KULTUR JARINGAN
BAB 9. KULTUR JARINGAN
Sebelum tahun 1980-an, mungkin terasa aneh mendengar berita bibit tanaman yang dihasilkan dari potongan daun. Waktu itu, berita tersebut telah menggemparkan khalayak ramai dan dianggap tidak masuk akal. Bahkan orang menganggap berita itu sangat bertentangan dengan kebiasaan yang dilihat orang pada umumnya. Namun, seiring dengan perkem- bangan zaman serta ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya bioteknologi, kejadian di atas tidak menjadi aneh dan dapat diterima oleh akal. Secara ringkas, cara tersebut dapat dilakukan dengan menanam bagian tanaman di tempat yang cocok dan diberi perlakuan- perlakuan khusus, selanjutnya dalam waktu tertentu dapat tumbuh menjadi tanaman normal seperti tanaman di kebun. Cara ini lebih dikenal sebagai kultur jaringan.
Kultur jaringan merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara vegetatif. Kultur jaringan
merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman se-perti daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap. Prinsip utama dari teknik kultur jaringan adalah perbayakan tanaman dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman menggunakan media buatan yang dilakukan di tempat steril.
Metode kultur jaringan dikembangkan untuk membantu memperbanyak tanaman, khususnya untuk tanaman yang sulit dikembangbiakkan secara generatif. Bibit yang dihasilkan dari kultur jaringan mempunyai beberapa keunggulan, antara lain: mempunyai sifat yang identik dengan induknya, dapat diperbanyak dalam jumlah yang besar sehingga tidak terlalu membutuhkan tempat yang luas, mampu menghasilkan bibit dengan jumlah besar dalam waktu yang Metode kultur jaringan dikembangkan untuk membantu memperbanyak tanaman, khususnya untuk tanaman yang sulit dikembangbiakkan secara generatif. Bibit yang dihasilkan dari kultur jaringan mempunyai beberapa keunggulan, antara lain: mempunyai sifat yang identik dengan induknya, dapat diperbanyak dalam jumlah yang besar sehingga tidak terlalu membutuhkan tempat yang luas, mampu menghasilkan bibit dengan jumlah besar dalam waktu yang
penentu dalam perbanyakan bibit lebih cepat dibandingkan
dengan kultur jaringan. Komposisi dengan perbanyakan media yang digunakan tergantung konvensional.
dengan jenis tanaman yang akan Tahapan yang dilakukan dalam
diperbanyak. Media yang perbanyakan tanaman dengan
digunakan biasanya terdiri dari teknik kultur jaringan adalah:
garam mineral, vitamin, dan y Penyiapan fasilitas laboratorium
hormon. Selain itu, diperlukan juga y Penyiapan alat dan bahan
bahan tambahan seperti agar, gula, y Pembuatan media
dan lain-lain. Zat pengatur tumbuh y Inisiasi
(hormon) yang ditambahkan juga y Sterilisasi
bervariasi, baik jenisnya maupun y Multiplikasi
jumlahnya, tergantung dengan y Pengakaran
tujuan dari kultur jaringan yang y Aklimatisasi
dilakukan. Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi
Dalam pengembangan usaha atau botol-botol kaca. Media yang kultur jaringan, fasilitas digunakan juga harus disterilkan laboratorium mutlak diperlukan. dengan cara memanaskannya Laboratorium dapat disediakan
dengan autoklaf.
mulai dari laboratorium yang Inisiasi adalah pengambilan sederhana sesuai dengan kriteria
eksplan dari bagian tanaman yang yang ditentukan, yaitu dapat
akan dikulturkan. Bagian tanaman digunakan sebagai tempat kegiatan
yang sering digunakan untuk yang bersifat aseptik (bebas
kegiatan kultur jaringan adalah mikroba/ steril), terdapat sumber air
tunas.
dan mempunyai ruangan-ruangan Sterilisasi adalah bahwa sega- yang diperlukan.
la kegiatan dalam kultur jaringan Sama dengan pengembangan
harus dilakukan di tempat yang bidang pertanian yang lainnya,
steril, yaitu di laminar flow dan kegiatan kultur jaringan menggunakan alat-alat yang juga memerlukan alat dan bahan. Alat-
steril. Sterilisasi juga dilakukan alat kultur jaringan yang minimal
terhadap peralatan, yaitu harus disediakan adalah laminar air
menggunakan etanol yang flow cabinet, autoclave, dissecting
disemprotkan secara merata pada set, dan glass ware (alat-alat
peralatan yang digunakan. Teknisi gelas). Bahan-bahan yang
yang melakukan kultur jaringan diperlukan adalah bahan kimia
juga harus steril.
untuk nutrisi tanaman, hormon- Multiplikasi adalah kegiatan hormon pertumbuhan dan bahan-
memperbanyak calon tanaman bahan untuk kegiatan sterilisasi.
dengan menanam eksplan pada
luar. Setelah bibit mampu adanya kontaminasi yang
beradaptasi dengan lingkungan menyebabkan gagalnya barunya maka secara bertahap pertumbuhan eksplan. Tabung
sungkup dilepaskan dan reaksi yang telah ditanami ekplan
pemeliharaan bibit dilakukan diletakkan pada rak-rak dan
dengan cara yang sama dengan ditempatkan di tempat yang steril
pemeliharaan bibit generatif. dengan suhu kamar.
Keunggulan inilah yang Pengakaran adalah fase di
menarik bagi produsen bibit untuk mana eksplan akan menunjukkan
mulai mengembangkan usaha adanya pertumbuhan akar yang
kultur jaringan ini. Saat ini sudah menandai bahwa proses kultur
terdapat beberapa tanaman jaringan yang dilakukan mulai
kehutanan yang dikembang- berjalan dengan baik. Pengamatan
biakkan dengan teknik kultur dilakukan setiap hari untuk melihat
jaringan, antara lain adalah: jati, pertumbuhan dan perkembangan
sengon, akasia, dll.
akar serta untuk melihat adanya
Bibit hasil kultur jaringan
kontaminasi oleh bakteri ataupun
yang ditanam di beberapa
jamur. Eksplan yang terkontaminasi
areal menunjukkan
akan menunjukkan gejala seperti
pertumbuhan yang baik,
berwarna putih atau biru
bahkan jati hasil kultur
(disebabkan jamur) atau busuk (disebabkan bakteri).
jaringan yang sering disebut
Aklimatisasi adalah kegiatan
dengan jati emas dapat
memindahkan eksplan keluar dari
dipanen dalam jangka waktu
ruangan aseptic ke bedeng.
yang relatif lebih pendek
Pemindahan dilakukan secara hati-
dibandingkan dengan
hati dan bertahap, yaitu dengan
tanaman jati yang berasal dari
memberikan sungkup. Sungkup
benih generatif, terlepas dari
digunakan untuk melindungi bibit
kualitas kayunya yang belum
dari udara luar dan serangan hama
teruji di Indonesia.
penyakit karena bibit hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap
Tehnik pembenihan Tanaman 335
Plantlet Tanaman
Dewasa
Bibit dalam Botol
Bibit Siap Tanam
Bibit Aklimatisasi
Gambar 9.1. Proses produksi benih dan tanaman anggrek dengan cara kultur jaringan
Hal ini sangat menguntungkan pengusaha karena akan memperoleh hasil yang lebih cepat. Selain itu, dengan adanya pertumbuhan tanaman yang lebih cepat maka lahan-lahan yang kosong dapat dipercepat dihijaukan kembali.
Keuntungan pemanfaatan kultur jaringan
• Pengadaan bibit tidak tergantung musim • Bibit dapat diproduksi dalam jumlah banyak dengan waktu yang relatif lebih cepat (dari satu mata tunas yang sudah respon dalam 1 tahun dapat dihasilkan minimal 10.000 planlet/bibit)
• Bibit yang dihasilkan seragam • Bibit yang dihasilkan bebas
penyakit (menggunakan organ tertentu)
• Biaya pengangkutan bibit relatif lebih murah dan mudah
• Dalam proses pembibitan bebas dari gangguan hama, penyakit, dan deraan lingkungan lainnya.
Kultur jaringan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk membuat bagian tanaman (akar, tunas, jaringan tumbuh tanaman) tumbuh menjadi tanaman utuh (sempurna) dikondisi invitro (didalam gelas). Keuntungan dari kultur jaringan lebih hemat tempat, hemat waktu, dan tanaman yang diperbanyak dengan kultur jaringan mempunyai sifat sama atau seragam dengan induknya. Contoh tanaman yang sudah lazim diperbanyak secara kultur jaringan adalah tanaman anggrek.
Perkembangan kultur jaringan di Indonesia terasa sangat lambat, bahkan hampir dikatakan jalan di tempat jika dibandingkan dengan negara-negara lainnya, tidaklah heran jika impor bibit anggrek dalam bentuk ‘flask’ sempat membanjiri nursery-nursery anggrek di negara kita. Selain kesenjangan teknologi di lini akademisi, lembaga penelitian, publik dan pecinta anggrek, salah satu penyebab teknologi ini menjadi sangat lambat perkembangannya adalah karena adanya persepsi bahwa diperlukan investasi yang ’sangat mahal’ untuk membangun sebuah lab kultur jaringan, dan hanya cocok atau ‘feasible’ untuk perusahaan.
Indonesia memiliki keaneka- ragaman hayati yang luar biasa, salah satunya adalah anggrek, diperkirakan sekitar 5000 jenis anggrek spesies tersebar di hutan wilayah Indonesia. Potensi ini sangat berharga bagi pengembang dan pecinta anggrek di Indonesia, khususnya potensi genetis untuk menghasilkan anggrek silangan yang memiliki nilai komersial tinggi. Potensi tersebut akan menjadi tidak berarti manakala penebangan hutan dan eksploitasi besar-besaran terjadi hutan kita, belum lagi pencurian terang- terangan ataupun “terselubung” dengan dalih kerjasama dan sumbangan penelitian baik oleh masyarakat kita maupun orang asing.
Sementara itu hanya sebagian kecil pihak yang mampu melakukan pengembangan dan pemanfaatan anggrek spesies, khususnya yang berkaitan dengan Sementara itu hanya sebagian kecil pihak yang mampu melakukan pengembangan dan pemanfaatan anggrek spesies, khususnya yang berkaitan dengan
dominan
hingga saat ini dalam pelestarian
• Dengan tekhnik poliploid
dan perbanyakan anggrek adalah dimungkinkan untuk dengan kultur jaringan, karena
mendapatkan tanaman anggrek melalui kuljar banyak hal yang bisa
‘giant’ atau besar. Tekhnik ini dilakukan dibandingkan dengan
salah satunya dengan metode konvensional.
memberikan induksi bahan Secara prinsip, lab kultur
kimia yang bersifat jaringan dapat disederhanakan
menghambat (cholchicine) dengan melakukan modifikasi
• Kloning, tekhnik ini peralatan dan bahan yang
memungkinkan untuk digunakan, sehingga sangat
dihasilkan anggrek dengan dimungkinkan kultur jaringan
jumlah banyak dan seragam, seperti ‘home industri’. Hal ini
khususnya untuk jenis anggrek dapat dilihat pada kelompok petani
bunga potong. Sebagian ‘pengkultur biji anggrek’ di
penganggrek telah mampu Malang yang telah sedemikian
melakukan tekhnik ini. banyak. Beberapa gambaran dan
• Mutasi, secara alami mutasi potensi yang bisa dimunculkan
sangat sulit terjadi. Beberapa dalam kultur jaringan diantaranya
literatur peluangnya 1:100 000 adalah :
000. Dengan memberikan • Kultur meristem, dapat
induksi tertentu melalui kultur menghasilkan anggrek yang
jaringan hal tersebut lebih bebas virus, sehingga sangat
mudah untuk diatur. Tanaman tepat digunakan pada tanaman
yang mengalami mutasi anggrek spesies langka yang
permanen biasanya memiliki telah terinfeksi oleh hama
nilai ekonomis yang sangat penyakit, termasuk virus.
tinggi
• Kultur anther, bisa • Bank plasma, dengan menghasilkan anggrek dengan
meminimalkan pertumbuhan genetik haploid (1n), sehingga
secara ‘in-vitro’ kita bisa bentuknya lebih kecil jika
mengoleksi tanaman anggrek dibandingkan dengan anggrek
langka tanpa harus memiliki diploid (2n). Dengan demikian
lahan yang luas dan perawatan sangat dimungkinkan untuk
intensif. Baik untuk spesies menghasilkan tanaman anggrek
langka Indonesia maupun dari mini, selain itu dengan kultur
luar negeri untuk menjaga anther berpeluang keaslian genetis yang sangat memunculkan sifat resesif
penting dalam proses unggul yang pada kondisi
pemuliaan anggrek.
normal tidak akan muncul
Gambar 9.2 Contoh skema laboratorium kultur jaringan
Gambar 9.3
Situasi bagian dalam laboratorium kultur jaringan dan rumah kaca sebagai fasilitas pendukung laboratorium kultur jarinagan
9.1 Fasilitas Laboratorium dan air. Untuk menghemat tenaga
Kultur Jaringan
listrik, ada baiknya bila laboratorium kultur jaringan
a. Persyaratan Lokasi
ditempatkan di daerah tinggi, agar Laboratorium kultur jaringan
suhu ruangan tetap rendah. hendaknya jauh dari sumber polusi, dekat dengan sumber tenaga listrik
b. Kapasitas Labotarium
Ukuran laboratorium tergantung apabila lampu UV pada jumlah bibit yang akan
menyala pada saat diproduksi. Untuk ukuran
bekerja maka operator laboratorium sekitar 250 m 2 , bibit dalam kondisi
yang dapat diproduksi tiap tahun berbahaya karena dapat sekitar 400–500.000 planlet/bibit,
terkontaminasi radiasi yang dapat memenuhi pertanaman
UV yang dapat seluas 500–800 ha. Dalam suatu
mengakibatkan iritasi laboratorium minimal terdapat 5
kulit dan selaput mata ruangan terpisah, yaitu gudang
serta gangguan (ruang) untuk penyimpanan bahan,
reproduksi.
ruang pembuatan media, ruang • Setelah lampu UV tanam, ruang inkubasi (untuk
dimatikan, bagian pertunasan dan pembentukan
dalam laminar plantlet/bibit tanaman) dan rumah
didesinfeksi dengan kaca.
alkohol 70% dan laminar siap digunakan.
