Pengaruh Stres Terhadap Pola Makan Mahasiswa Tingkat Akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara (USU)

(1)

Pengaruh Stres terhadap Pola Makan Mahasiswa Tingkat Akhir

di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara (USU)

SKRIPSI

Oleh: Emma Marhama

111101021

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil'alamin, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul “Pengaruh Stres terhadap Pola Makan Mahasiswa Tingkat Akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara (USU).” Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep).

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Erniyati S.KP, MNS selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

3. Ibu Evi Karota Bukit, S.KP, MNS selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

4. Bapak Ikhsanuddin Ahmad, S.KP, MNS selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

5. Ibu Roxsana Devi Tumanggor S.Kep Ns, M.Nursselaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan proposal ini


(5)

6. Ibu Fatwa Imelda S.Kep Ns, M.Biomed selaku dosen penguji I yang telah memberikan saran dan dorongan demi kesempurnaan skripsi ini. 7. Ibu Siti Zahara Nasution, S.Kp, MNS dosen penguji II yang telah

memberikan saran dan dorongan demi kesempurnaan skripsi ini. 8. Para staf pengajar Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara 9. Keluarga saya yang sangat saya sayangi, Ayahanda Ali Nafiah dan

Ibunda Asmanidar, abang dan kakak kesayangan saya Aslamudin, Deni Ali Rahman, Salma Yenti, Suheni, Heriansah, Riswandi Akbar yang

selalu mendukung, mendo’akan dan delalu menyayangi saya serta

keponakan-keponakan lucuyang selalu menjadi obat penawar rindu. 10. Teman Spesial yang selalu menjadi moodboster saya Haris Munandar

Lubis. Terimakasih atas nasihat, bantuan dan dukungannya selama ini. 11. Sahabat-sahabat saya Desy Maisary, Anggi Handayani Purba, Rahmi

Yunianti, Rafika Nur Siregar, Rispa Resmida Sari, Khoirunnisa Pasaribu, Khairunnisa Tanjung, Vika Kurniawati, Riska Soraya. Terimakasih atas doa dan bantuannya.

Penulis menyadari bahwa penulisan proposal ini masih banyak kekurangan, oleh karena penulis sangat mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi pada masa yang akan datang.

Medan, 05 Januari 2015


(6)

Daftar Isi

halaman

Halaman Judul ... i

Halaman Orisinalitas ... ii

Lembar Pengesahan... iii

Kata Pengantar... iv

Daftar isi... vi

Daftar tabel ... ix

Daftar skema ... x

Abstrak ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah... 4

1.3 Pertanyaan Peneletian... 4

1.4 Tujuan Penelitian ... 4

1.5 Manfaat Penelitian ... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Stres ... 7

2.1.1 Pengertian Stres ... 7

2.1.2 Etiologi Stres... 8

2.1.3 Jenis Stres... 9

2.1.4 Respon Stres ... 10

2.1.5 Tingkatan Stres ... 13

2.1.6 Dampak Stres ... 14

2.2 Pola Makan ... 14

2.2.1 Pola Menu Seimbang ... 16

2.2.2 Metode Food Frekuensi Questionnare ... 17

2.3 Mahasiswa Tingkat Akhir ... … ... 18

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN ... 20

3.1 Kerangka Konseptual ... 20

3.2 Definisi Operasional ... 21

3.3 Hipotesa ... 22

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN ... 23

4.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 23

4.2.1 Populasi Penelitian ... 23

4.2.2 Sampel Penelitian ... 23

4.3 Waktu dan Tempat Penelitian ... 24

4.4 Pertimbangan Etik ... 24


(7)

4.6 Validitas dan Reabilitas ... 27

4.6.1Validitas ... 27

4.6.2Reliabilitas ... 27

4.7Pengumpulan dan Pengolahan Data ... 28

4.7.1 Pengumpulan Data ... 28

4.7.2Pengolahan Data ... 29

4.8Analisa ... 31

4.8.1 Analisis Univariat ... 31

4.8.2 Analisa Bivariat ... 31

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian ... 33

5.1.1 Deskripsi Karakteristik Responden... 33

5.1.2 Deskripsi Stres Mahasiswa Tingkat Akhir ... 34

5.1.3 Pola Makan mahasiswa Tingkat Akhir ... 34

5.1.4 Pengaruh Stres terhadap Pola Makan ... 35

5.2 Pembahasan ... 36

5.2.1 Stres Mahasiswa Tingkat Akhir ... 36

5.2.2 Pola Makan Mahasiswa Tingkat Akhir ... 37

5.2.3 Pengaruh Stres terhadap Pola Makan ... 40

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 44

6.2 Saran ... 44

Daftar Pustaka ... 46 LAMPIRAN

1. Lembar penjelasan penelitian ... 2. Inform consent ... 3. Instrumen penelitian ... 4. Surat permohonan validitas ... 5. Surat persetujuan validitas ... 6. Content valid index ... 7. Ethical clearance... 8. Surat permohonan reabilitas ... 9. Surat izin melakukan reabilitas ... 10. Surat permohonan pengambilan data penelitian ... 11. Surat izin melakukan pengambilan data penelitian ... 12. Output SPSS ... 13. Master data... 14. Jadwal penelitian ... 15. Taksasi dana ... 16. Lembar bukti bimbingan ... 17. Riwayat hidup ... 18. Bukti permohonan mengadopsi kuesioner Pola Makan ...


(8)

19. Surat pernyataan selesai melakukan penelitian ... 20. Surat selesai penelitian ...


(9)

Daftar Tabel

halaman Tabel 3.2 Definisi Operasional ... 21 Tabel4.1 Kriteria Penafsiran Korelasi menurut Burns dan Grove (1993) ... 32 Tabel 5.1 Distribusi karakteristik Responden ... 33 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Stres Mahasiswa Tingkat

Akhir di Fakultas Keperawatan USU ... 34 Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pola Makan Mahasiswa

Tingkat Akhir di fakultas Keperawatan USU ... 34 Tabel 5.4 Hasil Analisa Pengaruh Stres terhadap Pola Makan Mahasiswa


(10)

Daftar Skema

halaman Skema 2.1 Respon Stres ... 10 Skema 3.1 Kerangka Konsep ... 20


(11)

Judul : Pengaruh Stres terhadap Pola Makan Mahasiswa Tingkat Akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Nama : Emma Marhama NIM : 111101021 Jurusan : Imu Keperawatan Tahun : 2015

ABSTRAK

Mahasiswa tingkat akhir biasanya mengalami stres dalam melakukan aktivitas yang terkait dengan penyelesaian tugas akhir dan cenderung mengabaikan pola makan yang baik. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh stres terhadap pola makan mahasiswa tingkat akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara (USU). Penelitian menggunakan desain deskripstif korelatif. Pengambilan sampel pada 97 mahasiswa tingkat akhir di Fakultas Keperawatan USU menggunakan stratified random sampling pada tanggal 8- 10 Mei 2015. Instrumen berupa kuesioner tingkat stres Safaria dan Saputra dan menggunakan FFQ yang dimodifikasi dari penelitain Syifa Puji Suci untuk pola makan. Hasil penelitian menunjukkan responden mengalami stres sedang dan mengalami stres tinggi, mengalami pola makan buruk, dan ada hubungan yang signifikan antara stres dengan pola makan pada mahasiswa tingkat akhir (p=0,000;r= -0,554). Artinya, jika stres semakin tinggi maka pola makannya buruk.


(12)

Title of the Thesis : The Influence of Stress on Eating Pattern of the Last Year Students at the Faculty of Nursing, University of Sumatera Utara

Name : Emma Marhama

Department : Nursing Science, the Faculty of Nursing, University of Sumatera Utara

Academic Year : 2014-2015

========================================================== ===

ABSTRACT

The last year students usually undergo stress in doing their activities related to finishing their last assignment and tend to ignore their eating pattern. The objective of the study was to find out the influence of stress on the last year

students’ eating pattern at the Faculty of Nursing, University of Sumatera Utara.

The study used descriptive correlation method. The samples were 97 last year students at the Faculty of Nursing, taken by using stratified random sampling technique. It was conducted from May 8 to May10, 2015. The data were gathered by distributing questionnaires about the level of stress of Safaria and Saputra,

using FFQ modified from Syifa Puji Lestari’s research on eating pattern. The

result of the study showed that the respondents underwent moderate and serious stress and bad eating pattern. There was significant correlation between stress and eating pattern in the last year students (p = 0.000 and r = -0.554) which indicated that the more serious the stress, the worst the eating pattern.


(13)

Judul : Pengaruh Stres terhadap Pola Makan Mahasiswa Tingkat Akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Nama : Emma Marhama NIM : 111101021 Jurusan : Imu Keperawatan Tahun : 2015

ABSTRAK

Mahasiswa tingkat akhir biasanya mengalami stres dalam melakukan aktivitas yang terkait dengan penyelesaian tugas akhir dan cenderung mengabaikan pola makan yang baik. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh stres terhadap pola makan mahasiswa tingkat akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara (USU). Penelitian menggunakan desain deskripstif korelatif. Pengambilan sampel pada 97 mahasiswa tingkat akhir di Fakultas Keperawatan USU menggunakan stratified random sampling pada tanggal 8- 10 Mei 2015. Instrumen berupa kuesioner tingkat stres Safaria dan Saputra dan menggunakan FFQ yang dimodifikasi dari penelitain Syifa Puji Suci untuk pola makan. Hasil penelitian menunjukkan responden mengalami stres sedang dan mengalami stres tinggi, mengalami pola makan buruk, dan ada hubungan yang signifikan antara stres dengan pola makan pada mahasiswa tingkat akhir (p=0,000;r= -0,554). Artinya, jika stres semakin tinggi maka pola makannya buruk.


(14)

Title of the Thesis : The Influence of Stress on Eating Pattern of the Last Year Students at the Faculty of Nursing, University of Sumatera Utara

Name : Emma Marhama

Department : Nursing Science, the Faculty of Nursing, University of Sumatera Utara

Academic Year : 2014-2015

========================================================== ===

ABSTRACT

The last year students usually undergo stress in doing their activities related to finishing their last assignment and tend to ignore their eating pattern. The objective of the study was to find out the influence of stress on the last year

students’ eating pattern at the Faculty of Nursing, University of Sumatera Utara.

