Prospek Ekonomi Jangka Menengah

Bab 4: Prospek Ekonomi Jangka Menengah

  Perkembangan perekonomian dunia yang

  Dengan perkembangan ini, pertumbuhan ekonomi

  terus memburuk dan belum munculnya tanda-tanda

  pada tahun 2014 diperkirakan mencapai 6,0 √

  akan segera berakhirnya krisis global menyebabkan

  7,0, sementara laju inflasi sebesar 4,0- 5,0.

  prospek perekonomian Indonesia ke depan masih

  Guna mewujudkan tercapainya proyeksi

  diliputi oleh nuansa ketidakpastian yang tinggi.

  perekonomian di atas, maka perlu diambil sejumlah

  Dampak krisis dipastikan akan memberikan tekanan

  kebijakan, yang mencakup kebijakan makro

  yang cukup signifikan, tidak saja pada

  (moneter, fiskal, maupun perbankan) serta

  perekonomian domestik jangka pendek, namun

  kebijakan mikro (struktural). Berpijak pada

  juga akan mempengaruhi lintasan variabel-variabel

  karakteristik perekonomian domestik, maka

  kunci ekonomi makro dalam jangka menengah.

  kebijakan ekonomi secara umum harus diarahkan

  Meskipun diperkirakan akan mengalami

  untuk tetap menjaga ukuran pasar ( market size)

  tekanan yang cukup kuat pada tahun 2009, namun

  dan daya beli masyarakat. Meskipun demikian,

  dalam jangka menengah perekonomian

  dalam jangka menengah panjang, hanya kekuatan

  diperkirakan akan tetap bergerak dalam lintasan

  permintaan domestik yang mampu diimbangi oleh

  pertumbuhan ekonomi yang makin tinggi dengan

  sisi produksi (penawaran) yang memungkinkan

  laju inflasi yang tetap terkendali. Permintaan

  perekonomian mencapai pertumbuhan tinggi

  domestik diperkirakan akan tetap menjadi

  tanpa harus mengorbankan stabilitas harga. Oleh

  kekuatan utama pertumbuhan ekonomi,

  karena itu, dalam perspektif jangka menengah

  sementara kinerja ekspor juga akan kembali

  panjang, kemampuan untuk meningkatkan

  mengalami penguatan sejalan dengan mulai

  kapasitas produksi domestik menjadi sangat

  bangkitnya perekonomian global pada tahun 2010.

  penting.

  Penguatan sisi permintaan domestik ini mampu diimbangi dengan meningkatnya daya dukung

  4.1 Asumsi Perekonomian Global

  kapasitas perekonomian, sehingga mampu menjaga

  a. Pertumbuhan Ekonomi Dunia

  kecukupan di sisi produksi. Terjaganya keseimbangan

  Prospek perekonomian global masih diliputi

  antara sisi permintaan dan penawaran inilah yang

  dengan ketidakpastian. Di tengah upaya

  merupakan salah satu faktor utama yang

  penyelamatan ekonomi yang saat ini sedang

  menyebabkan perekonomian mampu terus tumbuh

  berlangsung di berbagai negara, antara lain AS

  tanpa harus mengorbankan stabilitas harga. Meskipun

  dengan paket stimulus fiskal senilai USD838 miliar,

  demikian, tekanan yang cukup kuat pada

  kondisi perekonomian global masih terus

  perekonomian dalam jangka pendek menyebabkan

  memburuk. Dengan perkembangan tersebut,

  pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang akan

  pertumbuhan ekonomi dunia pada 2009

  cenderung terhambat, sehingga secara umum proyeksi

  diperkirakan mengalami perlambatan menjadi

  perekonomian ini mengalami penyesuaian ke bawah dibandingkan proyeksi sebelumnya (Tabel 4.5 dan 4.6).

  1 Berdasarkan rilis WEO update Januari 2009.

  Outlook Ekonomi Indonesia 2009 - 2014, Edisi Januari 2009

  0,5 dari 3,4 pada tahun 2008. 1 Perlambatan

  -2,0, -1,9 dan -1,3. Pada triwulan IV tahun

  pertumbuhan ekonomi dunia tersebut

  2009, kawasan Euro diperkirakan sudah pulih

  menyebabkan pertumbuhan volume perdagangan

  dengan laju pertumbuhan ekonomi sebesar 0,1.

  dunia mengalami kontraksi hingga 2,8.

  Secara tahunan, pertumbuhan 2009 diprakirakan

  Prospek pertumbuhan ekonomi global dalam

  masih negatif -1,2 untuk kemudian kembali pulih

  jangka menengah selanjutnya akan sangat

  ke tingkat 2,3 pada tahun 2010 dan 2,6 pada

  ditentukan oleh keberhasilan upaya pemulihan

  tahun 2011. Untuk Jepang, pertumbuhan PDB riil

  ekonomi dalam jangka pendek ini. Apabila paket

  (y-o-y) pada triwulan I √ 2009 diperkirakan akan

  stimulus fiskal dapat berjalan mulus dan langkah-

  sangat terkontraksi (-3,8) sebelum menjadi -2,8

  langkah penyelamatan perbankan di berbagai

  pada triwulan II, dan -2,2 di triwulan III, untuk

  negara, khususnya di negara G-7, berhasil

  kemudian kembali positif sebesar 0,2 pada

  memulihkan stabilitas di pasar keuangan, maka

  triwulan terakhir 2009. Pada tahun 2009 secara

  beberapa lembaga dunia seperti IMF dan World

  keseluruhan ekonomi Jepang tumbuh negatif -

  Bank memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia

  2,2 untuk kemudian naik 2,0 tahun 2010 dan

  akan mulai mengalami perbaikan di akhir 2009.