9.2 Peralatan dan Bahan Kimia
Bahan- bahan kimia yang
a. Peralatan, bahan serta
dibutuhkan untuk kegiatan kultur
pemeliharaan alat.
jaringan adalah garam hara makrodan mikro, vitamin, zat
Untuk memproduksi bibit pengatur tumbuh, asam amino, melalui kultur jaringan peralatan
alkohol, clorox.
minimal yang perlu disediakan adalah: laminar air flow, pinset, pisau, rak kultur, AC, hot plate + stirer, pH meter, oven, dan kulkas.
Pada gambar 9.4. terlihat adanya air flow cabinet yang berfungsi sebagai tempat inokulasi ekspan pada media tanam. Langkah kerja penggunaan air flow
cabinet adalah sebagai berikut:
Gambar 9.4
• Satu malam sebelum lat Berbagai peralatan kultur jaringan: Air flow
cabinet. saringan, autoclave, Dissecting set
digunakan, nyalakan dan nutrisi tanaman dan Mikroskop (searah lampu UV untuk jarum jam) menstrerilkan bagian
dalam air flow cabinet , dan menimalkan kontaminasi yang disebabkan olek mikroba.
• Pagi hari, lampu UV dimatikan (jangan lupa mematikan lampu UV , • Pagi hari, lampu UV dimatikan (jangan lupa mematikan lampu UV ,
b. Sumber eksplan.
Gambar 9.5
Eksplan berupa mata tunas,
Salah satu contoh pohon induk bunga krisan dengan keunggulan bunga lebih tahan dan
diambil dari pohon induk yang
warna bunga lebih beragam
fisiknya sehat. Tunas tersebut Semua peralatan dan mesin-
selanjutnya disterilkan dengan mesin yang digunakan dalam
alkohol 70%, HgCl2, 0,2%, dan kultur jaringan harus selalu
Clorox 30%.
dipehara secara rutin.
Pemeliharaan alat dan mesin kultur
9.3 Media Tanaman
jaringan pada prinsipnya sama dengan pemeliharaab tanaman
Keberhasilan dalam yang terdapat pada BAB 3. Pada
penggunaan metode kultur umumnya pemeliharaan alat terdiri
jaringan, sangat bergantung pada dari perencanaan pemeliharaan,
media yang digunakan. Media pelaksanaan
kultur jaringan tanaman pemeliharaan,monitoring
menyediakan tidak hanya unsur pemeliharaan peralatan dan tindak
hara-unsur hara makro dan mikro, lanjut pemeliharaan peralatan.
tetapi juga karbohidrat yang pada umumnya berupa gula untuk
Contoh perencanaan menggantikan karbon yang pemeliharaan pada perabot gelas
biasanya didapat dari atmosphere (glassware)
selalu langsung melalui fotosintesis. Hasil yang dibersihkan sesegera mungkin
lebih baik akan dapat kita setelah pemakaian. Pemeliharaan
jangkau/peroleh, bila ke dalam mesin-mesin besar seperti genset
media tersebut ditambahkan pada umumnya direncanakan
vitamin-vitamin, amino acid, dan setiap tiga –enem bulan sekali. zat pengatur tumbuh. Walaupun
Monitoring pemeliharaan harus sudah diusahakan untuk dilakukan secar melekat sehingga
menghindarkan penggunaan semua operator alat mempunyai
komponen-komponen yang tidak instruksi kerja alat yang jelas (komponennya) seperti juice, bersangkutan dan umumnya sudah
yeast ectracts dan casein ada pada setiap pembelian alat.
hydrolysate, tetapi kadang-kadang Monitoring pemeliharaan kita bisa memperoleh hasil yang umumnya dilakukan secar peiodik
lebih tinggi dengan penambahan misalnya setiap bulan. Tindak
tersebut. Sebagai contoh, air kelapa lanjut dari pemeliharaan selalu
masih sering digunakan di dilakukan apabila terdapat alat dan
laboratorium-laboratorium laboratorium-laboratorium
anggrek.
Gambar 9.6 Siklus kultur jaringan
Media kultur tersusun dari dalam media kultur jaringan. beberapa atau seluruh komponen
Tetapi jenis dan konsentrasinya berikut:
sangat tergantung pada jenis y Hara makro yang digunakan
tanaman dan tujuan kulturnya. pada semua media.
• Bahan pemadat. Untuk y Hara mikro hampir selalu
membuat media padat, bisanya digunakan. Ada beberapa
digunakan agar.
komposisi media yang hanya menggunakan best atau besi-
a. Unsur Hara dalam Media
kelat. y Vitamin-vitamin, umumnya
1) Unsur makro dalam media ditambahkan dalam jumlah
kultur
yang bervariasi. Pada awalnya, unsur-unsur y Gula, merupakan keharusan,
makro pada media kultur jaringan kecuali untuk tujuan yang
tanaman dibuat berdasarkan sangat khusus.
larutan untuk hidroponik. Unsur- • Asam amino dan N organik.
unsur hara yang dibutuhkan • Persenyawaan-persenyawaan
tanaman di lapangan merupakan kompleks alamiah seperti: air
kebutuhan pokok yang disediakan kelapa, ekstrak ragi (yeast
dalam media. Unsur-unsur hara extract), juice tomat, ekstrak
diberikan dalam bentuk garam- kentang, dan sebagainya.
garam anorganik. Komposisi • Buffer, terutama buffer
media dan perkembangannya organik.
didasarkan pada pendekatan • Arang aktif. Sering masing-masing peneliti. Dalam dipergunakan untuk menstimu-
periode tahun 1930-1940, lir pertumbuhan akar.
formulasi media terutama • Zat pengatur tumbuh: terutama
ditujukan untuk menumbuhkan auksin dan sitokinin. Zat
akar. Pada masa itu, diperoleh pengatur tumbuh merupakan
suatu hasil yang menyatakan komponen yang sangat penting
bahwa larutan garam-garam makro bahwa larutan garam-garam makro
bahan transfeksi plasmid-bakteri Menyediakan potongan daun
stasioner) kultur Agrobacterium Simpan satu malam (fase
paling sering digunakan untuk tumifaciens
dilakukan dalam laminar flow
cabinet
induksi adalah media White. Kultur kalus berhasil dikembangkan pada tahun 1937. Kultur kalus tersebut, juga ditumbuhkan pada media dengan
Serpihan daun dimasukkan
Lempengan daun bersatu dengan
konsentrasi garam-garam yang media callus (CIM= callus
dalam suspensi
rendah seperti dalam kultur akar. dicirikan dengan adanya bakteri
Agrobacterium tumifaciens
induction media) dalam kultur sel,
(berwarna putih) yang tumbuh pada sisi daun
Nobecourt misalnya, pada tahun 1937, menggunakan setengah konsentrasi dari larutan Knop yang biasa digunakan untuk hidroponik, untuk menumbuhkan kalus
Produksi kalus pada lempeng daun eksplan. Bagian berwarna
wortelnya (George & Sherrington, Terjadi rangsangan tumbuhnya batang hijau menunjukkan sel yang
1984). Percobaan yang sangat pen- kondisi adanya agen penyeleksi ting yang dilakukan oleh
berhasil hidup dari agen
pada daun eksplan, terjadi dalam
penyeleksi
Hildebrant dan grupnya pada tahun 1946, telah menbawa perbaikan media untuk kultur jaringan tumor
tembakau dan bunga matahari. Akar mulai tumbuh pada
Bagian batang yang terbentuk
mulai memasuki media akar
media akar karena adanya
Media Hildebrant dikembangkan agen seleksi
(RIM= root induction media
dari media White. Dalam kultur jaringan tumor bunga matahari, ditemukan bahwa unsur makro yang dibutuhkan kultur tersebut, lebih tinggi dari
Terjadi pertumbuhan akar
Tanaman sempurna hasil
pada yang dibutuhkan oleh kultur proses transgenik baru telah
dan batang secara ekstensif
pada individu tanaman baru
berkembang dalam tabung
tembakau.
Gambar 9.7. Proses produksi tanaman transgenik
Level dari unsur P, Ca, Mg dan S pada media untuk tumor matahari ini, ternyata sama dengan media untuk jaringan normal yang
Tanaman sumber eksplan
Pemotongan daun dari tanaman
dikembangkan kemudian.
untuk kultur jaringan
yang ditumbuhkan secara in-
vitro, dilakukan dalam laminar
Konsentrasi NO3 dan K yang
flow cabinet
digunakan memang lebih tinggi dari media White, tetapi masih lebih rendah daripada media-media digunakan memang lebih tinggi dari media White, tetapi masih lebih rendah daripada media-media
bersamaan, Prof. Skoog dan Perbaikan yang paling grupnya menunjukkan bahwa NH 4 penting adalah pengembangan
sangat menunjang pertumbuhan komposisi unsur makro yang
kalus tembakau (Miller et al, universal, yang mendukung 1956). pertumbuhan semua jaringan.
Wood & Braun (1961) yang Dalam media ini ditambahkan
meneliti pertumbuhan sel dari
jaringan normal dibandingkan K + ditingkatkan. Media ini tidak dengan jaringan tumor pada
amonium, dan konsentrasi NO 3 dan
saja menunjang pertumbuhan
rosea kalus, tetapi juga mendukung
tanaman
Venca
(Catharanthus roseus), pembentukan pucuk dan mendapatkan bukti-bukti tentang embriogenesis pada banyak jenis
keuntungan penambahan amonium tanaman yang dikultur secara in
kedalam media White yang sudah vitro. + dimodifikasi. Konsentrasi NO
3 ,K , Tanaman lengkap di, lapangan + NH
4 , dan KH 2 PO 4 yang diperoleh, dapat tumbuh dengan baik dalam
hampir sama dengan yang larutan yang hanya mengandung N
dikembangkan oleh Miller.
dari Nitrat. Tapi pada tahun 1922, Knudson yang bekerja
dengan anggrek menemukan bahwa penambahan 7.6 mM NH 4 disamping 8.5 mM NO 3 sangat
baik untuk perkecambahan dan pertumbuhan biji anggrek. Banyak
akhli kultur aringan betpendapat
Gambar 9.8
bahwa Morel mungkin tidak akan
Sumber explant dari daun, potongan explant
berhasil mengorbitkan metode dicuci klorox, explant steril ditanaman dalam
wadah kultur, hasil kultur jaringan
kultur jaringan untuk tujuan
komersial, bila NH 4 tidak
1. Media MS.
ditambahkan dalam medianya.
NH 4 ternyata dibutuhkan untuk Penelitian perbaikan komposisi perkembangan protocorm.
media di laboratorium Skoog, Nitsch dapat dikatakan sebagai
dikulminasikan dalam publikasinya orang pertama yang
tentang kebutuhan garam menggunakan NO 3 dan K dengan
anorganik yang mendukung kadar yang cukup tinggi didalam
pada percobaannya pada kultur jaringan
pertumbuhan optimum
kultur jaringan tembakau. Media tanaman artichoke Jerusalem.
baru yang sudah diperbaiki itu Penambahan amonium khlorida
disebut media Murashige & Skoog sebanyak 0.1 nM menghasilkan
yang biasa dituliskan sebagai pertumbuhan jaringan yang media MS. Media MS
menurun. Hereka mengambil
mengandung 40 mM N dalam
bentuk NO 3 dan 29 mM dalam diperlukan dalam kultur jaringan.
kesimpulan, bahwa NH 4 tldak
bentuk NH 4 Kandungan N ini, bentuk NH 4 Kandungan N ini,
ditingkatkan.
15 kali lebih tinggi dari me dia y Chaturvedi et al (1978) tembakau Hildebrant, dan 19 kali
mengubah media MS untuk lebih tinggi dari media White.
kultur pucuk Bougainvillea Kalium juga ditingkatkan sampai
glabra dengan menurunkan
20 mM, sedangkan 1.25 mM unsur +2 konsentrasi NO
3 ,K , Ca ,
makro lainnya, juga dinaikkan -3 Mg dan SO
sedikit. Walaupun unsur-unsur makro
Meskipun unsur-unsur makro dalam media MS dibuat untuk
MS merupakan titik tolak kultur kalus tembakau, tetapi
pengenbangan media-media lain, komposisi MS ini pada umumnya
tetapi dalam kasus-kasus tertentu, juga mendukung kultur jaringan
pemakaian konsentrasi unsur-unsur tanaman lain. Dibandingkan
makro yang lebih rendah dari pada dengan media-media lain, media
konsentrasi yang terdapat pada MS paling banyak digunakan
media MS terbukti lebih baik. untuk berbagai tujuan kultur. Pada
Telah ditunjukkan bahwa dalam tahun-tahun sesudah penemuan
media MS dapat terjadi media MS, banyak dikembangkan
pengendapan parsenyawaan. media-media lain. Berdasarkan
Pengendapan ini tidak terlihat media MS tersebut, antara lain
dalam media padat, tetapi terlihat media:
jelas pada media cair. Kebanyakan y Lin & Staba, menggunakan
dari persenyawaan yang setengah dan komposisi unsur
mengendap adalah fosfat dan besi, makro MS, dengan modifikasi
kemudian dalam jumlah yang lebih
9 mM amonium nitrat yang sedikit adalah Ca, K, N, Zn dan seharusnya 10 mM bila
Mn. Yang paling sedikit adalah C, setengah dari komposisi MS.
Mg, K, Si, H, S, Ca dan Co.
Setelah tujuh hari dibiarkan, maka digunakan 0.5 mM, tidak 0.625
Sedangkan KH 2 PO 4 yang
kira-kira 50 % dari Fe dan 13% mM sebagai setengah, dari MS. + dari PO
4 mengendap (Dalton et al, Larutan garam makro Lin &
1983) . Pengendapan unsur-unsur Staba, kemudian digunakan
tersebut mungkin tidak penting, oleh Halperin dalam penelitian
karena unsur-unsur tersebut masih embrio-genesis dari kultur
tersedia bagi jaringan tanaman dan jaringan wortel. Media ini, juga
pengaruh pengendapannya belum digunakan oleh Bourgin &
diketahui. Untuk mengatasi Nitsch (1967) serta Nitsch &
pengendapan Fe, Dalton dan Nitsch (1969) dalam penelitian
grupnya menganjurkan supaya kultur anther.
konsentrasi Fe dikurangi sampai y Durzan et al (1973) membuat
1/3 dengan EDTA yang tetap. modifikasi media MS untuk. kultur suspensi sel White
b) Media B5
spruce dengan cara mengurangi Media B5 dikembangkan oleh konsentrasi K + dan NO
3 , tetapi
Gamborg dan grupnya pada tahun
1968 untuk kultur suspensi kedelai. pertumbuhannya. Tetapi karena zat Pada masa ini media B5 juga
tumbuh yang diberikan pada. tiap digunakan untuk kultur-kultur lain.
jenis tanaman tersebut berbeda, Media ini dikembangkan dari
maka hasil yang dipublikasi pada komposisi PRL-4, yang juga
tahun 1972 ini sebenarnya sukar dikembangkan pada tahun 1968.
dipahami. Namun demikian, Media ini menggunakan media SH ini; cukdp luas
konsentrasi HH +
4 yang rendah, penggunaannya, terutama untuk karena konsentrasi yang lebih dari
legume.