The study used descriptive correlation method. The samples were 97 last year students at the Faculty of Nursing, taken by using stratified random sampling technique. It was conducted from May 8 to May10, 2015. The data were gathered by distributing questionnaires about the level of stress of Safaria and Saputra,

using FFQ modified from Syifa Puji Lestari’s research on eating pattern. The

result of the study showed that the respondents underwent moderate and serious stress and bad eating pattern. There was significant correlation between stress and eating pattern in the last year students (p = 0.000 and r = -0.554) which indicated that the more serious the stress, the worst the eating pattern.


(15)

BAB 1

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Mahasiswa tingkat akhir adalah mahasiswa yang sedang dalam proses mengerjakan tugas akhir atau skripsi. Tugas akhir atau skripsi merupakan persyaratan untuk mendapatkan status sarjana (S1) di setiap Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Indonesia. Pengertian skripsi menurut Arikunto (2010) adalah muara dari semua pengetahuan dan keterampilan yang pernah diperoleh sebelumnya untuk diterapkan dalam menggali permasalahan yang ada (baik dalam literatur maupun kancah) agar dengan penelitian itu dapat diperoleh temuan yang bermanfaat. Harahap dan Erniyati (2014) menyatakan bahwa skripsi adalah laporan karya ilmiah dari hasil penelitian dan atau kajian mahasiswa yang dapat berupa bahasan dan rancangan oleh mahasiswa Fakultas Keperawatan USU sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep).

Banyak aktivitas yang berkaitan dengan penyusunan skripsi, seperti mencari dosen pembimbing dan mencari tema penelitian. Nursalam (2008) menyatakan bahwa mahasiswa dituntut mampu menguraikan latar belakang masalah BAB I, menguraikan sejumlah teori atau konsep pada Bab II, merancang kerangka penelitian pada Bab III, metode penelitian pada Bab IV, hasil dan pembahasan pada Bab V, dan berikutnya kesimpulan dan saran pada Bab VI.

Hal lain yang juga tidak kalah penting adalah mahasiswa dituntut untuk mampu menempuh mata kuliah yang menjadi syarat kelulusan. Beberapa program studi menuntut mahasiswa untuk mampu menempuh beberapa mata


(16)

kuliah tersebut dengan sistem blok. Menurut Salbiah & Fathi (2013) terdapat beberapa metode pembelajaran pada sistem blok yaitu ceramah, tutorial, lab skill

dan praktikum. Di tambah lagi, mahasiswa juga di hadapkan dengan masalah dana yang tidak sedikit dalam proses penyelesaian skripsi karena tidak hanya sekali mahasiswa melakukan revisi dengan dosen pembimbing namun dapat dilakukan beberapa kali. Hal-hal tersebut seringkali menimbulkan stres bagi mahasiswa.

Stres merupakan hal yang menjadi bagian dari kehidupan manusia. Nasir dan Muhith (2011) menyatakan bahwa stres adalah reaksi dari tubuh (respon) terhadap lingkungan yang dapat memproteksi diri kita yang juga merupakan bagian dari sistem pertahanan yang membuat kita tetap hidup. Patel (2006 dalam Nasir & Muhith, 2011) mengatakan stres merupakan reaksi tertentu yang muncul pada tubuh yang bisa disebabkan oleh berbagai tuntutan, misalnya ketika manusia menghadapi tantangan-tantangan (challenge) yang penting, ketika dihadapkan pada ancaman (threat) atau ketika harus berusaha mengatasi harapan-harapan yang tidak realistis dari lingkungannya.

Berdasarkan berbagai definisi stres diatas, penulis menyimpulkan bahwa stres merupakan suatu sistem pertahanan tubuh yang muncul akibat adanya tuntutan, misalnya ketika menghadapi tantangan (challenge), ancaman (threat) atau ketika menghadapi harapan-harapan yang tidak realistis dari lingkungannya (Nasir & Muhith, 2011).

Penelitian dari Purwati (2012) menggambarkan tingkat stres pada mahasiswa tergolong tinggi, hal ini dibuktikan dalam wawancara terhadap tujuh


(17)

mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) yang berada di gedung Student center FIK UI. Hasilnya menunjukkan lima dari tujuh mahasiswa sering merasa sakit kepala, mengalami perubahan nafsu makan, sulit tidur dan terkadang sampai menangis jika mengalami sesuatu yang dianggap diluar kemampuannya.

Hasil penelitian Siagian, Sudaryati, Nadeak (2013) menyatakan bahwa terdapat hubungan status stres psikososial dengan konsumsi energi yaitu semakin tinggi status stres seseorang maka konsumsi energi semakin tinggi.

Penelitian yang dilakukan Robiah (2012) juga menunjukkan adanya hubungan tingkat stres dengan pola makan pada mahasiswa tingkat akhir di FMIPA UI. Responden dengan tingkat stres berat beresiko 6,5 kali lebih besar untuk memiliki pola makan yang tidak baik dibandingkan responden dengan tingkat stres ringan.

Stres tidak hanya berdampak pada konsumsi makan berlebih tetapi stres juga dapat menimbulkan masalah-masalah pencernaan seperti gejala gastritis. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Wahyuni, Sirajuddin, Najamuddin (2012) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat stres yang tinggi dengan kejadian gejala gastritis yaitu tingkat stres yang tinggi lebih banyak mengalami gejala gastritis sebanyak 81 orang (63,0%).

Berdasarkan hasil penelitian diatas penulis menyimpulkan bahwa stres dapat menimbulkan masalah-masalah yang berhubungan dengan pola makan sehingga penulis merasa tertarik untuk mengetahui Pengaruh Stres terhadap


(18)

Pola Makan Mahasiswa Tingkat Akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara (USU).

1.2 Rumusan Masalah

Adakah pengaruh stres terhadap pola makan mahasiswa tingkat akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara (USU)?

1.3 Pertanyaan Penelitian

1.3.1 Bagaimana gambaran stres mahasiswa S1 Keperawatan ?

1.3.2 Bagaimana gambaran pola makan mahasiswa S1 Keperawatan ? 1.3.3 Apakah ada pengaruh stres terhadap pola makan ?

1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh stres terhadap pola makan mahasiswa tingkat akhir di fakultas keperawatan Universitas Sumatera Utara (USU).

1.4.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran stres mahasiswa S1 Keperawatan b. Untuk mengetahui gambaran pola makan mahasiswa S1 Keperawatan 1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini bermanfaat untuk pendidikan keperawatan, pelayanan keperawatan dan penelitian keperawatan. Secara rinci manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:


(19)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada mahasiswa khususnya mahasiswa tingkat akhir di Fakultas Keperawatan USU tentang bagaimana mengenali stres sehingga tidak memberikan dampak buruk terhadap pola makannya.

1.5.2 Pelayanan Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan bagi perawat sebagai bahan untuk mengembangkan peran perawat dalam pendidik, pemberi informasi dan koselor di komunitas.

1.5.3 Penelitian Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan tentang pengaruh stres terhadap pola makan dan dapat menjadi sumber referensi kepada peneliti selanjutnya mengenai judul terkait.


(20)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stres

2.1.1 Pengertian Stres

Menurut Hans Selye tahun1976 stres adalah segala situasi dimana tuntutan non-spesifik mengaruskan seseorang individu untuk berespon atau melakukan tindakan (Potter & Perry, 2005). Stres merupakan kumpulan hasil, respon, jalan dan pengalaman yang berkaitan yang disebabkan oleh berbagai stresor, keadaan atau peristiwa yang menyebabkan stres (Manktellow, 2007).

Menurut Looker & Gregson (2004), stres merupakan keseimbangan antara bagaimana kita memandang tuntutan-tuntuan dan bagaimana kita berfikir bahwa kita dapat mengatasi semua tuntutan yang menentukan apakah kita tidak merasakan stres, merasakan distres (respon stres yang buruk) atau eustres (respon stres yang menimbulkan rasa bahagia).

Penulis menyimpulkan bahwa stres merupakan adanya tuntutan-tuntutan non-spesifik yang mengharuskan individu untuk berespon (Potter & Perry, 2005) dan mampu berfikir bagaimana untuk mengatasi semua tuntutan yang menetukan apakah kita tidak merasakan stres, merasakan distres atau eustres (Looker & Gregson, 2004).

2.1.2 Etiologi Stres

Stres dapat terjadi karena terdapat suatu perubahan baik dari kondisi fisik, psikologis, maupun sosial dan juga muncul pada situasi kerja, di rumah, dalam kehidupan sosial dan lingkungan luar lainnya (Patel, 1996 dalam Nasir & Muhith, 2011). Kondisi tersebut dapat menyebabkan stres disebut sebagai stresor.


(21)

Stres yang dialami seseorang mengakibatkan munculnya konsep stressor, yaitu stresor internal dan stressor eksternal (Selye, 1976 dalam Potter & Perry, 2005). Stresor internal berasal dari dalam diri seseorang misalnya: demam, penyakit infeksi, trauma fisik, malnutrisi, kelelahan fisik, kekacauan fungsi biologik yang berkelanjutan.

Stresor eksternal berasal dari luar diri seseorang. Perubahan bermakna dalam sutau lingkungan, perubahan peran dan sosial, proses pembelajaran, pekerjaan serta hubungan interpersonal. Perubahan kondisi keuangan dan segala akibatnya (menciutnya anggaran keuangan, keterbatasan uang). Berdasarkan penjabaran singkat tentang stresor, setiap individu harus beradaptasi dengan stresor yang terjadi pada dirinya dalam rangka bertahan hidup terhadap stresor yang datang dari internal dan eksternal.

Mahasiswa tingkat akhir juga mengalami stresor baik yang datang dari internal maupun eksternal. Stresor eksternal yang dihadapi mahasiswa berupa stres akademik maupun non akademik. Agolla dan Ongori (2009 dalam Purwati, 2011) mengemukakan bahwa sumber stres akademik meliputi: manajemen waktu, tuntutan akademik dan lingkungan akademik. Sumber stres tersebut dijabarkan dan diperoleh berupa: tugas-tugas akademik, penurunan motivasi, ketidakadekuatan peran akademik, jadwal perkuliahan yang padat dan tidak jelas, serta kecemasan tidak mendapatkan pekerjaan setelah lulus kuliah.

Permasalahan non-akademis terutama berasal dari tekanan sosial yang dialami mahasiswa sehari-hari seperti permasalahan yang terkait dengan keluarga, misalnya karena tinggal terpisah dari keluarga, kondisi keuangan keluarga,


(22)

riwayat pola pengasuhan dari orangtua, perbedaan prinsip dengan orang tua. Selain itu masalah-masalah yang bersumber dari kehidupan di pondokan, beradaptasi dengan teman yang mempunyai latar belakang sosial dan budaya yang berbeda, kesulitan adaptasi umum, masalah dalam hubungan lawan jenis, serta masalah di dalam organisasi dan kegiatan kemahasiswaan sering merupakan sumber permasalahan yang serius bagi mahasiswa (Fakultas Psikologi UGM, 2013).

