xvii
xvii analisis masalah yang ada pada unsur-unsur estetik novel PMO yakni konflik
batin tokoh utama dengan menggunakan teori psikoanalisis.
2.2.1 Teori Struktural Novel
Unsur karya fisik novel adalah fakta, tema, dan sarana sastra. Fakta facts dalam sebuah cerita rekaan meliputi alur, latar, tokoh, dan penokohan.
Fakta cerita merupakan unsur fiksi yang secara faktual dapat dibayangkan peristiwanya dan eksistensinya dalam sebuah novel. Oleh karena itu, fakta cerita
sering juga disebut struktur faktual factual structure atau derajat faktual factual level tema sama dengan ide sentral central idea dan maksud sentral central
purpose dengan demikian, tema sebagai dasar cerita atau gagasan dasar umum sebuah karya sastra novel. Dasar utama cerita dan sarana sastra literary
devices adalah teknik yang digunakan pengarang untuk memilih dan menyusun detail-detail cerita menjadi pola yang bermakna Stanton, 1965:11-36.
2.2.1.1 Alur dan pengaluran
Rangkaian peristiwa yang disusun secara logis dan kronologis, saling berkait dan yang diakibatkan atau dialami oleh para pelaku disebut alur. Dalam
alur, hubungan peristiwa itu hendaknya bersifat logis dalam jalinan kausal. Pada umumnya sebuah alur memiliki bagian awal, tikaian, gawatan,
puncak leraian dan akhir Prihatmi, 1990:10. Pada bagian awal pencerita memperkenalkan tokoh-tokohnya kemudian terjadi tikaian. Tikaian muncul
karena adanya konflik. Akibat dari tikaian terjadi gawatan atau rumitan. Gawatan
xviii
xviii akan mencapai titik tertinggi yang disebut puncak atau klimaks. Konflik seakan
mereda , menuju leraian, untuk kemudian tiba pada bagian akhir. Untuk menyusun alur diperlukan teknik. Teknik menyusun alur disebut
pengaluran Prihatmi, 1990:10. Secara kualitatif ada alur erat dan alur longgar. Dalam alur erat hubungan antara peristiwa satu dengan peristiwa yang lainnya
organik sekali, tidak ada satu peristiwa pun yang dapat dicopot tanpa merusak keutuhan cerita. Dalam alur longgar, ada kemugkinan mencopot salah satu
peristiwa tanpa merusak keutuhan cerita. Secara kuantitatif ada alur tunggal dan alur ganda. Dalam alur ganda terdapat lebih dari satu alur Saad dalam Ali Ed,
1967: 122. Dari segi urutan waktu, ada alur lurus dan alur balik. Dalam alur lurus peristiwa-peristiwa dilukiskan berurutan dari awal hingga akhir. Dalam alur balik
peristiwa peristiwa dilukiskan tidak berurutan. Alur balik dapat menggunakan gerak balik backtracking, sorot balik flashback, atau campuran keduanya .
Gerak balik adalah pelukisan peristiwa-peristiwa secara mundur, untuk menyelidiki kembali perjalanan seseorang. Gerak balik memotong kelangsungan
jalannya cerita, sedang sorot balik adalah penyajian peristiwa-peristiwa yang terjadi sebelumnya, yang dapat berupa ingatan atau kenangan tokoh, mimpi,
lamunan atau penceritaan kembali oleh tokoh Prihatmi, 1990:10. Ibarat sorotan sebuah lampu senter, ia tidak dapat bertahan lama dalam satu ruang dan waktu,
melainkan dengan lincah menyorot ruang dan waktu yang berlainan secara bergantian dan seperlunya Prihatmi, 1990:11. Sorot balik flashback, dan gerak
balik backtracking merupakan cara untuk menciptakan tegangan suspensi. Dengan tegangan pembaca dirangsang selalu ingin tahu apa yang terjadi
xix
xix selanjutnya . Dalam gerak balik backtracking, pelaku mengenang apa yang telah
terjadi sebelum peristiwa-peristiwa itu memuncak Saad dalam Ali Ed, 1967:122-123. Oleh karena itu, Sorot balik menjadi faktor penting dalam
pengaluran.
2.2.1.2. Tokoh dan penokohan