2mM menghambat pertumbuhan sel kedelai. Fosfat yang berikan
3. Media WPM
adalah 1 mM, Ca +2 antara 1-4 mM, Media ini yang mempunyai sedangkan Mg +2 antara 0.5–3. kepanjangan Woody Plant
Medium dikembangkan oleh Lloyd & Mc Cown pada tahun 1981, merupakan media dengan konsentrasi ion yang rendah pada jaman sesudah penemuan media MS. Media ini konsisten dengan media untuk tanaman berkayu yang dikembangkan oleh akhli lain, tetapi sulfat yang digunakan lebih tinggi dari sulfat pada media
tanaman berkayu lain. Saat ini
Gambar 9.9
Produksi benih vegetatif bawang (Alium sp.)
WPM banyak digunakan untuk
secara kultur jaringan
perbanyakan tanaman hias berbentuk perdu dan pohon-pohon.
2. Media SH
2) Unsur mikro dalam kultur merupakan media ylng juga cukup
Media Schenk & Hildebrant
jaringan
terkenal, diintroduksi untuk kultur
kalus tanaman monokotil dan Hara mikro: Fe, Mn, Zn, B, Cu dikotil. Konsentrasi ion-ion dalam
Co, dan Mo adalah komponen komposisi media SH sangat mirip
protein sel tanaman yang panting dengan komposisi yang dibuat oleh
dalam proses metaholisme dan Gamborg et al, dengan perbedaan
proses fisiologi lain. Pentingnya Fe kecil yaitu level Ca , Mg , dan
untuk tanaman telah diketahui PO 4 yang lebih tinggi. Schenk &
sejak akhir abad yang lalu, Hildebrant mempelajari sedangkan unsur-unsur lainnya
pertumbuhan jaringan dari 37 jenis barn diketahui pada tahun antara tanaman dalam media 1914-1939. Dalam kultur
mereka dan mendapatkan bahwa: jaringanpun demikian pula. Pada 32% dari species yang dicobakan,
mulanya, unsur mikro juga tumbuh dengan sangat baik, 19%
diragukan. Pada tahun 1922, baik, 30% sedang, 14% kurang
Knudson yang menambahkan Fe baik, dan 5% buruk dan Mn dalam media untuk Knudson yang menambahkan Fe baik, dan 5% buruk dan Mn dalam media untuk
menggantikan fungsi Mg dalam baik. Pada tahun antara 1934-
beberapa sistim enzime tertentu 1939, Barthelot, Gautheret, dan
seperti yang dibuktikan oleh Nobecourt menganjurkan Hewith pada tahun 1948. pemakaian Cu, Co, Ni, Ti dan Be
Kekurangan Boron mengurangi dalam media kultur. Pada tahun
laju pertumbuhan kultur sel tebu, 1946, Hildebrant dan kawan
bunga matahari, dan wortel. kawannya menentukan kebutuhan
Sebaliknya konsentrasi
lebih
B, Mn, Zn dan Fe yang optimum, tinggi dari 2 mg/l, bersifat meracun untuk pertumbuhan kalus tanaman
terhadap kultur. Dalam beberapa tembakau dan bunga matahari. Mo
species ternyata terdapat interaksi diperkenalkan oleh Buerk Holder
antara B dan auksin dalam dan Nicks pada tahun 1949.
pengaturan pengakaran pada Percobaan Heller pada tahun
percobaan stek.
1953 merupakan percobaan yang Unsur Seng, Aluminium, dan jelas membuktikan pentingnya
Nikel, tidak banyak dipeiajari unsur Fe, B, Mn, Zn, dan Cu
efeknya terhadap pertumbuhan Dalam kultur wortel yang
kultur. Untuk Seng, diketahui ditumbuhkan pada media bahwa unsur ini dibutuhkan dalam Gautheret, Heller menemukan
sintesa tryptophan; sedangkan bahwa tanpa unsur-unsur Fe dan
untuk Al dan Ni belum ada bukti- sebagainya, kultur akan mati
bukti yang cukup yang menyatakan setelah 3-5 kali disubkultur. Bila
bahwa unsur-unsur tersebut salah satu dari unsur makro N, P,
terlibat dalam metabolisme penting K, Ca, Mg, dan S dihilangkan dari
dalam sel.
media, maka kultur akan mati sete-
jarang lah disubkultur sebanyak 1-2 kali.
Unsur Al dan
Ni
ditambahkan dalam formulasi Hasil ini menunjukkan kepentingan
media, hanya Heller dan beberapa relatif unsur makro dan unsur
peneliti lain yang menambahkan. mikro.
Tetapi penambahan Al dan Ni Kultur akar juga dipergunakan
tidak mempunyai pengaruh apa- untuk mempelajari keperluan hara
apa. Iodine juga merupakan unsur mikro. Zn sangat diperlukan untuk
yang tidak diketahui kontribusinya pertumbuhan akar tomat yang
dalam kultur jaringan tanaman, normal (Eltinge & Reed, 1940
tetapi 65% dari komposisi media dalam George & Sherrington,
yang dikembangkan, 1984). Sedangkan tanpa Cu,
menambahkan unsur ini.
pertumbuhan berhenti sama sekali Penambahan ini dilakukan seperti yang diulas Glasstone, 1947
setelah White menyatakan bahwa (George & Sherrington, 1984).
iodine dapat memperbaiki Dalam kultur kotiledon selada
pertumbuhan akar tomat yang tanpa Mn, maka jumlah pucuk
dikultur secara in vitro. Dalam yang dihasilkan berkurang. Mn
media Euwens yang dikembangkan dalam level yang tinggi dapat
pada tahun 1976 untuk kelapa, merupakan kompensasi untuk Mo
iodine yang ditambahkan 0.05 iodine yang ditambahkan 0.05
b. Perkembangan Komposisi Vitamin
Vitamin yang paling sering digunakan dalam
media kultur
jaringan tanaman, adalah thiamine (vitamin B1), nicotinic acid (niacin) dan pyridoxine (vitamin B6). Thiamine merupakan
vitamin yang esensial dalam kultur tanaman. Penambahan nicotinic acid ke dalam jaringan media, banyak dilakukan setelah Bonner dan Devirian pada tahun 1939 menyatakan bahwa persenyawaan tersebut penting untuk kultur akar tomat, ercis dan lobak. Pada tahun yang sama peneliti Robbins dan Schmidt menemukan bahwa pyridoxin juga diperlukan dalam kultur akar tomat.
Myoinositol yang kadang- kadang juga disebut mesoinositol atau inositol, bukanlah vitamin dalam kebutuhan fisiologis hewan. Penambahan myoinositol kedalam media, memperbaiki pertumbuhan dan morfogenesis. Oleh karena itu sering dipandang sebagai golongan vitamin untuk tanaman. Henurut George dan Sherrington, kemungkinan, peranannya melalui keikutsertaannya dalam lintasan biosintesa asam-D-galakturonat yang menghasilkan vitamin C dan pektin. Dan juga ada kemungkinan inkorporasinya dalam fosfoinositida dan fosfatidil inositol yang berperanan dalam pembelahan sel.
Keuntungan penambahan myoinositol pertama kali ditunjukkan oleh Jacoulot dalam kultur kambium tanaman elm, bila konsentrasi yang digunakan antara 20-1000 mg/ml. Myoinositol kemudian dipergunakan dalam komposisi Wood & Braun dan Hurashige & Skoog. Banyak peneliti menemukan bahwa myoinositol mempengaruhi morfogenesis kultur, misainya dalam kultur Haworthia sp. Pembentukan pucuk dalam Haworthia sp. tergantung dari myo-inositol. Myoinositol ditemukan dalam air kelapa, dan dalam jumlah kecil didalam agar pasta. Pantothenic acid juga ditemukan mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan beberapa jaringan tertentu, seperti Salix sp. Tetapi pantothenic acid tidak berdampak terhadap pertambahan jaringan wortel yang mungkin sudah disintesa dalam jumlah yang cukup dalam jaringannya. Vitamin E (tocopherol) merupakan anti- oksidan dalam jaringan manusia yang dapat merangsang sifat juvenil dalam fibroplast paru-paru. Penambahan dalam kultur jaringan tanaman pada konsentrasi 0.95 mM, merangsang pembentukan kalus friable dalam kultur embrio jagung. Dalam kultur suspensi sel clover dan kedelai, merangsang dispersi sel
c. Asam amino
Asam amino merupakan sumber N organik. Sumber N yang berbeda ini memberikan pengaruh yang berbeda juga. Pada Asam amino merupakan sumber N organik. Sumber N yang berbeda ini memberikan pengaruh yang berbeda juga. Pada
merupakan asam amino yang harus panjang, tetapi sel yang ditumbuh-
digunakan secara hati-hati, karena kan dalam media dengan nitrat,
dapat menghambat pertumbuhan tidak menunjukkan gejala yang
walaupun pada konsentrasi yang demikian. Menurut Gamborg,
rendah. Kedua asam amino dalam media dengan komposisi
tersebut mempunyai efek cooperasi garam anorganik yang tepat,
dalam penghambatan. Sebaiknya penambahan campuran asam
tidak menambahkan keduanya amino seperti yang terdapat dalam
bersamasama. Ada beberapa asam casein hidrolisat tidak memberikan
amino saling antagonis terhadap pengaruh yang nyata.
sesamanya, seperti phenyl-alanine Dalam media B5 yang
dan tyrosine, L-leucine dan DL- dikembangkan oleh Gamborg dan
valine, L-argine dan L-lysine. grdpnya untuk pertumbuhan sel akar kedelai; tidak diperlukan penambahan bahan organik lain.
d. Zat Pengatur Tumbuh
Beberapa asam amino memang dibuktikan mempunyai pengaruh
Dalam kultur jaringan, dua positif terhadap pertumbuhan dan
golongan zat pengatur tumbuh perkembangan kultur. L-cysteine
yang sangat penting adalah misalnya, mempunyai pengaruh
sitokinin dan auksin. Zat pengatur mengurangi browning pada kultur
tumbuh ini mempengaruhi- jaringan tebu, seperti yang
pertumbuhan dan morfogenesis dilaporkan.
dalam kultur sel, jaringan, dan L-asparagine digunakan oleh
organ. lnteraksi dan perimbangan Green dan Phillips (1974) untuk
antara zat pengatur tumbuh yang merangsang regenerasi dalam
diberikan dalam media dan kultur jaringan jagung. yang diproduksi oleh sel secara Penambahan asparagin dan alanin
endogen, menentukan arah merangsang pembentukan pucuk
perkembangan suatu kultur. dalam kultur Torenia.
Penambahan auksin atau sitokinin Glycine merupakan asam
eksogen, mengubah level zat amino yang ditambahkan sejak
pengatur tumbuh endogen sel. tahun 1939, setelah White
Level zat pengatur tumbuh menunjukkan bahwa dalama kultur
endogen ini kemudian, merupakan tomat, penambahan Glycine lebih
untuk baik daripada ekstrak ragi. proses-proses yang tumbuh dan Glycine merupakan komposisi
trigering factor
morfo-genesis. Selain auksin dan tetap dalam banyak formulasi
sitokinin, giberelin dan media dan diberikan dengan
persenyawaan-persenyawaan lain konsentrasi 2 .mg/1., Tapi
juga ditambahkan dalam kasus- Linsmaier dan Skoog pada tahun
kasus tertentu.
1965 menemukan bahwa glycine tidak memperbaiki pertumbuhan
1) Auksin.
kalus tembakau.
Auksin digunakan secara luas dalam kultur jaringan untuk Auksin alamiah adalah Indole pertumbuhan kalus, suspensi sel
Acetic Acid (IAA). Level auksin dan organ. Pemilihan jenis auksin
dalam eksplan tergantung dari dan.konsentrasi, tergantung dari:
bagian tanaman yang diambil dan. y tipe petumbuhan yang jenis tanamannya. Selain itu juga dikehendaki
dipengaruhi oleh musim dan umur y level auksin endogen
tanaman. Dalam kultur in vitro ada y Kemampuan jaringan sel-sel yang dapat tumbuh dan mensintesa auksin
berkembang tanpa auksin seperti y Golongan zat tumbuh lain yang
sel-sel tumor. Sel-sel ini disebut ditambahkan.
sel-sel yang habituated.
Jenis
Fungsi dalam Kultur Nama Produk Hormon
Auxins Indole-3 -Acetic Acid
I 885
Pembentukan akar (konsentrasi tinggi) Pembentukan batang (konsntrasi
Indole-3-Butyric Acid
I538
rendah)
Indole-3-Butyric Acid,
Induksi somatik embrio Salt
I530
N600
Pembelahan sel
Pembentukan dan pertumbuhan 2,4-Dichlorophenoxyacetic Menghambat tunas tambahan
α-Naphthaleneacetic Acid
Menghambat perpanjangan akar Picloram
p-Chlorophenoxyacetic acid
P717
D159
Dicamba Cytokinins 6-Benzylaminopurine B800
Meningkatkan pembentukan
6- γ,γ-Dimethylallylaminopurine D525 Menghambat pemebntukan akar (2iP)
Memacu pembelahan sel Kinetin
K750
T888
Memicu dan pertumbuhan inisiasi Merangsang pertumbuhan dan
Thidiazuron (TDZ)
pemecahan tunas tambahan N-(2-chloro-4-pyridyl)- Z125
C279
Menghambat perpanjangan batang N’Phenylurea Z899
Menghambat penuaan daun Zeatin Zeatin Riboside
Gibberellins Gibberellic Acid
G500
Merangsang perpanjangan batang Memecah dormansi,
perkembangan benih, embrio dan tunas apikal
Menghambat kecepatan pembentukan akar Paclobutrazol dan ancymidol menghambat sintesis gibberellin, dengan demikian
dihasilkan batang yang
dk
Abscisic Abscisic Acid
Merangsang pembentkan tuber Acid
A102
Merangsang pematangan embrio Memicu awal dormansi
Polyamines Putrescine
Memicu kecepatan pemebtukan Spermidine
P733
S837
Memicu somatic embryogenesis Memicu pemebntukan batang
Pengaruh auksin terhadap pertumbuhan jaringan tanaman
2) Sitokinin
diduga melalui dua cara: y Menginduksi sekresi ion H + Golongan sitokinin adalah
keluar sel melalui dinding sel. turunan dari adenine. Golongan ini
Pengasaman dinding sangat penting dalam pengaturan menyebabkan K + diambil, dan
pembelahan sel dan morfogenesis. pengambilan ini mengurangi
Seperti juga auksin, sitokinin ada potensial air dalam sel.
yang alamiah dan sintesis. Akibatnya air masuk ke dalam
Sitokinin yang pertama ditemukan, sel dan sel membesar
adalah kinetin yang diisolasi oleh y mempengaruhi metabolisme
Prof. Skoog dalam Laboratorium RNA yang berarti metabolisme
Botany di University of protein, mungkin melalui
Wisconsin. Kinetin diperoleh dari transkripsi. molekul RNA.