  3,2 pada 2011. Berpijak pada perkiraan-

  Akselerasi pertumbuhan ekonomi global

  perkiraan di atas, lintasan pemulihan ekonomi

  diperkirakan akan mulai terjadi pada 2010 dan

  ( recovery path) dunia, yang dimotori oleh negara-

  selanjutnya akan semakin kuat pada 2011 (Tabel

  negara maju, secara kuartalan diperkirakan akan

  mengikuti pola ≈ U-shape∆, namun secara tahunan

  Asesmen Bank Indonesia 2 terhadap perkiraan

  akan cenderung ≈ V-shape∆.

  pertumbuhan 3 (tiga) negara utama dunia, yakni AS, negara kawasan Euro, dan Jepang,

  Tabel 4.1. Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi

  memperkuat perkiraan yang dihasilkan lembaga- Beberapa Negara pada 2009 lembaga dunia di atas. Pertumbuhan PDB riil AS (y-

  o-y) pada triwulan I-2009 diperkirakan sebesar -

  1,9, triwulan II sebesar -2,5, triwulan III sebesar

  Advanced economies

  1,0 -2,0 1,1

  -2,1 dan triwulan IV sebesar -0,2, sehingga

  pertumbuhan sepanjang tahun 2009 diperkirakan

  akan sebesar -1,6. Setelah tahun 2009 Amerika

  Euro area

  1,0 -2,0 0,2

  Serikat akan tumbuh positif 2,0 pada 2010 dan

  selanjutnya 2,7 pada 2011. Untuk kawasan Euro,

  pertumbuhan PDB riil (y-o-y) sepanjang tiga triwulan

  pertama 2009 juga negatif yaitu masing-masing

  Emerging economies

  2 Proyeksi dilakukan dengan menggunakan model ARIMBI

  (Aggregate Rational Model for Bank Indonesia), merupakan

  model yang diadaptasi dari Forecasting and Policy Analysis

  System Model (FPAS Model)-IMF yang telah dimodifikasi.

  Sumber: WEO Update Januari 2009

70 Outlook Ekonomi Indonesia 2009 - 2014, Edisi Januari 2009

  6 14 Sementara itu, tekanan dari harga pangan

  5 12 10 dunia dalam jangka panjang diperkirakan akan

  4 8 menurun. Perkiraan ini didasarkan pada

  3 6 4 pertimbangan kemampuan sisi suplai dalam

  2 2 mengimbangi pertumbuhan permintaan pangan

  1 Pertumbuhan Ekonomi Dunia (sb. Kiri)

  0 Tren Pertumbuhan Ekonomi Dunia Volume Perdagangan Dunia (sb. Kanan)

  yang didorong oleh perluasan lahan maupun

  peningkatan produktivitas. Dari sisi permintaan

  Sumber: WEO, Oktober 2008

  pangan, akselerasi pertumbuhan permintaan

  Grafik 4.1. Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi dan

  pangan akan berkurang sejalan dengan

  Volume Perdagangan Dunia

  melambatnya pertumbuhan penduduk dunia dan menurunnya efek kenaikan pendapatan terhadap

  Berdasarkan asumsi lintasan pemulihan ekonomi seperti diuraikan di atas, pertumbuhan

  kenaikan permintaan komoditas pangan terutama di negara berkembang. Meskipun demikian apabila

  ekonomi dunia dalam jangka menengah (2011- 2014) diperkirakan akan tumbuh rata-rata sebesar

  kebutuhan untuk bahan baku biofuel kembali meningkat, maka harga pangan ke depan akan

  4,6. Angka rata-rata ini masih di bawah rata- rata pertumbuhan pada periode 2004-2007 yang

  kembali mengalami tekanan. 3

  mencapai 4,9.

  USD

  b. Inflasi Dunia 250

  Proyeksi

  Potensi tekanan inflasi ke depan diperkirakan Harga Tinggi akan berkurang sejalan dengan tren penurunan

  Harga Referensi

  harga komoditas dunia. Tekanan dari sisi harga

  minyak diperkirakan akan mulai muncul pada 2010

  Harga Rendah

  seiring dengan perkiraan membaiknya 50 perekonomian dunia. Sementara itu dari sisi suplai,

  meskipun dalam jangka pendek masih diselimuti

  Sumber: Energy Information Administration (EIA)

  oleh berbagai keterbatasan seperti kapasitas yang

  Grafik 4.2. Perkembangan dan Proyeksi Harga

  masih rendah, gangguan geopolitik di berbagai

  Minyak Dunia

  negara pengekspor minyak, terbatasnya pembiayaan investasi kilang baru terkait dengan

  Dengan perkembangan tersebut, dalam

  ketatnya likuiditas global, namun dalam jangka

  jangka menengah inflasi di negara maju

  panjang suplai minyak secara perlahan diharapkan

  diperkirakan akan kembali ke kisaran yang

  dapat pulih. Kondisi ini diharapkan dapat

  ditargetkan oleh masing-masing Bank Sentral. Di

  mengurangi tekanan terhadap harga. Energy

  AS, tekanan inflasi setelah mencapai puncaknya

  Information Administration (EIA) memperkirakan

  pada tahun 2008 pada kisaran 4 diperkirakan

  harga minyak kembali meningkat ke kisaran USD80

  secara perlahan akan mencapai level 2,1 pada

  per barel pada tahun 2010 dan mencapai USD130 per barel pada 2030 (Grafik 4.2).

