Struktur dan Produktivitas Ekspor serta Potensinya dalam mendorong Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
5.3. Struktur dan Produktivitas Ekspor serta Potensinya dalam mendorong Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Disiapkan oleh Yati Kurniati, Meily Ika P., dan Yanfitri, Biro Riset Ekonomi, DKM
5.3.1 Pendahuluan
laju pertumbuhan ekspor yang cenderung lebih
Ekspor merupakan faktor yang signifikan di
rendah dibandingkan dengan laju pertumbuhan
dalam mendorong pertumbuhan ekonomi baik
PDB (Grafik 5.8). Apabila dibandingkan dengan
secara langsung maupun tidak langsung.
impor, pertumbuhan ekspor pada beberapa
Peningkatan permintaan ekspor menyebabkan
periode juga berada di bawah pertumbuhan impor.
peningkatan produksi dalam negeri yang pada
Pada tahun 2005, rata-rata pertumbuhan tahunan
akhirnya juga ikut mendorong kebutuhan akan
impor (18,11) lebih besar dari ekspor (16,86).
investasi. Selain berdampak pada investasi,
Demikian halnya yang terjadi pada tahun 2007
peningkatan produksi di dalam negeri tersebut
(ekspor 8,04 dan impor 8,90) dan 2008
dapat meningkatkan kebutuhan akan tenaga kerja
(ekspor 15,24 dan impor 15,47). Pertumbuhan
yang berimbas pada peningkatan pendapatan
ekspor yang lebih rendah daripada impor tersebut
tenaga kerja, sehingga pada akhirnya mendorong
memberikan sumbangan yang negatif terhadap
pertumbuhan konsumsi masyarakat. Selain
pertumbuhan ekonomi.
mendorong pertumbuhan ekonomi domestik,
Oleh karena itu, diperlukan strategi yang
ekspor juga merupakan salah satu jalur yang
tepat untuk meningkatkan ekspor, terutama ekspor
penting terutama bagi negara-negara yang sedang
yang berkualitas, karena kualitas struktur keranjang
berkembang untuk dapat terhubung dengan
ekspor yang baik dapat memberikan dampak yang
perekonomian dunia.
kuat terhadap pertumbuhan ekonomi. Peningkatan ekspor dapat dilakukan dengan cara
Persen
mengekspor barang-barang yang memiliki produktivitas tinggi, sehingga dapat lebih
Sb. Kanan
mendorong pertumbuhan ekonomi. Spesialisasi industri dan ekspor pada komoditi yang produktif akan mendorong ekspansi pada industri tersebut, dan menyebabkan dana berpindah dari bidang yang kurang produktif ke bidang yang lebih produktif. Dengan demikian terjadi peningkatan pangsa industri yang produktif yang akan
Grafik 5.8. Pertumbuhan Ekspor, Impor, dan PDB
Tahunan 1994-2008
meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Apabila dilihat lebih detail, kontribusi ekspor
Berdasarkan SITC 1 digit, pada tahun 1988,
dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia masih
struktur ekspor Indonesia didominasi oleh produk
sangat rendah. Hal ini antara lain tercermin dari
bahan bakar (39,9) dan produk manufaktur
Outlook Ekonomi Indonesia 2009 - 2014, Edisi Januari 2009
Tabel 5.3. Pangsa Ekspor Sektoral Terhadap
dengan indeks konsentrasi Herfindahl-Hirschman
Total Ekspor
Index 6 yang relatif rendah (0.17) dibandingkan
beberapa negara asia lainnya (Grafik 5.9) seperti Singapura (0.34), China (0.33), Malaysia (0.27), dan
Bahan Bakar
Thailand (0.25). Selain itu, terlihat secara umum
Produk Industri
Mesin dan alat angkut
terdapat kecenderungan penurunan nilai HHI, baik
Bahan Mentah
secara inter-sektoral maupun intra-sektoral (Grafik
Produk Industri lainnya
Minyaklemak nabati dan
Bahan kimia
HHI
Bahan makanan
Barang dan transaksi
khusus lainnya
Minuman dan Tembakau
Sumber: COMTRADE, diolah
(Tabel 5.3 dan Grafik 5.8). Produk lainnya yang juga 0,05
mempunyai pangsa ekspor cukup besar yaitu
Thailand Indonesia
bahan mentah (13,7) dan bahan makanan