DNA ikan herring yang diautoklaf dalam larutan yang asam.
Auksin sintetik yang sexing Persenyawaan dari DNA tersebut digunakan dalam kultur jaringan
sewaktu ditambahkan ke dalam tanaman adalah:
media untuk tembakau, ternyata • IAA, dengan berat nolekul
merangsang pembelahan sel dan 175.19
diferensiasi sel. Persenyawaan • 2,4-dichlorophenoxy acetic tersebut kemudian dinamakan acid (2,4-0), berat nolekul
kinetin. Sitokinin yang biasa 221.04
digunakan dalam kultur jaringan : • Naphtaleine acetic acidi-
y Kinetin, (6-furfuryl amino naphtyl (NAA), berat molekul
purine), berat molekul 215.25. 186.21
y Zeatin, (4-hydroxyl 73-methyl- • Indole butyric acid (IBA), berat
trans-2-butenyl amino purine), molekul 203.24
berat molekul 219.25 • Naphtoxy acetic acid (NOA),
y 2iP (N6-2-isopentanyl adenine, berat molekul 202.21
atau 6-(t,t-dimetylallyl amino • 4-Chlorophenoxy acetic acid purine), berat molekul 203.21.
(4-CPA), berat molekul 186.60 y BAP/BA (6-benzyl amino
• 2,4,5-trichloro acetic acid, purine/6-benzyl adenine), berat molekul 225.26
berat molekul 255.49 y PBA (SD 8339): • 3,6-Dichloro anisic acid y 6(-benzylamino).-9-(2- (Dicamba), berat molekul tetrahydropyranyl)-9H-purine, 221.04 • 4-Amino-3,5,6-trichloro berat molekul 309.37
y 2C 1-4 PU: N (2-chloro-4 picolinic acid (Picloram), berat
pyridyl)-N-phenylurea, berat molekul 241.46 • IAA conjugate: IAA-L-alanine molekul 247.69
y 2,6-C1-4 PU: N (2,6-dichloro-4 IAA-Glycine
pyridyl)-N- phenylurea, berat pyridyl)-N- phenylurea, berat
molekul 220.25 ditambahkan persenyawaan yang kompleks, yang komposisinya
3) Giberelin dapat berbeda dari sumber yang satu dengan yang lainnya.
Penggunaan giberelin dalam persenyawaan kompleks yang kultur jaringan, tanaman, kadang-
dimaksud adalah: air kelapa, casein kadang membantu morfogenesis.
hydrolysate, ekstrak ragi, juice Tetapi dalam kultur kalus dimana
tomat, ekstrak kentang, dan ekstrak pertumbuhan sudah cepat pisang. hanyadengan auksin dan sitokinin,
Penggunaan air kelapa pertama maka penambahan
kali dilaporkan oleh van Overbeek sering menghambat. Pada
giberelin
pada tahun 1941 dalam kultur umumnya giberelin terutama GA3
embrio Datura stramo-nium. Pada menghambat perakaran. Pengaruh
tahun-tahun berikutnya. Gautheret positif giberelin ditemukan bit,
menemukan bahwa air kelapa gula, dimana GA3 merangsang
dapat digunakan untuk memperta- pembentukan pucuk dari potongan
hankan pertumbuhan jaringan yang inflorescence. Pertumbuhan diisolasi dari cumber yang kentang juga baik bila 0.01-0.10
berlainan. Pada tahun 1948, Caplin mg/1 GA3 dikombinasikan dengan
& Steward memperoleh 0.5-5.0 mg/1 kinetin. Berat
pertumbuhan kalus yang lebih baik molekul GA3 346.38.
pada media dengan 5% air kelapa dan casein hydrolysate dari pada
4) Zat Pengatur Tumbuh Yang media dengan IAA. Penelitian Tidak Umum
yang lebih mendalam, menemukan bahwa efek air kelapa pada
Beberapa persenyawaan yang pertumbuhan memjadi lebih baik, mempunyai sifat mengatur bila dalam media juga diberikan pertumbuhan dan perkembangan
auksin. Auksin tertentu dan air jaringan tanaman misalnya: kelapa, dapat bersifat sinergis. glyphosate (N-phosphonomethyl
Steward dan Caplin (1951) glycine) dapat digunakan untuk
mendapatkan bahwa antara 2,4-D merangsang pucuk dalam kalus
dan air kelapa terjadi reaksi alfalfa bila ditambahkan bersama-
sinergistik yang memacu sama auksin dan sitokinin.
pertumbuhan kalus Daucus Dikegulac dapat digunakan untuk
carota. Tetapi tidak semua auksin meningkatkan jumlah pucuk dalam
dan air kelapa mempunyai kerja kultur sweet chery.
sama yang sinergis. Lin & Staba (1961) menemukan bahwa pada
e. Persenyawaan Organik pertumbuhan kalus peppermint dan
Kompleks
spearmint, penambahan air kelapa dalam media yang mengandung
Disamping golongan 2,4-0 meningkatkan pertumbuhan persenyawaan organik yang konsti-
kalus, sedangkan dengan 2- kalus, sedangkan dengan 2-
casein hydrolysat tidak Bahan-bahan yang terkandung
menghasilkan pengaruh yang dalam air kelapa, antara lain: asam
sama. Oleh karena itu mereka amino, asam-asam organik, asam
berpendapat bahwa ada nukleat, purin, gula, gula alkohol,
persenyawaan lain yang penting vitamin, mineral, dan zat pengatur
dalam casein hydrolysat. Casein tumbuh. Zat pengatur tumbuh yang
hydrolisat diberikan dalam ditemukan dalam air kelapa antara
konsentrasi 200-500 mg/l. lain :
• 9-B-D ribofuranosyl zeatin
2) Ekstrak ragi
ditemukan oleh Letham pada tahun 1968 (George & Penggunaan bahan ini pada Sherrington 1984).
aural sejarah kultur jaringan dalam • Zeatin (Zwar & Bruce, 1970
percobaan-percobaan pionir seperti dalam George & Sherrington,
yang dilakukan oleh Robbins dan 1984).
White, telah memperbaiki • N-N-Diphenyl urea (Shantz &
pertumbuhan akar. Ekstrak ragi Steward, 1955 dalam George &
juga menyumbangkan asam amino, Sherrington. 1984).
peptida, vitamin, untuk • (4) 2(3-methylbutyl-2-
pertumbuhan kultur. Konsentrasi ethylamino) (Letham; 1982
yang digunakan dalam kultur dalam George & Sherrington,
berkisar antara 0.5 gram/1 sampai 1984).
2 gram/1.
1) Casein hydrolysat
3) Juice tomat, ekstrak pisang, dan ekstrak kentang.
Dalam media yang tidak
mengandung ion amonium, Bahan-bahan ini pada umumnya Penambahan asap amino dapat
merupakan sumber gula, vitamin, memperbaiki pertumbuhan can
zat pengatur tumbuh, dan asam morfogenesis. Sumber asap amino
amino. Juice tomat dan ekstrak campuran yang relatif murah
pisang, banyak digunakan untuk adalah casein hydrolysat dan
kultur embrio anggrek. Dalam ekstrak ragi. Dalam kultur jagung,
perkembangan komposisi media, penambahan ekstrak ragi 800 mg/1
penambahan bahan-bahan yang atau casein hydrolysat 200 mg/1
undefined ini dihindarkan, karena memperbaiki pertumbuhan kalus,
bahan-bahan organik ini dapat walaupun dalam media sudah ada
berbeda bila varietas tanaman ber- ion amonium seperti media
beda. Lingkungan tumbuh, nutrisi Linsmaier & Skoog. Penambahan
tanaman, dan sebagainya, casein-hydrolysat dalam media
mempengaruhi kandungan regenerasi padi, meningkatkan
pesenyawaan tersebut. Hasil yang jumlah pucuk yang terbentuk-
diperoleh di suatu saat; kadang- dalam kalus padi. Dalam hal ini,
kadang tidak dapat diulangi lagi. penambahan asap amino yang
Ekstrak kentang digunakan dalam Ekstrak kentang digunakan dalam
dengan maltosa, glukosa, dan
dengan nyata meningkatkan fruktosa. Sedangkan penambahan pertumbuhan kalus dan regenerasi
sukrosa, tidak merangsang anther beberapa jenis padi. Ekstrak
pertumbuhan pucuk. Sukrosa kentang biasanya digunakan antara
dalam media dihidrolisa menjadi 10-30% dengan hasil terbaik 20%.
monosakharida se1ama masa Tetapi tidak dijelaskan tentang
kultur. Hidrolisa terjadi karena jenis kentang yang dipergunakan.
aktifitas enzim invertase yang terdapat pada dinding sel.
Hidrolisa sukrosa paling efektif. dalam media dengan pH Didalam kultur jaringan, bahan
f. Sumber Energi : Karbohidrat
rendah. Konsentrasi optimum tanaman yang digunakan sukrosa tergantung dari jenis merupakan bagian kecil dari
kultur. Dalam kultur kalus dan tanaman dan tidakmerupakan suatu
pucuk, konsentrasi antara 2-4% sistim yang lengkap. Dengan
merupakan konsentrasi yang demikian, banyak bahanbahan
optimum. Namun dalam kultur organik harus ditambahkan embrio, konsentrasi gula dapat kedalam media untuk mendukung
mencapai 12%. Pembelahan sel pertumbuhan yang optimal. protonema Ceratodon purpureus Karbohidrat terutama gpla, dipengaruhi oleh
merupakan komponen yang selalu Selain sebagai somber energi, ada dalam media tumbuh, kecuali
gula juga berfungsi sebagai dalam media untuk tujuan yang
osmotik media. sangat spesifik. Gula putih yang
tekanan
Sebahagian besar potensi osmotik biasa digunakan untuk keperluan
dalam media White disebabkan seharihari cukup memenuhl syarat
oleh gula, sedangkan dalam media untuk mendukung pertumbuhan
MS hanya seten ah dari potensial kultur. Perkembangan pemilihan
osmotiknya disebabkan oleh. jenis karbohidrat dimulai tahun
adanya gula. Pertumbuhan kalus
1945 oleh Gautheret, ia Nicotiana glutinosa yang terbaik membandingkan pengaruh berba-
adalah bila potensial osmotik yang gai jenis gula pada kultur jaringan
disebabkan adanya sukrosa dalam wortel. Gautheret mendapatkan
larutan: 2.2 atm. dengan garam- bahwa sukrosa adalah yang paling
garam lain memberikan 2.7 atm. baik, lalu glukosa, maltosaa dan
Kombinasi yang lain adalah: rafinosa. Fruktosa dan galaktosa
sukrosa: 0.9 atm, garam-garam kurang efektif, sedangkan manosa
3.6 atm.
dan laktosa merupakan karbohidrat yang paling tidak efektif. Pada
g. Bahan Pemadat
umumnya urutan yang demikian berlaku untuk hampir semua
Bahan pemadat yang paling tanaman. Namun ada saja
banyak digunakan agar. kekecualian dalam semua kasus.
keuntungan dari pemakaian agar Kultur pucuk mulberry yang tidak
adalah: adalah:
C dan mencair pada eksplan. temperatur 100 o
Selain agar, akhir-akhir ini dalam kisaran temperatur
C, sehingga
dikembangkan suatu zat pemadat kultur agar akan berada dalam
lain yang juga merupakan keadaan beku yang stabil
polisakharida, tetapi yang diisolasi y tidak dicerna oleh enzim
dari organisme mikro lain. Gelrite tanaman
yang diproduksi oleh Kelco, y tidak bereaksi dengan merupakan polisakharida dari persenyawaan penyusun media.
bakteri Pseudomonas sp.. Beberapa sifat gelrite yang berlainan dengan
Agar adalah campuran agar adalah bahwa : polisakharida yang diperoleh dari
y Gefrite membentuk gel yang beberapa species algae. Kekerasan
lebih bening dari agar. media pada umumnya meningkat
y Untuk mencapai kekerasan gel secara linier pada pertambahan
tertentu, pemakaian gelrite konsentrasi agar. Kekerasan media
lebih rendah dari agar, pada juga dipengaruhi oleh :
umumnya hanya 2 gram per y Jenis agar yang dipakai.
liter media.
y pH media y Namun kekerasan gel dari gelrite sangat dipengaruhi oleh
h. Penambahan arang aktif
kehadiran garam seperti NaCl, KCl, MgCl 2 .6H 2 O dan CaCl 2 . Dalam perbanyakan komersil
Garam NaCl dan KCl dan percobaan-percobaan yang
menurunkan kekerasan tetapi tidak dimaksudkan untuk
MgCl 2 dan CaCl 2 mempelajari metabolisme sel,
meningkatkan kekerasan gel. penggunaan agar murni bukan suatu keharusan mengingat harga
Arang aktif adalah arang yang agar murni sangat tinggi. Bahan-
sudah dipanaskan beberapa jam bahan yang tidak diinginkan dari
dengan menggunakan uap atau agar, dapat dimurnikan dengan
udara panas. Bahan ini mempunyai jalan merendam agar, selama 24
adsorpsi yang sangat kuat. Arang jam dalam aquadest. Agar
aktif dapat ditambahkan kedalam kemudian dibilas dengan ethanol
media pada berbagai tahap dan dikeringkan dalam oven pada
perkembangan Bahan ini dapat 60° C selama 24 jam.
ditambahkan pada media inisiasi, Konsentrasi agar yang diberikan
media regenerasi, atau media berkisar antara 0.6- 1.0%.
perakaran.
