Struktur dan Produktivitas Ekspor serta Potensinya dalam mendorong Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

5.3. Struktur dan Produktivitas Ekspor serta Potensinya dalam mendorong Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

  Disiapkan oleh Yati Kurniati, Meily Ika P., dan Yanfitri, Biro Riset Ekonomi, DKM

  5.3.1 Pendahuluan

  laju pertumbuhan ekspor yang cenderung lebih

  Ekspor merupakan faktor yang signifikan di

  rendah dibandingkan dengan laju pertumbuhan

  dalam mendorong pertumbuhan ekonomi baik

  PDB (Grafik 5.8). Apabila dibandingkan dengan

  secara langsung maupun tidak langsung.

  impor, pertumbuhan ekspor pada beberapa

  Peningkatan permintaan ekspor menyebabkan

  periode juga berada di bawah pertumbuhan impor.

  peningkatan produksi dalam negeri yang pada

  Pada tahun 2005, rata-rata pertumbuhan tahunan

  akhirnya juga ikut mendorong kebutuhan akan

  impor (18,11) lebih besar dari ekspor (16,86).

  investasi. Selain berdampak pada investasi,

  Demikian halnya yang terjadi pada tahun 2007

  peningkatan produksi di dalam negeri tersebut

  (ekspor 8,04 dan impor 8,90) dan 2008

  dapat meningkatkan kebutuhan akan tenaga kerja

  (ekspor 15,24 dan impor 15,47). Pertumbuhan

  yang berimbas pada peningkatan pendapatan

  ekspor yang lebih rendah daripada impor tersebut

  tenaga kerja, sehingga pada akhirnya mendorong

  memberikan sumbangan yang negatif terhadap

  pertumbuhan konsumsi masyarakat. Selain

  pertumbuhan ekonomi.

  mendorong pertumbuhan ekonomi domestik,

  Oleh karena itu, diperlukan strategi yang

  ekspor juga merupakan salah satu jalur yang

  tepat untuk meningkatkan ekspor, terutama ekspor

  penting terutama bagi negara-negara yang sedang

  yang berkualitas, karena kualitas struktur keranjang

  berkembang untuk dapat terhubung dengan

  ekspor yang baik dapat memberikan dampak yang

  perekonomian dunia.

  kuat terhadap pertumbuhan ekonomi. Peningkatan ekspor dapat dilakukan dengan cara

  Persen

  mengekspor barang-barang yang memiliki produktivitas tinggi, sehingga dapat lebih

  Sb. Kanan

  mendorong pertumbuhan ekonomi. Spesialisasi industri dan ekspor pada komoditi yang produktif akan mendorong ekspansi pada industri tersebut, dan menyebabkan dana berpindah dari bidang yang kurang produktif ke bidang yang lebih produktif. Dengan demikian terjadi peningkatan pangsa industri yang produktif yang akan

  Grafik 5.8. Pertumbuhan Ekspor, Impor, dan PDB

  Tahunan 1994-2008

  meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

  Apabila dilihat lebih detail, kontribusi ekspor

  Berdasarkan SITC 1 digit, pada tahun 1988,

  dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia masih

  struktur ekspor Indonesia didominasi oleh produk

  sangat rendah. Hal ini antara lain tercermin dari

  bahan bakar (39,9) dan produk manufaktur

  Outlook Ekonomi Indonesia 2009 - 2014, Edisi Januari 2009

  Tabel 5.3. Pangsa Ekspor Sektoral Terhadap

  dengan indeks konsentrasi Herfindahl-Hirschman

  Total Ekspor

  Index 6 yang relatif rendah (0.17) dibandingkan

  beberapa negara asia lainnya (Grafik 5.9) seperti Singapura (0.34), China (0.33), Malaysia (0.27), dan

  Bahan Bakar

  Thailand (0.25). Selain itu, terlihat secara umum

  Produk Industri

  Mesin dan alat angkut

  terdapat kecenderungan penurunan nilai HHI, baik

  Bahan Mentah

  secara inter-sektoral maupun intra-sektoral (Grafik

  Produk Industri lainnya

  Minyaklemak nabati dan

  Bahan kimia

  HHI

  Bahan makanan

  Barang dan transaksi

  khusus lainnya

  Minuman dan Tembakau

  Sumber: COMTRADE, diolah

  (Tabel 5.3 dan Grafik 5.8). Produk lainnya yang juga 0,05

  mempunyai pangsa ekspor cukup besar yaitu

  Thailand Indonesia

  bahan mentah (13,7) dan bahan makanan

  Sumber: COMTRADE, diolah

  (10,3). Meskipun terjadi sedikit perubahan dari

  Grafik 5.10. Tingkat Konsentrasi Komoditi Ekspor

  tahun 1998, namun sejak tahun 2000 sampai

  Beberapa Negara di Asia

  dengan 2007, struktur ekspor Indonesia relatif tidak banyak berubah. Struktur ekspor masih