Sumber: COMTRADE, diolah
(10,3). Meskipun terjadi sedikit perubahan dari
Grafik 5.10. Tingkat Konsentrasi Komoditi Ekspor
tahun 1998, namun sejak tahun 2000 sampai
Beberapa Negara di Asia
dengan 2007, struktur ekspor Indonesia relatif tidak banyak berubah. Struktur ekspor masih
HHI 1 digit
didominasi oleh produk bahan bakar dan produk
Juta USD
Bahan Mentah
Bahan Bakar
Produk industri
Mesin dan alat angkut
Produk industri lainnya
Sumber: CEIC, olahan
Grafik 5.11. HHI Inter Sektoral
6 Perhitungan HHI ( Herfindahl-Hirschman Index).HHI
menunjukkan tingkat konsentrasi ekspor pada suatu waktu. HHI merupakan penjumlahan kuadrat share suatu komoditi
Sumber: COMTRADE, diolah
Grafik 5.9. Nilai Ekspor Sektoral Indonesia,
terhadap total ekspor. Nilai HHI berada pada kisaran 0 dan
1987-2008
1. Semakin tinggi nilai HHI, menunjukkan adanya komoditas yang bersifat dominan.
X Dilihat dari tingkat konsentrasi ekspornya, 2 it
n
HHI =
i=0 Σ l Σ c=0 X ict
komoditi ekspor Indonesia cukup terdiversifikasi,
94 Outlook Ekonomi Indonesia 2009 - 2014, Edisi Januari 2009
Menurunnya nilai HHI menunjukkan bahwa
5.3.2 Perkembangan Ekspor Indonesia
ekspor Indonesia cenderung semakin
Secara umum, pertumbuhan ekspor total
terdiversifikasi. Hal ini secara umum menunjukkan
Indonesia selama kurun waktu 2000-2008 rata-
ketergantungan terhadap komoditas tertentu
rata mencapai 10. Pada awal tahun 1980-an,
semakin menurun, sehingga pendapatan ekspor
ekspor Indonesia masih didominasi oleh komoditi
menjadi less vulnerable terhadap shock di komoditi
minyak dan gas, tetapi ekspor Indonesia mulai
tertentu. Namun demikian, dilihat secara intra-
didominasi oleh barang-barang non migas pada
sektoral, masih terdapat beberapa produk ekspor
akhir tahun1980-an (Grafik 5.12). Sementara itu,
yang tingkat konsentrasinya tinggi, seperti industri
pada periode krisis ekspor non migas di Indonesia
minyak nabati dan hewani serta industri minuman
mengalami pertumbuhan yang negatif pada tahun
dan tembakau.
1998 dan 1999 masing-masing sebesar -0.8 dan
Dengan kondisi yang demikian, perlu
-32.3. Namun demikian, pertumbuhan ekspor
dilakukan spesialisasi komoditi ekspor karena tidak
non migas ini mulai tumbuh positif sejak tahun
semua barang memiliki daya dorong yang tinggi
2003 dengan pertumbuhan tertinggi terjadi pada
terhadap pertumbuhan ekonomi. Melakukan
tahun 2006 sebesar 22,92.
spesialisasi di satu produk yang mempunyai tingkat produktivitas tinggi dapat mendorong ke arah
peningkatan pertumbuhan ekonomi yang lebih Non Migas
Migas
tinggi dibandingkan dengan melakukan spesialisasi
pada produk yang memiliki tingkat produktivitas
lebih rendah.
Berpijak pada kondisi yang demikian, kajian
ini berupaya untuk mengetahui komposisi ekspor 1984 1986 1988 1990 1992 1994 1996 1998 2000 2002 2004 2006 yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi 2008
Sumber: CEIC, diolah
Indonesia dengan melakukan pengukuran (i) tingkat konsentrasi komoditas ekspor Indonesia,
Grafik 5.12. Nilai Ekspor Migas dan Nonmigas
(ii) tingkat produktivitas dari komoditas ekspor utama Indonesia, (iii) ruang untuk meningkatkan
tingkat pendapatan per kapita yang berasal dari
ekspor, (iv) peluang komoditas ekspor untuk
bersaing di pasar internasional, dan (iv)≈ efficiency
frontier komoditas ekspor
Dengan mengidentifikasi struktur ekspor tersebut diharapkan dapat diketahui faktor-faktor -10
yang dapat mempengaruhi kinerja ekspor sehingga -20
dapat digunakan untuk mendukung penetapan
Sumber: CEIC, diolah
kebijakan peningkatan ekspor dan pertumbuhan
Grafik 5.13. Pertumbuhan Ekspor Non Migas
ekonomi.