Konsentrasi agar yang terlalu Penambahan arang aktif dapat tinggi dapat mengurangi difusi
membantu pertumbuhan dan persenyawaan dari dan ke arah
perkembangan kultur, tergantung eksplan sehingga pengambilan hara
dari jenis kulturnya. Secara umum, dan zat tumbuh berkurang,
pengaruh arang aktif adalah sedangkan zat penghambat dari
sebagai berikut:
1) Menyerap senyawa toxin yang Faktor penting lain yang juga terdapat dalam media yang
perlu mendapat perhatian, adalah dapat menghambat pertumbuhan
pH yang harus diatur sedemikian kultur terutama:
rupa sehinga tidak mengganggu y Senyawa fenolik dari
fungsi membran sel dan pH dari jaringan yang terluka waktu
sitoplasma. Pengaturan pH selain inisiasi.
memperhatikan kepentingan y Persenyawaan 5-
fisiologi sel, juga harus hidroksimetil furfural yang
mempertimbangkan faktor-faktor: diduga terbentuk dari gula
y Kelarutan dari garamHgaram yang berada dalam larutan
penyusun media
asam lemah dan mengalami y Pengambilan (uptake) dari zat pemanasan dengan tekanan
pengatur tumbuh dan garam- tinggi (Kitsch et al, 1968).
garam lain
y Menyerap zat pengatur- y Efisiensi pembekuan agar. tumbuh sehingga: y Mencegah pertumbuhan
Sel-sel tanaman membutuhkan kalus yang tidak diinginkan,
pH yang sedikit asam berkisar seperti dalam androgenesis
antara 5.5-5.8. Tanaman dan pucuk yang ingin
Ericaceae seperti Rhododendron diakarkan.
ditemukan tumbuh lebih baik y Membantu embrio-genesis
dalam media 4.5. Pengaturan pH, kultur dalam media biasa dilakukan dengan regenerasi, tanpa auksin,
menggunakan NaOH (atau kadang- mungkin dengan betindak
kadang KOH) atau HCl pada sebagai sink yang menarik
waktu semua komponen sudah auksin dari dalam sel
dicampur, beberapa saat sebelum sehingga enbriogenesis disterilkan dengan autoclave. dapat terjadi
Sekalipun media sudah ditepatkan, y Merangsang perakaran seringkali setelah sterilisasi pH-nya dengan mengurangi tingkat
berubah. Pada umumnya terdapat cahaya
penurunan pH setelah disterilkan dalam autoclave.
Arang aktif ditambahkan Untuk mencapai pH sekitar 5.7 dengan konsentrasi yang variasi
-5.9, Mann dan grupnya (dalam dari 0.5–0.6 X, tergantung dari
George dan Sherrington, 1984) tujuan. Dalam media yang
membuat pH 7.0 dalam media ditambahkan arang aktif, harus
yang belum disterilkan. Untuk diusahakan agar arang aktif terbagi
menghindarkan perubahan pH rata dalam media. Sesudah
yang cukup besar, Murashige dan sterilisasi dalam autoclave, botol
Skoog menyarankan agar media harus sering dikocok agar
dilakukan pemanasan untuk mulai membeku.
melarutkan agar-agar dan memanaskan media didalam
i. Derajat keasaman media
autoclave selama beberapa menit, baru diadakan menetapar, pH. Cara autoclave selama beberapa menit, baru diadakan menetapar, pH. Cara
tanaman herbaceus. disterilkan dalam autoclave. Dalam
y Media dasar B5 untuk kultur wadah yang besar, media
sel kedelai, alfafa, dan legume disterilkan dan kemudian dititrasi
lain.
dengan Na0H/HC1 steril sampai y Media dasar White (1934) yang pH yang diinginkan. Setelah itu
sangat cocok kultur akar media di-tuang ke dalam wadah
tanaman tomat
kultur steril yang telah y Media dasar Vacin dan Went dipersiapkan di dalam laminar air
yang biasa digunaan untuk flow cabinet; Cara ini juga diguna-
kultur jaringan anggrek. }can pada penelitian yang
y Media dasar Nitsch dan Nitsch menggunakan media dengan pH
yang biasa digunakan dalam rendah untuk tujuan seleksi. kultur tepung sari (pollen)
Penambahan asam amino
kultur sel.
seringkali juga bersifat sehagai y Media dasar Schenk dan buffer organik. Penambahan
Hildebrandt (1972) yang cocok KH 2 PO 4 sendiri tidak efektif
untuk kultur jaringan tanaman- sebagai buffer. Banyak peneliti
tanaman monokotil. menyarankan untuk menambahkan
y Medium khusus tanaman
berkayu atau Woody Plant media, untuk tindak sebagai
KH 2 PO 4 dan KH 2 PO 4 dalam
Medium (WPM). buffer.
y Media N6 untuk serealia
terutama padi
9.4 Beberapa Komposisi Media
Dari sekian banyak media Pada umumnya media kultur
dasar yang paling sering dan jaringan dibedakan menjadi media
banyak digunakan adalah dasar dan media perlakuan. Resep
komposisi media dari Murashige media dasar adalah resep
dan Skoog. Kadang-kadang untuk kombinasi zat yang mengandung
kultur tertentu, kombinasi zat hara esensial (makro dan mikro),
kimia dari Murashige dan Skoog sumber energi dan vitamin. Dalam
masih tetap digunakan tetapi teknik kultur jaringan dikenal
konsentrasi yang diubah. sebagai puluhan macam media dasar.
contoh media 1/2 MS, berarti Penamaan resep media dasar
konsentrasi persenyawaan yang umumnya diambil dari nama
digunakan adalah setengah penemunya atau peneliti yang
konsentrasi Media HS. menggunakan pertama kali dalam
Larutan dibuat dalam bentuk kultur khusus dan memperoleh
larutan stok campuran. Biasanya suatu hasil yang panting artinya.
larutan stok hara dibuat dalam Beberapa media.dasar yang
beberapa macam dan diberi nama banyak digunakan antara lain:
sebagai berikut :
y Media dasar Murashige dan y Larutan stok A untuk Skoog (1962) yang dac,
persenyawaan NH 4 NO 3 . digunakan untuk hampir semua
y Larutan stok B untuk y Larutan stok B untuk
persenyawaan KNO 3 .
gula. Formula ini memang
memudahkan pekerjaan, tapi y Larutan stok D untuk
persenyawaan CaCl 2 .2H 2 O.
untuk suatu penelitian yang
memerlukan perubahan komposisi dan KH 2 PO 4 .
persenyawaan MgSO 4 .7H 2 O
dalam satu atau beberapa y Larutan stok E untuk
komponen, maka pemisahan
komponen-komponen penyusun dam Na2EDTA
persenyawaan FeSO 4 .7H 2 O
media perlu dilakukan. y Larutan Stok A, 1 liter (50 kali
Dalam pembuatan media, konsentrasi)
langkah pertama adalah membuat stok dari media terpilih.
Menimbang persenyawaan Penggunaan larutan stok NH 4 NO 3 sebanyak 83.50 gram.
menghemat pekerjaan menimbang Bahan yang telah ditimbang,
bahan yang berulang-ulang setiap dimasukkan ke dalam gelas piala
kali membuat media. Selain itu, bersih yang sudah berisi aquadest
juga kadang-kadang timbangan atau air bebas ion kira-kira 700 ml.
yang dibutuhkan untuk menimbang Kemudian diaduk hingga larut
jumlah kecil tidak tersedia dalam merata. Larutan, kemudian laboratorium. Setiap larutan stok dipindahkan ke dalam labu takar 1
dapat dipergunakan untuk kira-kira liter yang telah dibilas dengan
50 liter-media, bahkan larutan stok aquadest. Gelas piala dibilas
mikro dapat dipergunakan sampai dengan aquadest dan air bilasan
200 liter media. Larutan stok,, bila dituang ke dalam labu takar
dapat disimpan ditempat yang (sebaiknya bilaslah dengan 50 ml
bertemperatur rendah dan gelap. aquadest 2-3 kali). Kemudian
Pembuatan larutan stok ditambahkan aquadest hingga
berdasarkan pengelompokan dalam volume' larutan tepat pada 1 liter.
stok makro, stok mikro, stok Fe, Larutan telah jadi, lalu dipindahkan
stok vitamin dan stok hormon ke dalam erlenmeyer/botol reagent
terutama bila larutan stok tidak ukuran 1 liter yang bersih, diberi
disimpan ter-lalu lama (segera label A dan ditutup rapat. Larutan
digunakan habis). Stok hormon stok A dapat disimpan pada suhu
dapat disimpan antara 2-4 minggu, kamar. Untuk membuat 1 liter
sedangkan stok hara dapat media, dibutuhkan 20 ml larutan
disimpan 4-8 minggu. Dengan stok A.
adanya larutan stok, pembuatan media selanjutnya hanya dengan
a. Pembuatan Media
teknik pengenceran dan pencanpuran saja.
Dewasa ini beberapa media kultur Hal yang perlu diperhatikan jaringan dapat dibeli dalam bentuk
dalam pembuatan larutan stok bubuk yang telah dipersiapkan.
adalah penyimpanan (daya simpan) Tergantung dari jenisnya, ada yang
larutan. Larutan yang sudah hanya mengandung garam makro
mengalami pengendapan, tidak dan mikro serta vitamin, ada juga
dapat digunakan lagi.
Pengendapan larutan stok diberi label "B", ditutup rapat dan umumnya terjadi bila kepekatan
disimpan dalam kondisi suhu larutan terlalu tinggi. Oleh karena
kamar. Untuk membuat 1 liter itu pengendapan larutan dapat
media diperlukan 20 ml larutan dihindari dengan membuat larutan
stok B.
yang tidak terlalu pekat atau tidak Stok C, 1 liter (100 kali menggunakan larutan campuran,
konsentrasi): Timbang yaitu dengan menbuat satu larutan
persenyawaan CaCl 2 .H 2 O stok hanya untuk satu jenis bahan
sebanyak 44 gram, kemudian (terutama untuk unsur hara makro).
dilarutkan dalam 700 ml aquadest Kondisi simpan juga perlu
dalam galas piala 1 liter. diperhatikan, karena ada beberapa
Persenyawaan kalsium-klorida bahar yang tidak tahan dalam suhu
akan membebaskan kalor bila tinggi atau cahaya. Larutan stok
dilarutkan dalam air. Oleh karena kadang-kadang ditumbuhi itu sebelum ditempatkan mikroba. Larutan stok yang
volumenya, larutan dibiarkan terkontaminasi mikroorganisme mendingin dahulu hingga suhu ini, juga tidak dapat digunakan
kembali ke suhu kamar. Setelah lagi. Oleh karena itu kondisi
suhu kembali ke suhu kamar, simpan harus dijaga kebersihan
ulangilah proses seperti pembuatan dan tempat (wadah) larutan harus
larutan stok A dan B. Dalam 1 liter diusahakan. serapat mungkin.
media MS, diperlukan 10 ml larutan stok C. Larutan stok C
b. Stok hara makro
dapat disimpan dalam kondisi seperti larutan stok A dan B.
Senyawa-senyawa sumber Stok D, 1 liter (100 kali unsur hara makro diperlukan dalam
konsentrasi): Timbang 37 gram jumlah yang cukup besar. Oleh
persenyawaan MgSO 4 .H 2 O dan 17 karena itu sebaiknya dibuat dalam
gram KH 2 PO 4 . Larutkan secara larutan stok tunggal. Jenis anion
terpisah easing-easing persenya- senyawa sumber unsur hara makro
waan dalam 350 ml aquadest. tidak sama, kemungkinan hal
Setelah larut, kedua persenyawaan tersebut akan mempercepat dituangkan dalam satu labu takar 1 pengendapan larutan.
liter. Proses selanjutnya sama Larutan Stok B, 1 liter. seperti pada pembuatan stok se- Timbang persenyawaan KNO 3 belumnya. Larutan stok D dapat
sebanyak 95 gram, kemudian, di- disimpan dalam kondisi suhu larutkan dalam gelas piala 1 liter
kamar. Untuk membuat media MS yang telah berisi 700 ml aquadest.
1 liter, dibutuhkan 10 ml larutan Larutan diaduk hingga larut
stok D
merata. Larutan dituang ke dalam Larutan stok E, 1 liter (200 kali labu takar 1 liter seperti pada
konsentrasi): Timbang 5.57 gram proses pembuatan larutan stok A.
FeSO 4 .7H 2 O dan 7.45 gram Setelah volume larutan diterakan 1
Na2EDTA. Kedua bahan tersebut liter, larutan dipindahkan
dilarutkan secara terpisah dalam dalam gelas erlenmeyer 1 liter,
ke
kira-kira 350 ml aquadest, gunakan kira-kira 350 ml aquadest, gunakan
FeSO 4 .7H 2 O dan diaduk hingga tercampur merata. Biarkan hingga suhu kembali ke suhu kamar. Setelah mendingin, masukkan larutan campuran itu ke dalam labu takar, ulangi proses pembuatan stok terdahulu. Setelah volume tepat 1 liter, pindahkan ke dalam erlenmeyer/botol 1 liter yang bersih dan seluruh sisinya sudah tertutup aluminium foil. Larutan stok E dapat disimpan dalam kondisi.suhu kamar, tetapi lebih baik disimpan dalam lemari es. Karena larutan Fe ini peka terhadap cahaya, maka perlu diselubungi aluminium foil pada
erlenmeyer/botol penyimpannya.
Untuk membuat 1 liter media MS, diperlukan 5 ml larutan stok E.
c. Stok hara mikro.
Unsur hara mikro sangat sedikit diperlukan dalam pembuatan media. Biasanya larutan hara makro dibuat dengan kepekatan 200 kali konsentrasi akhir media dan bahan yang diperiukan masih cukup kecil jumlahnya. Oleh karena itu larutan stok unsur hara mikro dapat dibuat sebagai stok campuran. Cara membuat larutan stok hara mikro dapat dirinci sebagai berikut:
Timbang bahan-bahan sumber hara mikro dengan menggunakan timbangan analitik dalam jumlah sebagai berikut:
Nama Berat
Senyawa
MnSO 4 .H 2 0 3380.0 mg ZnSO 4 .7H 2 0 1720.0 mg
H 3 B0 3 1240.0 mg KI 166.0 mg Na 2 MoO 4 .2H 2 0 50.0 mg CoCl.6H 2 0 5.0 mg CuSO 4 .5H 2 0 5.0 mg
Masukkan bahan satu per satu kedalam gelas piala 1 liter yang telah berisi 700 ml aquadest. Setiap memasukkan bahan diikuti dengan pengadukan agar larut, baru disusul oleh bahan berikutnya. Setelah semua bahan larut, baru dimasukkan ke dalam labu takar 1 liter dan volume ditempatkan 1 liter dengan menambah aquadest.
