Barbiturat dalam sisa bahan makanan, minuman dan obat

13. Barbiturat dalam sisa bahan makanan, minuman dan obat

a. Spektrofotometri

Metoda ini digunakan untuk pemeriksaan Barbiturat dalam sediaan tunggal dan mempunyai dosis tinggi yang terdapat pada sisa bahan makanan, minuman, obat yang diduga menimbulkan keracunan.

1) Prinsip

Golongan obat barbiturat diekstraksi dari spesimen dengan pelarut organik, residu yang didapat dilarutkan dengan akuades dalam suasana basa diukur dengan spektrofotometer pada 240 nm secara kualitatif dan tambahkan asam bila diukur dengan spektrofotometer

pada λ 200-400 nm secara kuantitatif.

2) Alat

a) Spektrofotometer & pencatat

b) Cairan pemisan

c) Kertas saring

d) Labu ukur 10 mL

3) Reagen

a) Larutan bufer borat pH = 8,4 : Campurkan 22,4 g dinatrium tetraborat dengan 70 mL larutan asam hidroklorida dalam akuades (1 mol/L), kemudian encerkan hingga 2 L dengan akuades.

b) Larutan asam hidroklorida dalam akuades (2 mol/L). Larutan asam sulfat pekat (kerapatan relatif 1,83).

c) Larutan amonium hidroksida pekat (kerapatan relatif 0,88).

d) Campuran natrium sulfat/karbon aktif : Tambahkan 100 mg karbon aktif kepada 100 g natrium sulfat anhidrat, kemudian campurkan hingga homogen dan panaskan dalam cawan evaporasi pada 100º C selama 8 jam. Biarkan dingin dan simpan dalam botol yang tertutup rapat.

Standar :

Satu seri larutan yang masing-masing mengandung 5, 10, 25 dan

50 mg/L Barbital dalam plasma blanko yang dibuat dengan mengencerkan larutan standar natrium barbital dalam air (1,12 g/L), yang setara dengan asam dietilbarbiturat dengan konsentrasi 1,00 g/L

4) Cara Kerja

b) Tambahkan 5 mL spesimen , 2 mL larutan asam hidroklorida dalam akuades (2 mol/L) dan 60 mL dietileter (dengan hati-hati) ke dalam corong pisah kapasitas 250 mL.

c) Basahi tutup corong pisah dengan akuades, tutup corong pisah dan goyang perlahan-lahan selama 2 menit.

d) Biarkan larutan dalam corong pisah selama 5 menit dan kemudian fasa bawah (fasa air) dibuang dengan membuka kran corong pisah.

e) Tambahkan ekstrak dietileter ke dalam 10 mL larutan buffer

borat dalam corong pisah kedua dan kocok selama 1 menit.

f) Biarkan larutan dalam corong pisah selama 5 menit dan kemudian fasa bawah (fasa air) dibuang lagi dengan membuka kran corong pisah.

g) Cuci dinding dalam corong pisah dengan 5 mL akuades, biarkan larutan dalam corong pisah selama 5 menit dan kemudian fasa air dibuang lagi dengan membuka kran corong pisah.

h) Tambahkan 4 g campuran natrium sulfat karbon ke dalam ekstrak dietileter dalam corong pisah. Kocok isi corong pisah agar terdispersi dan saring. Setelah disaring, tampung ekstrak dietileter dalam erlenmeyer kapasitas 150 mL.

i) Tambahkan lebihn lanjut 20 mL dietileter ke dalam corong pisah, kocok dan tambahkan ke dalam ekstrak dietileter dalam Erlenmeyer dengan bantuan corong fitrasi.

j) Uapkan ekstrak dietileter hingga kering dalam penangas air pada 40°C dibawah atmosfer udara tekan atau gas nitrogen. k) Tambahkan 5,0 mL akuades ke dalam ekstrak kering dalam Erlenmeyer, goyang perlahan-lahan dan biarkan selama

5 menit. l) Saring dengan kertas saring larutan dalam erlenmeyer dan

tampung filtrat dalam tabung reaksi ukuran 12,5 cm. m) Periksa titik nol spektrofotometer pada 240 nm menggunakan

akuades baik pada posisi spesimen maupun pada posisi referensi. Gunakan sel/kuvet kuarsa ukuran 1 x 1 x 4 em

n) Tambahkan 4 mL filtrat dari tabung reaksi ke dalam set yang

bersih dan tambahkan 50 µL larutan amonium hidroksida pekat dan aduk dengan pengaduk plastik. Pastikan bahwa pH larutan kira-kira 10.

