Definisi Bank Resiko Perbankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Bank

Menurut Undang-Undang No.14 tahun 1967 Pasal 1 tentang pokok-pokok perbankan adalah, “ lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang”. Dengan kata lain perbankan sebagai sebuah institusi yang bergerak di bidang keuangan yang aktifitasnya adalah menarik uang dan menyalurkan kembali kepada masyarakat. Melalui Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, bank didefinisikan sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman dan atau bentuk- bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Bank merupakan suatu badan usaha yang kegiatan utamanya menerima simpanan dan kemudian mengalokasikannya kembali untuk memperoleh keuntungan serta menyediakan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran. Mishkin 2008 mendefinisikan bank sebagai lembaga keuangan yang menerima simpanan dan membuat pinjaman. Bank merupakan lembaga perrantara keuangan dimana rata-rata orang sering berinteraksi. Kasmir 2008 mendefinisikan bank sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

2.2 Resiko Perbankan

Menurut Irsyad 2010, resiko-resiko yang dihadapi usaha perbankan dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Resiko Kredit Dana yang berhasil dihimpun pihak perbankan akan disalurkan kembali dalam bentuk pinjaman atau kredit masyarakat unit defisit yang disertai dengan beban bunga. Penyaluran kredit atau pinjaman harus memenuhi beberapa syarat sehingga pengembalian pokok pinjaman dan bunganya diharapkan lancar. Dalam hal ini pihak perbankan menghadapi resiko dimana nasabah tidak dapat mengembalikan pinjaman sehingga dapat mengganggu kinerja bahkan mempengaruhi tingkat kesehatan bank yang bersangkutan. 2. Resiko Pasar Perbankan menghadapi resiko pasar yang dapat menimbulkan kerugian besar. Resiko atau kerugian ini timbul disebabkan terjadinya pergerakan variabel pasar yang merugikan seperti suku bunga dan nilai tukar yang akan berpengaruh kepada sejumlah portofolio yang dimiliki bank yang bersangkutan. Namun demikian pergerakan variabel-variabel tersebut bisa juga menguntungkan pihak bank 3. Resiko Likuiditas Pihak bank harus dapat memenuhi semua kewajibannya yang telah jatuh tempo, dengan cara memastikan tingkat likuiditasnya cukup dan terjamin. Resiko likuiditas dapat terjadi sekiranya nasabah bank menarik dana dalam jumlah yang besar diluar perkiraan pihak bank sehingga bank tersebut mengalami masalah. Penarikan dana besar dapat saja dilakukan oleh nasabah utama atau bank tersebut mengalami rush karena kekhawatiran para nasabah. Tingkat likuiditas yang tidak memenuhi ketentuan perbankan dapat menyebabkan tingkat kesehatan bank bersangkutan jatuh atau berubah ke peringkat yang lebih rendah sehingga mengurangi kepercayaan masyarakat. 4. Resiko Operasional Resiko operasional dapat terjadi disebabkan oleh banyak faktor seperti kesalahan pegawai atau karyawan yang menangani suatu tugas, kegagalan sistem dalam bank sehingga proses internal dalam bank juga dapat menimbulkan kerugian. Lebih jauh dari itu kadang-kadang terjadi juga masalah eksternal yang mengganggu kesalahan operasional perbankan secara keseluruhan.

2.3 Fungsi Bank