2.1.3 Jenis Stres

Menurut Nasir & Muhith (2011) stres melibatkan perubahan fisiologis yang kemungkinan dapat dialami sebagai perasaan yang anxiousness (distress) atau pleasure (eustres).

Hans Selye menggunakan istilah distres pada keadaan stres yang merusak atau tidak menyenangkan (Rice, 1992). Stres yang baik terjadi jika setiap stimulus mempunyai arti sebagai hal yang memberikan pelajaran bagi kita, betapa suatu hal yang dirasakan seseorang memberikan arti sebuah pelajaran dan bukan sebuah tekanan. Menurut Nasir & Muhith (2011) stres dikatakan positif apabila setiap kejadian merupakan suatu pelajaran yang berharga dan mendorong seseorang untuk selalu berpikiran yang positif dan setiap stimulus yang masuk merupakan suatu pelajaran yang berharga dan mendorong seseorang untuk selalu berpikir dan berperilaku bagaimana agar apa yang akan dilakukan membawa manfaat dan bukan bencana.

Distres merupakan respon stres yang negatif dan menyakitkan, sehingga tidak mampu lagi diatasi (Selye, 1976 dalam Rice, 1992). Distres dihasilkan dari


(23)

sebuah proses yang memaknai sesuatu yang buruk, dimana respon yang digunakan selalu negatif dan ada indikasi mengganggu integritas diri sehingga bisa diartikan sebagai sebuah ancaman.

2.1.4 Respon Stres

Skema 2.1 Respon Stres Respon Stres

Individu secara keseluruhan terlibat dalam merespon dan mengadaptasi stres. Namun demikian, sebagian besar dari riset tentang stres berfokus pada respon psikologis dan fisiologi, meski dimensi ini saling tumpang tindih dan berinteraksi dengan dimensi lain. Ketika terjadi stres, seseorang menggunakan energi fisiologis dan psikologis untuk berespon dan mengadaptasi (Potter & Perry, 2005).

2.1.4.1 Respon Fisiologis

Respon fisiologis terhadap stres akut dikenal sebagai respon fight-or-flight. Ini dimulai ketika orang dihadapkan dengan situasi ancaman stres. Ketika tubuh mempersiapkan untuk melawan atau melarikan diri, akan terjadi beberapa

Respon Fisiologis

Respon Psikologi

s

Sindrom Adaptasi Lokal (LAS) Sindrom Adaptasi


(24)

perubahan. Sistem saraf otonom dan sistem neuroendokrin bergabung untuk memberikan tubuh dengan kapasitas yang cukup untuk menangani stres. Hormon yang diperlukan untuk beradaptasi dengan stres disekresikan sehingga otot menjadi tegang, jantung berdetak lebih cepat, napasdan keringat meningkat, pupil membesar dan kadar gula darah meningkat. Setelah penyebab stres dihapus, mekanisme homeostatis yang melibatkan sistem saraf parasimpatis dan aktivitas penurunan hipotalamus dan kelenjar hipofisis mengembalikan tubuh dari keadaan dari kesiapan tinggi ke mode rileks. Respon fight-or-flight sangat penting untuk pertahanan terhadap bahaya dan mentolerir. Namun, lanjutan hasil stres yang tak terselesaikan dalam kondisi stres kronis, yang berdampak pada tubuh dan mungkin akan menghasilkan salah satu dari berbagai macam penyakit atau gangguan (Funnel, Koutoukidis, Lawrence, 2005).

Menurut Selye (1976 dalam Potter & Perry, 2005) mengidentifikasikan 2 respon fisiologis yaitu Sindrom Adaptasi Lokal (LAS) dan Sindrom Adaptasi Umum (GAS). LAS adalah respon dari jaringan, organ, atau bagian tubuh terhadap stres karena trauma, penyakit, atau perubahan fisiologis lainnya. Dua respon setempat, yaitu respon reflek nyeri dan respon inflamasi. Respon reflek nyeri adalah respon adaptif dan melindungi jaringan dari kerusakan lebih lanjut. Respon melibatkan reseptor sensoris, saraf sensoris yang menjalar ke medulla spinalis, neuron penghubung dalam medulla spinalis, saraf motorik yang menjalar dari medulla spinalis, dan otot efektif. Respon inflamasi distimuli oleh trauma atau infeksi, respon ini memusatkan inflamasi sehingga dengan demikian menghambat penyebaran inflamasi dan meningkatkan penyembuhan. Respon


(25)

inflamasi terjadi dalam tiga fase. Fase pertama mencakup perubahan dalam sel-sel dan sistem sirkulasi. Fase kedua ditandai oleh pelepasan eksudat dari luka. Fase terakhir adalah perbaikan jaringan regenerasi atau pembentukan jaringan parut. Regenerasi menggantikan sel yang rusak dengan sel identis atau sel-sel serupa (Potter & Perry, 2005).

GAS adalah respon pertahanan dari keseluruhan tubuh terhadap stres. Respon ini melibatkan beberapa sistem tubuh, terutama sistem saraf otonom dan sistem endokrin. GAS terdiri atas reaksi peringatan, tahap resisten dan tahap kehabisan tenaga. Pada tahap alarm respon simpatis fight or flight diaktifkan yang bersifat defensif dan anti inflamasi yang akan menghilang dengan sendirinya. Bila stresor menetap maka akan beralih ke tahap pertahanan. Pada tahap pertahanan tubuh individu berupaya untuk mengadaptasi terhadap stresor. Jika stresor tetap terus menetap dan tidak berhasil menghadapinya maka individu memasuki tahap kehabisan tenaga. Tahap kehabisan tenaga terjadi ketika tubuh tidak dapat lagi melawan stres dan ketika energi yang diperlukan untuk mempertahankan adaptasi sudah menipis. Tubuh tidak mampu untuk mempertahankan dirinya terhadap dampak stresor, regulasi fisiologis menghilang, dan jika stres berlanjut dapat terjadi kematian (Potter & Perry, 2005).

2.1.4.2 Respon Psikologis

Pemajanan terhadap stresor mengakibatkan respon adaptif psikologis dan fisiologis. Perilaku adaptif psikologis dapat konstruktif dan destruktif. Perilaku konstruktif membantu individu menerima tantangan untuk menyelesaikan konflik.


(26)

Perilaku destruktif mempengaruhi orientasi realitas, kemampuan pemecahan masalah, kepribadian dan situasi yang sangat berat, kemampuan untuk berfungsi ( Potter & Perry, 2005).

2.1.5 Tingkatan stres

Potter & Perry (2005) membagi tingkatan stres menjadi stres ringan, sedang dan berat. Stres ringan adalah stresor yang dihadapi setiap orang secara teratur, umumnya dirasakan oleh setiap orang misalnya: lupa, kebanyakan tidur, kemacetan, dikritik. Situasi ini biasanya berakhir dalam beberapa menit atau beberapa jam dan biasanya tidak akan menimbulkan penyakit kecuali jika dihadapi terus-menerus. Stres sedang terjadi lebih lama dari beberapa jam sampai beberapa hari. Misalnya perselisihan kesepakatan yang belum selesai,dikarenakan kerja yang berlebihan, mengharapkan pekerjaan baru, adanya permasalahan keluarga. Situasi seperti tersebut dapat mempengaruhi pada kondisi kesehatan seseorang. Stres berat merupakan stres kronis yang terjadi beberapa minggu sampai beberapa tahun misalnya penyakit fisik yang lama. Makin sering dan makin lama situasi stres, makin tinggi resiko kesehatan yang ditimbulkan (Wiebe & Williams, 1992 dalam Potter & Perry, 2005).

2.1.6 Dampak Stres

Stres yang dialami oleh individu akan menimbulkan dampak positif atau negatif. Stres dapat meningkatkan kemampuan individu dalam proses belajar dan berfikir. Dampak negatif stres dapat berupa gejala fisik maupun psikis dan akan menimbulkan gejala-gejala tertentu. Rice (1992) dalam Safaria dan Saputra


(27)

(2009) mengelompokkan dampak negatif stres yang dirasakan oleh individu dalam lima gejala, yaitu gejala fisiologis, psikologis, kognitif, interpersonal, dan organisasional. Gejala fisiologis yang dirasakan individu berupa keluhan seperti sakit kepala, sembelit, diare, sakit pinggang, tekanan darah tinggi, kelelahan, sakit perut, maag, berubah selera makan, susah tidur, dan kehilangan semangat. Selain gejala fisiologis, individu yang mengalami stres akan mengalami perubahan gejala emosional berupa perasaan gelisah, cemas, mudah marah, gugup, takut, mudah tersinggung, sedih dan depresi. Gejala kognitif berupa sulit berkonsentrasi, sulit membuat keputusan, mudah lupa, melamun secara berlebihan dan pikiran kacau. Dampak negatif stres yang mudah diamati dari gejala interpersonal yaitu sikap acuh tak acuh pada lingkungan, apatis, agresif, minder, kehilangan kepercayaan pada oranglain dan mudah menyalahkan oranglain. Selain itu, gejala organisasional berupa meningkatnya keabsenan dalam kerja/kuliah, menurunnya produktifitas dan menurunnya dorongan untuk berprestasi.

2.2 Pola Makan

Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai jumlah dan jenis bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang dan merupakan ciri khas untuk suatu kelompok masyarakat tertentu. Menurut Mudanijah (2004) pola konsumsi pangan adalah susunan jenis dan jumlah pangan yang di konsumsi seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu. Menurut ahli antropologi Margaret Mead, pola makan atau food pattern

adalah cara seseorang atau sekelompok orang memanfaatkan pangan yang tersedia sebagai reaksi terhadap tekanan ekonomi dan sosio-budaya yang dialaminya


(28)

(Almatsier, 2005). Pola makan juga dikatakan sebagai cara seseorang atau sekelompok orang yang memilih dan mengkonsumsi makanan sebagai tanggapan terhadap pengaruh fisiologi, fisiologis, budaya dan sosial (Geissler&Power, 2005 dalam Sebayang, 2012). Tujuan fisiologis adalah upaya untuk memenuhi keinginan makan (rasa lapar) atau untuk memperoleh zat-zat gizi yang diperlukan tubuh. Tujuan sosiologis adalah untuk memelihara hubungan manusia dalam keluarga dan masyarakat sedangkan tujuan psikologisnya adalah untuk memenuhi kepuasan emosional atau selera.

