Tahap Kegiatan dalam Analisis Makna Puisi

2. Tahap Kegiatan dalam Analisis Makna Puisi

  Gambar 6.2

  Tahap kegiatan dalam menganalisis makna puisi pada dasarnya merupakan tahap lanjutan dari kegiatan menganalisis bangun struktur

  Kegiatan mengidentifikasi isi puisi

  puisi. Meskipun demikian, kegiatan analisis makna puisi dapat juga dilaksanakan secara terpisah dan hanya pada pengidentifikasian serta pembagiannya lebih mudah.

  Tahap kegiatan yang harus ditempuh pembaca saat menganalisis lapis makna puisi dapat dipaparkan sebagai berikut.

  a. Bacalah puisi yang telah dipilih secara berulang-ulang.

  b. Berusaha memahami makna yang terkandung dalam judul puisi.

  c. Berusaha memahami gambaran makna yang ditampilkan penyair secara umum.

  d. Menetapkan kata-kata yang termasuk dalam kategori lambang

  dan kata-kata yang termasuk dalam kategori simbol maupun utterance.

  e. Berusaha memahami makna setiap simbol puisi yang menjadi objek analisis.

  f. Berusaha memahami makna yang terdapat dalam setiap baris puisi.

  g. Berusaha memahami hubungan makna antara baris puisi yang satu dengan baris puisi lainnya.

  h. Berusaha memahami satuan-satuan pokok pikiran, baik yang terkandung dalam sekelompok baris maupun satuan pokok pikiran yang terdapat dalam bait. Perlu diperhatikan dengan baik bahwa pokok pikiran atau subject matter, meskipun umumnya

  Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas X Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas X

  i. Berusaha memahami sikap penyair terhadap pokok pikiran yang ditampilkannya. j. Berusaha memahami sikap penyair terhadap pembaca sewaktu

  menampilkan pokok-pokok pikirannya. Merangkum hasil pe- mahaman pokok pikiran, sikap penyair terhadap pokok pikiran, serta sikap penyair terhadap pembaca dalam satu paragraf atau lebih sesuai dengan jumlah pokok pikiran yang ada dengan menggunakan bahasa pembaca sendiri. Pada tahap ini, pembaca pada dasarnya telah sampai pada tahap menganalisis totalitas makna puisi.

  Tahapan kerja tersebut tentu saja masih bersifat lentur, dalam arti masih bisa ditambah atau dikurangi. Selain itu, tahapan kerja bukanlah berlangsung secara benar-benar terpisah karena dalam pelaksanaannya, batas antara tahap yang satu dengan yang lain sering kali kabur. Akan tetapi, sebagai pedoman, tahap kerja analisis lapis makna puisi tersebut sangat baik untuk dilaksanakan.

  Sumber: Dokumentasi Pribadi

  3. Contoh Analisis Makna Puisi

  Gambar 6.3

  Sejalan dengan beberapa tahapan kerja analisis lapis makna puisi tersebut serta adanya berbagai macam unsur dalam lapis

  H.B. Jassin, kritikus sastra yang

  makna itu sendiri, pada bagian ini akan dipaparkan model analisis telah mengulas banyak puisi. lapis makna puisi.

  Berikut ini puisi "Salju" karya Wing Kardjo yang akan dianalisis.

  Ke manakah pergi mencari matahari ketika salju turun pohon kehilangan daun

  Ke manakah jalan mencari lindungan ketika tubuh kuyup dan pintu tertutup Ke manakah lari Mencari api Ketika bara hati Padam tak berarti

  Ke manakah pergi Selain mencuci diri

  Alam Sekitar

  Berikut ini adalah langkah-langkah yang dapat Anda lakukan untuk menganalisis isi puisi tersebut.

a. Mendapatkan gambaran makna

  Anda tentunya telah membaca puisi tersebut secara berulang-ulang untuk mencoba memahami judul "Salju" serta berusaha mendapatkan gambaran maknanya secara keseluruhan untuk menangkap makna. Untuk memahami kata "salju" sebagai judul puisi tersebut, kita harus berusaha mendapatkan gambaran tentang ciri-ciri dan berbagai macam kemungkinan makna yang dikandungnya.

b. Gambaran makna yang diperoleh

  Dari proyeksi berbagai macam kemungkinan makna kata "salju" misalnya, kita temukan gambaran makna berikut. - Suatu musim atau keadaan ketika salah satu bagian bumi ini

  hanya ditebari oleh serpih es yang dingin; - Sebagai akibat dari keadaan tersebut, bagian bumi yang

  terkena musun salju itu seolah-olah mati, tumbuh-tumbuhan gundul, aktivitas kerja di luar terhenti, orang jarang keluar rumah, dan bagian bumi itu sendiri seakan-akan tidak punya arti, bahkan menjadi suatu kenyataan atau bagian yang tidak disenangi.

  Dari proyeksi makna tersebut, sekarang dapat ditentukan bahwa kata atau judul "salju"mengandung makna sesuatu yang tidak berarti.

c. Menganalisis unsur sense (makna)

  Dalam hal sense, secara sederhana dapat ditetapkan bahwa lewat puisi "Salju" itu penyair menggambarkan seseorang yang sedang kebingungan. Ia tidak tahu ke mana harus pergi. Saat

  Sumber: Dokumentasi Pribadi

  itu, sesuatu yang tidak berarti sedang menimpa dirinya. la tidak tahu jalan untuk mencari perlindungan ketika tubuhnya basah

  Gambar 6.4

  kuyup. Dia ingin berusaha mencari api untuk menghidupkan bara hatinya yang mati, tetapi tidak tahu ke mana harus lari.