Tahunan
Outlook Ekonomi Indonesia 2009 - 2014, Edisi Januari 2009
Dilihat dari faktor-faktor yang
sumbangan mencapai 83 total ekspor Indonesia.
mempengaruhinya, kajian hasil kajian Kurniati et
Di antara komoditas tersebut, minyak bumi masih
al 5 (2008) menunjukkan bahwa pergerakan ekspor
menjadi ekspor unggulan Indonesia yang memiliki
Indonesia sangat sensitif terhadap gejolak nilai
pangsa sebesar 11,5.
tukar, perubahan harga internasional, dan patner
Di pasar internasional, ekspor minyak
dagang. Di antara ketiga faktor tersebut,
Indonesia harus bersaing dengan ekspor minyak
sensitivitas ekspor terhadap perubahan nilai tukar
dari beberapa negara lain seperti Saudi Arabia,
merupakan yang terbesar. Apabila dilihat ke dalam
Rusia, dan Norwegia. Pangsa Indonesia terhadap
komoditi yang lebih detail, berdasarkan rata-rata
keseluruhan ekspor minyak dunia hanya 1,3 dan
share ekspor komoditi dari tahun 2000-2007,
berada di urutan ke-20 dunia, jauh di bawah
diperoleh 20 komoditi yang menjadi unggulan
pangsa Saudi Arabia, Rusia, dan Norwegia yang
seperti diuraikan pada Tabel 1 di bawah ini dengan
masing-masing pangsanya mencapai 15, 10, dan 6. Sementara untuk komoditi gas alam,
Tabel 5.4.
negara pesaingnya adalah adalah Rusia, Kanada,
Dua Puluh Komoditi Unggulan Indonesia
(rata-rata pangsa terhadap total ekspor 00-07)
dan Norwegia, dengan pangsa masing-masing
19, 17, dan 10 terhadap total ekspor gas
Rata-rata share
2000-2007
dunia, jauh di atas pangsa ekspor gas Indonesia
yang hanya sebesar 5 dan berada di urutan
1 Minyak bumi dan hasilnya
2 Gas alam dan olahannya
kelima. Untuk produk pakaian, pangsa Indonesia
3 Pakaian
sangat kecil hanya 2 dari total ekspor dunia, jauh
4 Minyak dan lemak nabati
di bawah China, Italy dan Jerman dengan pangsa
5 Barang tenun , kain tekstil
6 Bijih logam dan sisanya
25, 10 dan 7. Namun demikian, untuk
7 Alat telekomunikasi
produk minyak dan lemak nabati, Indonesia
8 Mesin listrik dan alatnya
9 Batubara, kokas, dan briket
merupakan negara pengekspor terbesar dengan
10 Barang-barang kayu dan gabus
pangsa tertinggi hingga mencapai 20,5, disusul
11 Mesin kantor
Malaysia (19,7) dan Argentina (11,3). Kondisi
12 Kertas
13 Karet mentah
tersebut di atas mencerminkan bahwa Indonesia
14 Logam tidak mengandung besi
belum menjadi negara pengekspor utama dunia
15 Ikan, kerang, moluska
untuk komoditi-komoditi ekspor unggulan
16 Perabotan
17 Kimia organis
tersebut, kecuali minyak dan lemak nabati.