Menurut Musbikin (2004), untuk sebagian orang yang jika mengalami kekecewaan atau kesedihan akan memilih makan sebagai penawarnya, kemudian ia akan makan sepuas-puasnya. Pelampiasan tersebut kalau diteruskan berulang-ulang, tentu bobot tubuh akan bertambah. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan Robiah (2012) di Fakultas MIPA Universitas Indonesia (FMIPA UI) yang menyatakan bahwa adanya hubungan tingkat stres dengan pola makan pada mahasiswa tingkat akhir di FMIPA UI. Responden dengan tingkat stres berat beresiko 6,5 kali lebih besar untuk memiliki pola makan yang tidak baik dibandingkan responden dengan tingkat stres ringan. Untuk itu perlu bagi mahasiswa mengetahui pola makan yang baik.

Pola makan yang baik mengandung makanan sumber energi, sumber zat pembangun dan sumber zat pengatur, karena semua zat gizi diperlukan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh serta perkembangan otak dan produktifitas kerja, serta dimakan dalam jumlah cukup sesuai dengan kebutuhan (Almatsier, 2004).


(29)

Pada Pedoman Gizi Seimbang (Kemenkes, 2014) pengelompokkan makanan digambarkan dalam piramida menurut sumber zat gizi. Pada dasar piramida (3-4 porsi/hari) adalah makanan pokok (nasi, roti, dan umbi-umbian) sebagai sumber karbohidrat dan serat. Pada lapisan kedua dari dasar adalah sayuran (3-4 porsi/hari) dan buah-buahan (2-3 porsi/perhari), sumber zat gizi mikro yaitu vitamin dan mineral. Lapisan diatasnya adalah kelompok lauk-pauk (2-4 porsi/hari). Sedangkan dipuncak piramida adalah kelompok makanan yang secara proporsional hanya sedikit diperlukan yaitu minyak, gula, garam dan bumbu-bumbu.

2.2.2 Metode Food Frequency Questionnaire

Metode ini dikenal sebagai metode frekuensi pangan, dimaksudkan untuk memperoleh informasi pola konsumsi pangan seseorang. Untuk itu diperlukan kuesioner yang terdiri dari dua komponen, yaitu daftar jenis pangan dan frekuensi konsumsi pangan (Riyadi, 2004).

2.2.2.1Langkah-langkah Metode Frekuensi Makanan

a. Responden diminta untuk memberi tanda pada daftar makanan yang tersedia pada kuesioner mengenai frekuensi penggunaannya dan ukuran porsinya.

b. Lakukan rekapitulasi tentang frekuensi penggunaan jenis-jenis bahan makanan terutama bahan makanan yang merupakan sumber-sumber zat gizi tertentu selama periode tertentu pula. 2.2.2.2 Kelebihan Metode Frekuensi makanan


(30)

b. Dapat dilakukan senderi oleh responden c. Tidak membutuhkan latihan khusus

d. Dapat membantu untuk menjelaskan hubungan antara penyakit dan kebiasaan makan.

2.2.2.3Kekurangan Metode Frekuensi makanan

a. Tidak dapat untuk menghitung intake zat gizi sehari. b. Sulit mengembangkan kuesioner pengumpulan data. c. Cukup menjenuhkan bagi para pewawancara.

d. Perlu membuat percobaan pendahuluan untuk menentukan jenis bahan makanan yang akan masuk dalam daftar kuesioner. e. Responden harus jujur dan mempunyai motivasi tinggi.

2.3 Mahasiswa Tingkat Akhir

Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar pada suatu perguruan tinggi. Mahasiswa juga memiliki definisi sebagai seorang yang belajar dan meneliti, menggunakan akal pikiran secara aktif dan cermat, serta penuh perhatian untuk dapat memahami suatu ilmu pengetahuan (Rahayu et. al, 2007). Mahasiswa tingkat akhir adalah mahasiswa yang telah menyelesaikan teori dalam perkuliahan dan tengah mengambil tugas akhir atau skripsi.

Skripsi merupakan karya tulis resmi akhir mahasiswa dalam menyelesaikan program Sarjana (S1). Skripsi menggambarkan kemampuan akademik mahasiswa dalam merancang, melaksanakan dan menyusun laporan penelitian pendidikan bidang studi yang berkenaan dengan masalah dalam bidang studinya (Universitas Pendidikan Indonesia, 2007).


(31)

Dalam penyusunan skripsi banyak ditemukan aktivitas-aktivitas yang membuat mahasiswa mengalami stres. Seperti survey awal yang dilakukan penulis pada 5 mahasiswa Fakultas Keperawatan USU. Mahasiswa menyatakan bahwa stres yang mereka alami salah satunya terkait dengan aktivitas-aktivitas penyusunan skripsi seperti sulitnya bertemu dengan dosen pembimbing untuk konsultasi skripsi, mencari referensi sebagai pendukung data, tugas kuliah yang menumpuk, belum lagi masalah dana yang tidak sedikit dalam penyelesaian skripsi.

Banyaknya aktivitas tersebut membuat mahasiswa seringkali mengabaikan pola makan. Hasil penelitian Siagian, Sudaryati, Nadeak (2013) menyatakan bahwa terdapat hubungan status stres psikososial dengan konsumsi energi yaitu semakin tinggi status stres seseorang maka konsumsi energi semakin tinggi.

Stres tidak hanya berdampak pada konsumsi makan berlebih tetapi stres juga dapat menimbulkan masalah-masalah pencernaan seperti gejala gastritis. Wahyuni, Sirajuddin, Najamuddin (2012) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat stres yang tinggi dengan kejadian gejala gastritis yaitu tingkat stres yang tinggi lebih banyak mengalami gejala gastritis sebanyak 81 orang (63,0%). Sedangkan menurut hasil penelitian Khotimah (2012) tingkat stres mempengaruhi sindroma dispepsia dimana mahasiswa yang mengalami stres sedang 10 kali lebih besar menderita sindroma dispepsia dibandingkan dengan mahasiswa yang mengalami stres ringan.


(32)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN 3.1Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual penelitian ini adalah kerangka adanya dugaan pengaruh stres terhadap pola makan. Variabel dependen yaitu pola makan mahasiswa tingkat akhir dan variabel independen yaitu stres akademik maupun non akademik yang dialami mahasiswa tingkat akhir.

Adapun yang menjadi kerangka penelitian ini dapat dilihat dalam bagan dibawah ini :

Ket :

Variabel yang diteliti Hubungan yang diteliti

Skema 3.1 Kerangka Konsep Stres mempengaruhi Pola Makan Mahasiswa Tingkat Akhir di Fakultas Keperawatan USU.

Stres

- Rendah

- Sedang

- Tinggi


(33)

3.2 Definisi Operasional

Tabel 3.2 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil ukur Skala ukur 1 2 Variabel independen: Stres Variabel dependen: Pola makan Ketidakmampuan mahasiswa tingkat

akhir untuk

menyesuaikan diri terhadap

permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam menghadapi tugas akhir/skripsi di ukur dengan skala tinggi, sedang, rendah. Jenis dan Frekuensi

makanan yang

dikonsumsi terdiri dari makanan pokok, lauk-pauk, sayur dan

buah yang

dikonsumsi responden. Lembar kuesioner Lembar kuesioner StresRendah = 0-25

Stres Sedang = 26-52

Stres Tinggi = >53

0 = buruk, jika pola makan tidak sesuai dengan

Pedoman Gizi Seimbang 1 = baik, jika pola makan sesuai dengan Pedoman Gizi Seimbang (makanan pokok 3-4 porsi/hari, lauk-pauk 2-4 porsi/hari, sayuran 3-4 porsi/hari dan

buah 2-3

porsi/hari) (Kemenkes, 2014)

Ordinal


(34)

3.3 Hipotesa

Hipotesa penelitian adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2010). Hipotesa yang akan dibuktikan dalam penelitian ini adalah :

Ha : Adanya hubungan stres dengan pola makan mahasiswa tingkat akhir

Ho : Tidak Adanya hubungan stres dengan pola makan mahasiswa tingkat akhir


(35)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang dilakukan peneliti adalah deskriptif korelatif dengan desain cross-sectional untuk mengamati data yang diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap variabel subjek pada saat pemeriksaan.

4.2 Populasi dan Sampel Penelitian 4.2.1 Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan USU program reguler stambuk 2011.

4.2.2 Sampel Penelitian

Penentuan sampel dilakukan dengan cara simple random sampling, yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan kesempatan yang sama pada setiap individu sebagai sampel (Arikunto, 2010). Untuk menentukan jumlah sampel digunakan formula sederhana untuk menetukan jumlah sampel (Notoatmodjo, 2005) yaitu :

� = + � n = besar sampel N = besar populasi

d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan 0,05

Berdasarkan rumus di atas maka didapatkan jumlah sampel yaitu: � =

+


(36)

� =

+ , = , atau orang

4.3 Waktu dan Tempat Penelitian

Tempat yang menjadil lokasi penelitian adalah Fakultas Keperawatan USU. Penelitian ini dimulai dari bulan Januari – Mei 2015.

4.4. Pertimbangan Etik

Pertimbangan etik dalam penelitian ini bertujuan agar peneliti dapat menjaga dan menghargai hak asasi para respondennya. Penelitian ini dilakukan setelah mendapat surat rekomendasi dari bagian pendidikan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara (USU). Penelitian akan dilaksanakan dengan menekankan pertimbangan etik meliputi : (1) Otonomi, peneliti memberi kebebasan kepada responden untuk menentukan apakah bersedia atau tidak untuk mengikuti kegiatan penelitian; (2) Informed Consent, peneliti menanyakan kesediaan menjadi responden setelah peneliti memperkenalkan diri, menjelaskan tujuan, dan manfaat penelitian. Jika responden bersedia menjadi responden penelitian maka responden diminta menandatangani lembar persetujuan; (3)

Anonimity, peneliti tidak mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data, tetapi akan memberikan kode pada masing-masing lembar persetujuan tersebut; (4) Confidentiality, peneliti menjamin kerahasiaan informasi responden dan kelompok data tertentu yang dilaporkan sebagai hasil penelitian; (5) Beneficience, selalu berupaya bahwa kegiatan yang diberikan kepada responden mengandung prinsip kebaikan bagi responden guna mendapatkan suatu metode atau konsep baru untuk kebaikan responden; (6) Nonmalaficience,


(37)

apalagi sampai mengancam jiwa bagi responden; (7) Veracity, penelitian yang dilakukan dijelaskan secaras jujur tentang manfaat, efek dan apa yang didapat jika responden terlibat di dalam penelitian tersebut; (8) Justice, peneliti harus berusaha semaksimal mungkin untuk tetap melaksanakan prinsip keadilan pada saat melakukan penelitian.

