dalam Angka 2013

4.1.3.2. Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

Kota Medan terdiri dari jumlah penduduk yang cukup besar. Dari tahun ke tahun jumlah nya terus bertambah. Banyaknya penduduk dapat dibedakan berdasarkan jenis kelamin dan umur. Jumlah ini juga terus bertambah dari tahun ke tahun. Berikut akan ditampilkan data menurut tahun 2012. Adapun data jumlah penduduk berdasarkan umur dan berdasarkan jenis kelamin pada tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 4.2.


(54)

Tabel 4.2. Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kota Medan Tahun 2012

Golongan Umur

Laki-laki

Male

Perempuan

Female Jumlah

Age Group Jiwa

Person

Jiwa

Person

Total

(1) (2) (3) (4)

0 – 4 99.365 94.516 193.881 5 – 9 93.989 89.238 183.227 10 – 14 96.369 90.745 187.114 15 – 19 107.151 111.075 218.226 20 – 24 114.763 123.788 238.551 25 – 29 95.927 99.767 195.694 30 – 34 86.896 89.404 176.300 35 – 39 78.118 81.688 159.806 40 – 44 70.535 73.299 143.834 45 – 49 59.847 62.115 121.962 50 – 54 49.928 51.970 101.898 55 – 59 38.483 39.156 77.639 60 – 64 24.422 25.508 49.930 65 – 69 14.792 17.588 32.380

70 – 74 9.978 12.746 22.724

75 + 7.312 12.326 19.638

Jumlah / Total 1.047.875 1.074.929 2.122.804

Sumber : BPS, Kota Medan Dalam Angka 2013

4.1.3.3. Penduduk Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

Melihat jumlah penduduk yang tinggi, sebaiknya masyarakat Kota Medan juga memiliki tingkat pendidikan yang tinggi pula. Pendidikan tertinggi yang ditamatkan penduduk Kota Medan bervariasi jumlahnya untuk setiap tingkat pendidikan. Berdasarkan data yang tersedia, dapat dilihat masih banyak penduduk Kota Medan yang belum pernah sekolah. Untuk lebih jelasnya, data Penduduk Kota Medan Berumur 15 Tahun Ke Atas Yang Termasuk Angkatan Kerja Menurut Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan dapat dilihat pada tabel 4.3.


(55)

Tabel 4.3. Penduduk Kota Medan Berumur ≥15 Tahun (Yang Termasuk Dalam Angkatan Kerja) Menurut Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin Tahun 2012

Pendidikan Tinggi Yang Ditamatkan

Educational Attainment Laki-laki Male Perempuan Female Jumlah Total

(2) (3) (4) 1 Tidak Sekolah / Belum Tamat SD /

SD /

No Schooling / Not Yet Completed Primary School / Primary School

69.406 57.166 126.572

2 SMP /

Junior High School

122.308 58.734 181.042 3 SMA /

Senior High School

193.533 107.320 300.853 4 SMK /

Senior Based Management

105.107 35.868 140.975 5 Diploma I / II / III /

Diploma I / II / III

22.139 24.456 46.595 6 Akademi/Universitas /

Academy/University

84.822 55.284 140.106 Jumlah / Total 597.315 338.828 936.143

Sumber : BPS, Kota Medan Dalam Angka 2013

4.1.4. Sarana dan Prasarana

Semakin baik sarana dan prasarana di Kota Medan maka akan mempercepat laju pembangunan. Cepatnya laju pertumbuhan ekonomi maka akan mempengaruhi kemajuan laju ekonomi di Kota Medan. Sarana dan prasarana suatu daerah sangat penting dalam mendukung pertumbuhan dan pengembangan duatu daerah.

Sarana yang mendukung perkembangan suatu daerah adalah sarana dan prasarana pendidikan, sarana dan prasarana kesehatan, serta sarana dan prasarana beribadah. Adapun paparan data mengenai sarana dan prasarana di Kota Medan akan ditampilkan pada tabel 4.4.