  Global Economic Prospects 2009, World Bank.

  Outlook Ekonomi Indonesia 2009 - 2014, Edisi Januari 2009 Outlook Ekonomi Indonesia 2009 - 2014, Edisi Januari 2009

  penyelamatan aset perbankan. Di AS, program

  diperkirakan akan menurun secara gradual

  TARP ( Troubled Asset Relief Program) senilai

  meskipun masih di atas laju inflasi di negara-negara

  USD700 miliar, yang telah dimulai sejak Oktober

  maju (Tabel 4.2).

  2006, terus digulirkan. Program yang terdiri dari serangkaian kebijakan tersebut pada dasarnya

  Tabel 4.2. Perkiraan Inflasi Dunia

  ditujukan untuk mengembalikan stabilitas pasar

  keuangan, memperkuat institusi keuangan, dan

  Advance economies

  menopang likuiditas pasar keuangan. Salah satu

  Emerging economies

  5 program dalam TARP adalah Capital Purchase

  Sumber : WEO update edisi Januari 2009

  Program senilai USD250 miliar, di mana lembaga keuangan dapat menjual sahamnya sebanyak 1-

  c. Respons Kebijakan Global

  3 dari aset berisiko ke US Treasury (Departemen

  Menurunnya tekanan inflasi di berbagai

  Keuangan AS). Program sejenis TARP di AS ini pada

  negara memberikan ruang bagi penurunan suku

  Januari 2009 juga diberlakukan di Inggris yang

  bunga, dalam upaya untuk mendorong pemulihan

  dikenal sebagai Bank of England Asset Purchase

  ekonomi. Langkah pelonggaran kebijakan moneter

  Facility (BoEAPF). Dalam BoEAPF sejumlah dana

  diperkirakan akan terus berlangsung hingga tahun

  akan dikucurkan dari UK Treasury ke Bank of

  2009. Sejalan dengan perkiraan mulai pulihnya

  England (BoE), yang selanjutnya akan digunakan

  perekonomian global pada tahun 2010, suku

  oleh BoE untuk membeli aset-aset bermasalah dari

  bunga di berbagai negara diperkirakan akan

  sistem perbankan.

  mengalami peningkatan, sebagai respons dari

  Selain melalui pelonggaran kebijakan

  tekanan inflasi yang mulai muncul.

  moneter, upaya pemulihan kondisi ekonomi

  Bersamaan dengan penurunan suku bunga,

  melalui stimulasi fiskal juga akan terus berlangsung di berbagai negara. Efektivitas stimulus fiskal ini pada dasarnya ditentukan oleh

  New Zealand

  8 8 dua faktor, yakni nilai dan kelancaran

  Australia

  implementasinya. Berdasarkan simulasi yang

  dilakukan Bank Indonesia , implementasi stimulus

  4 Canada 4,25 4 fiskal yang berjalan lancar di AS, kawasan Euro,

  US

  dan Jepang akan menyebabkan pertumbuhan

  Japan

  0 0,10 0 ekonomi pada tahun 2010 dapat tumbuh lebih

  Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

  tinggi dari baseline masing-masing sebesar 0,2

  Sumber: Bloomberg

  (AS dan Kawasan Euro) dan 0,3 (Jepang).

  Grafik 4.3. PerkembanganTingkat Suku Bunga

  Kebijakan Internasional

  upaya pemulihan stabilitas pasar keuangan juga terus berlangsung, antara lain melalui program

  4 Ibid., hal 70

72 Outlook Ekonomi Indonesia 2009 - 2014, Edisi Januari 2009 72 Outlook Ekonomi Indonesia 2009 - 2014, Edisi Januari 2009

  aliran FDI yang dihasilkan dari ketiga skenario

  Selama periode 2003-2007, FDI tumbuh

  tersebut disajikan pada Grafik 4.4.

  pesat sebagai dampak dari tingginya pertumbuhan ekonomi dunia. Aliran masuk (inflows) FDI global

  4.2 Asumsi Domestik

  pada 2007 tercatat USD 1,8 triliun 5 , yang

  Miliar USD

  merupakan pencapaian tertinggi selama ini. Akan 2000 tetapi, krisis Scenario V subprime mortgage di AS pada 2007

  mengakibatkan Scenario U inflow FDI pada 2008 diperkirakan turun sebesar 20. Dalam jangka menengah, 1000

