Barbital dan Fenobarbital dalam cuplikan

5. Barbital dan Fenobarbital dalam cuplikan

a. Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

1) Prinsip

Sampel diekstraksi dengan metanol, elusi menggunakan eluen tertentu, sehingga terbentuk noda dengan Rf tertentu. Noda discanning dengan spektrodensitometer, sehingga terbentuk spektrum serapan sinar ultraviolet sebelum akhirnya noda pada pelat disemprot menggunakan penyemprot tertentu. Rf spektrum serapan sinar ultraviolet dan warna noda hasil penyemprotan dari sampel dibandingkan terhadap baku pembanding.

2) Alat

a) Peralatan kromatografi lapis tipis (KLT) terdiri dari : (1) Pipet kapiler

a. Plat KLT dilapisi silika gel berfluoresensi pada

nm dengan ketebalan 0,25 mm

b. Tabung elusi (developing tank) (4) Lampu UV λ 254 nm

b) Spektrofotodensitometer

3) Reagen

a) Pelarut organik : metanol, etil asetat, amoniak, kloroform, aseton, isopropanol, uap amoniak.

b) Larutan Sampel Satu dosis sampel (atau lebih kurang 50 mg cuplikan) larutkan dalam 10 mL metanol, bila perlu saring (A)

c) Larutan Baku Buat masing-masing larutan baku pembanding dalam metanol sebagai berikut :

(1) Barbital 1 mg/mL (B 1 ) (2) Fenobarbital 1 mg/mL (B 2 )

4) Cara Kerja

Totolkan masing-masing larutan A, B 1 , dan B 2 pada pelat secara terpisah dan lakukan kromatografi lapis tipis dengan kondisi sebagai berikut :

Fase diam : Silika gel GF 254 Fase gerak : 1. Etil asetat - metanol - amoniak

2. Kloroform - aseton (80 : 20)

3. Kloroform - isopropanol - amonium hidroklorida (50 : 50 : 10) Volume penotolan : Larutan A, B 1 dan B 2 masing-masing

20 µL.

Jarak rambat : 15 cm Penampak noda : Sinar ultraviolet λ 254 nm, noda berwarna

ungu, kemudian lempeng diuapi dengan uap amonia dan diamati lagi dibawah Sinar ultraviolet λ 254 nm.

Konfirmasi :

Sebelum pelat disemprot dengan penampak noda, dilakukan pengukuran spektrum serapan ultra violet terhadap noda sampel yang mempunyai harga Rf atau tinggi noda yang sama dengan salah satu noda baku menggunakan alat spektrodensitometer.

Interpretasi Hasil : Cuplikan mengandung barbital bila :

- Larutan A memberi harga Rf dan warna noda yang sama dengan harga Rf dan warna noda larutan baku barbital (B 1 ). - Profil spektrum serapan ultraviolet noda sampel bersesuaian dengan spektrum serapan ultraviolet noda baku barbital serta panjang gelombang serapan maksimum noda sampel dan baku berimpit.

Cuplikan mengandung fenobarbital bila :

- Larutan A memberi harga Rf dan warna noda yang sama dengan harga Rf dan warna noda larutan baku fenobarbital (B 2 ). - Profil spektrum serapan ultraviolet noda sampel bersesuaian dengan spektrum serapan ultraviolet noda baku fenobarbital serta panjang gelombang serapan maksimum noda sampel dan baku berimpit.

Catatan :

b) Gunakan salah satu fasa gerak yang tercantum dalam metode, fasa gerak yang lain gunakan sebagai konfirmasi.

c) Sebagai penampak noda gunakan sinar ultra violet 254 nm dan salah satu penyemprot, penyemprot yang lain dapat gunakan untuk mempertegas hasil yang diperoleh

b. Kromatografi Gas

1) Prinsip

Pemisahan sampel dari zat lain menggunakan kromatografi gas, kemudian deteksi dengan detektor menghasilkan spektrum dengan waktu retensi tertentu yang dapat dibandingkan dengan waktu retensi baku pembanding

2) Alat

Kromatografi gas

3) Reagen

a) Metanol

b) Larutan sampel Satu dosis sampel (± 50 mg cuplikan) larutkan dalam 10 mL metanol, bila perlu saring (A)

c) Larutan Baku Larutan Baku Buat masing-masing larutan baku pembanding dalam metanol sebagai berikut :

(1) Barbital 1 mg/mL (B 1 ) (2) Fenobarbital 1 mg/mL (B 2 )

4) Cara Kerja

Suntikkan masing-masing larutan A, B 1 dan B 2 secara terpisah ke

dalam kromatografi gas dengan kondisi sebagai berikut : Kolom : Kaca, panjang 2 m, diameter dalam

2 mm, isi kolom 3 % OV-17, ukuran isi kolom 80/100, kolom penyangga kromosorb.

