Kejahatan terhadap Kemanusiaan

b. Kejahatan terhadap Kemanusiaan

Kejahatan terhadap kemanusiaan yaitu ialah salah satu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistematik yang ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil, berupa:

a. pembunuhan,

b. pemusnahan,

c. perbudakan,

d. pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa,

e. perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain secara seweneng-wenang yang melanggar (asas- asas) ketentuan hukum internasional,

f. penyiksaan.

Info

2. Kedudukan dan Tempat Pengadilan HAM

Negara membentuk

Pengadilan HAM merupakan pengadilan khusus yang pengadilan HAM berada di lingkungan Peradilan Umum. Peradilan HAM

sebagai salah satu lembaga dalam rangka berkedudukan di daerah kabupaten atau daerah kota yang penegakan hukum di daerah hukumnya meliputi daerah hukum Pengadilan Negeri Indonesia.

yang bersangkutan. Untuk Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Pengadilan HAM berkedudukan setiap wilayah Pengadilan Negeri yang bersangkutan.

Lingkup kewenangan Pengadilan HAM di antaranya:

1. berwenang memeriksa dan memutus perkara pelanggaran hak asasi manusia yang berat;

2. berwenang memeriksa dan memutus perkara pelanggaran hak asasi manusia yang berat yang dilakukan di luar batas teritorial wilayah negara Republik Indonesia oleh warga negara Indonesia.

Pengadilan HAM tidak berwenang memeriksa dan memutus perkara pelanggaran hak asasi manusia yang berat yang dilakukan oleh seseorang yang berumur di bawah 18 (delapan belas) tahun pada saat kejahatan dilakukan.

108 Pendidikan Kewarganegaraan SMP Kelas VII

(Sumber : www.elsam.or.id) Gambar 3.3 Pengadilan demi keadilan dan tegaknya hukum bagi setiap warga negara.

Untuk menegakkan HAM di Indonesia ada beberapa langkah yang harus dilakukan, antara lain sebagai berikut.

1. Penegakan Penyelidikan hanya dapat dilakukan oleh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komisi HAM) sehingga semua pengaduan atau laporan yang didasarkan KUHP tidak dapat diterima oleh jaksa.

2. Proses peradilannya dilaksanakan oleh peradilan HAM

ad hoc atau peradilan khusus. Hal ini sebagai pertanda dari diselenggarakan atau diadakan hanya untuk maksud tertentu yang sifatnya khusus (ad hoc). Secara khusus sifat

ad hoc berarti pula hanya berlaku untuk satu kasus tertentu saja.

3. Tenggang waktu dibutuhkan hukum acara peradilan HAM dalam hal penyelidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di pengadilan. Untuk perkara prinsip tidak terdapat keadaan kedaluwarsa bagi pelanggar berat terhadap HAM. Namun untuk kepentingan praktis harus ada pedoman atau pegangan tenggang waktu. Misalnya, dalam undang- undang pengadilan HAM, tenggang waktu untuk suatu perkara adalah sebagai berikut.

a. Pemeriksaan dibatasi sampai 180 hari

b. Tingkat banding 90 hari

Pendidikan Kewarganegaraan SMP Kelas VII 109

4. Perlunya perlindungan para korban dan saksi karena protes peradilan ini berkaitan dengan masalah-masalah pelanggaran berat. Oleh karena itu, perlindungan terhadap korban dan saksi sangat penting, jangan sampai instansi atau orang yang diduga melanggar HAM secara serius justru mengintimidasi korban, saksi, jaksa, dan hakim.

5. Kompensasi para korban semestinya mendapat kompensasi, hanya ini belum secara tegas diatur dalam UU No. 26 Tahun 2000.

Bagi bangsa Indonesia melaksanakan hak asasi manusia bukan berarti melaksanakan dengan sebebas-bebasnya. Pelaksanaannya harus memerhatikan ketentuan-ketentuan yang terkandung dalam pandangan hidup bangsa Indonesia.

Beberapa kasus pelanggaran hak asasi manusia, telah diproses melalui pengadilan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. Namun, ada beberapa kasus pelanggaran hak asasi manusia berat yang belum diputuskan perkaranya, disebabkan oleh beberapa hal:

a. tidak memiliki bukti awal yang memadai,

b. materi pengaduan bukan masalah pelanggaran hak asasi manusia,

c. minimnya saksi, sehingga tidak dapat dijadikan bukti yang memadai,

d. pengajuan diadakan dengan itikad buruk, dan

e. tidak ada kesungguhan dari pihak pengadu.