(56)

Tabel 4.4. Sarana dan Prasarana di Kota Medan Tahun 2012

No Keterangan Swasta Negeri Total Pendidikan

1 SD 437 382 819

2 SMP 351 48 399

3 SMA 181 21 202

4 SMK 147 13 160

Kesehatan

1 Rumah Sakit 67 9 76

2 Rumah Bersalin - - 117

Tempat Ibadah

1 Mesjid - - 976

2 Musholla - - 535

3 Gereja - - 526

4 Kuil - - 141

5 Wihara - - 133

6 Klenteng - - 34

Sumber : BPS, Kota Medan Dalam Angka 2013

4.2. Karakteristik Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini meliputi konsumen buah-buahan yang mewakili setiap kecamatan di Kota Medan dan pedagang buah-buahan di Pasar Belawan, Pasar Sei Kambing, Pasar Hongkong, Pasar Simpang Limun, dan Pasar Setia Budi Medan. Untuk lebih jelasnya, akan dijelaskan lebih rinci pada paragraf-paragraf berikut ini.

4.2.1. Karakteristik Konsumen Sampel

Karakteristik konsumen sampel yang dimaksud adalah meliputi karakteristik sosial ekonomi yang terdiri dari umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, penghasilan, dan jumlah tanggungan.

Umur konsumen sampel yang bersedia membeli dan mengkonsumsi buah-buahan berkisar antara 37 – 62 tahun dengan rata – rata 51,2 tahun. Rata – rata tersebut memperlihatkan bahwa konsumen sampel masih berada antara kategori usia yang


(57)

produktif dan kategori masa non produktif lagi ( produktif – pensiunan ). Untuk lebih jelasnya, pada tabel 4.5. dibawah dapat dilihat karakteristik sosial ekonomi dari sampel konsumen yang bersedia membeli dan mengkonsumsi buah – buahan. Tabel 4.5. Karakteristik Sosial Ekonomi Konsumen

No. Karakteristik Sosial Ekonomi Range Rata – rata

1 Umur 37 – 62 51,2

2 Pendidikan 12 – 22 15,433 3 Penghasilan 1.500.000 – 15.000.000 6.823.333 4 Jumlah Tanggungan 1 – 5 2,767

Sumber : Analisis Data Primer ( Lampiran 5 )

Pendidikan formal konsumen sampel yang bersedia membeli dan mengkonsumsi buah – buahan berkisar 12 – 22 tahun dengan rata – rata pendidikan konsumen 15,43 tahun yang menunjukkan bahwa rata – rata pendidikan konsumen sampel antara SMA hingga sarjana. Hal tersebut memperlihatkan bahwa tingkat pendidikan mempengaruhi kesadaran konsumen dalam mengkonsumsi buah – buahan dalam kehidupan sehari – harinya.

Tingkat pendapatan konsumen sampel yang membeli dan mengkonsumsi buah – buahan perbulannya berkisar antara Rp 1.500.000,00 – Rp 15.000.000,00 dengan rata – rata Rp 6.823.333,00 per bulan. Rata – rata tersebut memperlihatkan bahwa konsumen yang bersedia membeli buah-buahan masih berada dalam kategori golongan pendapatan menengah. Besarnya jumlah pendapatan per bulan juga mempengaruhi kesadaran konsumen untuk bersedia membeli dan mengkonsumsi buah – buahan.

Jumlah tanggungan keluarga konsumen sampel yang bersedia membeli dan mengkonsumsi buah – buahan berkisar antara 1 – 5 orang dengan rata – rata jumlah tanggungan 2,767 orang. Rata – rata tersebut memperlihatkan bahwa


(58)

konsumen sampel yang bersedia membeli dan mengkonsumsi buah – buahan memiliki jumlah tanggungan yang tidak terlalu banyak. Banyaknya jumlah tanggungan juga memiliki pengaruh yang hampir sama besar dengan jumlah pendapatan pada paragraf sebelumnya terhadap kesediaan konsumen dalam membeli dan mengkonsumsi buah-buahan.

4.2.2. Karakteristik Pasar (Lokasi Penelitian) Pasar Tradisional Mayor Brayan

Pasar Mayor Brayan merupakan pasar yang terletak di bagian utara wilayah Kota Medan. Pasar ini buka dari pagi hingga sore. Barang-barang yang dijual pada umumnya kebutuhan pokok dan kebutuhan sandang. Pedagang yang berjualan buah di pasar ini tidak cukup banayak, bahkan dapat dikatakan sedikit.

Pada pasar tradisional yang berada di daerah Brayan, rata-rata pedagang buah mendapat barang dagangan dari pasar sentral.