18 Alas kaki
19 Barang industri lainnya
5.3.3 Metodologi
20 Kopi, teh, coklat, rempah,
kumulative share 20 produk
Berdasarkan hasil kajian literatur diketahui
Sumber: COMTRADE, diolah
bahwa produktivitas maksimum didorong oleh θ max , yang dipengaruhi oleh m, ukuran negara (L), dan
5 Kurniati, et.al. 2008. ≈Sensitivitas Ekspor Komoditi
human capital (h), serta faktor lainnya. Di dalam
Unggulan Terhadap Perlambatan Pertumbuhan Partner
penelitian ini, pendekatan θ max diukur dengan
Dagang dan Perubahan Harga Internasional∆. Catatan Riset. Bank Indonesia.
statistik ekspor (EXPY) yang bertujuan untuk
96 Outlook Ekonomi Indonesia 2009 - 2014, Edisi Januari 2009 96 Outlook Ekonomi Indonesia 2009 - 2014, Edisi Januari 2009
perhitungan proximity dari suatu produk ke
Sebelum melakukan perhitungan
keranjang ekspor Indonesia. Perhitungan ini
produktivitas ekspor suatu negara, dilakukan
didasari oleh teori bahwa perusahaan akan memilih
perhitungan produktivitas tiap komoditi.
untuk memproduksi barang lain yang memiliki
Perhitungan tingkat produktivitas setiap produk
jarak relatif dekat dengan barang yang sebelumnya
dilakukan dengan menggunakan rata-rata
diproduksi. Oleh sebab itu, jenis barang apa yang
tertimbang dari PDB per kapita dimana pembobot
paling dekat dengan keranjang barang-barang
yang digunakan menunjukkan ≈ revealed
ekspor dan memiliki produktivitas yang tinggi
comparative advantage of each country∆ pada
menjadi penting untuk diketahui. Berdasarkan
produk tersebut. Penggunaan indikator ini sebagai
Hausmann dan Klinger (2006) 7 jarak dapat diukur
pembobot dilakukan untuk menghilangkan adanya
dengan menggunakan persamaan :
pengaruh dari ukuran suatu negara terhadap
tingkat produktivitas.
Dist ict = log
Density
PRODY ict
productK =Σ countriesC
Σ ϕ
ijt x cjt
EXP productK,countriesC
Seperti ditunjukkan di dalam persamaan di
( ) EXP
Σ countriesC
productK,countriesC
atas, pengukuran density setiap negara (c) diukur
TOTALEXP countriesC
dengan cara menjumlahkan pairwise proximity (ϕ ijt )
GDPPERCAPITA countriesC
untuk setiap produk yang memiliki keunggulan
Selanjutnya dilakukan perhitungan
kompetitif relatif terhadap pairwise proximity
produktivitas ekspor suatu negara berdasarkan
semua produk di dalam dunia. Pairwise proximity
rata-rata tertimbang dari produktivitas produk yang
diestimasi dengan menggunakan kemungkinan
diekspor dengan menggunakan share produk
bahwa produk i memiliki RCA (dengan asumsi
tersebut terhadap total ekspor sebagai
barang j juga memiliki RCA). Pernyataan ini dapat
pembobotnya. Dengan demikian, semakin tinggi
dilihat pada persamaan berikut :
share produk yang mempunyai produktivitas yang
ϕ ijt = min { P (x it l x jt ), P ( x jt l x it )}
tinggi, maka akan semakin besar nilai produktivitas ekspornya. Besarnya rasio produktivitas ekspor
1 if RCA ict x >1
ict = { 0 otherwise
terhadap PDB per kapita mengindikasikan tingkat produktivitas suatu negara. Semakin besar rasio
xval ict Σ
i xval ict
RCA
produktivitas eksporPDB per kapita menunjukkan
ict =
Σ c xval ict
Σ Σ xval
semakin besarnya potensi pertumbuhan di masa
EXP countryC =Σ productK [( EXP productK,countryC )
7 Hausmann, Ricardo dan Bailey Klinger, 2006: ≈Structural
TOTALEXP countryC ] PRODY productK
Transformation and Patterns of Comparative Advantage in
Di dalam penelitian ini juga dilakukan
the Product Space∆. Faculty Research Working Papers Series 06-041. Harvard University.