  HHI 1 digit

  didominasi oleh produk bahan bakar dan produk

  Juta USD

  Bahan Mentah

  Bahan Bakar

  Produk industri

  Mesin dan alat angkut

  Produk industri lainnya

  Sumber: CEIC, olahan

  Grafik 5.11. HHI Inter Sektoral

  6 Perhitungan HHI ( Herfindahl-Hirschman Index).HHI

  menunjukkan tingkat konsentrasi ekspor pada suatu waktu. HHI merupakan penjumlahan kuadrat share suatu komoditi

  Sumber: COMTRADE, diolah

  Grafik 5.9. Nilai Ekspor Sektoral Indonesia,

  terhadap total ekspor. Nilai HHI berada pada kisaran 0 dan

  1987-2008

  1. Semakin tinggi nilai HHI, menunjukkan adanya komoditas yang bersifat dominan.

  X Dilihat dari tingkat konsentrasi ekspornya, 2 it

  n

  HHI =

  i=0 Σ l Σ c=0 X ict

  komoditi ekspor Indonesia cukup terdiversifikasi,

94 Outlook Ekonomi Indonesia 2009 - 2014, Edisi Januari 2009

  Menurunnya nilai HHI menunjukkan bahwa

  5.3.2 Perkembangan Ekspor Indonesia

  ekspor Indonesia cenderung semakin

  Secara umum, pertumbuhan ekspor total

  terdiversifikasi. Hal ini secara umum menunjukkan

  Indonesia selama kurun waktu 2000-2008 rata-

  ketergantungan terhadap komoditas tertentu

  rata mencapai 10. Pada awal tahun 1980-an,

  semakin menurun, sehingga pendapatan ekspor

  ekspor Indonesia masih didominasi oleh komoditi

  menjadi less vulnerable terhadap shock di komoditi

  minyak dan gas, tetapi ekspor Indonesia mulai

  tertentu. Namun demikian, dilihat secara intra-

  didominasi oleh barang-barang non migas pada

  sektoral, masih terdapat beberapa produk ekspor

  akhir tahun1980-an (Grafik 5.12). Sementara itu,

  yang tingkat konsentrasinya tinggi, seperti industri

  pada periode krisis ekspor non migas di Indonesia

  minyak nabati dan hewani serta industri minuman

  mengalami pertumbuhan yang negatif pada tahun

  dan tembakau.

  1998 dan 1999 masing-masing sebesar -0.8 dan

  Dengan kondisi yang demikian, perlu

  -32.3. Namun demikian, pertumbuhan ekspor

  dilakukan spesialisasi komoditi ekspor karena tidak

  non migas ini mulai tumbuh positif sejak tahun

  semua barang memiliki daya dorong yang tinggi

  2003 dengan pertumbuhan tertinggi terjadi pada

  terhadap pertumbuhan ekonomi. Melakukan

  tahun 2006 sebesar 22,92.

  spesialisasi di satu produk yang mempunyai tingkat produktivitas tinggi dapat mendorong ke arah

  peningkatan pertumbuhan ekonomi yang lebih Non Migas

  Migas

  tinggi dibandingkan dengan melakukan spesialisasi

  pada produk yang memiliki tingkat produktivitas

  lebih rendah.

  Berpijak pada kondisi yang demikian, kajian

  ini berupaya untuk mengetahui komposisi ekspor 1984 1986 1988 1990 1992 1994 1996 1998 2000 2002 2004 2006 yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi 2008

  Sumber: CEIC, diolah

  Indonesia dengan melakukan pengukuran (i) tingkat konsentrasi komoditas ekspor Indonesia,

  Grafik 5.12. Nilai Ekspor Migas dan Nonmigas

  (ii) tingkat produktivitas dari komoditas ekspor utama Indonesia, (iii) ruang untuk meningkatkan

  tingkat pendapatan per kapita yang berasal dari

  ekspor, (iv) peluang komoditas ekspor untuk

  bersaing di pasar internasional, dan (iv)≈ efficiency

  frontier komoditas ekspor

  Dengan mengidentifikasi struktur ekspor tersebut diharapkan dapat diketahui faktor-faktor -10

  yang dapat mempengaruhi kinerja ekspor sehingga -20

  dapat digunakan untuk mendukung penetapan

  Sumber: CEIC, diolah

  kebijakan peningkatan ekspor dan pertumbuhan

  Grafik 5.13. Pertumbuhan Ekspor Non Migas

  ekonomi.