  Past trend Scenario L

  perkiraan inflow FDI global akan sangat bergantung

  pada proses pemulihan ekonomi global. UNCTAD

  Proyeksi

  secara moderat memperkirakan perbaikan aliran FDI

  global akan terjadi memasuki tahun 2011 dengan

  Sumber: UNCTAD, 2009

  asumsi resesi global akan semakin memburuk

  Grafik 4.4. Skenario Perbaikan Aliran FDI

  hingga akhir tahun 2010. Perbaikan aliran FDI yang lamban ini dipicu oleh terbatasnya nilai cross-border

  a. Kebijakan Fiskal

  akuisisi dan merger yang disebabkan masih

  Arah kebijakan fiskal ke depan akan

  rendahnya harga saham dan lambatnya proses

  ditujukan untuk tetap memberikan peningkatan

  internasionalisasi perusahaan (skenario U atau

  stimulus bagi perekonomian, dengan tetap

  baseline). Sementara itu, dengan perkiraan yang

  mempertahankan sustainabilitas fiskal. Sebagai

  lebih optimis, aliran FDI global dapat membaik

  respons dari krisis finansial global, maka stimulus

  dengan cepat pada akhir tahun 2009 yang didorong

  fiskal pada tahun 2009 mengalami penajaman

  oleh berakhirnya resesi di semester II-2009.

  sebagai cerminan dari kebijakan countercyclical,

  Perbaikan ekonomi tersebut mendorong pulihnya

  yang ditujukan antara lain untuk mempertahankan

  kepercayaan investor yang disertai dengan tidak

  daya beli masyarakat (lihat Bab 2). Berdasarkan

  adanya proteksionisme dan restrukturisasi industri

  simulasi yang dilakukan Bank Indonesia , stimulus

  yang memicu timbulnya merger dan akuisisi

  fiskal pada 2009 sebesar Rp71,3 triliun akan

  (skenario V). Namun demikian, jika resesi global

  berdampak cukup signifikan pada pertumbuhan

  berlangsung lebih lama dan menimbulkan dampak

  ekonomi, sepanjang dapat terimplementasi

  yang lebih buruk dari yang diprakirakan yang

  dengan baik dan tepat waktu. 6 Dampak dari

  disertai dengan meningkatnya proteksionisme dan

  stimulus tersebut mampu menggerakkan sisi

  sikap perusahaan yang masih berhati-hati dalam

  permintaan maupun penawaran agregat dalam

  berinvestasi, terutama yang bertujuan membiayai

  perekonomian. Stimulus melalui pengurangan

  ekspansi ke dunia internasional, maka proses perbaikan aliran FDI global belum pulih sebelum

  6 Simulasi dilakukan dengan menggunakan Model SEMAR

  tahun 2012 (skenario L atau pesimis). Besarnya

  ( Social Economic Model for Analysis of Real Sector) Bank Indonesia, merupakan model yang berbasis pada Computable General Equilibrium (CGE) dan menggunakan

  5 Sumber : UNCTAD.

  data Social Accounting Matrix (SAM) 2005.

  Outlook Ekonomi Indonesia 2009 - 2014, Edisi Januari 2009

  Bea Masuk

  dari PPN

  C Agregat

  Sumber: Model SEMAR, BI

  Diagram 4.1 Mekanisme Transmisi Penurunan Pajak

  pajak PPh akan ditransmisikan melalui

  meningkatnya produksi masing-masing sektoral

  meningkatnya pendapatan (disposable income)

  dan juga adanya insentif PPN. Mengingat stimulus

  dan berujung pada kenaikan konsumsi dari

  fiskal tipe ini lebih berdampak pada permintaan

  perusahaan dan rumah tangga (RT). Selain

  agregat, maka inflasi diperkirakan juga akan

  konsumsi yang meningkat, tabungan perusahaan

  meningkat meskipun tidak signifikan (Diagram

  dan RT juga meningkat, sehingga pada akhirnya

  ikut mendorong peningkatan investasi. Selain itu,

  Stimulus fiskal berupa pengeluaran untuk

  pelonggaran Bea Masuk impor bahan baku dan

  pembangunan infrastruktur akan memberikan

  barang modal juga ikut andil meningkatkan nilai

  dampak positif secara sektoral melalui peningkatan

  impor. Ekspor juga mengalami peningkatan dari

  produktivitas dan impor (terutama barang modal

  I G (Investasi

  Sumber: Model SEMAR, BI

  Diagram 4.2 Mekanisme Transmisi Peningkatan Pengeluaran Pemerintah

74 Outlook Ekonomi Indonesia 2009 - 2014, Edisi Januari 2009 74 Outlook Ekonomi Indonesia 2009 - 2014, Edisi Januari 2009

  Tabel 4.3. Sepuluh Wilayah yang Paling Menarik:

  akan meningkatkan produksi komoditas secara

  Perbandingan Peringkat pada Survei Tahun

  2007 dan 2008

  sektoral dan pada akhirnya akan mendorong turunnya harga domestik. Sementara itu, ekspor

  Peringkat WPIS

  Wilayah

  juga akan meningkat meski tidak signifikan. Pada

  2007 2008 Perubahan

  gilirannya, peningkatan produksi akan diimbangi

  Asia Selatan, Timur, dan Tenggara

  oleh peningkatan pendapatan bagi rumah tangga

  Amerika Utara

  sehingga akhirnya konsumsi secara agregat juga

  New EU-12

  akan meningkat. Mengingat stimulus fiskal berupa

  Negara maju lainnya

  5 7 -2

  6 5 belanja infrastruktur lebih mendorong penawaran 1

  Amerika Latin

  Negara Eropa lainnya

  7 9 -2

  agregat, maka diperkirakan akan terjadi deflasi di

  Eropa Tenggara dan CIS

  harga domestik (Diagram 4.2).