Detektor : Ionisasi nyala (FID)

0 Suhu 0 : Detektor 275 C, injektor 275

C, kolom

200 0 C

Gas pembawa : Nitrogen Laju aliran fase gerak : 40-60 mL/menit

Volume penyuntikkan : Larutan A, B 1 dan B 2 masing-masing

2 -3 µL

Interpretasi hasil

- Cuplikan mengandung barbital bila larutan A memberikan waktu retensi yang sama dengan waktu retensi larutan baku barbital (B 1 ). Jika larutan A dan B 1 dicampur dan diinjeksikan ke sistem - Cuplikan mengandung barbital bila larutan A memberikan waktu retensi yang sama dengan waktu retensi larutan baku barbital (B 1 ). Jika larutan A dan B 1 dicampur dan diinjeksikan ke sistem

- Cuplikan mengandung fenobarbital bila larutan A memberikan waktu retensi yang sama dengan waktu retensi larutan baku fenobarbital (B 2 ). Jika larutan A dan B 2 dicampur dan diinjeksikan ke sistem kromatografi maka akan terbentuk satu spektrum utama yang sama.

c. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)

Dokumen yang terkait

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN TARUNA BARU MENGGUNAKAN BASIS DATA FUZZY - STUDI KASUS DI AKPELNI SEMARANG Eko Nur Hidayat

0 0 6

A. Pendahuluan - KEUNIKAN DAKWAH HALAQAH TARBIYAH: STUDI PADA HALAQAH TARBIYAH PKS

0 0 13

A. Latar Belakang - EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ILMU TASAWUF DALAM MENINGKATKAN RELIGIUSITAS MAHASISWA (Studi pada Mahasiswa Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah Institut Agama Islam Negeri [IAIN] Pontianak Tahun 2014)

0 0 21

A. Pendahuluan - TASAWUF DAN MODERNITAS (MENGIKIS KESALAHPAHAMAN MASYARAKAT AWAM TERHADAP TASAWUF)

0 0 16

A. Pendahuluan - Nasionalisme Bangsa dan Melunturnya Semangat Bela Negara

0 0 11

A. Pendahuluan - Bahasa Arab dan Peradaban Islam: Telaah atas Sejarah Perkembangan Bahasa Arab dalam Lintas Sejarah Peradaban Islam

1 1 16

PENGARUH PEMAKAIAN SETENGAH VOLUME SAMPEL DAN REAGEN PADA PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH METODE GOD-PAP TERHADAP NILAI SIMPANGAN BAKU DAN KOEFISIEN VARIASI EFFECT OF SAMPLE AND REAGENT VOLUMES HALF IN CHECKING BLOOD GLUCOSE GOD-PAP METHOD AGAINST VALUE STANDAR

1 0 6

PERBANDINGAN ANTARA BAHAN KONTROL KOMERSIAL MERK DIASYS-TRULAB N DENGAN SIEMENS-BIORAD LEVEL 1 TERHADAP AKURASI UNTUK PEMERIKSAAN GLUKOSA, KOLESTEROL DAN ASAM URAT COMPARISON BETWEEN COMERCIAL MATERIAL CONTROL DIASYS- TRULAB AND SIEMENS-BIORAD LEVEL 1 ON

0 0 7

Kata kunci: harta hibah, orang tua, anak PENDAHULUAN - PENARIKAN HARTA HIBAH OLEH ORANG TUA TERHADAP ANAKNYA

0 0 12

A. Pendahuluan - HERMENEUTIKA EDIP YUKSEL DALAM QURAN : A REFORMIST TRANSLATION

1 2 14