Larutan yang telah jadi selanjutnya dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan diberi label F, ditutup rapat dan disimpan pada suhu kamar. Satu liter media MS hanya memerlukan 5 ml larutan stok F. Vitamin dan zat pengatur tumbuh, merupakan bahan-bahan kimia organik. Bahan-bahan organik, umumnya peka terhadap suhu tinggi dan cahaya. Selain itu zat organik dalam bentuk larutan mudah mengalami perubahan, sehingga:tidak awet. Oleh karena itu larutan stok vitamin dan zat pengatur tumbuh, harus disimpan di dalam lemari es dan sebaiknya dalam membuatnya tidak usah banyak-banyak agar cepat habis terpakai.
d. Larutan stok vitamin.
Bila vitamin bukan merupakan vitamin yang sama, maka larutan stok vitamin dapat dibuat' sebagai stok campuran. Sebagai contoh
akan dibuat media dasar yang memerlukan thiamine HCl 0.1 mg, nicotinic acid U.5 mg, pyridoxine HCl 0.5 mg dan glycine 2.0 mg per liter media. Untuk membuat larutan stok, umumnya dibuat 1000 kali konsentrasi akhir, sebanyak 100 ml. Usahakan volume tidak melebihi 50 ml, hati-hati dalam membilas bahan yang dimasukkan ke labu. Labu takar kemudian dikocok hingga semua bahan larut merata. Setelah larut merata, kemudian volume labu ditepatkan sampai 100 ml dengan menambahkan aquadest. Larutan yang telah jadi, kemudian dipindahkan ke botol 100 ml, ditutup rapat, diberi label, lalu disimpan dalam lemari es. Satu liter media yang dibuat, hanya membutuhkan 1 mllarutan stok vitamin. Khusus myo-inositol, dibuat larutan stok tunggal dengan kepekatan 100 kali konsentrasi akhir media.
e. Larutan stok zat pengatur
tumbuh
Zat pengatur tumbuh, umumnya hanya dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit. Proses penimbangan zat pengatur tumbuh untuk larutan stok, sulit digeneralisasikan, karena biasanya zat pengatur tum- buh merupakan perlakuan dalam media kultur jaringan. B iasanya larutan stok zat pengatur tumbuh dibuat dengan kepekatan 1-10 mg/ml. Sebagai contoh, berikut ini diuraikan pembuatan larutan stok zat pengatur tumbuh dengan kepekatan
1 mg/ml sebanyak 100 ml.
1) Larutan stok auksin
Timbang bahan sebanyak 100 mg,kemudian dituangkan ke dalam gelas piala 100 ml yang berisi 70 ml aquadest, Sambil diaduk-aduk teteskan sedikit larutan NaOH 1 N dengan hati-hati hingga bahan larut benar-benar. Setelah larut merata, kemudian dipindahkan ke dalam labu takar 100 ml, dan volume ditepatkan 100 ml dengan menambahkan akuades. Larutan yang telah ditepatkan volumenya itu dipindahkan ke dalam erlenmeyer 100 ml, ditutup rapat dan diberi label untuk seterusnya disimpan dalam lemari es. Untuk membuat 1 liter media, kebutuhan larutan stok zat pengatur tumbuh bergantung kepada konsentrasi yang digunakan (perlakuan zat pengatur tumbuh). Bila perlakuan zat pengatur tumbuh (auksin) yang digunakan 1 ppm maka dibutuhkan
1 ml, bila 2 ppm diperlukan 2 dan seterusnya. Sebagai pengganti larutan NaOH, dapat digunakan bahan pelarut alkohol 40%, atau dengan pemanasan larutan awal (larutan sebelum diterakan dalam labu takar) selama beberapa menit hingga bahan benar-benar larut (menjadi jernih).
2) Larutan stok sitokinin
Seperti auksin, sitokinin sebaiknya dibuat stok. dalam jumlah sedikit (100 ml). Umumnya kepekatan yang digunakan hampir sama dengan auksin, yaitu 1-10 mg/ml. Berikut ini diuraikan pembuatan larutan stok kinetin 1 mg/ml sebanyak 100 ml.
Timbang kinetin 100 mg dan larutan stok, harus ditentukan tuang ke dalam galas piala 100 ml
dahulu kebutuhan media, yang berisi 70 ml aquadest. jadwal pembuatan media, dan
Sambil diaduk-aduk, ditetesi semua sarana pembuatan media dengan larutan HCl 1 N dan
harus benar-benar sudah siap. dipanaskan sebentar hingga bahan
• Larutan stok yang telah benar-benar larut (menjadi jernih).
mengalami pengendapan dan Setelah larut dan dingin, larutan
yang sudah ditumbuhi dipindahkan ke dalam labu takar
mikroorganisme, tidak boleh 100 ml untuk ditepatkan
digunakan lagi (dibuang). volumenya pada 100 ml, dengan
• Semua alat-alat gelas (alat menambahkan aquadest. Larutan
ukur, takar, wadah) sebelum yang telah jadi dipindahkan ke
dipergunakan untuk membuat dalam botol simpan 100 ml,
larutan, harus dibilas dulu ditutup rapat, diberi label dan
dengan aquadest. disimpan dalam lemari es. Bila 1
• Setelah selesai digunakan atau ml larutan stok ini ditambahkan
sebelum digunakan lagi, harus dalaa pembuatan 1 liter media akan
pula segera dibilas dengan memberi perlakuan kinetin 1 ppm.
aquadest. Bila tidak digunakan Ketentuan pembuatan larutan
lagi, tempatkanlah pada rak stok auksin dan sitoinin ini dapat
penyimpanan secara terbalik berlaku umum untuk golongan zat
supaya kering dan bagian pengatur tumbuh yang lain. Zat
dalamnya tidak berdebu. pengatur tumbuh yang bereaksi
asam seperti auksin dan giberelin, Cara membuat media dengan dapat dilarutkan dengan bantuan
larutan stok, dilakukan dengan menambahan larutan NaOH (basa),
metode pengenceran. Untuk itu atau menggunakan bahan pelarut
perlu diketahui benar-benar alkohol 40%, atau dengan
volume kebutuhan larutan stok pemanasan. Sedangkan zat masing-masing. sebagai contoh,
pengatur tumbuh yang bereaksi akan dibuat 1 liter media MS basa seperti golongan sitokinin,
dengan perlakuan 1 ppm NAA dan dapat dibantu pelarutannya dengan
2 ppm kinetin. Media yang dibuat menambahkan rapa tetes larutan
adalah media padat dengan 0.8% HCl 1 N, atau dengan pemanasan.
agar dan mengandung 3% gula sukrosa).
Hal-hal yang perlu diperhatikan
pada larutan stok:
9.5 Inisiasi tunas
• Larutan stok unsur hara, sebaiknya tidak disimpan lebih
Inisiasi adalah proses memulai dari dua bulan sebelum
suatu kegiatan kultur jaringan. dipergunakan. Stok vitamin
Inisiasi dapat dilakukan melalui dan zat pengatur tumbuh,
akar, daun, dan jaringan sebaiknya digunakan segar
meristemlainnya. Kalus dapat (kurang dari 2 minggu). Oleh
diinisiasi dari hampir semua bagian karena itu sebelum membuat
tanaman, tetapi organ yang berbeda tanaman, tetapi organ yang berbeda
selama 3 hari dalam keadaan gelap. pula.Jenis tanaman yang Untuk media yang tidak menghasilkan kalus, meliputi
terkontaminasi dipergunakan untuk dikotil berdaun lebar, monokotil
inisiasi kultur.
gymnospermae, pakis, dan juga Tiga eksplan ditanam dalam moss. Bagian tanaman seperti
satu botol media. Ketiga eksplan embrio muda, hipokotil, kotiledon,
ini dianggap sebagai satu unit dan batang muda, merupakan-
percobaan. Kultur diberi label yang bagian yang mudah untuk
berisi keterangan tentang jenis dediferensiasi dan menghasilkan
tanaman, bagian yang diambil, kalus.
kode media, dan tanggal tanam.
Eksplan yang telah disterilkan
Kultur diletakkan pada rak
dikulturkan dalam media kultur
terbuka di dalam ruang kultur
(MS+BAP). Setelah terbentuk tunas,
dengan temperatur rata-rata 250C
tunas tersebut disubkultur dalam
dalam diffuse light. Periksa kultur
media multiplikasi (MS+BAP) dan
setelah satu minggu, untuk melihat
beberapa komponen organik lainnya. Suatu contoh prosedur dalam inisiasi
perkembangan kultur.
kultur kalus, dapat diperoleh dengan
Setelah 4 minggu, kalus yang
menumbuhkan potongan wortel dekat
friable dapat disubkultur pada
lingkaran kambium, di dalam media
media baru. Untuk melihat sel,
MS. Tahapannya adalah sebagai
dapat dipergunakan mikroskop
berikut.
cahaya dengan pembesaran 1000
Tahap awal adalah proses
kali, setelah sel itu diberi larutan
persiapan eksplan. Wortel yang
toluidine blue (0.05% w/v).
segar dan yang kotor cuci wortel
Lakukan pengamatan pertumbuhan
dengan detergent, kupas kulit
kalus. Untuk itu parameter
luarrnya, lalu iris dalam potongan
pertumbuhan yang digunakan
kecil. Sterilkan dalam alkohol 70% selama 1 menit. Bilas dengan
untuk pengaruh media, eksplan,
aquadest steril. Rendam dalam
dan faktor-faktor lain, adalah
larutan clorox 20X, seiama 10 menit.
berat basah kalus, berat kering
Bilas lagi 3 kali dalam aquadest.
kalus, dan diameter kalus
Bagian ujung eksplan yang keluar
dari larutan sterilisasi, dipotong ambil
9.6 Kultur Suspensi Sel
bagian kambium dan tanam di dalam larutan 77:2 media ES dengan
Kalus yang diperoleh dari kultur hormon 2,4-D.
kalus, dapat dipindahkan ke media cair
Mempersiapkan media dan
untuk inisiasi kultur suspensi sel, atau
lingkungan kultur, gunakan media
dipindahkan ke media lain untuk
MS yang diberi tambahan 2,4-D 1
diregenerasi menjadi tanaman.
mg/l; sukrosa 30 gr/1, agar 8 gr/l.
Regenerasi tanaman dapat melalui
Setelah dipanaskan untuk organogenesis atau embriogenesis.
Dalam organogenesis, kalus dapat
melarutkan agar, media membentuk akar atau tunas, atau kedua- dimasukkan ke dalam botol 75 ml
duanya. Dalam kultur kalus yang hanya
masing-masing 15 ml, lalu ditutup
membentuk akar, seringkali dijumpai
dengan aluminium foil. Setelah dengan aluminium foil. Setelah
supaya: y Pemecahan gumpalan se1 menjadi
agregat kecil dan sel tunggal, y Distribusi sel yang merata dalam
media, y Pertukaran gas antara media dan
udara. Dalam suspensi sel dikenal dua kelompok kultur, yaitu: kultur batch dan, continuous. Kultur sel batch adalah kultur dalam media hara dengan volume tetap, tetapi dengan konsentrasi hara yang
Gambar 9.10 Pengamatan pertumbuhan kalus
berubah sesuai dengan tingkat pertumbuhan sel. Sebagai contoh:
Tetapi bila regenerasi terjadi melalui misainya kultur berisi 20-75 ml media. pembentukan tunas terlebih dahulu, maka
Selama masa inkubasi, terjadi kemungkinan induksi akar lebih mudah.
pertambahan biomass yang mengikuti Sedangkan dalam embryogenesis,
pola sigmold.Setelah mencapai suatu pembentukan pucuk dan akar sudah
masa tertentu, sel berhenti membelah terintegrasi dalam satu sumber, dan
karena kehabisan hara dan akumulasi merupakan suatu sistem tertutup (closed
metabolik yang toxic. Setelah mencapai system) yang tidak berhubungan dengari
fase ini, kultur batch harus jaringan asalnya. Kultur suspensi sel
diperbarui/diperbanyak. merupakan suatu sistem yang sesuai
Perbanyakan dilakukan dengan untuk mempelajari metabolisme sel,
memindahkan sejumlah kecil sel dan pengaruh berbagai persenyawaan pada
disubkultur pada media baru. Kultur sel, serta diferensiasi sel.
continuous merupakan kultur sel jangka Sedangkan dalam segi praktisnya,
panjang dengan suplai hara yang konstan kultur suspensi sel dipergunakan sebagai
dalam wadah yang besar. Dalam kultur ini sumber:
terdapat sistem untuk sirkulasi y Sel-sel untuk protoplasma
mengeluarkan media lama dan ditambah y Sel-sel yang akan diberi perlakuan
dengan media yang baru. Dalam kultur mutagen kimia
sel continuous terdapat dua tipe, yaitu y Sel untuk studi hubungan host-
tipe tertutup (closed type) dan tipe patogen adalah fitopatologi
terbuka (open type)
y Massa untuk produksi bahan-bahan Dalam tipe tertutup, sel bertambah sekunder
terus tanpa dipanen, hanya media yang y Sel-sel untuk media seleksi.
disirkulasi. Sedangkan pada tipe terbuka, penapbahan media baru disertai juga dengan panen sel. Tipe kultur contnuous
Inisiasi kultur dari kalus, merupakan cara yang terbuka dapat menggunakan yang paling sederhana dan banyak chemostat atau turbidostat. Chemostat dilakukan.