Outlook Ekonomi Indonesia 2009 - 2014, Edisi Januari 2009
Tabel 5.5. Produktivitas 20 Komoditas Utama Ekspor Indonesia (2000 US PPP, dalam ribuan)
Kode
Nama Komoditi
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Share RCA
51 Kimia Organis
75 Mesin Kantor dan Pengolah Data
76 Alat Komunikasi
77 Mesin Listrik, Aparat dan Alat-alatnya
64 Kertas, Kertas Karton dan Olahannya
89 Hasil Industri Lainnya
83 Peralatan Bepergian, Tas Tangan dll
34 Gas Alam dan Olahannya
68 Logam tidak Mengandung Besi
32 Batu Bara, Kokas dan Briket
63 Barang-barang Kayu dan Gabus
33 Minyak Bumi dan Hasil-hasilnya
65 Barang Tenun, Kain Tekstil dan Hasil-hasilnya
3 Ikan, Kerang-kerangan, Moluska dan Olahannya
85 Sepatu dan Peralatan Kaki Lainnya
23 Karet Mentah, Sintetis dan Pugaran
28 Bijih Logam dan Sisa-sia Logam
42 Minyak dan Lemak Nabati
7 Kopi, The, Coklat, Rempah-rempah
Sumber: COMTRADE, diolah
Nilai density berkisar antara 0 dan 1, dimana
tersebut diantaranya produk kimia organis, mesin
semakin tinggi nilai density menunjukkan semakin
kantor serta alat telekomunikasi (Tabel 5.5). Akan
besarnya peluang suatu negara untuk mengekspor
tetapi, produk minyak bumi dan olahannya yang
suatu produk secara kompetitif. Density juga
memiliki pangsa tinggi terhadap total ekspor
merefleksikan derajat kedekatan ( proximity) suatu
(11,54) memiliki produktivitas yang moderat
barang yang diekspor oleh suatu negara terhadap
(13.500 US PPP). Sementara produk gas alam
keranjang ekspor dunia, yang memudahkan suatu
yang mempunyai pangsa ekspor kedua tertinggi,
negara untuk mengadopsi produk baru dan
memiliki produktivitas yang tinggi pada tahun 2007
kemudian mengekspornya.
(15,890 US PPP).
Sementara itu, untuk komoditas ekspor non
5.3.4 Hasil Analisis
utama, 8 terdapat beberapa komoditas yang
a. Produktivitas Komoditas Ekspor
memiliki pangsa ekspor rendah tetapi mempunyai
Berdasarkan penghitungan indeks
produktivitas dan nilai RCA yang tinggi, yaitu
produktivitas, didapatkan rata-rata produktivitas 50
produk pulp dan kertas serta produk barang dari
komoditas ekspor Indonesia pada tahun 2007 yaitu
karet. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan
sebesar 15.350 (US PPP). Komoditas ekspor utama yang memiliki produktivitas di atas nilai rata-rata
8 Menempati urutan ke 20-50 berdasarkan pangsa ekspor.
98 Outlook Ekonomi Indonesia 2009 - 2014, Edisi Januari 2009 98 Outlook Ekonomi Indonesia 2009 - 2014, Edisi Januari 2009
yang memiliki produktivitas tinggi yang dapat lebih 14.000
ditingkatkan pangsanya terhadap total ekspor
Sementara angka RCA menunjukkan
keunggulan komparatif produk tersebut di
Indonesia dibandingkan dengan negara lain. Dari
20 produk unggulan Indonesia, komoditi minyak 2007
Export Income
GDP per capita
Export incomeGDP per capita
dan lemak nabati, karet mentah, sintesis dan
Sumber: COMTRADE, diolah
pugaran, serta batu bara, kokas, dan briket memiliki keunggulan komparatif yang tinggi.
Grafik 5.14. Produktivitas Ekspor dan PDB per
Kapita Indonesia 2000-2007
Sementara dari produk-produk non unggulan Indonesia, pulp dan kertas memiliki keunggulan komparatif yang tertinggi (3,45). Hal tersebut juga
GDP Per capita
dapat menjadi masukan untuk pengembangan
komoditas KOREA pulp dan kertas.