Jalan Bintang (Pajak Sental) Pasar Mayor

Pasar Tradisional Simpang Limun

Pasar simpang limun terletak di wilayah timur Kota Medan. Pasar ini tidak terlalu besar ukurannya. Pasar ini menjual bahan-bahan kebutuhan pokok seperti sayur mayur, ikan segar, ayam, bumbu dan buah-buahan. Pedagang buah-buahan pada pasar ini terbilang sangat sedikit dibandingkan dengan sampel pasar yang lainnya. Dan letak dari pedagang tersebut sangat berjauhan satu sama lainnya.


(1)

Lampiran 11. Rating Faktor Eksternal Pengaruh Buah Impor Terhadap Buah Lokal Di Kota Medan

No.

Fakor – Faktor

Rating

Eksternal

R1

R2 R3

R4

R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17

Peluang

1

Penggunaan pengawet pada buah impor

3

4

4

3

3

3

1

1

2

2

1

2

3

3

3

3

4

2

Permintaan konsumen

3

3

3

3

2

4

3

2

2

2

2

4

4

4

3

4

3

3

Penawaran agen kepada pedagang

3

4

3

3

3

3

3

2

4

2

2

4

4

3

3

3

3

Ancaman

1

Adanya supermarket

2

2

1

2

1

2

2

2

2

1

3

3

2

2

2

2

2

2

Pengaruh akhir pekan/hari libur

1

1

2

2

2

1

2

1

1

2

1

1

3

1

1

1

3

3

Harga buah lokal di pasaran

2

2

2

2

2

2

3

2

3

1

2

2

2

2

2

2

2

Total

Lanjutan Lampiran 11. Rating Faktor Eksternal Pengaruh Buah Impor Terhadap Buah Lokal Di Kota Medan

No.

Fakor – Faktor

Rating

Rating

Eksternal

R18

R19 R20

R21

R22 R23 R24 R25 R26 R27 R28 R29 R30

Peluang

1 Penggunaan pengawet pada buah impor 3

3

2

2

3

2

4

3

3

3

4

2

3

2,733

2 Permintaan konsumen

3

4

2

2

4

4

3

3

2

3

3

4

4

3,067

3 Penawaran agen kepada pedagang

3

3

2

2

3

4

3

3

2

4

3

4

4

3,067

Ancaman

1 Adanya supermarket

2

2

2

2

2

1

2

1

3

2

2

3

2

1,967


(2)

Lampiran 12. Penilaian

Atracctive Score

(AS) Untuk Strategi SO

No Faktor Kunci Pedagang Sampel Rataan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Kekuatan

1 Modal pedagang 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3,833 2 Ketersediaan buah 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3,7

Kelemahan

1 Kualitas 2 2 1 2 3 2 2 1 2 1 3 2 2 3 2 1 2 3 2 1 2 3 2 1 2 3 1 3 2 2 2 2 Tampilan 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 1 3 2 2 2 3 2 2 3 2,333 3 Sifat musiman 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 2 3 4 4 2 4 4 3 2 3 3 3 3,333

Peluang

1 Pengawet (impor) 2 3 1 2 2 2 3 2 2 1 2 2 3 4 3 3 3 4 3 2 3 3 4 2 2 2 1 3 4 2 2,5 2 Permintaan 3 3 3 3 4 2 3 4 4 4 4 3 2 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 2 2 3 4 3 3 3,2 3 Penawaran agen 4 3 3 3 2 3 4 3 3 2 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 2 4 4 4 3 4 4 3,433

Ancaman

1 Supermarket 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 1 1 1 1 2 1 3 1 3 4 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2,2 2 Weekend/libur 2 1 2 1 2 3 2 3 2 2 1 2 2 2 1 3 2 1 2 3 2 1 3 2 1 1 2 1 2 3 1,9 3 Harga 3 2 3 2 1 2 3 4 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2,5


(3)

Lampiran 13. Penilaian

Atracctive Score

(AS) Untuk Strategi WO

No Faktor Kunci Pedagang Sampel Rataan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Kekuatan

1 Modal pedagang 2 3 2 3 4 2 3 4 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 4 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2,667 2 Ketersediaan buah 3 4 2 2 2 3 1 3 4 2 3 1 2 3 2 2 1 2 3 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 3 2,667