  Asia Barat

  10 Selanjutnya dalam rangka menjaga 0 kesinambungan fiskal, defisit fiskal dalam beberapa ) Negatif artinya peringkat turun

  Afrika Utara

  Sumber: WPIS 2008 -2010

  tahun ke depan ini diperkirakan akan berangsur- angsur berkurang. Asumsi ini konsisten dengan

  murah.

  arah kebijakan fiskal seperti tertuang dalam

  Sementara itu, Indonesia masih menjadi salah

  Kerangka APBN Jangka Menengah-APBN 2009,

  satu negara paling menarik untuk penempatan FDI.

  yang mengedepankan tercapainya sustainabilitas

  Bahkan untuk survei tahun 2008 ini, Indonesia

  fiskal.

  menempati peringkat 8, lebih tinggi dibandingkan hasil survei 2007 yang hanya menempati posisi

  b. Aliran Masuk FDI

  12 (Grafik 4.5). Untuk Indonesia, perbaikan iklim

  Aliran masuk FDI ke Indonesia diperkirakan

  bisnis dan akses ke sumber daya alam menjadi

  menurun dalam jangka pendek akibat masih

  motivasi utama aliran FDI, disusul tingkat

  kuatnya aliran capital outflow ke negara-negara maju untuk memenuhi kewajiban pembayaran

  2007 survey

  utang multinasional dan menutup kerugian yang

  50 2008 survey

  dialami perusahaan induk sebagai dampak dari

  krisis finansial global. Meskipun demikian, ke depan

  peluang Indonesia untuk menikmati aliran masuk

  FDI masih cukup besar. Berdasarkan World

  Investment Prospects Survey (WIPS) 2008-2010,

  kawasan Asia Timur, Asia Selatan, dan Asia Brazil China

  India

  V ietnam

  Germany

  Indonesia

  Australia Canada Mexico Poland France

  Turkey

  Tenggara masih menjadi kawasan paling menarik South Africa United States

  Russian Federation

  United Kingdom

  untuk penempatan FDI (Tabel 4.3). Faktor yang

  Sumber: WIPS 2008-2010

  menjadikan kawasan ini menarik adalah pertumbuhan pasar yang tinggi dan tenaga kerja Grafik 4.5. 15 Negara Paling Menarik Dalam

  Penempatan FDI

  Outlook Ekonomi Indonesia 2009 - 2014, Edisi Januari 2009

  Tabel 4.4. Asumsi Dasar Eksternal dan Domestik

  Pertumbuhan Ekonomi Dunia ()

  Inflasi US ()

  Defisit Keuangan Pemerintah ( PDB)

  pertumbuhan dan ukuran pasar ( market size).

  dalam akumulasi kapital maupun tenaga kerja. Hal

  c. Reformasi Struktural dan Peningkatan Kapasitas

  ini disebabkan dalam jangka panjang kontribusi

  Kelembagaan

  dari akumulasi kapital maupun tenaga kerja akan

  Pemerintah secara konsisten akan terus

  semakin menurun sejalan dengan semakin

  menjalankan serangkaian kebijakan dalam rangka

  menurunnya tambahan produktivitas dari kedua

  reformasi struktural dan peningkatan kapasitas

  faktor tersebut.

  kelembagaan. Keberhasilan implementasi dari

  Berbagai asumsi eksternal dan domestik di

  serangkaian kebijakan ini diharapkan akan

  atas dijadikan dasar dalam penyusunan proyeksi

  memperbaiki iklim investasi secara signifikan.

  ekonomi Indonesia 2009-2014, yang selengkapnya

  Perbaikan iklim investasi ini meliputi : 1) Perbaikan

  disajikan sebagai berikut :

  infrastruktur, termasuk di dalamnya adalah fasilitas jalan, pelabuhan, dan kecukupan energi; 2)

  4.3 Proyeksi Perekonomian Indonesia 2009 –

  Penyederhanaan izin usaha dan pertanahan; 3)

  Kelancaran arus barang dan kepabeanan; 3)

  Berdasarkan asumsi-asumsi di atas,

  Perpajakan.

  perekonomian Indonesia dalam jangka menengah

  Perbaikan iklim investasi ini akan

  diperkirakan akan tetap bergerak dalam lintasan

  menciptakan iklim yang kondusif bagi kegiatan

  pertumbuhan ekonomi yang makin tinggi, namun

  investasi maupun masuknya FDI ke Indonesia.

  mampu dibarengi dengan tetap terkendalinya

  Masuknya FDI ini, selain akan membawa

  tingkat inflasi. Permintaan domestik diperkirakan

  peningkatan kapital secara fisik, juga diharapkan

  akan tetap menjadi kekuatan utama pertumbuhan

  akan memicu peningkatan produktivitas dan

  ekonomi, seperti yang telah ditunjukkan dalam satu

  efisiensi produksi (atau yang dikenal sebagi total

  dasawarsa terakhir. Sementara itu, kinerja ekspor

  factor productivity√TFP), sebagai dampak dari alih

  juga akan kembali mengalami penguatan sejalan

  teknologi dan manajemen yang masuk bersama

  dengan mulai bangkitnya perekonomian global.

