Dimensi Pemilihan Pasangan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Pasangan

14 berkontribusi untuk saling melengkapi dan untuk melanjutkan eksistensi kelompoknya.

2. Dimensi Pemilihan Pasangan

Townsend 1993 membagi dimensi pemilihan pasangan menjadi tiga, yaitu physical attractiveness , status attractiveness , dan willingness to support . Berikut adalah penjelasan tentang ketiga dimensi tersebut: a. Physical attractiveness daya tarik fisik, yaitu ketertarikan individu terhadap penampilan fisik seseorang yang dijadikan pertimbangan dalam memilih pasangan. b. Status attractiveness , didasarkan pada keinginan seseorang untuk memiliki pasangan yang memahami dan dapat menempatkan posisi dalam konteks budaya yang berlaku serta memiliki kemampuan finansial. c. Willingness to support , yaitu kesediaan individu itu sendiri atau pasangannya untuk dapat menerima pasangannya maupun keluarga besar pasangannya.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Pasangan

Dalam DeGenova 2008, secara umum terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi pemilihan pasangan seseorang, yaitu: 1. Latar Belakang Keluarga Latar belakang keluarga kerap dijadikan alasan individu untuk menilai calon pasangannya. Dalam mempelajari latar belakang keluarga dari calon pasangan, ada empat hal yang akan diperhatikan, yaitu: Universitas Sumatera Utara 15 a. Status Sosioekonomi Status sosioekonomi merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas suatu pernikahan. Pada umumnya kepuasaan pernikahan akan meningkat bila dua orang yang menikah mempunyai status sosioekonomi yang sama. b. Pendidikan dan inteligensi Terdapat kecenderungan pada individu untuk memilih pasangan yang mempunyai perhatian mengenai pendidikan. Pernikahan dengan latar belakang pendidikan yang sama pada kedua pasangan akan lebih stabil dan cocok. c. Ras atau Suku Pernikahan antar ras atau antar suku dalam beberapa masyarakat masih menjadi suatu permasalahan. Ada permasalahan yang akan dihadapi ketika seorang individu memilih pasangan yang berbeda ras atau suku dengannya. Permasalahan yang terjadi bukan berasal dari kedua pasangan tersebut, tetapi berasal dari keluarga, teman ataupun masyarakat di sekitar. d. Agama Keyakinan atau agama dapat menjadi faktor yang dipertimbangkan dalam memilih pasangan. Terdapat tekanan dari keluarga atau agama untuk menikah dengan individu yang memiliki keyakinan atau agama yang sama. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa pernikahan yang mempunyai latar belakang keyakinan atau agama yang sama akan lebih stabil. Universitas Sumatera Utara 16 2. Karakteristik Personal Ketika seseorang memilih pasangan yang akan mendampingi hari-hari mereka kedepannya, faktor kecocokan merupakan sesuatu hal yang penting untuk diperhatikan. Ada empat faktor karakteristik personal yang dapat mendukung kecocokan dari pemilihan pasangan, yaitu : a. Sikap dan Tingkah Laku Individu Pemilihan pasangan yang dilakukan oleh setiap individu akan berfokus pada fisik, kepribadian, dan faktor kesehatan mental. Keadaan fisik yang tidak sesuai dengan harapan pasangannya akan memberikan tekanan pada hubungan dan membuat kepuasan dan kestabilan hubungan akan berkurang. b. Usia Perbedaan usia merupakan salah satu faktor yang dipertimbangan dalam memilih pasangan. Pada umumnya rata –rata perbedaan usia antar pasangan adalah dua tahun. Memilih pasangan yang usianya lebih tua atau lebih muda dari dirinya juga akan mempengaruhi kualitas pernikahan. c. Kesamaan Sikap dan Nilai Kecocokan dalam suatu hubungan pernikahan akan semakin meningkat bila setiap pasangan dapat membangun kesamaan sikap dan nilai di dalam suatu hubungan dan menghargai hal-hal yang penting bagi mereka. Kecocokan dapat dilihat dalam hal tingkat kesepakatan atau ketidaksepakatan tentang isu- isu pekerjaan, tempat tinggal, masalah keuangan, hubungan dengan mertua atau teman, kehidupan sosial, agama dan filsafat hidup, jenis kelamin, tata krama, kebiasaan hidup, anak dan peran gender. Universitas Sumatera Utara 17 d. Peran Gender dan Kebiasaan Pribadi Secara umum, pasangan yang dapat membagi harapan yang sama mengenai peran di dalam pernikahan. Kecocokan dalam suatu pernikahan dapat diukur dari persamaan harapan dari peran pria dan wanita. Kebiasaan pribadi juga dapat menjadi hambatan dalam keharmonisan pernikahan. Masalah dapat diatasi, jika kedua pasangan memberi toleransi, saling peduli, fleksibel dan rela mengubah diri mereka menjadi lebih baik.

B. Identitas Etnik 1. Defenisi Identitas Etnik