  Tahunan

  Outlook Ekonomi Indonesia 2009 - 2014, Edisi Januari 2009

  Dilihat dari faktor-faktor yang

  sumbangan mencapai 83 total ekspor Indonesia.

  mempengaruhinya, kajian hasil kajian Kurniati et

  Di antara komoditas tersebut, minyak bumi masih

  al 5 (2008) menunjukkan bahwa pergerakan ekspor

  menjadi ekspor unggulan Indonesia yang memiliki

  Indonesia sangat sensitif terhadap gejolak nilai

  pangsa sebesar 11,5.

  tukar, perubahan harga internasional, dan patner

  Di pasar internasional, ekspor minyak

  dagang. Di antara ketiga faktor tersebut,

  Indonesia harus bersaing dengan ekspor minyak

  sensitivitas ekspor terhadap perubahan nilai tukar

  dari beberapa negara lain seperti Saudi Arabia,

  merupakan yang terbesar. Apabila dilihat ke dalam

  Rusia, dan Norwegia. Pangsa Indonesia terhadap

  komoditi yang lebih detail, berdasarkan rata-rata

  keseluruhan ekspor minyak dunia hanya 1,3 dan

  share ekspor komoditi dari tahun 2000-2007,

  berada di urutan ke-20 dunia, jauh di bawah

  diperoleh 20 komoditi yang menjadi unggulan

  pangsa Saudi Arabia, Rusia, dan Norwegia yang

  seperti diuraikan pada Tabel 1 di bawah ini dengan

  masing-masing pangsanya mencapai 15, 10, dan 6. Sementara untuk komoditi gas alam,

  Tabel 5.4.

  negara pesaingnya adalah adalah Rusia, Kanada,

  Dua Puluh Komoditi Unggulan Indonesia

  (rata-rata pangsa terhadap total ekspor 00-07)

  dan Norwegia, dengan pangsa masing-masing

  19, 17, dan 10 terhadap total ekspor gas

  Rata-rata share

  2000-2007

  dunia, jauh di atas pangsa ekspor gas Indonesia

  yang hanya sebesar 5 dan berada di urutan

  1 Minyak bumi dan hasilnya

  2 Gas alam dan olahannya

  kelima. Untuk produk pakaian, pangsa Indonesia

  3 Pakaian

  sangat kecil hanya 2 dari total ekspor dunia, jauh

  4 Minyak dan lemak nabati

  di bawah China, Italy dan Jerman dengan pangsa

  5 Barang tenun , kain tekstil

  6 Bijih logam dan sisanya

  25, 10 dan 7. Namun demikian, untuk

  7 Alat telekomunikasi

  produk minyak dan lemak nabati, Indonesia

  8 Mesin listrik dan alatnya

  9 Batubara, kokas, dan briket

  merupakan negara pengekspor terbesar dengan

  10 Barang-barang kayu dan gabus

  pangsa tertinggi hingga mencapai 20,5, disusul

  11 Mesin kantor

  Malaysia (19,7) dan Argentina (11,3). Kondisi

  12 Kertas

  13 Karet mentah

  tersebut di atas mencerminkan bahwa Indonesia

  14 Logam tidak mengandung besi

  belum menjadi negara pengekspor utama dunia

  15 Ikan, kerang, moluska

  untuk komoditi-komoditi ekspor unggulan

  16 Perabotan

  17 Kimia organis

  tersebut, kecuali minyak dan lemak nabati.