  FDI. Peningkatan TFP ini pada akhirnya akan

  Kuatnya sisi permintaan ini mampu diimbangi

  merupakan faktor kunci perbaikan di sisi produksi.

  dengan meningkatnya daya dukung kapasitas

  Dalam World Development Report (2005)

  perekonomian, sehingga mampu menjaga

  dikemukakan bahwa pada periode 1960-2000,

  kecukupan di sisi produksi. Terjaganya

  ditemukan bahwa faktor dominan (45-90)

  keseimbangan antara sisi permintaan dan

  yang menyebabkan perbedaan pertumbuhan

  penawaran inilah yang merupakan salah satu

  antarnegara adalah perbedaan dalam TFP, bukan

  faktor utama yang menyebabkan perekonomian

76 Outlook Ekonomi Indonesia 2009 - 2014, Edisi Januari 2009 76 Outlook Ekonomi Indonesia 2009 - 2014, Edisi Januari 2009

  dunia tersebut diharapkan terus berlanjut secara

  stabilitas harga. Perekonomian Indonesia pada

  bertahap hingga tahun 2014. Untuk Indonesia,

  tahun 2013 dan 2014 diprakirakan dapat tumbuh

  keberhasilan implementasi paket stimulus fiskal

  masing-masing pada kisaran 5,7 √ 6,7 dan 6,0-

  yang berspektrum jangka pendek terkait dengan

  7,0. Angka perkiraan pertumbuhan ekonomi

  upaya pencegahan dan penanganan dampak krisis,

  tahun 2013 tersebut mengalami penyesuaian ke

  juga menjadi pijakan yang sangat penting dan

  bawah dibandingkan prakiraan sebelumnya yang

  menentukan keberhasilan program perbaikan

  mencapai 6,7 √ 7,2. Sementara itu, laju inflasi

  ekonomi dalam jangka menengah.

  pada tahun 2013 dan 2014 diprakirakan akan

  Sejalan dengan skenario perbaikan ekonomi

  berada dalam kisaran 4,4 √ 5,4 dan 4,0-5,0,

  global di atas, kinerja ekspor pada tahun 2010

  cenderung lebih tinggi dibandingkan prakiraan

  diperkirakan akan kembali mengalami penguatan.

  sebelumnya sebesar 2,5 √ 4,5 pada tahun 2013

  Pada periode selanjutnya penguatan kinerja ekspor

  (Tabel 4.5 dan 4.6).

  diperkirakan akan semakin mantap, yang didukung

  Dengan adanya optimisme keberhasilan

  oleh semakin membaiknya daya saing sebagai hasil

  implementasi kebijakan penanganan krisis di

  dari implementasi berbagai perbaikan struktural

  berbagai negara terutama di negara maju seperti

  yang secara konsisten dilaksanakan oleh

  AS dan negara-negara di kawasan Eropa,

  Pemerintah. Dengan perkembangan ini,

  perekonomian dunia diperkirakan mulai mengalami

  pertumbuhan ekspor pada 2014 diperkirakan

  rebound pada tahun 2010. Ekspansi perekonomian

  mencapai 10,5-11,5.

  Tabel 4.5. Update Proyeksi Perekonomian Indonesia 2009-2014 Update Proyeksi Perekonomian Indonesia 2009-2014

  Pertumbuhan PDB ()

  - Konsumsi Masyarakat ()

  - Investasi Swasta ()

  10,3 - 11,3 10,6 - 11,6

  - Konsumsi dan Investasi Pemerintah ()

  - Ekspor Barang Jasa ()

  (-5,1) - (-4,1) 6,7 - 7,7

  9,2 - 10,2

  9,8 - 10,8

  10,2 - 11,2 10,5 - 11,5

  - Impor Barang Jasa ()

  (-5,3) - (-4,3) 8,4 - 9,4

  9,6 - 10,6 10,2 - 11,2 10,4 - 11,4 10,5 - 11,5

  Ket: Proyeksi Bank Indonesia Januari 2009

  Tabel 4.6. Proyeksi Perekonomian Indonesia 2009-2013)

  Pertumbuhan PDB ()

  - Konsumsi Masyarakat ()

  - Konsumsi Pemerintah ()

  12,7 - 13,2 13,6 - 14,6 10,5 - 12,0 11,0 - 12,5 12,0 - 13,5 12,5 - 13,9

  - Ekspor Barang Jasa ()

  14,6 - 15,1 9,1 - 10,1

  10,7 - 11,3 11,3 - 11,7 11,7 - 12,3 12,2 - 12,6

  - Impor Barang Jasa ()

  16,3 - 16,8 16,4 - 17,4 13,7 - 14,1 14,3 - 14,7 15,1 - 15,5 15,8 - 16,2

  Ket: Proyeksi Bank Indonesia Juli 2008 ) Sumber: OEI edisi Juli 2008

  Outlook Ekonomi Indonesia 2009 - 2014, Edisi Januari 2009 Outlook Ekonomi Indonesia 2009 - 2014, Edisi Januari 2009

