Spesifikasi Penelitian Ilmu hukum mempunyai karakteristik sebagai ilmu yang Obyek dan Subyek Penelitian a. Obyek Penelitian Sumber dan Jenis Data a. Sumber Data

Dalam penulisan tesis ini, metode pendekatan yang akan digunakan adalah pendekatan yuridis empiris. Pendekatan yuridis empiris, yaitu pendekatan melihat kenyataan di lapangan dengan menerangkan ketentuan-ketentuan dalam peraturan perundang- undangan yang berlaku, dihubungkan dengan kenyataan yang ada di lapangan, kemudian dianalisis dengan membandingkan antara tuntutan nilai-nilai ideal yang ada dalam peraturan perundang- undangan dengan kenyataan yang ada di lapangan.

2. Spesifikasi Penelitian Ilmu hukum mempunyai karakteristik sebagai ilmu yang

bersifat preskriptif dan terapan. Sebagai ilmu yang bersifat preskriptif, ilmu hukum mempelajari tujuan hukum, nilai-nilai keadilan, validitas aturan hukum, konsep-konsep hukum dan norma- norma hukum 16 . Untuk membahas pokok permasalahan dalam tesis ini akan digunakan spesifikasi penelitian preskriptif yaitu suatu penelitian yang dimaksudkan untuk mendapatkan saran-saran mengenai apa yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah- masalah tertentu 17 .

3. Obyek dan Subyek Penelitian a. Obyek Penelitian

16 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Jakarta, Kencana Prenada Media,2008, hal. 22. 17 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta, UI Press, 2007, hal. 10. Obyek Penelitian dari penulisan tesis ini adalah akta jual beli tanah yang dibuat oleh PPAT di wilayah Jakarta Selatan

b.Subyek Penelitian

Subyek penelitian atau responden dalam penulisan tesis ini adalah PPAT yang berada di wilayah Jakarta Selatan dan dari populasi sekitar 70 orang lebih PPAT di wilayah Jakarta Selatan akan diambil sebagai sample sebanyak 8 delapan PPAT.

4. Sumber dan Jenis Data a. Sumber Data

Penelitian itu bertolak dari sumber data 18 . Sumber data yang akan digunakan dalam penulisan ini adalah : 1. Data Primer, yaitu data yang berasal dari sumber asli atau data diperoleh dari tangan pertama melalui penelitian lapangan. Dalam hal ini data yang diperoleh dengan melakukan wawancara dengan 8 delapan PPAT, yang minimal sudah dua tahun menjalankan tugasnya sebagai PPAT di wilayah Jakarta Selatan. 2. Data sekunder, yaitu yang diperoleh secara tidak langsung atau dari tangan kedua baik yang diperoleh dari bahan kepustakaan maupun dari peraturan perundang-undangan.

b. Jenis Data

18

E. Zaenal Arifin, Dasar-Dasar Penulisan Karangan Ilmiah, Jakarta, PT. Gramedia

Widiasarana Indonesia, 1998, hal. 54. Jenis data yang dicari dalam penulisan ini adalah : 1.Data primer yang didapat dari hasil penelitian lapangan dan 2.Data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung atau dari tangan kedua baik yang diperoleh dari bahan kepustakaan maupun dari peraturan perundang-undangan. Data sekunder terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier 19 . a. Bahan Hukum Primer Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat autoritatif, artinya mempunyai otoritas. Bahan-bahan hukum primer terdiri dari perundang- undangan, catatan-catatan resmi atau risalah dalam pembuatan perundang-undangan dan putusan-putusan hakim 20 . Dalam penulisan tesis ini bahan hukum primer yang akan dipergunakan adalah: 1. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata; 2. Undang-Undang Pokok Agraria; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah; 4. Peraturan Menteri Agraria Kepala Badan Pertanahan 19 Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Jakarta, Ghalia Indonesia, 1994 , hal. 118. 20 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Jakarta, Kencana Prenada Media,2008, hal. 141. Nasional Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah; 6. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 2006 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah. b. Bahan Hukum Sekunder Bahan hukum sekunder yakni berupa semua semua publikasi tentang hukum yang bukan merupakan dokumen-dokumen resmi. Publikasi tentang hukum meliputi buku-buku teks, kamus-kamus hukum, jurnal- jurnal hukum dan komentar-komentar atas putusan pengadilan 21 . Bahan hukum sekunder yang akan digunakan dalam penulisan ini adalah : buku-buku atau literatur-literatur mengenai pertanahan, majalah-majalah hukum dan bahan-bahan dari internet yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. c. Bahan Hukum Tersier 21 Ibid, hal. 141. Bahan hukum tersier, yaitu bahan yang memberikan petunjuk atau memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, seperti ensiklopedia ataupun bahan-bahan non hukum yang dapat memberikan penjelasan terhadap permasalahan yang dibahas.

5. Teknik Pengumpulan Data

Dokumen yang terkait

Akibat Hukum Dari Pembuatan Akta Jual Beli Tanah Bersertifikat Yang Tidak Sesuai Dengan Tata Cara Pembuatan Akta PPAT (Studi Pada PPAT di Kabupaten Langkat)

4 111 131

TANGGUNG JAWAB PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH (PPAT) DAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH SEMENTARA (PPAT SEMENTARA) DALAM PEMBUATAN AKTA JUAL BELI TANAH BESERTA AKIBAT HUKUMNYA

11 68 87

Akibat hukum dari pembuatan akta jual beli tanah yang tidak sesuai dengan tata cara pembuatan PPAT.

1 3 136

Akibat hukum dari pembuatan akta jual beli tanah yang tidak sesuai dengan tata cara pembuatan akta ppat HALAMAN DEPAN

0 0 13

KEWENANGAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH (PPAT) DALAM PEMBUATAN AKTA OTENTIK - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 153

Tanggung Jawab Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dan Pejabat Pembuat Akta Sementara (PPAT Sementara) Dalam Pembuatan Akta Jual Beli Tanah Beserta Akibat Hukumnya Dari Segi Hukum Agraria

0 1 3

Tanggung Jawab Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dan Pejabat Pembuat Akta Sementara (PPAT Sementara) Dalam Pembuatan Akta Jual Beli Tanah Beserta Akibat Hukumnya Dari Segi Hukum Agraria

0 0 29

Tanggung Jawab Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dan Pejabat Pembuat Akta Sementara (PPAT Sementara) Dalam Pembuatan Akta Jual Beli Tanah Beserta Akibat Hukumnya Dari Segi Hukum Agraria

0 0 16

Tanggung Jawab Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dan Pejabat Pembuat Akta Sementara (PPAT Sementara) Dalam Pembuatan Akta Jual Beli Tanah Beserta Akibat Hukumnya Dari Segi Hukum Agraria

0 0 1

Tanggung Jawab Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dan Pejabat Pembuat Akta Sementara (PPAT Sementara) Dalam Pembuatan Akta Jual Beli Tanah Beserta Akibat Hukumnya Dari Segi Hukum Agraria

0 0 6