  18 Alas kaki

  19 Barang industri lainnya

  5.3.3 Metodologi

  20 Kopi, teh, coklat, rempah,

  kumulative share 20 produk

  Berdasarkan hasil kajian literatur diketahui

  Sumber: COMTRADE, diolah

  bahwa produktivitas maksimum didorong oleh θ max , yang dipengaruhi oleh m, ukuran negara (L), dan

  5 Kurniati, et.al. 2008. ≈Sensitivitas Ekspor Komoditi

  human capital (h), serta faktor lainnya. Di dalam

  Unggulan Terhadap Perlambatan Pertumbuhan Partner

  penelitian ini, pendekatan θ max diukur dengan

  Dagang dan Perubahan Harga Internasional∆. Catatan Riset. Bank Indonesia.

  statistik ekspor (EXPY) yang bertujuan untuk

96 Outlook Ekonomi Indonesia 2009 - 2014, Edisi Januari 2009 96 Outlook Ekonomi Indonesia 2009 - 2014, Edisi Januari 2009

  perhitungan proximity dari suatu produk ke

  Sebelum melakukan perhitungan

  keranjang ekspor Indonesia. Perhitungan ini

  produktivitas ekspor suatu negara, dilakukan

  didasari oleh teori bahwa perusahaan akan memilih

  perhitungan produktivitas tiap komoditi.

  untuk memproduksi barang lain yang memiliki

  Perhitungan tingkat produktivitas setiap produk

  jarak relatif dekat dengan barang yang sebelumnya

  dilakukan dengan menggunakan rata-rata

  diproduksi. Oleh sebab itu, jenis barang apa yang

  tertimbang dari PDB per kapita dimana pembobot

  paling dekat dengan keranjang barang-barang

  yang digunakan menunjukkan ≈ revealed

  ekspor dan memiliki produktivitas yang tinggi

  comparative advantage of each country∆ pada

  menjadi penting untuk diketahui. Berdasarkan

  produk tersebut. Penggunaan indikator ini sebagai

  Hausmann dan Klinger (2006) 7 jarak dapat diukur

  pembobot dilakukan untuk menghilangkan adanya

  dengan menggunakan persamaan :

  pengaruh dari ukuran suatu negara terhadap

  tingkat produktivitas.

  Dist ict = log

  Density

  PRODY ict

  productK =Σ countriesC

  Σ ϕ

  ijt x cjt

  EXP productK,countriesC

  Seperti ditunjukkan di dalam persamaan di

  ( ) EXP

  Σ countriesC

  productK,countriesC

  atas, pengukuran density setiap negara (c) diukur

  TOTALEXP countriesC

  dengan cara menjumlahkan pairwise proximity (ϕ ijt )

  GDPPERCAPITA countriesC

  untuk setiap produk yang memiliki keunggulan

  Selanjutnya dilakukan perhitungan

  kompetitif relatif terhadap pairwise proximity

  produktivitas ekspor suatu negara berdasarkan

  semua produk di dalam dunia. Pairwise proximity

  rata-rata tertimbang dari produktivitas produk yang

  diestimasi dengan menggunakan kemungkinan

  diekspor dengan menggunakan share produk

  bahwa produk i memiliki RCA (dengan asumsi

  tersebut terhadap total ekspor sebagai

  barang j juga memiliki RCA). Pernyataan ini dapat

  pembobotnya. Dengan demikian, semakin tinggi

  dilihat pada persamaan berikut :

  share produk yang mempunyai produktivitas yang

  ϕ ijt = min { P (x it l x jt ), P ( x jt l x it )}

  tinggi, maka akan semakin besar nilai produktivitas ekspornya. Besarnya rasio produktivitas ekspor

  1 if RCA ict x >1

  ict = { 0 otherwise

  terhadap PDB per kapita mengindikasikan tingkat produktivitas suatu negara. Semakin besar rasio

  xval ict Σ

  i xval ict

  RCA

  produktivitas eksporPDB per kapita menunjukkan

  ict =

  Σ c xval ict

  Σ Σ xval

  semakin besarnya potensi pertumbuhan di masa

  EXP countryC =Σ productK [( EXP productK,countryC )

  7 Hausmann, Ricardo dan Bailey Klinger, 2006: ≈Structural

  TOTALEXP countryC ] PRODY productK

  Transformation and Patterns of Comparative Advantage in

  Di dalam penelitian ini juga dilakukan

  the Product Space∆. Faculty Research Working Papers Series 06-041. Harvard University.

