ARAHAN SANKSI

7.4 ARAHAN SANKSI

Bentuk-bentuk arahan sanksi yang berkenaan dengan penertiban, antara lain: (a) Sanksi administratif, dapat berupa tindakan peringatan tertulis, penghentian

sementara kegiatan, penghentian sementara pelayanan umum, penutupan lokasi, pencabutan izin, pembatalan izin, pembongkaran bangunan, pemulihan fungsi ruang dan denda administratif;

(b) Sanksi perdata, dapat berupa tuntutan ganti kerugian secara perdata bagi orang yang dirugikan akibat tindak pidana; dan (c) Sanksi pidana, dapat berupa penjara, denda, Pemberhentian secara tidak hormat

dari jabatannya, Pencabutan izin usaha dan Pencabutan status badan hukum. Undang Undang No. 26 Tahun 2007 pada Bab XI telah mengisyaratkan ketentuan

pidana terhadap segala bentuk pelanggaran pemanfaatan ruang. Ketentuan pidana ini tidak hanya dikenakan pada satu pihak saja tetapi kedua belah pihak, yaitu pihak penerima izin (investor) dan pihak yang memberikan izin (pemerintah).

Ketentuan pidana tersebut terbagi atas:

1) Tidak mentaati rencana pemanfaatan ruang yang telah ditetapkan  Mengakibatkan perubahan fungsi ruang, dipidana dengan pidana penjara

paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

 Mengakibatkan kerugian terhadap harta benda atau kerusakan barang, dipidana dengan pidana penjara paling lama 8 (delapan) tahun dan denda paling banyak Rp1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta rupiah).

 Mengakibatkan kematian orang, pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

2) Memanfaatkan ruang tidak sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dari pejabat yang berwenang

 Dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

 Mengakibatkan perubahan fungsi ruang, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

 Mengakibatkan kerugian terhadap harta benda atau kerusakan barang, pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta rupiah).

 Mengakibatkan kematian orang, pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

3) Tidak mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin pemanfaatan ruang, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

4) Tidak memberikan akses terhadap kawasan yang oleh peraturan perundang- undangan dinyatakan sebagai milik umum, dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

5) Pejabat pemerintah yang berwenang yang menerbitkan izin tidak sesuai dengan rencana tata ruang, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Arahan sanksi sebagaimana dimaksud diatas merupakan acuan dalam pengenaan sanksi terhadap:

1) pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana struktur ruang dan pola ruang wilayah yang telah ditetapkan;

2) pelanggaran ketentuan arahan peratuan zonasi;

3) pemanfaatan ruang tanpa izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan berdasarkan rencana tata ruang;

4) pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan berdasarkan rencana tata ruang;

5) pelanggaran ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan berdasarkan rencana tata ruang;

6) pemanfaatan ruang yang menghalangi akses terhadap kawasan yang oleh peraturan perundang-undangan dinyatakan sebagai milik umum; dan/atau

7) pemanfaatan ruang dengan izin yang diperoleh dengan prosedur yang tidak benar.

Setiap pejabat pemerintah yang berwenang yang menerbitkan izin tidak sesuai dengan rencana tata ruang, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). Selain sanksi pidana, pelaku dapat dikenai pidana tambahan berupa pemberhentian secara tidak dengan hormat dari jabatannya.