4.5 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini mengadopsi dari kuesioner Safaria dan Saputra (2009) tentang tingkat stres dengan menggunakan skala likert dan berdasarkan metode food frequency yang di adopsi dari kuesioner penelitian Syifa Puji Suci.

Bentuk pertanyaannya adalah pertanyaan tertutup agar memudahkan responden untuk memilih jawaban yang telah disediakan dan membatasi jawaban yang telah disediakan dan membatasi jawaban yang akan diberikan oleh responden sehingga hasil penelitian ini sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Instrumen ini terdiri dari 3 bagian yaitu bagian pertama berisi tentang data demografi, yang terdiri dari : kode responden, jenis kelamin dan umur.

Bagian kedua berisi tentang stres yang dialami responden terdiri dari 20 pertanyaan dengan mengikuti skala likert. Jawaban tidak pernah diberi nilai 0, jarang diberi nilai 1, kadang-kadang diberi nilai 2, sering diberi nilai 3 dan selalu diberi nilai 4. Jadi nilai tertinggi yang diperoleh adalah >53 dan nilai terendah adalah 0 (nol). Berdasarkan rumus statistika menurut Sudjana (1992),

� = � ��


(38)

Dimana, p merupakan panjang kelas, dengan rentang (nilai tertinggi dikurangi nilai terendah) sebesar 80 dan banyak kelas dibagi atas 3 kategorik (rendah, sedang, tinggi), maka akan diperoleh panjang kelas sebesar 26.

Dengan p= 25 dan nilai terendah 0 sebagai batas bawah kelas interval pertama, maka stres mahasiswa tingkat akhir dikategorikan atas interval sebagai berikut:

0-25 = stres rendah 26-52 = stres sedang >53 = stres tinggi

Bagian terakhir berisi tentang pola makan responden menggunakan formulir metode frekuensi makanan. Pola makan diberi bernilai 1 (baik) jika pola makan sesuai dengan Pedoman Gizi Seimbang (makanan pokok 3-4 porsi/hari, lauk-pauk 2-4 porsi/hari, sayuran 3-4 porsi/hari dan buah 2-3 porsi/hari) (Kemenkes, 2014). Pola makan diberi nilai 0 (buruk) jika pola makan tidak sesuai dengan Pedoman Gizi Seimbang.

4.6 Validitas dan Reabilitas 4.6.1 Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat – tingkat ke validan atau kesahinan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah (Arikunto, 2010). Pada penelitian ini digunakan validitas isi. Validitas isi selanjutnya dikonsultasikan kepada dosen yang berkompeten. Dilakukan dengan menguji setiap butir instrumen pengumpulan data. Kuesioner dikatakan valid jika bernilai >0,7.


(39)

Nilai kuesioner pada kuesioner stres adalah 1 yang berarti instrumen telah valid.

4.6.2 Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban – jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataanya, maka berapa kalipun diambil tetap akan sama (Arikunto,2010). Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan dengan menggunakan rumus Cronbach Alpha

untuk kuesioner stres, dimana jika alpha > 0,70 maka butir – butir pertanyaan dikatakan reliabel dan untuk pola makan digunakan uji reliabel Kuder Richardson-21 dimana jika hasil >0,70 artinya pertanyaan dapat dikatakan reliabel.

Uji reliabilitas ini dibantu dengan menggunakan teknik komputerisasi. Besar sampel untuk uji reliabilitas penelitian ini berjumlah 30 mahasiswa tingkat akhir di Fakultas Keperawatan USU. Hasil uji reliabilitas pada kuesioner stres adalah 0,8 dan hasil uji reliabilitas pada kuesioner pola makan adalah 0,81. Maka dapat dikatakan bahwa instrumen sudah reliabel.


(40)

4.7Pengumpulan Data dan Pengolahan Data

4.7.1 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengajukan izin penelitian terlebih dahulu ke Fakultas Keperawatan USU, setelah izin penelitian diperoleh proses pengumpulan data dimulai. Sebelumnya peneliti membuat kuesioner untuk stres dan pola makan sebagai alat pengumpul data. Kemudian peneliti menjelaskan tujuan penelitian kepada calon responden, jika kriteria responden sesuai dengan pertimbangan pengambilan responden maka selanjutnya peneliti meminta kesediaan calon responden untuk menjadi subjek penelitian. Setelah responden setuju menjadi subjek penelitian, peneliti mengajukan surat persetujuan menjadi responden. Setelah itu, peneliti meminta kesediaan responden untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti sesuai dengan kuisioner. Sebelum kegiatan pengisian kuesioner, peneliti memberikan penjelasan mengenai cara pengisian kuesioner dan responden diberikan kesempatan untuk bertanya apabila ada pertanyaan di dalam kuesioner yang belum jelas atau tidak dipahami. Setelah itu, barulah melakukan analisa dari semua data yang terkumpul.

4.7.2 Pengolahan Data 1. Editing

Data yang telah dikumpul diperiksa kelengkapannya terlebih dahulu. Data dicek dan diperiksa untuk memastikan semua variabel sudah diisi lengkap.


(41)

Sebelum dimasukkan ke computer, dilakukan proses pemberian kode pada setiap variabel yang telah terkumpul untuk memudahkam dalam pengolahan selanjutnya. Coding digunakan untuk mempermudah analisis dengan melakukan perubahan data yang berbentuk huruf menjadi angka.

1. Untuk variabel dependen pengkodingan digunakan untuk mengetahui pola makan baik atau buruk pada responden. Coding 0 untuk pola makan buruk, Coding 1 untuk pola makan baik (makanan pokok 3-4 porsi/hari, lauk-pauk 2-4 porsi/hari, sayuran 3-4 porsi/hari dan buah 2-3 porsi/hari).

2. Untuk stres, 1 = stres ringan jika rentang jawabannya (0-25), 2= stres sedang jika nilainya (26-52), 3= stres tinggi jika nilainya (>53) dalam 20 pertanyaan.

3. Jenis kelamin, 1= laki-laki, 2= perempuan. Terdapat 1 pertanyaan untuk jenis kelamin.

4. Usia, 1= 19-20 tahun, 2= 21-22 tahun, 3= 23-24 tahun. Terdapat 1 pertanyaan.

3. Entry

Memasukkan data dengan menggunakan komputer. Untuk pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner yang telah diisi berdasarkan kode-kode yang telah ada oleh responden dimasukkan kedalam software statistic. Data pola makan pada FFQ dilihat satu-persatu kemudian dimasukkan pada software statistic untuk dikategorikan hasil dari formulir FFQ untuk melihat frekuensi makanan sesuai atau tidak dengan PGS. Data


(42)

responden yang berkaitan dengan stres dimasukkan kedalam software statistic, kemudian hasilnya dikategorikan menjadi stres ringan, sedang dan tinggi.

4. Cleaning

Pengecekkan kembali, untuk memastikan bahwa tidak ada kesalahan pada data tersebut, baik pengkodean maupun dalam kesalahan dalam membaca kode. Dengan demikian data telah siap dianalisis.

4.8 Analisa data

Analisis data yang akan peneliti lakukan adalah analisa univariat dan bivariat, yaitu sebagai berikut:

4.8.1 Analisis Univariat

Analisis ini umtuk mendapatkan gambaran pada masing-masing variabel. Gambaran yang didapat akan dimasukkan ke dalam bentuk tabel frekuensi dan akan digunakan untuk uji analisis deskriptif. Tabel frekuensi pada analisis ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti.

4.8.2 Analisis Bivariat

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan variabel independen (Stres) dengan variabel dependen (Pola makan) dengan menggunakan uji statistik korelasi spearman. Analisa dilakukan secara komputerisasi menggunakan SPSS.


(43)

Uji spearman digunakan karena variabel independen (stres) berskala kategorik (ordinal) dan variabel dependen (pola makan) berskala kategorik (ordinal). Uji spearman dapat digunakan untuk uji korelasi variabel ordinal dengan ordinal.

Tabel 4.1 Kriteria Penafsiran Korelasi Menurut Burns & Grove (1993)

Nilai r Penafsiran

>- 0.5

-0.3 – (- 0.5)

-0.1 – (- 0.3)

0

0.1 – 0.3

0.3 – 0.5

>0.5

Korelasi negatif tinggi.

Hubungan negatif, interpretasi kuat. Korelasi negatif sedang.

Hubungan negatif, interpretasi sedang. Korelasi negatif rendah.

Hubungan negatif, interpretasi lemah. Tidak ada korelasi

Korelasi positif rendah.

Hubungan positif, interpretasi lemah. Korelasi positif sedang.

Hubungan positif, interpretasi sedang. Korelasi positif kuat.

Hubungan positif, interpretasi kuat.


(44)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian

Bab ini menerangkan tentang hasil penelitian mengenai pengaruh stres terhadap pola makan mahasiswa tingkat akhir di Fakultas Keperawatan USU, melalui pengumpulan data pada 97 responden. Penyajian data meliputi deskriptif karakteristik responden, stres mahasiswa tingkat akhir yang dikategorikan dengan stres rendah, sedang dan tinggi, pola makan mahasiswa tingkat akhir yang dikategorikan baik dan buruk serta deskripsi pengaruh stres terhadap pola makan mahasiswa tingkat akhir di Fakultas Keperawatan USU.

5.1.1 Deskripsi Karakteristik Responden

Deskripsi karateristik responden terdiri dari jenis kelamin dan umur. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa 11,3% responden laki-laki dan 88,7% responden perempuan. 7,2% berumur 19-20 tahun, 91,8% berumur 21-22 tahun dan 1% berumur 23-24 tahun. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 5.1

Tabel. 5.1 Distribusi Karakteristik Responden

NO Karakteristik Frekuensi Persentasi (%)

1 Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan 11 86 11,3% 88,7%

2 Umur

19-20 21-22 23-24 7 89 1 7,2% 91,8% 1%


(45)

Dari tabel 5.2 diperoleh data hasil penelitian bahwa responden yaitu sebanyak 4 responden (4,1%) dikategorikan pada stres tinggi, 62 responden (63,9%) pada kategori terbanyak yaitu stres sedang dan 31 responden (32,0%) pada kategori stres rendah.