b. Ruang untuk Peningkatan Pendapatan per
MALAYSIA
Kapita Melalui Ekspor THAILAND
Total produktivitas ekspor Indonesia pada
INDONESIA
tahun 2007 setara dengan 14.260 US PPP 0
sementara PDB per kapita hanya sebesar 5.097 US export productivity
Sumber: COMTRADE, diolah
PPP. Dari grafik 7 terlihat bahwa level produktivitas ekspor Indonesia 2,8 kali lebih besar dibandingkan
Grafik 5.15. Produktivitas Ekspor dan PDB per
Kapita Beberapa Negara Asia 2007
PDB per kapita Indonesia dan menunjukkan besarnya potensi ekspor komoditas untuk mendorong peningkatan PDB per kapita. Potensi
dibandingkan dengan Korea (0,84), Malaysia
tersebut dapat dicapai dengan cara mengekspor
(1,42), Thailand (1.91) dan China (2.08), namun
lebih banyak komoditi yang produktivitasnya tinggi
masih lebih rendah dari Filipina (3,35) (grafik 8).
baik itu produk yang sekarang sudah diekspor maupun jenis produk baru.
c. Kontribusi Tiap Produk terhadap Produktivitas
Akan tetapi apabila dibandingkan dengan
Ekspor
tahun 2000, di mana rasio produktivitas ekspor
Dengan adanya informasi mengenai
PDB per kapita mencapai 3,11, terjadi penurunan
produktivitas per komoditas, pangsa ekspor per
nilai rasio tersebut. Sementara itu, apabila
komoditas dan produktivitas ekspor secara total,
dibandingkan dengan beberapa negara Asia
maka dapat dihitung besarnya kontribusi masing-
lainnya, rasio produktivitas eksporPDB per kapita
masing komoditas terhadap produktivitas ekspor.
Indonesia (2,80) relatif lebih besar jika
Dari hasil perhitungan, diketahui bahwa kontribusi tiap
Outlook Ekonomi Indonesia 2009 - 2014, Edisi Januari 2009
Lainnya, 3 Hasil Industri
untuk Jalan Raya, 3 Kendaraan Bermotor Pakaian, 4 Karet Mentah, Sintesis dan
Pugaran, 3
Pakaian, 4
Minyak bumi dan
Hasil-hasilnya,
Mesin Listrik, Aparat
Bijih Logam dan Sia-sia
Pakaian, 3
11 dan ALat-alatnya, 6
Logam, 4
Aparat dan Alat- Mesin Listrik
Alat Komunikasi, 4
Batu Bara, Kokas
Mesin Kantor dan
dan Briket, 6
alatnya, 6
Olahannya, 13 Gas Alam dan
Pengolah Data, 3
9 Perlengkapannya, 3 Mesin Industri dan
Minyak Bumi dan Hasil-
Alat Komunikasi,
hasilnya, 11
Logam tidak Mengandung Besi, 4
Pengolah Data, 8 Mesin Kantor dan
Kimia Organis, 3 Barang-barang Kayu
Barang Tenun, Kain Tekstil
Gas Alam dan Olahannya,
dan Hasil-hasilnya, 3
Barang Tenun, Kain
Kertas, Kertas dan Gabus, 4
Kertas, Kertas Karton dan
Minyak dan Lemak
Tekstil dan Hasil-
Karton dan
Kimia Organis, 4
Tahun 2000
Tahun 2007
Sumber:COMTRADE, diolah
Grafik 5.16. Kontribusi Tiap Produk Terhadap Produktivitas Ekspor
produk terhadap produktivitas ekspor antara tahun
yang tinggi untuk bersaing di pasar internasional.
2000 dan 2007 tidak mengalami banyak perubahan. Sementara itu beberapa komoditas non utama
Pada tahun 2000, penyumbang utama
yang memiliki peluang untuk bersaing kompetitif
produktivitas ekspor adalah minyak bumi dan
diantaranya kayu dan gabus, serat tekstil, emas,
hasilnya, gas, mesin kantor, dan alat-alat
pulp kertas, dan olahan minyak lemak nabati.
telekomunikasi. Sementara pada tahun 2007, penyumbang terbesar adalah minyak bumi, gas,
Densitas
batubara, dan mesin listrik. Komoditi tersebut 0,6 memberikan sumbangan yang besar terhadap 0,5 pendapatan ekspor lebih karena relatif besarnya 0,4 pangsa mereka terhadap total ekspor dan bukan 0,3 oleh produktivitasnya yang tinggi. 0,2