Perkembagan Transaksi Sistem Pembayaran Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Transaksi Non-Tunai

pembayarannya. Perpindahan dana yang semakin cepat dan efisien serta aman dapat membantu perkembangan perekonomian. Namun disisi lain resiko-resiko yang muncul seperti resiko likuiditas, resiko operasional, resiko kredit dan resiko lainnya harus dapat dikelola dengan baik sehingga akan tercipta kestabilan untuk menghindari dampak-dampak yang berpengaruh tehadap perekonomian secara nasional. Sistem pembayaran adalah salah satu pokok atau tugas utama bank sentral untuk mencapai kestabilan moneter. Undang-undang no.23 tahun 1999 menyatakan dengan tegas bahwa salah satu tugas Bank Indonesia dalam rangka mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah adalah mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, disamping dua tugas pokok lainnya yaitu menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter serta mengatur dan mengawasi bank. Dimana untuk tugas terakhir yaitu mengawasi bank telah secara resmi dialihkan kepada Otoritas Jasa Keuangan OJK. Ketiga tugas pokok Bank Sentral pada dasarnya memiliki keterkaitan dan saling mendukung dalam rangka mencapai kestabilan moneter untuk mengawal pertumbuhan ekonomi yang berbasis kesejahteraan masyarakat. Tugas BI adalah mendukung terlaksananya sistem pembayaran yang efektif, efisien dan aman. Hal ini pun harus didukung oleh iklim perbankan yang sehat dan terhidar dari resiko sistemik systemic risk.

2.5 Perkembagan Transaksi Sistem Pembayaran

Bank Indonesia 2014 menjelaskan Indonesia terus mengalami peningkatan dalam hal perkembangan transaksi pembayaran non-tunai, meskipun belum secara signifikan mengurangi dominasi pembayaran secara tunai. Hal ini di masih dipengaruhi oleh beberapa faktor mendasar seperti masih rendahnya pemahaman masyarakat terhadap instrumen non-tunai dan masih terbatasnya ketersediaan infrastruktur untuk mendukung akses transaksi non-tunai tersebut. Manfaat-manfaat yang diperoleh dari insturmen ini antara lain manfaat efisiensi, kemudahan akses serta mendukung perekonomian melalui velocity of money. Seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan perekonomian di masyarakat, nilai dan volume transaksi melalui APMK, yang terdiri atas kartu ATM danatau Kartu Debet mengalami peningkatan seperti yang terlihat pada Tabel 2.1: Tabel 2.1 : Volume dan Nilai Transaksi Pembayaran Non-Tunai Nilai Nilai S1 2013 S1 2014 S1 2013 S1 2014 Triliun Rp Triliun Rp jt Transaksi Jt Transaksi 1 ATM ATMDEBET 1.800,72 2.115,34 17,47 1.650.71 1.943,72 17,75 2 Kartu Kredit 106,67 120,5 12,97 116,23 123, 40 6,17 3 Uang Elektronik 1,27 1,58 24,41 64,99 82,17 26,43 Sumber: Bank IndonesiaKSK 23 September 2014 Di sisi lain instrumen pembayaran yang relatif baru yaitu uang elektronik, terlihat bahwa masyarakat mulai menunjukkan preferensi yang cukup bagus dimana seperti yang terlihat dalam tabel bahwa baik volume maupun nilai secara rata-rata mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan periode yang sama setahun sebelumnya. Penggunaan instrumen pembayaran non-tunai masih akan terus berkembang seiring dengan perkembangan perekonomian nasional dan perkembangan teknologi dimana akan semakin mendesak kebutuhan masyarakat untuk bertransaksi.

2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Transaksi Non-Tunai

Dalam penelitiannya Loix, et al. 2005 beberapa kategori yang dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat dalam menggunakan instrumen-instrumen pembayaran non- tunai yaitu: 1. Sosial Demografi, yang pada dasarnya terdiri dari jenis kelamin, umur, pendidikan dasar, besar keluarga dan pekerjaan 2. Finansial, yaitu menggunakan variabel penghasilan per bulan responden setelah dikurangi pajak. 3. Teknologi, yakni penggunaan frekuensi telepon bergerak, komputer pribadi, internet, PDA, dan penggunaan pelayanan Bank melalui telepon bergerak. 4. Sisi Penawaran, termasuk didalamnya daerah tempat tinggal, daerah tempat bekerja, jumlah terminal POS Point Off Sale dan sejumlah ATM baik di daerah tempat tinggal maupun tempat kerja, kepadatan penduduk di daerah tempat tinggal maupun tempak kerja, dan nilai tengah pendapatan perkapita di daerah tempat tinggal maupun tempat kerja. Berdasarkan poin diatas dapat dilihat bahwa instrumen-instrumen pembayaran non-tunai memiliki dampak yang variatif, beberapa penelitian memperlihatkan adanya pengaruh usia, jenis kelamin, ketersediaan teknologi bahkan lokasi seperti wilayah perkotaan dan pedesaan dalam mempengaruhi penggunaan transaksi non-tunai.

2.7 Pengalaman Negara Lain