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Stres Mahasiswa Tingkat Akhir di Fakultas Keperawatan USU

Stres mahasiswa tingkat akhir di

Fakultas Keperawatan USU Frekuensi Persentase (%) Stres Tinggi Stres Sedang Stres Rendah 4 62 31 4,1 63,9 32,0

5.1.3 Pola Makan Mahasiswa Tingkat Akhir di Fakultas Keperawatan USU Dari tabel 5.3 diperoleh sebanyak 40 responden (41,2%) memiliki pola makan yang baik dan sebanyak 57 responden (58,8%) memiliki pola makan yang buruk.

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pola Makan Mahasiswa Tingkat Akhir di Fakultas Keperawatan USU

Pola makan mahasiswa tingkat akhir di Fakultas Keperawatan USU

Frekuensi Persentase (%) Baik Buruk 40 57 41,2 58,8

5.1.4 Pengaruh Stres terhadap Pola Makan mahasiswa Tingkat Akhir di Fakultas Keperawatan USU

Dari tabel 5.4 dapat dilihat bahwa dalam penelitian ini menunjukkan adanya hubungan/pengaruh stres terhadap pola makan yang signifikan. Hasil yang didapat dari perhitungan dengan menggunakan rumus koefisien korelasi Spearman didapatkan nilai r sebesar -0,554 dengan nilai signifikan p = 0,000.


(46)

Dari hasil ini dapat disimpulakan bahwa terdapat hubungan/pengaruh yang signifikan diantara variabel dimana p<0,005.

Menurut tabel kriteria penafsiran korelasi menurut Burns and Groove (1993) bahwa kedua variabel tersebut memliki hubungan negatif dengan interpretasi memadai (r pada -0,3 sampai -0,5), artinya jika stres semakin tinggi maka pola makannya buruk.

Tabel 5.4 Hasil Analisa Pengaruh Stres terhadap Pola Makan Mahasiswa Tingkat Akhir di Fakultas Keperawatan USU

Variabel 1 Variabel 2 R p-value Keterangan

Stres mahasiswa tingkat akhir di fakultas

Keperawatan USU

Pola makan

mahasiswa

tingkat akhir di fakultas

Keperawatan USU

-0,554 0,000 Hubungan negatif dengan interpretasi yang memadai

5.2 Pembahasan

Dari data hasil penelitian yang didapatkan, pembahasan dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian tentang gambaran stres mahasiswa tingkat akhir, gambaran pola makan mahasiswa tingkat akhir dan pengaruh stres terhadap pola makan mahasiswa tingkat akhir di Fakultas keperawatan USU.

5.2.1 Stres Mahasiswa Tingkat Akhir

Hasil penelitian ini secara umum menunjukkan bahwa paling banyak responden mengalami tingkat stres sedang walaupun banyaknya stresor seperti penyelesaian skripsi, masalah dana, tugas-tugas akademik dan lain-lain.dan hanya 4 orang responden saja yang mengalami tingkat stres berat. Potter & Perry (2005) menjelaskan bahwa tingkat stres sedang adalah stres karena menghadapi stresor dalam hitungan hari, dan tingkat stres berat adalah stres karena meghadapi stresor


(47)

kronik, yaitu dalam hitungan tahun. Stres yang paling banyak dihadapi responden merupakan stres sedang karena intensitas stresor yang dihadapi kurang dari enam bulan. Diketahui bahwa mahasiswa tingkat akhir di Fakultas Keperawatan USU merupakan mahasiswa yang sebelumnya telah menyelesaikan seminar proposal dan sidang skripsi.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan (Wulandari, 2008) yaitu tingkat stres yang mendominasi adalah stres sedang dengan persentase 61,6% dan tidak ada responden yang mengalami stres tinggi.

Menurut Safaria & Saputra (2009) penilaian individu terhadap stresor akan mempengaruhi kemampuan individu untuk melakukan tindakan pencegahan terhadap stresor yang membuat stres. Responden penelitian ini menilai skripsi sebagai ancaman yang masih wajar sehingga masih mampu mengatasi stresor yang dihadapi selama menyelesaikan skripsi. Hal tersebut terlihat pada hasil penelitian yang menunjukkan bahwa hanya 4 responden penelitian yang mengalami stres berat. Persepsi responden terhadap stres membuat penyelesaian skripsi tidak menjadi penghambat untuk menjalankan aktivitas seperti perkuliahan. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari responden bahwa waktu yang diberikan untuk penyelesaian skripsi cukup lama, yaitu sekitar 1 tahun. Selain itu jadwal seminar proposal dan sidang skripsi juga sudah ditentukan pihak fakultas. Berbeda dengan beberapa fakultas yang ada di USU misalnya seperti Fakultas Ekonomi. Berdasarkan informasi dari salah seorang mahasiswa tingkat akhir di Fakultas Ekonomi diketahui bahwa jadwal seminar proposal dan sidang


(48)

skripsi di tentukan oleh masing-masing individu. Hal tersebut yang mempengaruhi mahasiswa untuk berlomba-lomba menyelesaikan skripsi.

5.2.2 Pola Makan Mahasiswa Tingkat Akhir

Pada penelitian ini gambaran pola makan mahasiswa tingkat akhir di Fakultas Keperawatan USU dilihat dari jenis makanan yang dimakan tiap hari mengikuti pedoman gizi seimbang yaitu hidangan tersusun atas makanan pokok (3-4 porsi /hari), lauk-pauk 3 porsi/hari), sayuran 3 porsi/hari), dan buah (2-3 porsi/hari).

Dari tabel FFQ didapatkan data bahwa pada makanan pokok 99,0 % mahasiswa menjawab 3-4 porsi/hari. Pada jenis lauk-pauk terdapat sebanyak 97,0% mahasiswa menjawab 2-4 porsi/hari. Jenis sayuran terdapat sebanyak 77,3 % mahasiswa menjawab 3-4 porsi/hari dan mahasiswa yang mengkonsumsi 2-3 porsi/hari buah-buahan sebanyak 44,4%.

Persentase terbesar mahasiswa belum dapat menerapkan pola makan buah dengan persentase 54,6%, hanya 44,4% mahasiswa yang dapat menerapkan pola makan buah yaitu sebanyak 2-3 porsi/hari dan terlihat bahwa konsumsi buah

terbanyak pada ≤1 porsi/hari.

Hasil penelitian diperoleh bahwa persentasi terbanyak yaitu 58,8% mahasiswa Fakultas Keperawatan USU mempunyai pola makan buruk (tidak sesuai dengan PGS) dan terdapat sebanyak 41,2% yang memiliki pola makan baik (sesuai dengan PGS). Tingginya pola makan yang buruk (tidak sesuai dengan PGS) pada mahasiswa rata-rata dikarenakan kurangnya konsumsi buah pada mahasiswa. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan


(49)

Suci (2008) didapatkan sebanyak 57,6% mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (FKIK UIN)Syarif Hidayatullah Jakarta mempunyai pola makan yang tidak sesuai dengan PUGS dan mahasiswa yang mempunyai pola makan sesuai PUGS sebanyak 47,4%. Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Kusuma et.al. (2013) pada mahasiswa Program Studi Gizi FKM Unhas Makassar didapatkan hasil bahwa rendahnya kuantitas mengkonsumsi buah pada mahasiswa dikarenakan sebagian besar mahasiswa adalah anak kos yang memiliki keuangan yang pas-pasan.

Buah dan sayur mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan. Kebutuhan vitamin, mineral dan dan zat gizi lainnya dapat dipenuhi oleh buah dan sayur. Tanpa mengkonsumsi buah dan sayur, maka kebutuhan gizi harian seperti vitamin C, vitamin A, potassium dan folat tidak terpenuhi. Menurut Wirawan (2012), jeruk yang kaya akan vitamin C dapat menurunkan kadar hormon stres serta menguatkan sistem kekebalan tubuh. Tekanan darah dan kadar kortisol kembali ke kadar normal dengan cepat ketika orang mengkonsumsi 3000 mg vitamin C sebelum melakukan tugas-tugas yang berat.

Kehidupan mahasiswa menyebabkan terjadinya perubahan pola makanan (Guthrie & Picciano, 1995). Pola makan pada orang dewasa merupakan permulaan seseorang dalam mengadopsi perilaku makan yang cenderung akan menetap (Brown, 2005 dalam Suci 2008). Mahasiswa saat ini banyak menggemari makanan instan sehingga kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung serat. Hal ini sesuai dengan pendapat Arisman (2007) yang


(50)

menyatakan bahwa pola makan orang dewasa saat ini cenderung kurang mengkonsumsi buah dan sayur.

Pola makan sangat erat hubungannya dengan status gizi. Pemenuhan gizi seimbang bukanlah hal yang mudah bagi mahasiswa tingkat akhir, karena kesibukan perkuliahan dan kegiatan yang lain. Padahal, kebutuhan gizi yang terpenuhi dengan baik akan membuat orang lebih memiliki perhatian dan kemampuan untuk belajar lebih mudah (Gillesie, 1996 dalam Suci, 2011). Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa harus memperhatikan pola makan dari aspek jenis makanan yang dikonsumsi (Hardinsyah et. al., 2005).

Pola makan yang baik mengandung makanan sumber energi, sumber zat pembangun dan sumber zat pengatur, karena semua zat gizi diperlukan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh serta perkembangan otak dan produktifitas kerja, serta dimakan dalam jumlah cukup sesuai dengan kebutuhan (Almatsier, 2004).

Golongan makanan pokok yang sering dikonsumsi yaitu padi-padian, seperti beras, jagung dan gandum mempunyai kadar protein lebih tinggi (7 -11%) daripada umbi-umbian dan sagu. Porsi makanan pokok yang dianjurkan sehari untuk orang dewasa adalah sebanyak 300-500 gram beras atau sebanyak 3-5 piring nasi sehari. Golongan lauk-pauk terdiri atas lauk hewani dan nabati, porsi lauk-pauk yang dianjurkan sehari untuk orang dewasa yaitu sebanyak 100 gram atau 2- porsi perhari. Sayuran merupakan sumber vitamin A, vitamin C, asam folat, magnesium, kalium dan serat. Porsi sayuran yang dianjurkan sehari untuk orang dewasa adalah sebanyak 150 gram-200 gram atau 1 - 2 porsi/ hari.


(51)

Golongan buah berwarna kuning seperti mangga, papaya dan pisang raja kaya akan provitamin A, sedangkan buah yang kecut seperti jeruk, jambu biji dan rambutan kaya akan vitamin C. Porsi buah yang dianjurkan sehari untuk orang dewasa adalah sebanyak 200-300 gram atau 2-3 porsi/hari.

