2.1.1.1 Teori Motivasi
Teori yang digunakan dalam mengasumsikan daya dorong untuk terlibat dalam
berorganisasi adalah Aldefer’s Existence, Relatedness and Growth ERG Theory. Menurut teori
ini terdapat tiga kelompok kebutuhan yang utama yang memotivasi manusia untuk terlibat dalam
kegiatan organisasi, yaitu ;
1. Kebutuhan akan keberadaan Exitency Needs
Existence Needs berhubungan dengan kebutuhan dasar mahasiswa yang membantu mempertahankan eksistensi mahasiswa dalam kampus yang lebih condong pada aspek fisiologis
akademis sebagai seorang mahasiswa, prestasi misalnya Anggota Organisasi akan antusias dan
memiliki semangat dalam berorganisasi yang tinggi dan menginginkan untuk berprestasi lebih ketika individu tersebut menyadari bahwa dengan berorganisasi akan membuatnya mencapai
prestasi yang tinggi jika organisasi mahasiswa yang diikutinya mendukung proses perkuliahannya baik dalam aspek yang ingin berkembang secara intelektual, keterampilan
maupun secara karakter. 2.
Kebutuhan akan Afiliasi Relatedness Needs Relatedness Needs kelompok hubungan yaitu kebutuhan yang dipuaskan oleh hubungan
sosial dan hubungan antar pribadi yang bermanfaat. Kebutuhan akan afiliasi merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat kerja seseorang. Karena kebutuhan akan afiliasi ini yang
akan merangsang gairah berorganisasi dan menyebabkan anggota organisasi memiliki semangat berkegiatan yang tinggi.
Setiap orang ingin mendapat perhatian untuk dipuaskan karena predikat manusia sebagai makhluk sosial, keinginan disenangi, dicintai, kesediaan bekerja sama, iklim besahabat dan
saling mendukung dalam organisasi merupakan bentuk-bentuk pemuasan kebutuhan ini. Melalui
kebutuhan afiliasi ini anggota organisasi mahasiswa akan termotivasi dan mengembangkan dirinya serta memanfaatkan semua energinya untuk dengan senang hati mengikuti program dan
aktivitas organisasi. 3.
Kebutuhan akan kemajuan Growth Needs Growth needs kebutuhan akan kemajuan adalah situasi dimana mahasiswa merasa
lingkungan baik intra organisasi maupun ekstra organisasi kampus memerlukan kemajuan dari berbagai aspek sehingga mahasiswa merasa perlu membuat kontribusi yang kreatif dan produktif
demi kemajuan tersebut dengan turut serta dalam partisipasi aktif dalam berorganisasi, anggota organisasi tersebut akan berusaha untuk mendalami visi dan misi organisasi yang diberikan dan
berupaya semaksimal mungkin untuk menyelesaikan program organisasi itu dengan baik demi kemajuan lingkungan dan organisasi.
2.1.2 Kedisiplinan
Dalam kamus umum Bahasa Indonesia Disiplin adalah: 1 latihan batin dan watak yang maksimal supaya segala perbuatan selalu mentaati tata tertib, 2 ketaatan pada aturan dan tata
tertib Purwodarminto, 1996 : 61. Disiplin berasal dari kata yang sama dengan “disciple” yakni seorang yang belajar dari atau secara suka rela mengikuti seorang pemimpin Hurlock, 1999 :
82. Kedisiplinan berorganisasi merupakan sikap atau perilaku yang menggambarkan kepatuhan kepada suatu aturan atau ketentuan. Kedisiplinan juga berarti suatu tuntutan bagi berlangsungnya
kehidupan yang sama, teratur dan tertib,yang dijadikan syarat mutlak bagi berlangsungnya suatu kemajuan dan perubahan- perubahan ke arah yang lebih baik Ammirulah, Budiono, 2006 : 20.
Kedisiplinan berorganisasi berkenaan dengan kepatuhan dan ketaatan anggota organisasi terhadap norma-norma dan peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun yang
tidak tertulis. Kedisiplinan dibentuk serta berkembang melalui latihan dan pendidikan sehingga
terbentuk kesadaran dan keyakinan dalam dirinya untuk berbuat tanpa paksaan. Menurut Hurlock 2006 : 84 Kedisipilinan berorganisasi mempunyai empat unsur pokok yaitu:
peraturan sebagai pedoman perilaku, konsistensi dalam peraturan tersebut dan dalam cara yang digunakan untuk mengajarkan dan memaksakannya, hukuman untuk pelanggaran peraturan, dan
penghargaan untuk perilaku yang baik yang sejalan dengan peraturan yang berlaku. Melalui berbagai pengertian diatas kedisiplinan berorganisasi adalah sikap mental atau
keadaan seseorang atau kelompok organisasi dimana ia berniat untuk patuh, taat dan tunduk terhadap peraturan, perintah, dan ketentuan yang berlaku serta mampu mengendalikan
diri dari dorongan kepentingan dalam upaya pencapaian cita-cita dan tujuan tertentu serta memelihara stabilitas organisasi dan menjalankan standar-standar organisasional.
2.1.2.1 Teori Kedisiplinan