Kalus yang segar kira- menggunakan standard konsentrasi kira 200 - 250 mg dapat dipindahkan ke bahan-bahan kimia tertentu yang
40 ml media cair dalam botol erlenneyer mengatur laju pertumbuhan, misalnya 125 ml. Kultur kemudian diletakkan pada kadar N, P, atau glukosa. Persenyawaan shaker dan dikocok dengan kecepatan N, P, atau glukosa, diatur sedemikian 90-100 rpm secara terus menerus. rupa pada suatu level yang tetap untuk Penanbahan auksin dalam suspensi mengatur populasi sel yang tertentu. menghasilkan kultur sel yang terpisah
Pada tipe kultur continuous dengan
Kalus adalah suatu kumpulan sel
turbidostat, diatur jumlah tertentu, yang
amorphous yang terjadi dari sel-sel
diukur dengan turbiditas. Kerapatan
jaringan yang membelah diri
biomass yang melebihi turbiditas - yang
secara terns menerus. Dalam sudah ditentukan, akan dikeluarkan. keadaan in vivo, kalus pada
Kultur suspensi sel dapat diinisiasi dari kalus.
umumnya terbentuk pada bekas- bekas luka akibat serangan infeksi
mikro organisme: Agrobacterium tumefaciens, gigitan atau tusukan serangga dan nematoda. Kalus juga dapat terbentuk sebagai akibat stress.
Dalam hal kalus sebagai akibat serangan bakteri Agrobacterium tumefaciens, sering disebut sebagai tumor. Kultur kalus bertujuan untuk memperoleh kalus dari
eksplan yang diisolasi dan ditumbuhkan dalam lingkungan
terkendali.
Gambar 9.11
Multiplikasi tanaman
9.7 Multiplikasi.
Multiplikasi dilakukan secara berulang sampai diperoleh jumlah tanaman yang dikehendaki, sesuai dengan kapasitas laboratorium. Setiap siklus multiplikasi ber- langsung selama 2–3 bulan. Untuk biakan (tunas) yang telah responsif stater cultur, dalam periode
Gambar 9. 12
tersebut dari 1 tunas dapat
Produksi tanaman kultur jaringan secara
dihasilkan 10-20 tunas baru.
komersial
Setelah tunas mencapai jumlah
yang diinginkan, biakan Kalus diharapkan dipindahkan (dikulturkan) pada
memperbanyak dirinya secara media perakaran.
terus menerus. Sel-sel penyusun kalus adalah sel-sel parenkhima terus menerus. Sel-sel penyusun kalus adalah sel-sel parenkhima
Dalam kuitur in vitro, kalus dapat dihasilkan dari potongan organ
Kalus dapat diinisiasi dari yang telah didalam media yang
hampir semua bagian tanaman, mengandung auksin dan kadang-
tetapi organ yang berbeda kadang juga sitokinin. Bila eksplan
menunjukkan kecepatan yang digunakan mengandung
pembelahan sel yang berbeda kambium, maka kalus dapat
pula.Jenis tanaman yang terbentuk tanpa parlakuan zat
menghasilkan kalus, meliputi pengatur tumbuh. Pembentukan
dikotil berdaun lebar, monokotil kalus pada eksplan yang ada
gymnospermae, pakis, dan juga nkambium ini, serupa dengan
moss. Bagian tanaman seperti kejadian pencangkokan dan embrio muda, hipokotil, kotiledon, penyetekan.
dan batang muda, merupakan- Berdasarkan kebutuhan akan zat
bagian yang mudah untuk pengatur tumbuh untuk menbentuk
dediferensiasi dan menghasilkan kalus, jaringan tanaman
kalus.
digolongkan dalam 4 grup: Suatu sifat yang diamati dalam y Jaringan tanaman yang jaringan yang membentuk kalus, membutuhkan hanya auksin
adalah bahwa pembelahan sel tidak selain gula dan garam-garam
terjadi pada semua sel dalam mineral untuk dapat jaringan asal, tetapi hanya sel di membentuk kalus seperti: umbi
lapisan periphery yang membelan artichoke.
terus menerus, sedangkan sel-sel di y Jaringan yang memeriukan
tengah tetap guiscent. Inisiasi auksin dan sitokinin selain gula
pembelahan sel yang hanya dan garam-garam mineral
terbatas di lapisan luar dari seperti: empulur tembakau.
jaringan, kemungkinan disebabkan y Jaringan yang tidak perlu
oleh faktor-faktor: ketersediaan auksin dan sitokinin, hanya
oksigen yang lebih tinggi, gula dan garam-garam mineral
keluarnya gas CO2. Kesediaan seperti: jaringan kambium.
hara yang lebih banyak, y Jaringan yang memerlukan
penghambat yang bersifat folatik hanya sitokinin, gula, dan
lebih cepat menguap, dan cahaya. garam-garam mineral seperti
Dalam mempelajari proses parenkhima xylem dari akar
pembentukan kalus sebagai akibat turnip.
perlukaan, Fosket & Roberts (1965 dalam Yeoman, 1970), mengamati
Pada umumnya, kemampuan empat lapisan sel yang berbeda pembentukan, kalus dari jaringan
dalam wortel yang dikultur pada tergantung juga dari:
berbagai media. Lapisan-lapisan y Umur fisiologi dari jaringan
sel yang berbeda terlihat jelas tiga waktu diisolasi.
hari setelah kuitur terdiri dari y Musim pada waktu bahan
Lapisan luar dengan sel-sel yang tanaman diisolasi.
pecah. Lapisan kedua terdiri dari pecah. Lapisan kedua terdiri dari
Beberapa jaringan yang telah dicoba dan menghasilkan sel yang cukup seragam antara lain: sel parenkhima phloem dari wortel dan parenkhima sel penyimpan (storage cell) dari umbi artichoke jerusalem. Eksplan batang, akar, dan daun, menghasilkan kalus yang heterogenous dengan berbagai macam sel. Kadang-kadang jaringan yang kelihatan seragam histologinya seperti pembuluh tembakau, ternyata menghasilkan kalus dengan sel yang mempunyai DNA yang berbeda yang mencerminkan level ploidi yang berbeda. Kalus yang robek mau akan campuran sel dengan tingkat ploidi yang berbeda. Sel-sel yang heterogen dari jaringan yang kompleks menunjukkan pertumbuhan yang berbeda. Dengan mengubah komposisi media, terjadi seleksi sel-sel yang menpunyai sfat khusus. Hal ini berarti bahwa media tumbuh menentukan komposisi kalus. Sel yang jumlahnya paling banyak
merupakan sel yang paling cepat membelah, paling sedikit adalah sel yang paling lambat membelannya. Media seleksi dapat berdasarkan unsur-unsur hara, atau zat pengatur tumbuh yang ditambahkan ke dalam media.
Sel-sel yang heterogen selain berasal dari asalnya, dapat juga terjadi akibat masa kultur jaringan melalui subkultur yang berkali- kali. Perubahan terjadi, dapat merupakan: y berasi khromosom; y mutasi gen; y endoreduplikasi yang
menghasilkan polipicidi; y transposisi urutan DNA (DNA
sequences transposition); y amplifikasi gen: jumlah gen untuk suatu sifat tertentu per genome haploid bertambah;
y hilangnya suatu gen (deletion. Kecepatan perubahan dalam
khromosom tergantung juga dari macam media yang digunakan, serta jenis tanamannya. Ketidak- stabilan khromosom ini menyu- litkan aplikasi kultur kalus untuk parbanyakan, maupun untuk produksi bahan-bahan/ persenyawaan sekunder. Sebaliknya, ketidak-stabilan tersebut dapat dipergunakan dalam seleksi dan pemuliaan in vitro, untuk memperoleh sifat-sifat baru yang menguntungkan seperti: resistensi terhadap penyakit, hilangnya suatu morfologi yang memang tidak diinginkan seperti duri, atau warner pada bunga. Ciri dari tumor adalah: y terjadinya penyakit ini (Crown
gall disease) melalui luka, y jaringan tumor yang terjadi dapat tumbuh terus, walaupun gall disease) melalui luka, y jaringan tumor yang terjadi dapat tumbuh terus, walaupun
bibit cukup kuat untuk ditanam di dibuktikan pada perbobaan
lapang.
penyambungan. bagian yang terserang, pada tanaman sehat,
y tumor ini bila tumbuh pada media buatan, tidak memerlukan auksin maupun
sitokinin, Ketidak-tergantungan jaringan tanaman untuk tumbuh dan terus membelah, disebut habituation.
Kalus yang ditumbuhkan pada suatu media, perlu dipindahkan
secara teratur dalam jangka waktu
Gambar 9.13.
tertentu. Masa kultur yang panjang
Perakaran tanaman hasil kultur jaringan
dalam media yang tetap, akan
menyebabkan terjadinya kehabisan
9.8 Aklimatisasi
hara dan air. Kehabisan air dapat
terjadi karena selain terhisap untuk Dapat dilakukan di rumah pertumbuhan, juga karena media
kaca, rumah kasa atau persemaian, menguapkan air dari masa ke
yang kondisinya (terutama masa. Selain kehabisan hara, dalam
kelembaban) dapat dikendalikan. kalus, juga mengeluarkan senyawa
planlet ditanam dalam polibag hasil metabolisme yang diameter +10 cm yang berisi menghambat pertumbuhan kalus
media (tanah+pupuk kandang) itu sendiri. Oleh karena itu, untuk
yang telah disterilkan. Planlet menjaga kehidupan dan (dalam polibag) dipelihara di perbanyakan yang sinambung
rumah kaca atau rumah kasa. kalus yang dihasilkan perlu
Kedua, bibit ditaruh di atas disubkultur.
bedengan yang dinaungi dengan Pada subkultur, massa sel yang
plastik. Lebar pesemaian 1-1,2 m, dipindahkan harus cukup banyak,
panjangnya tergantung keadaan agar ada pertumbuhan yang cepat
tempat. Dua sampai tiga minggu dalam media baru menggunakan
sebelum tanam, bedengan dipupuk
inokulum yang mempunyai dengan pupuk kandang (+4 kg/m ) diameter 5-10 mm atau sekitar 20-
dan disterilkan dengan formalin 100 mg. Subkultur sebaiknya
4%. Planlet ditanam dengan jarak dilakukan 28 hari sekali. Namun
20 cm x 20 cm. Aklimatisasi waktu yang tepat untuk berlangsung selama 2-3 bulan. memindahkan kultur, tergantung
Aklimatisasi cara pertama dapat dari kecepatan pertumbuhan kalus.
dilakukan bila lokasi pertanaman Untuk perakaran digunakan
letaknya jauh dari pesemaian dan media MS+NAA. Proses perakaran
cara kedua dilakukan bila pada mumnya berlangsung selama cara kedua dilakukan bila pada mumnya berlangsung selama
hari sampai 30 minggu. Rata-rata persentase tanaman hidup semua perlakuan maksimum 10%. Persentase tanaman hidup pada perlakuan sekam mentah + humus bambu dan arang sekam + humus bambu menurun seiring dengan bertambahnya umur tanaman Hasil pengamatan menunjukkan bahwa perlakuan media arang sekam
memperlihatkan pertambahan tinggi tanaman terbesar dan kombinasi arang sekam dan sekam mentah memperlihatkan pertambahan tinggi tanaman terkecil. Jumlah daun terbanyak diperoleh pada media arang sekam, sedangkan jumlah daun terendah pada kombinasi sekam mentah dan
Gambar 9.14. Aklimatisasi tanaman di dalan screen house
arang sekam. Hasil ini
dan, tanaman hasil aklimatisasi
kemungkinan disebabkan arang sekam mempunyai sifat ringan
Proses aklimatisasi harus (berat jenis 0,2 kg/l), banyak pori- dilakukan dengan hati-hati, karena
porinya, kapasitas menahan air tahapan ini merupakan tahapan
tinggi, dan berwarna hitam akhir sebelum plantlet dipindahkan
sehingga dapat menyerap sinar ke lapangan budidaya. Pada
matahari dengan efektif. Data umumnya parameter aklimatisasi
pada menunjukkan bahwa panjang adalah persentase tanaman hidup,
daun dan lebar daun anthurium jumlah daun, tinggi tanaman, serta
yang ditanam pada media sekam panjang dan lebar daun. Waktu
mentah dan arang sekam lebih aklimatisasi sangat bervariasi
besar dibandingkan pada media tergantung jenis tanaman yang
humus bambu atau kombinasi dikulturkan. Pada umumnya
beberapa media. Hal ini aklimatisasi dilakukan selama 4
menunjukkan bahwa tanpa minggu sampai tanaman tanaman
dikombinasikan dengan media berumur 30 minggu.
yang lain, sekam mentah dan arang Proses aklimatisasi dengan
sekam dapat digunakan sebagai perendaman planlet dalam benomil
media aklimatisasi anthurium. Hal 1% dan penutupan planlet dengan
ini dikarenakan sekam padi, baik plastik transparan pada 30 hari
mentah maupun bakar, mempunyai pertama sangat berpengaruh aerasi yang cukup tinggi sehingga terhadap kemampuan planlet untuk
mampu menyerap air dan unsur beradaptasi. Pengamatan hara yang diperlukan untuk persentase tanaman hidup dilaku-
pertumbuhan tanaman. Hasil pertumbuhan tanaman. Hasil
mengendalikan kontaminasi. mentah dan sekam bakar
(b) Persiapkan media dan merupakan media yang paling
persiapkan kotak yang bersih. tinggi untuk tinggi tanaman,
Persiapkan media sesuai jumlah daun, panjang daun, dan
dengan petunjuk. Sebanyak 1 lebar daun.
paket media, 1 ml PPM, 5 Keberhasilan akilimatisasi
sendok teh gula.jika media planlet anthurium dipengaruhi oleh
belum mengandung sukrosa penyiapan planlet yang baik dan
ditambahkan ke dalam 1 liter proses aklimatisasi secara
air suling, campurkan bahan bertahap. Media arang sekam dan
dengan baik. Sesuaikan pH sekam mentah menghasilkan
media hingga mencapai 5.5. pertumbuhan tanaman (tinggi
Tuangkan 3 sendok teh media tanaman, jumlah daun, panjang
ke dalam wadah berupa botol. daun, dan lebar daun) paling baik.
Tambahkan agar ke setiap boto Media arang sekam dapat
sebelum disterilisasi. Lakukan digunakan sebagai media alternatif
streilisasi sesuai petunjuk.
untuk aklimatisasi anthurium.
9.9 Kultur jaringan pada berbagai tanaman
Berikut ini adalah beberapa contoh keberhasilan produksi benih vegetatif menggunakan metode kultur jaringan.