5.2.3 Pengaruh Stres terhadap Pola Makan Mahasiswa Tingkat Akhir di Fakultas Keperawatan USU

Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat bahwa dalam penelitian ini menunjukkan adanya hubungan/pengaruh stres terhadap pola makan yang signifikan. Hasil yang didapat dari perhitungan dengan menggunakan rumus koefisien korelasi Spearman didapatkan nilai rs sebesar -0,554 dengan nilai signifikan p= 0,000. Dari hasil ini dapat disimpulakan bahwa terdapat hubungan/pengaruh yang signifikan diantara variabel dimana p<0,005 dan memiliki hubungan negatif yaitu jika stres semakin tinggi maka pola makannya buruk.

Hal tersebut juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan Robiah (2012) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan tingkat stres dengan pola makan pada mahasiswa tingkat akhir di FMIPA UI. Responden dengan tingkat stres berat beresiko 6,5 kali lebih besar untuk memiliki pola makan yang tidak baik dibandingkan dengan tingkat stres ringan.


(52)

Menurut Handadari (2008) efek stres bergantung cara masing-masing individu menghadapinya. Oleh sebab itu, tidak heran jika stres dapat memberikan dampak positif atau negatif. Dampak positif misalnya, individu akan merasa mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru dari sesuatu yang dialaminya. Dampak negatifnya yaitu individu akan memahami suatu peristiwa sebagai tekanan jiwa, sehingga mempengaruhi kondisi fisik dan psikis.

Salah satu efek dari kondisi psikis yaitu terganggunya pola makan. Hal inilah yang terjadi pada mahasiswa tingkat akhir di Fakultas Keperawatan USU, fokus responden penelitian lebih kepada aktivitas perkuliahan yang padat ditambah penyelesaian tugas akhir/skripsi, sehingga sangat berpengaruh terhadap pola makan responden yang didominasi yaitu pola makan buruk.

Siagian, Sudaryati, Nadeak (2013) menyatakan bahwa terdapat hubungan status stres psikososial dengan konsumsi energi yaitu semakin tinggi status stres seseorang maka konsumsi energi semakin tinggi. Hal tersebut juga terbukti pada penelitian yang dilakukan oleh penulis. Berdasarkan distibusi FFQ didapatkan bahwa 99,0% responden penelitian mengkonsumsi makanan pokok (3-4 porsi/hari) dan 97,0% responden penelitian mengkonsumsi lauk-pauk (2-3 porsi/hari). Ini artinya bahwa responden penelitian ketika menghadapi stres lebih memilih untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidat, lemak dan protein daripada mengkonsumsi vitamin yang ada pada buah-buahan.

Menurut Epel (2007) untuk sesaat respon terhadap stres akut itu bisa menyebabkan hilangnya nafsu makan, namun semakin lama kita semakin tahu bahwa untuk sebagian orang, stres kronik bisa berhubungan dengan meningkatnya


(53)

nafsu makan. Hal tersebut dipengaruhi oleh sistem neuroendokrin (hormon). Hormon-hormon yang dilepaskan pada saat terjadinya stres yaitu adrenalin,

corticotrophin releasing hormone (CRH) dan cortisol. Meskipun pada awalnya level adrenalin dan CRH yang tinggi menyebabkan nafsu makan berkurang, namun efeknya tidak berlangsung lama dan cortisol bekerja dalam kurun waktu yang berbeda. Tugas dari hormon ini adalah membantu untuk mengisi kembali energi stres dan efeknya akan bertahan lebih lama. Bahan bakar yang diperlukan oleh otot selama mengisi kembali energi tersebut adalah gula, yang menjadi salah satu alasan kenapa kita sangat ingin mengkonsumsi karbohidrat saat kita mengalami stres (Perfetti, 2005).

Sehingga tak jarang ditemui seseorang yang mengalami stres akan berdampak pada pola makan yang buruk, yaitu cenderung pola makan berlebih. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nishitani & Sakibara (2006) yang menyatakan bahwa kondisi kehidupan penuh stres akan mempengaruhi pola makan, yaitu lebih pada konsumsi berlebih dan berkontribusi terhadap kejadian obesitas.


(54)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang pengaruh stres terhadap pola makan mahasiswa tingkat akhir di Fakultas Keperawatan USU tahun 2011, didapatkan kesimpulan bahwa :

1. Sebagian besar responden mengalami tingkat strres sedang 2. Sebagian besar responden mengalami pola makan yang buruk

3. Terdapat hubungan negatif dan korelasi yang memadai antara stres dengan pola makan mahasiswa tingkat akhir di Fakultas Keperawatan USU

6.2Saran

1. Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai evidence bahwa ada hubungan/pengaruh stres terhadap pola makan. Mahasiswa perlu melakukan upaya pencegahan terhadap stres dan gangguan pola makan. Uapaya yang dapat dilakukan dengan memberikan edukasi mengenai bagaimana pola makan yang baik dan pemanfaatan waktu dalam mengerjakan tugas akhir.

2. Pelayanan Keperawatan

Hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat digunakan sebagai bahan untuk mengembangkan peran perawat dalam pendidik, pemberi informasi, dan konselor di komunitas. Peran perawat semaki luas sehingga tidak hanya di lahan klinik saja, tetapi juga dapat meluas pada lingkungan komunitas pelajar, baik anak sekolah maupun mahasiswa.


(55)

Peneliti juga berharap upaya promosi kesehatan yang dilakukan tidak hanya terbatas pada fennomena yang terlihat jelas atau objektif, tetapi perlu dilakukan terhadap fenomena yang dikeluhkan seperti stres dan pola makan.

3. Penelitian Keperawatan

Hasil penelitian ini perlu pengembangan lebih lanjut pada pola makannya terutama berkaitan dengan porsi makan. Peneliti mengharapkan faktor yang mempengaruhi stres dan pola makan ikut diteliti pada penelitian selanjutnya. Penelitian ini juga belum menggambarkan persepsi mengenai stres di kalangan mahasiswa dari Fakultas lain.


(56)

Daftar Pustaka

Adam, T. C & Epel, E. S. (2007). Stress, Eating and Rewards System. Journal of Psycology and Behaviour, 91, 449-458.

Almatsier, S. (2004). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arisman. (2007). Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC

Baliwati, Y.F. (2004). Pengantar Pangan dan Gizi: Pola Konsumsi Pangan.hal (69-76). Jakarta: Penebar Swadaya.

Fakultas Psikologi UGM.(2013). Center for Public Mental Health. Diunduh 5 November 2014 dari http://cpmh.psikologi.ugm.ac.id.

Funnel, R., Koutokidis, G., Lawrence, K. (2005). Tabbner’s Nursing Care:

Theory And Practice. Australia: Elsevier

Guthrie, Helen Andrews and Picciano. (1995). Human Nutrition. St. Louis, Missouri: Mosby- Year Book. Inc.

Handadari.(2008). Stres Mengganggu Pola Makan. Jawa Pos, 6 juli 2008-PDPI Malang (07/07/08).

Harahap, I. A & Erniyati .(2014). Panduan Penulisan Proposal dan Skripsi.Medan: USU

Hardinsyah & D.Briawan. (2005). Penilaian dan Perencanaan Konsumsi Pangan. Gizi Masyarakat dan Sumber Berdaya Keluarga. Fakultas Pertanian IPB Bogor. Kemenkes RI. (2014). Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta: Ditjen Bina Gizi dan KIA

Kusuma, A. L. (2008). Gambaran Pola Makan dan Status Gizi Mahasiswa Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar. Diunduh 5 Januari 2015 dari http://www.unhas.ac.id

Looker, T & Gregson, O. (2004) .Managing stres, mengatasi stres secara mandiri.

Manktelow, J. (2007). Mengendalikan Stres. London: Erlangga

Musbikin, I. (2004). Kiat-Kiat Sukses Melawan Stres. Surabaya: Jawara

Nasir, A & Muhith, A. (2011). Dasar-dasar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Potter, P. A & Perry, A.G. (2005). Fundamental Keperawatan, edisi 4. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Perfetti, R. (2005). Diet and Weight Management. Diunduh 20 Juni 2015 dari http://www.webmd.com

Purwati, S.( 2012). Tingkat Stres Akademik pada Mahasiswa Reguler Angkatan 2010 Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Diunduh tanggal 14 Oktober 2014 dari http://www.ui.ac.id

Robiah, R. S. (2012). Hubungan Tingkat Stres dengan Pola Makan pada Mahasiswa Tingkat Akhir di Salah Satu Fakultas Rumpun Sains dan Teknologi Universitas Indonesia. Diunduh tanggal 16 Oktober 2014 dari http://www.ui.ac.id

Rice, Philip.L. (1992). Stress & Health Principles and Practice for Coping and Wellness. California: Pasific Grove.


(57)

Safaria, T & Saputra, E.N.(2009). Manajemen Emosi. Jakarta: Bumi Aksara Salbiah & Fathi, A. (2013). Buku Rancangan Pembelajaran: Blok Aktivitas dan Mobilitas II.

Sebayang, A. N. (2012). Gambaran Pola Makanan Mahasiswa di Universitas Indonesia. Diunduh tanggal 16 Oktober 2014 dari http://www.ui.ac.id

Siagian, A., Nadeak, Tienne A. U., Sudaryati, E. (2013). Hubungan Status Stres Psikososial dengan Konsumsi Makanan dan Status Gizi Siswa SMU Metodist-8 Medan.

Suci, S. P. (2011). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Makan Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universita Islam negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Diunduh 18 Oktober 2015 dari http://www.uinjkt.ac.id

Wirawan, S. (2012). Menghadapi Stres dan Depresi. Jakarta: Platinum

Wulandari, R. P. (2012). Hubungan Tingkat Stres dengan Gangguan Tidur Pada Mahasiswa Skripsi di Salah Satu Fakultas Rumpun Science-Technology UI.


(58)

Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN RESPONDEN

Judul : Pengaruh Stres terhadap Pola Makan Mahasiswa Tingkat Akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara (USU)

Peneliti : Emma Marhama

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Stres terhadap Pola Makan Mahasiswa Tingkat Akhir di Fakultas Keperawatan USU. Mahasiswa tingkat akhir Fakultas Keperawatan akan diberikan lembar pernyataan terkait dengan Stres dan Pola makan dan memilih salah satu jawaban yang sesuai dengan responden. Jika mahasiswa bersedia menjadi responden dalam penelitian ini, maka mahasiswa diminta untuk menandatangani lembar persetujuan menjadi responden. Mahasiswa bisa menolak atau mengakhiri keterlibatan dalam penelitian ini tanpa ada sanksi apapun. Kerahasiaan informasi akan dijaga dan tidak akan digunakan untuk hal diluar kepentingan penelitian ini.

