Kejaksaan sebagai bagian dari Pelaksanaan Sistem Peradilan Pidana Terpadu

xli sesuai dengan fungsi kewenangannya dalam SPP, perbedaan tersebut juga terjadi dalam sebuah kebijakan dan pengorganisasian sistem pengawasan. Walaupun berbeda, akan tetapi hal tersebut haruslah tetap dalam kerangka pandangan dan tujuan SPP secara keseluruhan.

2. Kejaksaan sebagai bagian dari Pelaksanaan Sistem Peradilan Pidana Terpadu

Pendekatan sistem dalam SPP juga berimplikasi adanya sebuah koordinasi dan kerjasama antar sub-sistem. Di lain pihak, untuk mendorong profesionalisme, dalam SPP juga dibutuhkan mekanisme kontrol secara tegas yang diatur dalam perundang-undangan. 59 Dengan demikian dibutuhkan mekanisme kontrol yang terpadu dalam sistem peradilan pidana dengan melibatkan masyarakat pada umumnya. Sistem Peradilan Pidana merupakan rangkaian suatu mekanisme yang terdiri dari sub-sistem dalam peradilan pidana. Kejaksaan merupakan salah satu sub sistem dalam peradilan pidana. Kejaksaan merupakan salah satu sub- sistem dalam SPP selain Kepolisian, Pengadilan dan Lembaga Pemasyarakatan. Sub-sistem tersebut merupakan bagian saling terkait, meskipun tiap sub-sistem tersebut mempunyai mekanisme kerja sesuai dengan fungsinya masing-masing. Tidak dapat dihindari adalah sub-sistem lembaga bantuan hukum tidak dapat dipungkiri bahwa ia adalah bagian dari SPP. Keseluruhan mekanisme tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan sehingga proses peradilan pidana berjalan sesuai dengan tujuan Hukum Acara Pidana dan juga termasuk tujuan dari SPP. 60 Sebagaimana diketahui bahwa sub-sistem dalam SPP dimulai dengan lembaga penyelidik oleh penyelidik, yang dilanjutkan dengan penyidikan oleh 59 Dalam hal ini, Harkristuti Harkrisnowo juga menekankan perlunya memberikan akses public unutk terlibat dalam penyelenggaraan peradilan pidana. Baca Harkristuti Harkrisnowo, Loc.cit. 60 Loebby Loqman, loc. cit xlii pegawai penyidik, penuntutan oleh Kejaksaan, pemeriksaan di depan Pengadilan serta pembinaan narapidana oleh Lembaga Pemasyarakatan. Peranan lembaga Kejaksaan sebagai salah satu sub-sistem SPP dan sebagai lembaga penegak hukum posisinya sangat menentukan berhasil tidaknya SPP. Adapun tugas dan wewenang lembaga Kejaksaan antara lain : 1. Di bidang pidana, Kejaksaan mempunyai tugas dan wewenang : a. Melakukan penuntutan; b. Melaksanakan penetapan hakim dan putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum yang tetap; c. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pidana bersyarat, putusan pidana pengawasan, dan keputusan lepas bersyarat; d. Melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan undang-undang; e. Melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan pemeriksaan tambahan sebelum dilimpahkan ke Pengadilan dalam pelaksanaannya dikoordinasikan dengan penyidik. 2. Di bidang perdata dan tata usaha negara, Kejaksaan dengan kuasa khusus dapat bertindak baik di dalam maupun di luar pengadilan untuk dan atas nama negara atau pemerintah. 3. Dalam bidang ketertiban dan ketentraman umum, Kejaksaan turut menyelenggarakan kegiatan: a. Peningkatan kesadaran hukum masyarakat; b. Pengamanan kebijakan penegakan hukum; c. Pengawasan peredaran barang cetakan; d. Pengawasan aliran kepercayaan yang dapat membahayakan masyarakat dan negara; e. Pencegahan penyalahgunaan danatau penodaan agama; f. Penelitian dan pengembangan hukum serta stastistik kriminal. 61 Disamping tugas pokok di atas, Kejaksaan juga dapat meminta kepada Hakim untuk menempatkan seorang terdakwa di rumah sakit, tempat 61 Undang-undang tentang Kejaksaan Republik Indonesia, UU No. 16 Tahun 2004, Op.Cit, Pasal 30. xliii perawatan jiwa, atau tempat lain yang layak karena yang bersangkutan tidak mampu berdiri sendiri atau disebabkan oleh hal-hal yang dapat membahayakan orang lain, lingkungan, atau diri sendiri dan Kejaksaan dapat diserahi tugas dan wewenang lain berdasarkan undang-undang. Serta Kejaksaaan dapat memberikan pertimbangan hukum kepada instansi pemerintah lainnya. 62 Tugas dan kewenangan Kejaksaan dalam lingkup peradilan dipertegas dalam KUHAP 63 , dimana posisi Kejaksaan sebagai lembaga penuntutan dalam SPP. Dalam KUHAP disebutkan Penuntut umum mempunyai kewenangan: 1. menerima dan memeriksa berkas perkara penyidikan dari penyidik atau penyidik pembantu; 2. mengadakan prapenuntutan apabila ada kekurangan pada penyidikan dengan memperhatikan ketentuan pasal 110 ayat 3 dan ayat 4, dengan memberi petunjuk dalam rangka penyempurnaan penyidikan dari penyidik; 3. memberikan perpanjangan penahanan, melakukan penahanan atau penahanan lanjutan dan atau mengubah status tahanan setelah perkaranya dilimpahkan oleh penyidik; 4. membuat surat dakwaan; 5. melimpahkan perkara ke pengadilan; 6. menyampaikan pemberitahuan kepada terdakwa tentang ketentuan hari dan waktu perkara disidangkan yang disertai surat panggilan, baik kepada terdakwa maupun kepada saksi, untuk datang pada sidang yang telah ditentukan; 7. melakukan penuntutan; 8. menutup perkara demi kepentingan umum; 9. mengadakan tindakan lain dalam lingkup tugas dan tanggung jawab sebagai penuntut umum menurut ketentuan Undang-undang ini; 10. melaksanakan penetapan hakim. 64 62 Ibid, pasal 31, 32 dan pasal 33 63 Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana, Op.cit 64 Ibid, pasal 14 xliv Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tugas dan wewenang Kejaksaan adalah sebagai penuntut umum, penyidik tindak pidana tertentu dan mewakili negara pemerintah dalam perkara perdata dan tata usaha negara serta memberikan pertimbangan hukum kepada instansi pemerintah mewakili kepentingan umum.

B. Wewenang Penyidikan