1) Kultur Jaringan Anggrek
Anggrek merupakan bunga yang indah dan tanaman yang mistrius yang dapat dengan mudah dibudidayakan di laboratorium sederhana dengan menggunakan bahan-bahan berikut ini. (a) Bahan-bahan: Media Knudson
C atau media MS, gula, PPM, agar, bibit bunga. Media Knudson C atau media MS diperlukan bagi bibit anggrek
dan dapat diperoleh di toko. Gambar 9.16
Benih tanaman dalam proses kultur agar dan
PPM (Plant Preservative
individu baru tanaman anggrek siap
Mixture) umumnya tidak
transplantasi
digunakan dalam kultur bibit anggrek, tetapi dapat
Celupkan unit penyaringan ke dalam larutan 70% alkohol hingga semua benih basah. Semprotkan alkohol ke bagian dalam hingga semua bagian saringan menjadi steril
Lakukan desinfeksi terhadap pinset. Gunakan pinset yang sudah steril untuk mengangkat alat-alat yang direndam dalam alkohol dan pinbdahkan ke larutan 10% pemutih+deterjen. Celupkan berulang-ulang semua benih ke dalam larutan pemutih dan lanjutkan selama 10
Gambar 9.15
menit
Bibit tanaman anggrek, dari hasil kultur Dengan menggunakan pinset, angkat
jaringgan hingga bunga semua benda yang direndam dalam larutan pemutih dan biarkan kering. (c) Melakukan desinfeksi benih: Tempatkan benih pada piring steril,
gunakan unit filter yang
dengan spatula steril, sendok kecil atau
dirancang sendiri, atau pisau mentega tumpul pindahkan menggunakan sucrosa dan
beberapa benih ke dlaam botol media
peroksida.
yang steril.
(d) Bungkus wadah untuk Sebarkan benih di atas permukaan
media, tambahkan air steril dengan
mencegah kontaminasi dan
sendok ke permukaan media agar benih simpan pada suhu kamar. menebar. Tutup dan balut dengan selotip
Beberapa species menyukai
b) Menggunakan saringan kopi inkubasi gelap sedangkan
Perlengkapan meliputi kertas beberap jenis lainnhya dapat
saring yang biasa digunakan diinkubasi dalam kondisi
menyaringkopi, corong, l10% bercahaya.
arutan pemutih, air steril plus (e) Tunggu beberapa minggu
piring steril atau anduk kertas dan sampai beberapa bulan agar
pinset atau spatula/pisau. Benih bibit dapat berkecambah.
ditempatkan dalam tabung reaksi (f) Lakukan subkultur pada media
atau botol kecil. Tambahkan baru,
larutan 10% cairan pemutih + beberapa tetes deterjen. Benih dan
larutan diaduk selama 10 menit.
2) Desinfeksi atau desinfestasi benih anggrek
a) Menggunakan unit penyaringan buatan sendiri Alat dan bahan yang diperlukan meliputi 70% isopropyl alcohol, 10% larutan pemutih dan air steril plus piring steril serta pinset. Taburkan benih anggrek pada unit penyariang yang sudah disiapkan
Campuran ditaburkan ke dalam corong yang sudah dilapisi kertas Campuran ditaburkan ke dalam corong yang sudah dilapisi kertas
ini akan membunuh bakteri dan Air steril dibubuhkan ke atas benih
perkecambahan spora jamur. beberapa kali untuk membebaskan
Campurkan larutan dengan pipet dari cairan pemutih.
dan tambahkan beberapa tetes kepada botol media. Miringkan dasar botol untuk menyebarkan benih ke atas media agar. Tutup botol dan balut penutup botol.
d) Menggunakan buah anggrek hijau Perlengkapan terdiri dari larutan
70% isopropyl alcohol, larutan 10% pemutih dan air steril plus
piring steril serta pinset. Buah Dengan menggunakan spatula
anggrek yang hijau dibersihkan steril, sendok kecil atau pisau roti
dengan sikat gigi kemudian yang tumpul pindahkan benih ke
rendam dengan larutan 70% dalam botol medium yang steril
isopropyl alkohol selama beberapa pula. Media cair dapat digunakan
detik, diikuti dengan prendaman jika memiliki unit pengguncang
dengan larutan 10% pemutih (shaker). Sebarkan benih di atas
selama 20 menit.
permukaan media, tambahkan Tempatkan buah anggrek pada sedikit air steril dengan sendok ke
permukaan piring steril kemudia atas media agar benih menyebar.
belah menjadi dua dan pindahkan Tutup dan balut penutup botol.
biji yang terdapat di dalam buah dengan hati-hati dengan
c) Menggunakan sukrosa dan menggunakan pinset atau ujung peroksida:
pisau roti yang tumpul. Lanjutkan dengan memasukkan benih ke
Perlengkapan untuk ini terdiri dalam media yang sudah disiapkan dari larutan 5% gula, tabung rekasi
kecil atau botol kecil, hidrogen peroksida (3%), dan pipet transfer. Benih ditempatkan dalam tabung reaksi dan tambahkan larutan 5% sukrosa (dengan beberapa tetes deterjen). Campuran ini dibiarkan (diinkubasikan) selama 12 jam.
Tambahan sukrosa akan membantu germinasi spora jamur. Sukrosa kemudian diambil dengan menggunakan pipet transfer. Tambahkan hydrogen peroxida (3%) dan biarkan benih
Gambar 9.17 Rangkaian proses produksi bibit anggrek dengan media agar
Berikut ini adalah contoh dari hasil perkembang biakan tanaman anggrek melalui proses kultur
jaringan secara komersial.
Gambar 9.18 Pemisahan rumpun anakan bibit tanaman anggrek hasil kultur jaringan
2. Kultur jaringan tanaman kopi
Bahan yang digunakan adalah potongan daun kopi muda yang masih berwarna hijau-kemerahan atau hijau segar. Daun tersebut dipotong kecil-kecil berukuran kurang lebih 5 mm berbentuk segi empat atau Potongan daun tadi Bahan yang digunakan adalah potongan daun kopi muda yang masih berwarna hijau-kemerahan atau hijau segar. Daun tersebut dipotong kecil-kecil berukuran kurang lebih 5 mm berbentuk segi empat atau Potongan daun tadi
kaca, dan tempat persemaian di khusus yang untuk memenuhi
kebun. Perlakuan yang diberikan kebutuhan makanan bagi po-
di laboratorium meliputi jenis tongan daun kopi tersebut. media, macam dan kadar zat pengatur tumbuh, kondisi penanaman yang paling sesuai, dan sebagainya. Sebelum menjadi tanaman, potongan daun tersebut akan membentuk gumpalan- gumpalan yang berwarna putih- kekuningan dan krem, berbentuk bulat atau lonjong
yang disebut sebagai "kalus". Selanjutnya kalus ini akan tumbuh dan berkembang menjadi calon atau bakal bibit yang disebut "embrio". Dalam beberapa percobaan, ada juga dari potongan daun langsung membentuk embrio. Embrio inilah yang akan tumbuh dan berkembang menjadi bibit
Gambar 9.19
yang ukurannya kecilkecil.
Tanaman anggrek di dalam rumah kaca: dari
bibit hingga produksi bunga Selanjutnya, bibit dipindah ke dalam botol yang sesuai dengan ukuran bibit agar tumbuh dan berkembang lebih jauh menjadi tanaman yang lebih besar. Pada
tahap ini bibit diberi beberapa perlakuan seiring dengan pertambahan umur. Di rumah kaca, perlakuan yang diberikan meliputi umur dan kondisi bibit, macam bahan untuk tempat
pertumbuhan bibit, cahaya,
kelembapan, suhu, dan sebagainya.
Gambar 9.20.
Bunga anggrek dalam pot, tanaman hias yang
Adapun perlakuan yang diberikan
indah
di tempat persemaian, yang paling penting adalah tingkat cahaya dan
Campuran bahan-bahan ini penaungan untuk mengatur dinamakan “media.” Untuk kelembapan. Apabila perlakuan
membuat potongan daun mampu terakhir ini sudah berhasil, maka tumbuh dan berkembang, tentunya
bibit kopi siap ditanam secara luas perlu beberapa perlakuan khusus
di kebun. Berdasarkan hasil agar dapat berhasil membentuk
penelitian, bibit kopi asal kultur bibit yang sempurna. Perlakuan ini
jaringan dapat tumbuh dan jaringan dapat tumbuh dan
berukuran 5 mm. Cara ini telah menghasilkan tanaman kopi yang mampu berbuah di kebun. Bahkan per buhan dan perkembangannya lebih pesat dan waktu berbuahnya lebih cepat dibanding tanaman dari benih maupun cangkok. Bibit tanaman kopi biasanya disiapkan dari benih, cangkok ataupun sambung. Namun sejak berkembangnya bioteknologi, bibit
tanaman dapat disiapkan dari Gambar 9.21
Potongan daun kopi yang ditanam pada media,
potongan daun yang hanya
gumpalan kalus dan embrio yang tumbuh dari
berukuran 5 mm. Cara ini telah
potongan daun kopi, dan bibit tanaman kopi dalam botol yang berasal dari perkembangan
menghasilkan tanaman kopi yang
embrio.
mampu berbuah di kebun. Bahkan per buhan dan perkembangannya
Keunggulan Tanaman Kopi Asal lebih pesat dan waktu berbuahnya
Kultur Jaringan Dibanding lebih cepat dibanding tanaman dari
tanaman kopi asal benih maupun benih maupun cangkok.
cangkok, tanaman kopi asal kultur jaringan mempunyai beberapa keunggulan, yaitu:
Proses pembuatannya lebih praktis, karena hanya dilakukan
dalam ruangan yang relatif kecil.
Bibit yang dihasilkan lebih seragam, baik umur, tinggi maupun kondisi fisik lainnya.
Proses pembuatannya berlangsung cepat, karena tidak
menunggu tanaman induk sampai besar/dewasa.
Dapat dihasilkan dalam jumlah besar sesuai pesanan dalam waktu relatif singkat (Imron Riyadi, 2007).
dan tangkai bunga (peduncle). Secara konvensional, anthurium dapat diperbanyak melalui biji dan pemotongan rimpang. Namun, cara perbanyakan tersebut membutuhkan waktu cukup lama dan menghasilkan tanaman yang pertumbuhannya tidak seragam. Anthurium dari biji baru dapat berbunga setelah berumur 1,5-3 tahun (Higaki dan Watson 1967). Perbanyakan melalui pemotongan rimpang memerlukan waktu 6 bulan sampai 1 tahun untuk pemisahan rimpang, dan 6-8 bulan untuk pende-wasaan. Oleh karena itu, perlu dikembangkan teknik perbanyakan alternatif yang lebih potensial.
Kultur jaringan tanaman meru- pakan teknik menumbuh- kembangkan bagian tanaman, baik berupa sel, jaringan maupun organ dalam kondisi aseptik secara in vitro.
Teknik ini mampu
Gambar 9. 22. Bibit kopi yang sudah dijarangkan dalam botol
memperbanyak tanaman dalam
dan bibit kopi yang sudah siap ditanam di
jumlah besar dan dalam waktu
kebun
relatif singkat. Oleh karena itu,
perbanyakan anthurium dengan teknik kultur jaringan memiliki
3. Kultur jaringan pada potensi untuk dikembangkan.
Tahapan akhir dari per- banyakan tanaman dengan teknik Anthurium merupakan kultur jaringan adalah aklimatisasi tanaman hias tropik dari famili planlet. Aklimatisasi dilakukan Araceae. Dalam dunia florikultura,
tanaman hias
dengan memindahkan planlet ke anthurium terbagi menjadi dua
media aklimatisasi dengan kelompok, yaitu anthurium daun
intensitas cahaya rendah dan dan anthurium bunga (Wahyuni
kelembapan nisbi tinggi, kemudian 1999). Anthurium daun memiliki
secara berangsur-angsur kelem- bentuk daun yang indah, tetapi
babannya diturunkan dan in- bunganya kurang menarik. tensitas cahayanya dinaikkan Sementara itu, anthurium bunga
(Yusnita 2003). Tahap ini memiliki bunga yang menarik,
merupakan tahap yang kritis yang terdiri atas seludang bunga
karena kondisi iklim di rumah kaca (spate), tongkol bunga (spadik),
atau rumah plastik dan di lapangan atau rumah plastik dan di lapangan
Media merupakan salah satu faktor lingkungan yang berfungsi menyediakan unsur hara dan air bagi pertumbuhan tanaman. Campuran dua macam media dapat memperbaiki kekurangan masing- masing media tersebut, antara lain dalam kecepatan pelapukan dan penyediaan hara tanaman, serta kemampuan mempertahankan kelembapan media (Satsijati 1991). Salah satu media tanam yang baik adalah sekam padi karena ringan, memiliki drainase dan aerasi yang baik, tidak mempengaruhi pH, mengandung hara atau larutan garam, mempunyai kapasitas menyerap air, serta harganya murah. Sekam padi mengandung unsur N 1% dan K 2%. Sekam padi yang dibakar menjadi arang sekam telah banyak digunakan untuk media hidroponik secara komersial (Rahardi 1991). Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui media yang sesuai untuk aklimatisasi planlet anthurium.
Percobaan dilaksanakan di laboratorium kultur jaringan dan rumah kaca Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi), Segunung, Cipanas, Jawa Barat pada bulan Februari-Oktober 2005. Planlet yang digunakan diperoleh dari perbanyakan in vitro hasil kultur antera anthurium kultivar Tropical. Sebagai media tanam digunakan sekam mentah, arang sekam (sekam bakar), dan humus bambu yang dikombinasikan dalam perlakuan sebagai berikut: M1 = sekam mentah, M2 = arang sekam, M3 = humus bambu, M4 = sekam mentah + arang sekam = 1:1, M5 =
sekam mentah + humus bambu = 1:1, M6 = arang sekam + humus bambu = 1:1. Planlet anthurium yang sudah berakar dikeluarkan dari botol kultur dengan menggunakan pinset, kemudian dicuci dengan air yang mengalir untuk menghilangkan agar-agar media yang masih menempel pada akar. Planlet yang sudah bersih kemudian direndam dalam larutan fungisida berbahan aktif benomil 50% dengan dosis 1% selama 5 menit lalu dikeringanginkan. Planlet kemudian ditanam pada bak plastik yang sudah diisi media tanam sesuai perlakuan. Bak ditutup dengan plastik transparan dan disimpan di tempat teduh selama 30 hari, namun secara bertahap plastik penutup dibuka. Setelah berada di bak semai selama
30 hari, planlet dipindahkan ke media tanam individu berupa pot berdiameter 10 cm. Tanaman dalam pot kemudian dipindahkan ke rumah kaca untuk diamati.