13 selulosa
air glukosa
Reaksi hidrolisis dapat dilihat seperti dibawah ini [31]: C
6
H
10
O
5
n s + n H
2
Ol n C
6
H
12
O
6
2.5
2.3.2   Asidogenesis
Asam amino, gula dan asam lemak yang dihasilkan proses hidrolisis selanjutnya difermentasi  menjadi  asam  lemak  volatile  asam  asetat,  asam  propionat,  asam  butirat.
Konsentrasi total asam volatil terbentuk dapat meningkat dengan adanya kenaikan nilai pembebanan organik dan keberadaan toksik [33].
Asidogenesis  mungkin  dua-arah  karena  efek  dari  berbagai  populasi mikroorganisme.  Proses  ini  dapat  dibagi  menjadi  dua  jenis:  Hidrogenasi  dan
dehidrogenasi. Jalur dasar transformasi melewati asetat, CO
2
dan H
2
, sedangkan produk asidogenesis  lainnya  memainkan  peran  signifikan.  Produk  baru  tidak  boleh  digunakan
secara  langsung  oleh  bakteri  metanogen  dan  harus  diubah  oleh  bakteri  wajib memproduksi  hidrogen  dalam  proses  yang  disebut  asetogenesis.  Diantara  produk  dari
asidogenesis,  amonia  dan  hidrogen  sulfida  yang  memberikan  bau  yang  tidak menyenangkan.  Bakteri  asam  anaerob  fakultatif  yang  digunakan  sebagai  berikut:
Pseudomonas, Bacillus, Clostridium, Micrococcus
atau
Flavobacterium
[7]. Reaksi asidogenesis dapat di lihat di bawah ini [34]:
C
6
H
12
O
6
CH
3
CH
2
CH
2
COOH + 2 CO
2
+ 2 H
2
2.6 Glukosa
asam butirat C
6
H
12
O
6
+ 2 H
2
CH
3
CH
2
COOH + 2 H
2
O 2.7
Glukosa asam propionat
2.3.3  Asetogenesis
Tahap  berikutnya  asetogenesis,  permintaan  biologis  oksigen  BOD  dan kebutuhan  oksigen  kimia  COD  berkurang  melalui  jalur  ini.  Asetogenesis  terjadi
melalui  fermentasi  karbohidrat,  di  mana  asetat  merupakan  produk  utama,  dan  proses metabolisme  lainnya.  Hasilnya  adalah  kombinasi  dari  asetat,  CO
2
,  dan  H
2
.  Peran hidrogen sebagai perantara adalah sangat penting untuk reaksi digestasi anaerobik.
14 Asam  lemak  rantai  panjang,  terbentuk  dari  hidrolisis  lipid,  yang  teroksidasi
menjadi  asetat  atau  propionat  dan  gas  hidrogen  terbentuk.  Dalam  kondisi  standar, dengan adanya hidrogen dalam larutan dapat menghambat oksidasi.
Reaksi  penting  lainnya  dalam  tahap  asetogenesis  melibatkan  konversi  glukosa  2.8, etanol 2.9 dan bikarbonat 2.10 menjadi asetat, yaitu :
C
6
H
12
O
6
+ 2H
2
O ↔ 2CH
3
COOH + 2 CO
2
+ 4H
2
2.8 CH
3
CH
2
OH + 2H
2
O ↔ CH
3
COO- + 2H
2
+H+ 2.9
2HCO
3
- + 4H
2
+ H+ ↔ CH
3
COO- + 4H
2
O 2.10
Transisi  dari  substrat  bahan  organik  menjadi  asam  organik  dalam  tahap pembentukan asam menyebabkan pH sistem drop. Hal ini menguntungkan bagi bakteri
acidogenic
dan
acetagenic
yang  lebih  memilih  lingkungan  yang  sedikit  asam,  dengan pH  4,5-5,5,  dan  kurang  sensitif  terhadap  perubahan  dalam  aliran  umpan  yang  masuk,
tetapi bermasalah bagi bakteri yang terlibat dalam tahap berikutnya metanogenesis [35].
2.3.4   Metanogenesis
Proses ini sangat penting dalam digester anaerob. Selama proses metanogenesis karbondioksida direduksi menjadi metana dan air, asetat dikonversi menjadi metana dan
karbondioksida. Bakteri penghasil metana antara lain
Methanococcus, Methanobacteria, dan  Methanosarcina
. Kebanyakan bakteri metanogen bersifat mesofilik dengan kisaran suhu  optimum  20
o
C  -  40
o
C,  namun  bakteri  metanogen  juga  dapat  ditemui  pada  suhu termofilik.  Bakteri  ini  akan  membentuk  gas  CH
4
dan  CO
2
dari  gas  H
2
,  CO
2
dan  asam asetat yang dihasilkan pada tahap pengasaman [36].
CH
3
COOH → CH
4
+ CO
2
2.11
methane
2 H
2
+ CO
2
→ CH
4
+ 2 H
2
O 2.12
methane
2.4 PEMILIHAN PROSES DIGESTASI ANAEROBIK DUA TAHAP