Kelemahan

1 Kualitas 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3,533 2 Tampilan 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3,4 3 Sifat musiman 2 3 2 2 1 2 3 2 3 1 3 3 3 2 2 2 1 2 3 2 2 2 1 2 3 1 3 2 1 2 2,1

Peluang

1 Pengawet (impor) 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 3 3 2 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3,233 2 Permintaan 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3,7 3 Penawaran agen 2 3 2 3 2 3 1 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 1 2 3 2 1 2 2 2,333

Ancaman

1 Supermarket 2 3 4 2 3 3 2 4 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 4 2 2 2 4 2 2 2,6 2 Weekend/libur 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 3 1 1 2 1 1 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1,5 3 Harga 3 2 3 4 2 3 4 2 3 4 2 3 4 2 3 3 2 3 4 3 4 2 4 3 2 4 4 3 4 4 3,1


(4)

Lampiran 14. Penilaian

Atracctive Score

(AS) Untuk Strategi ST

No Faktor Kunci Pedagang Sampel Rataan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Kekuatan

1 Modal pedagang 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3,433 2 Ketersediaan buah 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3,5

Kelemahan

1 Kualitas 2 2 2 3 1 1 3 1 1 2 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 3 2 1 1 1 1 2 1,7 2 Tampilan 2 2 3 2 3 2 1 3 1 2 1 1 1 1 2 1 2 1 2 3 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1,767 3 Sifat musiman 2 3 3 2 3 3 2 1 3 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 1 2 2,233

Peluang

1 Pengawet (impor) 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2,5 2 Permintaan 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3,467 3 Penawaran agen 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2,567

Ancaman

1 Supermarket 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3,933 2 Weekend/libur 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3,233 3 Harga 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2,5


(5)

Lampiran 15. Penilaian

Atracctive Score

(AS) Untuk Strategi WT

No Faktor Kunci Pedagang Sampel Rataan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Kekuatan

1 Modal pedagang 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3,9 2 Ketersediaan buah 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2,333

Kelemahan

1 Kualitas 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3,433 2 Tampilan 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2,533 3 Sifat musiman 2 2 3 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 3 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1,9

Peluang

1 Pengawet (impor) 2 2 3 2 3 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1,933 2 Permintaan 2 3 2 2 1 2 1 2 1 1 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1,5 3 Penawaran agen 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 1 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2,433

Ancaman

1 Supermarket 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2,167 2 Weekend/libur 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 1 1 1 2 2 3 2 1 2 2 1 2 1 1 2 1 2 1 1,833 3 Harga 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3,4667


(6)

Lampiran 16. Matriks QSPM Strategi Peningkatan Daya Saing Buah Lokal

No

Faktor – Fakor Kunci

Bobot

Alternatif Strategi

Strategi 1

Strategi 2

Strategi 3

Strategi 4

AS

TAS

AS

TAS

AS

TAS

AS

TAS

Kekuatan

1

Modal pedagang

0,29

3,833

1,112

2,667

0,773

3,433

0,996

3,9

1,131

2

Ketersediaan buah lokal di pasar

0,27

3,7

0,999

2,667

0,720

3,5

0,945

2,333

0,630

Kelemahan

1

Kualitas buah-buahan lokal

0,14

2

0,28

3,533

0,495

1,7

0,238

3,433

0,481

2

Tampilang (packing) buah lokal

0,15

2,333

0,350

3,4

0,51

1,767

0,265

2,533

0,380

3

Sifat buah yang musiman

0,15

3,333

0,500

2,1

0,315

2,233

0,335

1,9

0,285

Peluang

1

Penggunaan pengawet pada buah impor

0,19

2,5

0,475

3,233

0,614

2,5

0,475

1,933

0,368

2

Permintaan konsumen

0,21

3,2

0,672

3,7

0,777

3,467

0,728

1,5

0,315

3

Penawaran agen kepada pedagang

0,19

3,433

0,653

2,333

0,443

2,567

0,488

2,433

0,462

Ancaman

1

Adanya supermarket

0,16

2,2

0,352

2,6

0,416

3,933

0,629

2,167

0,347

2

Pengaruh akhir pekan/hari libur

0,12

1,9

0,228

1,5

0,18

3,233

0,388

1,833

0,220