o) Ukur segera absobansi pada 240 nm dengan akuades sebagai

blanko. p) Apabila perlu, encerkan secara akurat larutan ekstrak dengan

akuades sehingga absorbansi terbaca pada kisaran yang baik dan catat faktor pengenceran yang digunakan. Apabila pengukuran dilakukan dengan spektrofotometer yang dilengkapai fasilitas skanning, skan pada 200-450 nm akuades sehingga absorbansi terbaca pada kisaran yang baik dan catat faktor pengenceran yang digunakan. Apabila pengukuran dilakukan dengan spektrofotometer yang dilengkapai fasilitas skanning, skan pada 200-450 nm

menggunakan pengaduk plastik dan pastikan bahwa pH larutan di sekitar 2 ( menggunakan kertas indikator universal).

s) Ulangi pembacaan (249 nm) atau skan (200-450nm)

Pembacaan Hasil

Sejumlah senyawa dapat mengganggu analisis ini. Glutetimida akan terhidrolisis engan cepat pada keadaan alkalis, sehingga absorbansi pada 240 nm akan turun secara signifikan setelah 5 menit pada pH =

11 (langkah 15 di atas) apabila senyawa ini ada. Adanya senyawa lain, seperti metaqualon (misalnya dikloralfenazon) dapat diatasi dengan memperhatikan spectra pada daerah 200-450 nm. Penambahan 0,1 mL larutan natrium hidroksida ke dalam ekstrak amoniakal (langkah 14 di atas) menghasilkan pergeseran spectra lanjut yang karakteristik yang dapat dimanfaatkan dalam analisis kualitatif.

Sensitivitas :

Barbiturat 2 mg/L

b. Kromatografi Lapisan Tipis (KLT)

Dokumen yang terkait

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN TARUNA BARU MENGGUNAKAN BASIS DATA FUZZY - STUDI KASUS DI AKPELNI SEMARANG Eko Nur Hidayat

0 0 6

A. Pendahuluan - KEUNIKAN DAKWAH HALAQAH TARBIYAH: STUDI PADA HALAQAH TARBIYAH PKS

0 0 13

A. Latar Belakang - EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ILMU TASAWUF DALAM MENINGKATKAN RELIGIUSITAS MAHASISWA (Studi pada Mahasiswa Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah Institut Agama Islam Negeri [IAIN] Pontianak Tahun 2014)

0 0 21

A. Pendahuluan - TASAWUF DAN MODERNITAS (MENGIKIS KESALAHPAHAMAN MASYARAKAT AWAM TERHADAP TASAWUF)

0 0 16

A. Pendahuluan - Nasionalisme Bangsa dan Melunturnya Semangat Bela Negara

0 0 11

A. Pendahuluan - Bahasa Arab dan Peradaban Islam: Telaah atas Sejarah Perkembangan Bahasa Arab dalam Lintas Sejarah Peradaban Islam

1 1 16

PENGARUH PEMAKAIAN SETENGAH VOLUME SAMPEL DAN REAGEN PADA PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH METODE GOD-PAP TERHADAP NILAI SIMPANGAN BAKU DAN KOEFISIEN VARIASI EFFECT OF SAMPLE AND REAGENT VOLUMES HALF IN CHECKING BLOOD GLUCOSE GOD-PAP METHOD AGAINST VALUE STANDAR

1 0 6

PERBANDINGAN ANTARA BAHAN KONTROL KOMERSIAL MERK DIASYS-TRULAB N DENGAN SIEMENS-BIORAD LEVEL 1 TERHADAP AKURASI UNTUK PEMERIKSAAN GLUKOSA, KOLESTEROL DAN ASAM URAT COMPARISON BETWEEN COMERCIAL MATERIAL CONTROL DIASYS- TRULAB AND SIEMENS-BIORAD LEVEL 1 ON

0 0 7

Kata kunci: harta hibah, orang tua, anak PENDAHULUAN - PENARIKAN HARTA HIBAH OLEH ORANG TUA TERHADAP ANAKNYA

0 0 12

A. Pendahuluan - HERMENEUTIKA EDIP YUKSEL DALAM QURAN : A REFORMIST TRANSLATION

1 2 14