Upaya-Upaya Tugas dan Wewenang Komisi Kejaksaan

cv secukupnya untuk membela diri dihadapan majelis kehormatan Jaksa, mengenai susunan keanggotaan majelis kehormatan Jaksa sudah dua kali dibentuk yaitu tahun 1993 158 sesuai dengan amanat undang-undang Nomor 5 Tahun 1991 tentang Kejaksaan Republik Indonesia. Keputusan Jaksa Agung tentang Majelis Kehormatan Jaksa sudah terbentuk tahun 2004 159 tetapi sampai sekarang belum berfungsi secara maksimal. 160 Dan yang menjadi kendala dalam Majelis Kehormatan Jaksa adalah orang-orang yang diangkat sebagai Anggota Majelis kehormatan Jaksa mendapat Surat Keputusan yang baru lagi untuk menduduki jabatan di daerah sehingga anggota Majelis Kehormatan Jaksa tidak dapat berjalan. 161 Dengan belum berfungsinya Majelis Kehormatan Jaksa maka selama ini dalam proses pemecatan masih ditangani oleh Jaksa Agung Muda Pengawasan.

2. Upaya-Upaya

Dengan kenyataan di atas, Komisi Kejaksaan yang lebih kurang sama dengan Komisi Ombudsman yang hanya memberi rekomendasi, dalam hal ini Komisi Kejaksaan meberi rekomendasi kepada Jaksa Agung, maka yang harus dilakukan oleh Komisi Kejaksaan adalah : 1 Komisi Kejaksaan harus proaktif dalam memantau rekomendasi yang disampaikan kepada Jaksa Agung apakah dilaksanakan atau tidak. Jika tidak dilaksanakan maka menjadi bahan laporan oleh Komisi Kejaksaan laporan berkala kepada Presiden sebagai atasan Jaksa Agung. 162 158 Keputusan Jaksa Agung RI Nomor : Kep-103J.A111993 tentang Susunan Keanggotaan Majelis Kehormatan Jaksa 159 Keputusan Jaksa Agung RI Nomor : Kep-080J.A071999 tentang Susunan Keanggotaan Majelis Kehormatan Jaksa 160 Keputusan Jaksa Agung RI Nomor : Kep-017J.A012004 tentang Susunan Keanggotaan Majelis Kehormatan Jaksa 161 Makalah Hendarman Supandji Sesjamwas, Pembahasan Komisi Kejaksaan, 28 Pebruari 2005 162 Lihat pasal 27 ayat 3 Perpres Nomor 18 tahun 2005 komisi Kejaksaan, Op. cit. cvi 2 Komisi Kejaksaan harus proaktif melaporkan kepada pelapor tentang perkembangan kasus yang dilaporkannya. Termasuk jika kasus tidak ditindaklanjuti karena kurang bukti disertai dengan alasan-alasan. Belajar dari pengalaman komisi-komisi sebelumnya maka berhasil tidaknya komisi Kejaksaan sangat tergantung pada leadership yang dalam hal ini adalah Presiden, apakah dia berani mengambil resiko dan tampil sebagai contoh yang tegas pada orang-orang di sekelilingnya. 163 Hal yang penting adalah mutu dari Anggota Komisi Kejaksaan, apakah orang-orang yang terpilih melalui beberapa tahap seleksi yang dilakukan oleh panitia Seleksi penerimaaan Anggota Komisi Kejaksaan adalah orang-orang yang terbaik sesuai dengan harapan masyarakat. Untuk mendapatkan orang-orang yang terbaik seyogyanya panitia seleksi mempertimbangkan masukan dari masyarakat dan koalisi pemantau peradilan. Hal lain adalah pada saat penentuan 14 empat belas nama oleh Panitia Seleksi untuk diajukan kepada Presiden dan pada saat Presiden menentukan 7 tujuh nama untuk menjadi anggota komisi Kejaksaan, maka diharapkan subyektifitas direduksi dikurangi dan adanya transparansi kepada masyarakat sehingga masyarakat percaya dengan proses perekrutan Anggota Komisi Kejaksaan. Persoalan lain yang mungkin muncul adalah bahwa dalam peraturan presiden diatur tentang adanya sekretariat yang terdapat dalam lingkungan Kejaksaan, dengan demikian anggaran komisi keJaksan mengikut pada anggaran Kejaksaan Agung. Masalah anggaran siapa yang menanggung. Dengan tidak jelasnya dari mana anggaran yang dioergunakan oleh komisi Kejaksaan akan mempengaruhi kinerja komisi Kejaksaan. Sebagai lembaga yang baru komisi Kejaksaan boleh saja anggarannya berasal dari Kejaksaan agung, mengingat tugas utama komisi Kejaksaan 163 Adnan Buyung Nasution, Dokumen Metro TV,Komisi-komisi pengawas Penegak Hukum. cvii sebagai pengawas eksternal lembaga Kejaksaan, seyogyanya terpisah dari anggaran Kejaksaan Agung sebagai lembaga yang diawasi. Saat ini Komisi Kejaksaan Republik Indonesia sedang mengumpulkan database penting, baik mengenai track record Jaksa maupun mengenai sarana dan prasarana serta sumber daya manusia di lingkungan Kejaksaan Republik Indonesia guna menjadi acuan utama dalam memberikan usulan perbaikan maupun dalam memberikan saran untuk pemberian sanksi dan penghargaan atas kinerja Jaksa. Hal ini dilakukan dengan cara diharapkan semua Pegawai di lingkungan Kejaksaan wajib memberikan dan atau data yang diminta Komisi Kejaksaan dalam melaksanakan tugasnya. Dalam hal Pegawai di lingkungan Kejaksaan tidak memberikan keterangan danatau data yang diminta, Komisi Kejaksaan mengajukan usul kepada atasan yang bersangkutan agar menjatuhkan sanksi sesuai peraturan perundang-undangan. cviii BAB IV P E N U T U P

A. Kesimpulan