Medan, Mei 2015 Peneliti


(59)

Lampiran 2 Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama (Inisial) :

Jenis Kelamin : (P) / (L)

Setelah mendapatkan penjelasan yang cukup, dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan oleh:

Nama : Emma Marhama

NIM : 111101021

Judul : Pengaruh Stres terhadap Pola Makan Mahasiswa Tingkat Akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara (USU)

Saya akan memberikan jawaban sesuai dengan keyakinan saya untuk membantu penelitian ini. Demikian pernyataan ini saya buat dengan suka rela tanpa ada unsur paksaan dari pihak manapun.

Medan,

2015

( )


(60)

Lampiran 3 Kuesioner

A. Petunjuk

1. Isi setiap pertanyaan dengan jelasdan lengkap

2. Untuk soal pilihan, berilah tanda( ) pada kotak yang tersedia 3. Untuk soal isian, jawaban ditulis pada tempat yang telah disediakan

Inisial Responden: ……. Kode Responden (diisi oleh peneliti): …..

1. Jenis Kelamin: Laki-laki Perempuan 2. Umur:______Tahun

B. Petunjuk

1. Beri tanda () pada kotak yang tersedia

2. Jawaban anda harus yang paling sesuai dengan yang Anda rasakan/alami a. Jika Tidak Pernah mengalami perasaan atau kondisi tersebut,

pilih 0

b. Jika Jarang mengalami perasaan atau kondisi tersebut, pilih 1 c. Jika Kadang-kadang mengalami perasaan atau kondisi tersebut,

pilih 2

d. Jika Sering mengalami perasaan atau kondisi tersebut, pilih 3 e. Jika Selalu mengalami perasaan atau kondisi tersebut, pilih 4 Keterangan :

1. Tidak pernah = 0

2. Jarang = Sekali

3. Kadang-kadang = 3 kali 4. Sering = >3 kali 5. Selalu = Setiap hari

Pertanyaan di bawah ini merupakan pertanyaan selama Anda menyusun Skripsi

NO Pernyataan Tidak

pernah (0) Jarang (1) Kadang-kadang (2) Sering (3) Selalu (4) 1 2 3

Pikiran saya sering kacau Saya suka memendam kemarahan

Saya merasa kecewa dengan keadaan hidup saya

4 5

Saya merasa sulit berkonsentrasi

Setiap bangun pagi badan saya terasa lelah


(61)

7

melakukan kegiatan apapun Saya merasa malas untuk melakukan kegiatan apapun 8

9 10

Saya putus asa dengan keadaan diri saya

Kepala saya mudah pusing Saya tidak bisa berkonsentrasi untuk mengerjakan tugas akhir saya

11 12

13

Badan saya terasa lelah Pikiran saya hanya terfokus pada penyelesaian tugas akhir saya

Saya kehilangan kesabaran dalam mengerjakan tugas akhir

14

15

Saya butuh relaksasi untuk menghilangkan kepenatan dalam mengerjakan tugas akhir

Saya ingin memarahi orang-orang yang mengganggu saya 16

17

Saya ingin memukul orang-orang yang usil disekitar saya Saya merasa memiliki beban tugas perkuliahan yang berat 18

19

20

Saya merasa tidak mampu menyelesaikan tugas akhir saya

Saya bingung apa yang harus saya lakukan untuk kemajuan tugas akhir saya

Saya lebih mudah emosional terhadap orang-orang disekitar saya


(62)

C. Petunjuk

Beri Tanda ( √ ) Jenis makanan yang Anda makan 1 Bulan Terakhir

NO Jenis Makanan ≤1x Per hari

2-3x 4-5x >6x 1 Makanan Pokok

Nasi Nasi Goreng Nasi Uduk Bubur Roti Tawar Singkong Gandum 2 Lauk Hewani

Ikan Mujair goreng Ikan mas Ikan Teri Ikan Asin Ikan Lele Telur Ayam Hati Ayam Daging Sapi Udang Cumi Bakso Rendang Kerang 3 Lauk Nabati

Tahu Tempe Kacang ijo 4 Sayur-sayuran

Bayam Sawi

Daun Singkong Kangkung Kacang Panjang


(63)

Brokoli Buncis Toge Terong Pare Kemangi Labu Kentang 5 Buah-buahan

Jeruk Pepaya Melon Semangka Pisang Apel Alpukat Nanas Jambu Air Jambu Biji Mangga Belimbing Salak Pear/Pir Bengkoang Kedondong Strawberi Wortel


(64)

(65)

(66)

(67)

(68)

(69)

(70)

(71)

(72)

(73)

(74)

(75)

(76)

(77)

(78)

(79)

(80)

(81)

Output SPSS 1. Uji Reliabilitas Kuesioner

1.1 Kuesioner Stres

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

.809 20

2. Karakteristik Demografi Responden

jeniskelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid laki-laki 11 11.3 11.3 11.3

perempuan 86 88.7 88.7 100.0

Total 97 100.0 100.0

umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 19-20 7 7.2 7.2 7.2

21-22 89 91.8 91.8 99.0

23-24 1 1.0 1.0 100.0


(82)

3. Deskripsi Stres

stres

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid rendah 31 32.0 32.0 32.0

sedang 62 63.9 63.9 95.9

tinggi 4 4.1 4.1 100.0

Total 97 100.0 100.0

makantotal

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid buruk 57 58.8 58.8 58.8

baik 40 41.2 41.2 100.0

Total 97 100.0 100.0

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

pstotal .128 97 .000 .953 97 .002

pmtotal .261 97 .000 .806 97 .000


(83)

Correlations

stres makantotal

Spearman's rho stres Correlation Coefficient 1.000 -.554**

Sig. (2-tailed) . .000

N 97 97

makantotal Correlation Coefficient -.554** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 97 97


(84)

Tabel Uji Reliabilitas Kuisioner Pola Makan Mahasiswa Tingkat Akhir di Fakultas Keperawatan USU dengan Menggunakan Rumus KR-21

sampel Pertanyaan

1 2 3 4 X

1 0 1 1 1 3 9

2 0 0 0 0 0 0

3 1 1 1 0 3 9

4 0 1 0 0 1 1

5 0 1 0 0 1 1

6 1 1 1 1 4 16

7 0 1 0 0 1 1

8 0 0 0 0 0 0

9 0 0 0 0 0 0

10 0 0 0 1 1 1

11 1 1 1 1 4 16

12 0 0 0 0 0 0

13 0 0 1 0 1 1

14 1 1 1 1 4 16

15 0 1 1 1 3 9

16 0 1 1 1 3 9

17 1 0 1 0 2 4

18 1 1 1 1 4 16

19 1 0 1 1 3 9

20 0 0 0 0 0 0

21 1 1 1 1 4 16

22 0 0 0 0 0 0

23 1 1 1 1 4 16

24 1 1 0 0 2 4

25 0 0 0 0 0 0

26 1 1 0 1 3 9

27 1 1 1 1 4 16

28 1 1 1 1 4 16

29 0 0 1 0 1 1

30 1 1 1 1 4 16

64 212


(85)

Keterangan:

= �−� −

− . � r = reliabilitas instrument

K = banyaknya butir pernyataan M =skor rata-rata

Vt =Varians total.

M = ƩX = = 2,13

Vt = Ʃ� − Ʃ�

� = −

96

= − , = , = 2,55 = �

�− −

�− �.�� =

− −

, − , . , ) = (1,33) (1- ,


(86)

MASTER DATA

Pengaruh Stres terhadap Pola Makan Mahasiswa Tingkat Akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

jenkel umur

Stres Pola makan

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 p19 P20 jlh P1 P2 P3 P4

1 2 1 0 0 2 1 3 3 2 2 3 4 3 2 3 3 3 3 4 3 1 46 1 1 0 0

2 2 3 2 4 2 3 4 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 2 0 1 0 46 1 1 0 0

2 2 1 0 0 1 2 1 1 0 2 2 3 3 1 4 0 0 3 0 2 1 27 1 1 1 1

2 2 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 3 1 0 0 0 0 0 20 1 1 1 1

1 1 2 3 1 2 3 3 3 2 1 2 3 1 2 3 3 2 3 4 3 1 47 1 1 1 0

2 2 1 3 1 1 1 1 1 1 2 0 1 1 1 3 1 1 0 0 1 1 22 1 1 1 1

2 1 3 3 1 2 4 2 2 1 3 2 2 3 3 2 2 3 2 1 3 4 48 1 1 0 0

2 2 3 1 1 3 1 2 2 2 1 1 3 1 2 4 3 1 3 2 2 2 40 1 0 1 0

2 2 4 2 2 0 2 2 2 1 2 2 2 2 3 3 2 3 2 0 1 2 39 1 1 0 0

2 2 2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 4 0 0 0 0 0 0 20 1 1 1 1

2 2 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 0 2 1 0 0 1 0 2 24 1 1 1 1

1 2 4 2 3 4 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 1 1 2 0 2 1 43 1 1 0 0

1 2 2 3 1 2 3 0 1 0 1 1 0 1 0 2 2 2 1 1 1 0 24 1 1 1 1

1 2 4 2 2 4 2 1 4 2 0 4 1 2 3 3 0 0 1 2 2 0 39 1 1 1 1

1 1 2 2 1 2 1 4 4 4 3 2 3 4 4 4 3 0 1 4 1 4 53 1 1 0 0

1 2 1 0 0 1 2 1 2 0 1 1 1 1 0 3 1 0 1 0 0 0 16 1 1 1 1

2 2 2 3 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 0 1 1 2 1 25 1 1 1 1

2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 4 2 0 0 0 1 2 2 1 24 1 1 1 0

2 2 2 1 2 2 3 2 1 0 3 1 3 2 0 3 2 0 1 1 2 1 32 1 1 1 0


(1)

(2)

(3)

Daftar Riwayat Hidup

Nama : Emma Marhama

Tempat/Tanggal lahir : Padangsidempuan/22 Oktober 1992 Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl. Jamin Ginting No.11B, Lorong 9 Padangbulan Medan

Pendidikan : 1. TK Al-Quran Padangsidempuan Tahun 1998-1999 2. SDN200101/1 Padangsidempuan Tahun 1999-2005 3. SMPN 1 Padangsidempuan Tahun 2005-2008 4. SMAN2Padangsidempuan Tahun 2008-2011 5. Fakultas Keperawatan USU Tahun 2011- sekarang


(4)

(5)

(6)