  Sejalan dengan membaiknya kinerja sektor

  stabil dengan kecenderungan apresiatif juga

  eksternal, permintaan domestik juga akan kembali

  mendorong perusahaan untuk mengoptimalkan

  mengalami penguatan seperti ditunjukkan oleh

  penggunaan faktor-faktor produksinya seperti

  peningkatan konsumsi masyarakat. Pada tahun

  kapital dan bahan baku impor ( imported raw

  2014 konsumsi masyarakat diperkirakan akan

  materials). Selain itu, faktor lain yang teramat

  berada dalam kisaran 5,1-6,1. Sementara itu,

  penting dalam mendorong peningkatan produksi

  Pemerintah diperkirakan juga akan tetap

  adalah meningkatnya iklim investasi yang

  memberikan stimulus meskipun dengan intensitas

  merupakan hasil dari serangkaian kebijakan

  yang semakin berkurang sejalan dengan asumsi

  reformasi struktural yang dilaksanakan Pemerintah.

  semakin kecilnya defisit anggaran pemerintah.

  Perbaikan iklim investasi ini disamping akan

  Asumsi ini konsisten dengan arah kebijakan fiskal

  meningkatkan akumulasi kapital secara fisik,

  yang mengedepankan tercapainya sustainabilitas

  diharapkan juga akan meningkatkan efisiensi

  fiskal (seperti tertuang dalam Kerangka APBN

  produksi yang dibawa masuk bersama dengan FDI.

  Jangka Menengah-APBN 2009). Dengan kondisi

  Peningkatan efisiensi yang dibarengi dengan

  yang demikian, pengeluaran pemerintah yang

  menurunnya marginal cost ini pada akhirnya

  terdiri atas pengeluaran konsumsi dan investasi

  berdampak pada menurunnya tekanan inflasi

  diperkirakan akan tumbuh pada kisaran 3,8-4,8

  dalam jangka panjang, hingga diperkirakan

  pada tahun 2014.

  mencapai 4,0-5,0.

  Sejalan dengan pergerakan dinamika

  Kondisi tersebut dipadu dengan upaya Bank

  perekonomian, pertumbuhan impor diprediksikan

  Indonesia untuk secara konsisten mencapai

  juga akan terus meningkat, yang didorong oleh

  kestabilan harga (laju inflasi yang rendah dan stabil)

  meningkatnya kebutuhan bahan baku untuk

  melalui respon BI rate secara tepat dan terukur,

  memenuhi permintaan ekspor dan juga untuk

  sehingga tetap menjaga momentum penguatan

  memenuhi permintaaan domestik. Kondisi ini

  pertumbuhan ekonomi. Kestabilan harga yang

  berpotensi untuk menciptakan tekanan di neraca

  tercapai ini pada akhirnya akan turut memperkuat

  transaksi berjalan, yang pada gilirannya akan

  daya beli masyarakat, yang selanjutnya akan

  memberikan tekanan ke nilai tukar rupiah.

  semakin memperkuat kesinambungan penguatan

  Meskipun demikian, kondisi real interest rate

  ekonomi dalam jangka panjang.

  differential yang masih terjaga serta cukup

  Namun demikian, apabila implementasi dari

  menjanjikannya peluang untuk meraih aliran

  program-program kebijakan pemerintah yang

  masuk FDI, menyebabkan tekanan di neraca

  berspektrum jangka pendek terutama

  berjalan dapat diminimalkan. Berdasarkan hal ini,

  implementasi stimulus fiskal sebagai bagian dari

  pergerakan nilai tukar ke depan diperkirakan akan

  kebijakan publik yang bersifat counter-cyclical,

  tetap stabil.

  tidak berjalan optimal dan tepat waktu, maka

  Di sisi produksi, tekanan terhadap marginal

  terdapat kemungkinan proses pemulihan ekonomi

  cost perusahaan diperkirakan akan makin

  Indonesia akan berlangsung lebih lama dari yang

  berkurang sejalan dengan asumsi menurunnya

  diperkirakan mengikuti pola U-shape. Kondisi ini

78 Outlook Ekonomi Indonesia 2009 - 2014, Edisi Januari 2009 78 Outlook Ekonomi Indonesia 2009 - 2014, Edisi Januari 2009

  

  ketenangan pasar keuangan, mengawal

  ekonomi Indonesia dalam jangka menengah ke

  integritas sistem, dan menggairahkan sektor

  lintasan yang lebih rendah dari perkiraan semula.

  riil. Guna mendukung implementasi ITF, maka langkah-langkah penyempurnaan kebijakan

  4.4 Implikasi Kebijakan

  moneter di tingkat operasional juga akan

  Pengamatan terhadap data ekonomi dalam

  terus dilakukan.

  satu dasawarsa terakhir menunjukkan indikasi kuat

  Sementara itu, di bidang perbankan, belajar

  karakteristik perekonomian nasional yang

  dari krisis finansial global yang terjadi, maka

  mengarah pada domestic-demand led growth.

  langkah-langkah memperkuat manajemen

  Kekuatan ukuran pasar ( market size) ini juga

  risiko dan prinsip good governance di

  diyakini merupakan salah satu penyebab lebih

  lembaga-lembaga keuangan bank dan non-

  kuatnya daya tahan perekonomian terhadap

  bank perlu makin diperkuat. Selain itu,

  kejutan eksternal belakangan ini.

