melakukan tindakan sirkumsisi pada sunatan masal adalah dorsumsisi dan klasik. dr, Abu Hana,tahun 2008
Pertama sekali yang di lakukan adalah sebagai berikut: 1
Disinfeksi lapangan operasi dengan povidon yodium 2
Daerah operasi ditutup dengan kain steril 3
Pada anak yang lebih besar atau dewasa ,pembiusan dilakukan dengan memaki anasteri local dengan menyuntikkan obat pada basis penis . obat
anastesi disuntikkan dengan cara di bawah kulit dan melingakar basis ilfiltrasi di bawah kulit dan melingkari bawah kulit. Kemudian ditunggu beberapa saat
dan dinyakinkan bahwa batang penis sudah terbius. 4
Jika terjadi fimosis, dilakukan dilatasi dulu dengan klem sehinggga prepusium dapat ditarik ke proksimal. Selanjutnya prepusium dibebaskan dari
perekatannya dengan glands penis dan dibersihkan dari smegma atau kotoran lain.
5 Pemotongan prepusium B Purnomo, tahun 2003.
2.10.1 Teknik dorsumsisi
Dorsumsisi adalah teknik sirkumsisi dengan cara memotong prepusium pada jam 12, sejajar dengan sumbu panjang penis kearah proksimal, kemudian
dilakukan petongan melingkar ke kiri dan ke kanan sepanjang sulkus koronarius glandis.
Cara ini lebih dianjurkan, karena dianggap lebih etis dibanding cara guilotin. Dengan sering berlatih melakukan cara ini, maka akan semakin terampil,
sehingga hasil yang didapat juga lebih baik Bachsinar, tahun 1993. Keuntungan dengan menggunakan teknik dorsumsisi adalah:
1 Kelebihan mukosa-kulit bisa diatur.
2 Tidak terdapat insisi mukosa yang berlebihan seperti cara guilotin.
3 Kemungkinan melukai glands penis dan merusak frenulum prepusium lebih
kecil. 4
Pendarahan mudah dilatasi, karena insisi dilakukan bertahap Kerugian dengan menggunakan teknik dorsumsisi adalah:
1 Tekniknya lebih rumit dibandingakan cara guilotin
2 Bila tidak terbiasa, insisi tidak rata
Universitas Sumatera Utara
3 Memerlukan waktu relatif lebih lama dibandingkan gulotin Bachsinar, tahun
1993 Cara kerja dalam melakukan teknik dorsumsisi adalah:
1 Prepsium dijepit pada jam 11, 1 dan 6
2 Prepusium diinsisi di antara jam 11 dan 1 ke arah sulkus koronarius glandis,
sisakan mukosa-kulit 2-3 mm dari bagian distal sulkus; pasanglah tali kendali 3
Insisi melingkar ke kiri dan ke kanan sejajar sulkus 4
Pada frenulum prepusim insisi dibuat agak runcingmembentuk segitiga 5
Perdarahan dirawat 6
Buatlah tali kendali pada jam 3 dan 9 7
Lakukan penjahitan frenlum-kulit dengan jahitan berbetuk angka 8. 8
Lakukan penjahitan mukosa-kulit di sekeliling penis Purnomo, tahun 2003 Pada dorsumsisi perlu diperhatikan:
1 Ukurlah mukosa-kulit pada pemotongan antara jam 11 dan 1 sebagai patokan
pada insisi ke lateral. 2
Pada insisi ke lateral, kulit-mukosa tak boleh terlalu ditarik karena sisa mukosa dapat menjadi terlalu sedikit, yang mempersulit penjahitan
3 Ikatan plain cat-gut pada perwatan perdarahaan dilakukan minimal tiga kali,
untuk mencegah terlepasnya benang dari simpul 4
Pada penjahitan keliling, jahitan harus serapat mungkin, tidak boleh terdapat tumpang tindih Purnomo, tahun 2003.
Gambar 2.1. Dorsumsisi Purnomo, tahun 2003
Universitas Sumatera Utara
2.10.2 Teknik klasik