Pengujian Impak Impact Test Pengujian Kekutan Lentur Ultimate Flexural Strenght

Penurunan rumus ILSS dapat dilihat pada lampiran G.

2.9.2 Pengujian Impak Impact Test

Pengujian impak bertujuan untuk mengukur berapa energi yang dapat diserap suatu material samapai material tersebut patah. Pengujian impak ini merupakan respon terhadap beban yang tiba tiba yang bertujuan mengetahui ketangguhan suatu bahan terhadap pembebanan dinamis, sehingga dapat diketahui apakah suatu bahan yang diuji rapuh atau kuat. Dasar pengujian impak ini adalah penyerapan energi potensial dari pendulum beban yang berayun dari suatu ketinggian tertentu dan menumbuk benda uji sehingga benda uji mengalami deformasi. Semakin banyak energi yang terserap maka akan semakin besar kekuatan impak dari suatu beban. Umumnya kekuatan impak bahan polimer lebih kecil daripada kekuatan impak bahan logam. Untuk menguji impak ini kedua ujung sampel dengan ukuran standar diletakkan pada penumpu, kemudian beban dinamis dilepaskan dengan tiba-tiba dan cepat menuju sampel. Dalam pengujian impak, impaktor yang digunakan dalam bentuk pendulum yang diayunkan dari ketinggian dengan massa. Gambar 2.8 Ilustrasi skematis pengujian impak dengan benda uji Charpy dan Izod Besarnya kekuatan impak dari benda uji dengan luas penampang lintang A adalah Surdia, 2005: I s = A E s 2.2 dengan : I s : Kekuatan Impak Jm 2 E s : energi yang diserap sampel setelah tumbukan J A : luas penampang lintang sampel m 2 Penurunan rumus Is dapat dilihat pada lampiran G.

2.9.3 Pengujian Kekutan Lentur Ultimate Flexural Strenght

Pengujian kekuatan lentur dimaksudkan untuk mengetahui ketahanan komposit terhadap pembebanan pada tiga titik lentur. Pengujian kekuatan lentur ini juga bertujuan untuk mengetahui sifat keelastisan suatu bahan. Pada pengujian ini pembebanan yan diberikan adalah tegak lurus terhadap arah sampel dengan tiga titik lentur. Pada pengujian ini bila bahan diberi beban maka permukaan bawah akan memanjang dan terjadi pelengkungan sampel akibat regangan tarik dan regangan tekan. Besarnya pelengkungan pada titik tengah sampel dinamakan defleksi. Sturgeon, 1971 . Defleksi sampel akan berkurang apabila keelastisan bahan makin bertambah. Defleksi tergantung pada panjang dan besar sampel uji, tempat dan besar beban yang diberikan dan modulus keelastisan bahan penunjang sampel uji. Kegagalan yang terjadi akibat uji bending yaitu mengalami patah pada bagian bawah karena tidak mampu menahan beban tarik. Pengujian kekuatan lentur ini menggunakan peralatan universal testing machine. P d b L Gambar 2.9 Skematis pengujian kekuatan lentur Persamaan berikut digunakan untuk memperoleh nilai kekuatan lentur Sturgeon, 1971: 2 2 3 bd PL UFS  2.3 dengan : UFS = kekutan lentur 2   m P = gaya penekan N L = jarak dua penumpu m b = lebar sampel m d = tebal sampel uji m Penurunan rumus UFS dapat dilihat pada lampiran G. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat Dan Bahan 3.1.1 Alat