  mitigasi risiko di sektor keuangan juga perlu

  Berpijak pada karakteristik ini, arah kebijakan

  dilakukan dengan memperkuat surveillance,

  ekonomi secara umum harus diarahkan untuk

  baik di tingkat makro maupun mikro.

  tetap menjaga ukuran pasar ( market size) dan daya

  Pengawasan dini yang diterapkan Bank

  beli masyarakat. Meskipun demikian, dalam jangka

  Indonesia dengan mengembangkan model

  menengah panjang, hanya kekuatan permintaan

  deteksi dini antara lain stress tests, financial

  domestik yang mampu diimbangi oleh sisi produksi

  stability index, dan analisis probability of

  (penawaran) yang memungkinkan perekonomian

  default, perlu terus disempurnakan.

  mencapai pertumbuhan tinggi tanpa harus

  Kebijakan fiskal secara umum akan tetap

  mengorbankan stabilitas harga. Oleh karena itu,

  diarahkan untuk menjaga keseimbangan

  dalam jangka menengah panjang, kemampuan

  antara tetap memberikan stimulus ke

  untuk meningkatkan kapasitas produksi domestik

  perekonomian dan mempertahankan

  menjadi sangat penting. Berikut sejumlah

  kesinambungan fiskal. Dalam jangka pendek,

  kebijakan yang perlu dilakukan guna mendukung

  rencana stimulus fiskal sebagai bagian dari

  pencapaian performa perekonomian yang

  kebijakan publik yang bersifat counter-

  diharapkan:

  cyclical guna menahan pelemahan ekonomi yang lebih dalam, diharapkan dapat berjalan

4.4.1 Kebijakan Ekonomi Makro (Moneter dan

  optimal dan tepat waktu. Dalam jangka

  Fiskal)

  menengah, langkah-langkah optimalisasi

  Kebijakan moneter akan secara konsisten

  penerimaan negara perlu terus dilakukan

  dilakukan dengan mengacu kepada Inflation

  dengan tetap memperhatikan perlunya

  Targeting Framework (ITF). Meskipun

  insentif fiskal untuk sektor-sektor prioritas

  demikian, pelaksanaan dari ITF tersebut akan

  guna tetap memacu investasi di dalam

  dilakukan dengan tetap mengupayakan

  negeri. Dari sisi pengeluaran, perlu adanya

  keseimbangan yang optimal antara

  suatu mekanisme kebijakan yang yang

  mempertahankan kestabilan harga, menjaga

  menekankan pencapaian hasil tertentu atas

  79

  Outlook Ekonomi Indonesia 2009 - 2014, Edisi Januari 2009

80 Outlook Ekonomi Indonesia 2009 - 2014, Edisi Januari 2009

  alokasi anggaran yang telah disediakan. Selain itu, berdasarkan pengamatan terhadap perkembangan realisasi APBD beberapa tahun terakhir, perlu diciptakan suatu mekanisme untuk mengoptimalkan pemanfaatan surplus di pemerintah daerah guna meningkatkan stimulus fiskal di daerah. Koordinasi fiskal dan moneter mutlak diperlukan demi terciptanya konsistensi dan keselarasan kebijakan yang diambil. Kemitraan strategis dan koordinasi yang selama ini telah terjalin antara Pemerintah dan Bank Indonesia perlu terus dipererat. Dalam penetapan sasaran inflasi misalnya, koordinasi yang baik dan harmonisasi kebijakan antara Bank Indonesia dan Pemerintah akan menjadikan sasaran inflasi lebih kredibel. Dalam hal pengendalian inflasi, langkah-langkah koordinasi kebijakan yang selama ini telah berlangsung melalui Forum Koordinasi Pengendalian Inflasi, Tim Pengendalian Inflasi dan Tim Koordinasi Stabilisasi Pangan Pokok akan terus diperkuat dan ditingkatkan. Selain itu, upaya pengendalian inflasi di tingkat daerah melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah yang merupakan koordinasi antara instansi terkait di daerah dengan Kantor Bank Indonesia akan terus diintensifkan.

B. Kebijakan Ekonomi Mikro (Struktural)

  Untuk mendorong sektor riil agar bergerak lebih cepat dan berdaya tahan tinggi, perbaikan iklim investasi merupakan faktor yang sangat penting. Ketersediaan infrastruktur dan kualitas institusi yang memadai merupakan bagian penting dari terciptanya iklim investasi yang kondusif. Infrastruktur yang baik akan menjamin kelancaran arus barang modal dan input antara guna terciptanya proses produksi yang lancar dan fleksibel dalam merespons permintaan pasar serta menjamin kelancaran distribusi barang komoditas maupun hasil industri. Perbaikan iklim investasi ini juga sangat penting guna mendorong peningkatan daya saing ekonomi Indonesia, mengingat relatif masih belum terlalu baiknya peringkat daya saing Indonesia khususnya di negara-negara kawasan. Di samping itu, peningkatan kapasitas kelembagaan perlu diberi prioritas yang tinggi. Hal ini mencakup perbaikan-perbaikan yang terkait investasi (baik perizinan, keamanan dan kepastian usaha), human capital development (keterampilan, pendidikan dan kesehatan), efisiensi dan produktivitas produksi, serta distribusi barang dan jasa.