  Outlook Ekonomi Indonesia 2009 - 2014, Edisi Januari 2009

  Tabel 5.5. Produktivitas 20 Komoditas Utama Ekspor Indonesia (2000 US PPP, dalam ribuan)

  Kode

  Nama Komoditi

  2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Share RCA

  51 Kimia Organis

  75 Mesin Kantor dan Pengolah Data

  76 Alat Komunikasi

  77 Mesin Listrik, Aparat dan Alat-alatnya

  64 Kertas, Kertas Karton dan Olahannya

  89 Hasil Industri Lainnya

  83 Peralatan Bepergian, Tas Tangan dll

  34 Gas Alam dan Olahannya

  68 Logam tidak Mengandung Besi

  32 Batu Bara, Kokas dan Briket

  63 Barang-barang Kayu dan Gabus

  33 Minyak Bumi dan Hasil-hasilnya

  65 Barang Tenun, Kain Tekstil dan Hasil-hasilnya

  3 Ikan, Kerang-kerangan, Moluska dan Olahannya

  85 Sepatu dan Peralatan Kaki Lainnya

  23 Karet Mentah, Sintetis dan Pugaran

  28 Bijih Logam dan Sisa-sia Logam

  42 Minyak dan Lemak Nabati

  7 Kopi, The, Coklat, Rempah-rempah

  Sumber: COMTRADE, diolah

  Nilai density berkisar antara 0 dan 1, dimana

  tersebut diantaranya produk kimia organis, mesin

  semakin tinggi nilai density menunjukkan semakin

  kantor serta alat telekomunikasi (Tabel 5.5). Akan

  besarnya peluang suatu negara untuk mengekspor

  tetapi, produk minyak bumi dan olahannya yang

  suatu produk secara kompetitif. Density juga

  memiliki pangsa tinggi terhadap total ekspor

  merefleksikan derajat kedekatan ( proximity) suatu

  (11,54) memiliki produktivitas yang moderat

  barang yang diekspor oleh suatu negara terhadap

  (13.500 US PPP). Sementara produk gas alam

  keranjang ekspor dunia, yang memudahkan suatu

  yang mempunyai pangsa ekspor kedua tertinggi,

  negara untuk mengadopsi produk baru dan

  memiliki produktivitas yang tinggi pada tahun 2007

  kemudian mengekspornya.

  (15,890 US PPP).

  Sementara itu, untuk komoditas ekspor non

  5.3.4 Hasil Analisis

  utama, 8 terdapat beberapa komoditas yang

  a. Produktivitas Komoditas Ekspor

  memiliki pangsa ekspor rendah tetapi mempunyai

  Berdasarkan penghitungan indeks

  produktivitas dan nilai RCA yang tinggi, yaitu

  produktivitas, didapatkan rata-rata produktivitas 50

  produk pulp dan kertas serta produk barang dari

  komoditas ekspor Indonesia pada tahun 2007 yaitu

  karet. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan

  sebesar 15.350 (US PPP). Komoditas ekspor utama yang memiliki produktivitas di atas nilai rata-rata

  8 Menempati urutan ke 20-50 berdasarkan pangsa ekspor.

98 Outlook Ekonomi Indonesia 2009 - 2014, Edisi Januari 2009 98 Outlook Ekonomi Indonesia 2009 - 2014, Edisi Januari 2009

  yang memiliki produktivitas tinggi yang dapat lebih 14.000

  ditingkatkan pangsanya terhadap total ekspor

  Sementara angka RCA menunjukkan

  keunggulan komparatif produk tersebut di

  Indonesia dibandingkan dengan negara lain. Dari

  20 produk unggulan Indonesia, komoditi minyak 2007

  Export Income

  GDP per capita

  Export incomeGDP per capita

  dan lemak nabati, karet mentah, sintesis dan

  Sumber: COMTRADE, diolah

  pugaran, serta batu bara, kokas, dan briket memiliki keunggulan komparatif yang tinggi.

  Grafik 5.14. Produktivitas Ekspor dan PDB per

  Kapita Indonesia 2000-2007

  Sementara dari produk-produk non unggulan Indonesia, pulp dan kertas memiliki keunggulan komparatif yang tertinggi (3,45). Hal tersebut juga

  GDP Per capita

  dapat menjadi masukan untuk pengembangan

  komoditas KOREA pulp dan kertas.

  b. Ruang untuk Peningkatan Pendapatan per

  MALAYSIA

  Kapita Melalui Ekspor THAILAND

  Total produktivitas ekspor Indonesia pada

  INDONESIA

  tahun 2007 setara dengan 14.260 US PPP 0

  sementara PDB per kapita hanya sebesar 5.097 US export productivity

  Sumber: COMTRADE, diolah

  PPP. Dari grafik 7 terlihat bahwa level produktivitas ekspor Indonesia 2,8 kali lebih besar dibandingkan

  Grafik 5.15. Produktivitas Ekspor dan PDB per

  Kapita Beberapa Negara Asia 2007

  PDB per kapita Indonesia dan menunjukkan besarnya potensi ekspor komoditas untuk mendorong peningkatan PDB per kapita. Potensi

  dibandingkan dengan Korea (0,84), Malaysia

  tersebut dapat dicapai dengan cara mengekspor

  (1,42), Thailand (1.91) dan China (2.08), namun

  lebih banyak komoditi yang produktivitasnya tinggi

  masih lebih rendah dari Filipina (3,35) (grafik 8).

  baik itu produk yang sekarang sudah diekspor maupun jenis produk baru.

  c. Kontribusi Tiap Produk terhadap Produktivitas

  Akan tetapi apabila dibandingkan dengan

  Ekspor

  tahun 2000, di mana rasio produktivitas ekspor

  Dengan adanya informasi mengenai

  PDB per kapita mencapai 3,11, terjadi penurunan

  produktivitas per komoditas, pangsa ekspor per

  nilai rasio tersebut. Sementara itu, apabila

  komoditas dan produktivitas ekspor secara total,

  dibandingkan dengan beberapa negara Asia

  maka dapat dihitung besarnya kontribusi masing-

  lainnya, rasio produktivitas eksporPDB per kapita

  masing komoditas terhadap produktivitas ekspor.

  Indonesia (2,80) relatif lebih besar jika

  Dari hasil perhitungan, diketahui bahwa kontribusi tiap

  Outlook Ekonomi Indonesia 2009 - 2014, Edisi Januari 2009

  Lainnya, 3 Hasil Industri

  untuk Jalan Raya, 3 Kendaraan Bermotor Pakaian, 4 Karet Mentah, Sintesis dan

  Pugaran, 3

  Pakaian, 4

  Minyak bumi dan

  Hasil-hasilnya,

  Mesin Listrik, Aparat

  Bijih Logam dan Sia-sia

  Pakaian, 3

  11 dan ALat-alatnya, 6

  Logam, 4

  Aparat dan Alat- Mesin Listrik

  Alat Komunikasi, 4

  Batu Bara, Kokas

  Mesin Kantor dan

  dan Briket, 6

  alatnya, 6

  Olahannya, 13 Gas Alam dan

  Pengolah Data, 3

  9 Perlengkapannya, 3 Mesin Industri dan

  Minyak Bumi dan Hasil-

  Alat Komunikasi,

  hasilnya, 11

  Logam tidak Mengandung Besi, 4

  Pengolah Data, 8 Mesin Kantor dan

  Kimia Organis, 3 Barang-barang Kayu

  Barang Tenun, Kain Tekstil

  Gas Alam dan Olahannya,

  dan Hasil-hasilnya, 3

  Barang Tenun, Kain

  Kertas, Kertas dan Gabus, 4

  Kertas, Kertas Karton dan

  Minyak dan Lemak

  Tekstil dan Hasil-

  Karton dan

  Kimia Organis, 4

  Tahun 2000

  Tahun 2007

  Sumber:COMTRADE, diolah

  Grafik 5.16. Kontribusi Tiap Produk Terhadap Produktivitas Ekspor

  produk terhadap produktivitas ekspor antara tahun

  yang tinggi untuk bersaing di pasar internasional.

  2000 dan 2007 tidak mengalami banyak perubahan. Sementara itu beberapa komoditas non utama

  Pada tahun 2000, penyumbang utama

  yang memiliki peluang untuk bersaing kompetitif

  produktivitas ekspor adalah minyak bumi dan

  diantaranya kayu dan gabus, serat tekstil, emas,

  hasilnya, gas, mesin kantor, dan alat-alat

  pulp kertas, dan olahan minyak lemak nabati.

  telekomunikasi. Sementara pada tahun 2007, penyumbang terbesar adalah minyak bumi, gas,

  Densitas

  batubara, dan mesin listrik. Komoditi tersebut 0,6 memberikan sumbangan yang besar terhadap 0,5 pendapatan ekspor lebih karena relatif besarnya 0,4 pangsa mereka terhadap total ekspor dan bukan 0,3 oleh produktivitasnya yang tinggi. 0,2