  Kegiatan penghayatan terhadap

  Akhirnya sampailah dia pada satu keputusan "mencuci diri".

  puisi memerlukan suasana hening

  dan konsentrasi penuh.

  d. Kategori kata

  Untuk membuktikan kebenaran gambaran makna judul maupun gambaran makna secara umum tersebut, kita sekarang perlu menelaah lebih mendalam. Jalan pertama yang kita tempuh adalah mengategorikan kata-kata yang termasuk kategori lambang dan kata-kata yang termasuk kategori simbol. Dalam hal ini ditetapkan bahwa kata-kata dalam puisi tersebut yang termasuk lambang adalah kata-kata "ke manakah", "pergi", "mencari", dan "ketika". Adapun kata-kata yang bersifat simbolik adalah "matahari", "salju turun", "pohon", dan "kehilangan daun".

e. Memahami makna simbolik

  Tugas Anda sekarang adalah berusaha memahami makna kata yang bersifat simbolik tersebut. Pertama, kata matahari". Dalam hal ini, dapat disimpulkan bahwa kata "matahari" berhubungan dengan makna "kehidupan", kata "salju" ber- hubungan dengan makna "sesuatu yang tidak berarti".

  Masalahnya sekarang, apakah yang dimaksud dengan "pohon" dan "kehilangan daun"? Siapa pun akan memaklumi bahwa daun adalah ciptaan Tuhan. Dengan kata lain, daun adalah makhluk

  Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas X Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas X

  Setelah memahami makna kata-kata simbolik pada bait pertama, tugas kita sekarang adalah berusaha memahami makna kata simbolik pada bait berikutnya. Sering kali pemahaman makna kata-kata simbolik menjadi semacam kunci untuk memahami makna kata-kata simbolik berikutnya. Dengan berangkat dari anggapan demikian, dapatkah Anda memahami makna kata "tubuh", "basah kuyup", "pintu tertutup", dan kata "api"?

f. Membahas makna setiap larik

  Setelah Anda mencoba sendiri berusaha memahami kata- kata simbolik tersebut, baik sendirian atau lewat diskusi, silakan Anda coba membahas makna setiap lariknya. Larik pertama yang berbunyi "ke manakah pergi" mudah untuk dimengerti. Larik kedua yang berbunyi ketika "salju turun"-lah yang perlu diperhatikan baik- baik.

  Jika dihubungkan dengan proyeksi makna kata "salju" turun tersebut, dapatlah disimpulkan bahwa baris ketika salju turun" mengandung makna ketika hidupku sepi tidak berarti. Adapun larik keempat yang berbunyi pohon kehilangan daun" dapat diartikan sebagai ketika diriku hampa tidak bermakna.

  Dari telaah tersebut, sekarang dapat kita parafrasekan bait puisi tersebut dengan redaksi sebagai berikut:

  ke manakah pergi mencari kehidupan

  Sumber: O, Amuk Kapak, 1981

  ketika hidupku sepi tak berarti ketika diriku hampa tidak bermakna

  Gambar 6.5

  Dengan cara yang sama, bait-bait berikutnya dapat juga diredaksikan Puisi "Tragedi Winka Sihkha" sebagai berikut:

  karya Sutardji Calzoum Bachri

  ke manakah harus berjalan mencari perlindungan ketika diriku menderita dan tak se orang pun mau menerima ke manakah harus berlari mencari petunjuk dan kekuatan kehidupan ketika semangat hidupku menjadi padam tidak berarti tidak ada jalan lain selain bersujud di hadapan Tuhan untuk menemukan kesucian

g. Memahami hubungan antarbaris

  Dari telaah tersebut, semakin jelas bagaimana hubungan antara baris yang satu dengan baris lainnya. Sebagai penutur atau pemakai bahasa Indonesia, Anda tentunya tidak akan mengalami kesulitan seandainya diminta untuk mempertalikan baris-baris di atas ke dalam satuan-satuan kalimat.

  Alam Sekitar

  Sudahkah Anda mencoba menyusun paragraf berdasarkan satuan-satuan bait tersebut? Jika sudah, tugas Anda sekarang adalah melihat satuan-satuan pokok pikiran dalam paragraf-paragraf yang telah Anda buat sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam puisi tersebut terdapat empat pokok pikiran yang saling berkaitan.

  Keempat pokok pikiran itu adalah sebagai berikut.

  1) Ke mana aku harus pergi di saat hidupku hampa tidak berarti?

  2) Kepada siapa aku meminta perlindungan di saat diriku menderita dan tidak seorang pun mau menerima diri saya?

  3) Ke mana harus pergi mencari petunjuk dan semangat kehidupan saat semangat hidupku padam tidak berarti?

  4) Dalam situasi demikian, tidak ada jalan lain selain bersujud di hadapan Tuhan untuk menyucikan diri.

  i. Memahami sikap penyair terhadap puisi

  Sekarang, bagaimana halnya dengan sikap penyair terhadap pokok-pokok pikiran puisi tersebut? Ada bermacam-macam sikap seseorang sewaktu menghadapi situasi demikian. Mungkin mereka akan termenung sendirian, bertindak masa bodoh, menyalahkan orang lain, dan berbagai kemungkinan sikap lainnya. Akan tetapi, lain halnya dengan sikap penyair. Ia mengungkapkan bahwa dalam situasi demikiaan tidak ada jalan lain kecuali mencuci diri. Dari pernyataan tersebut, dapat diketahui bahwa dalam menampilkan pokok-pokok pikirannya, penyair memiliki satu sikap, yakni berserah diri kepada Tuhan.

j. Sikap penyair terhadap pembaca puisi

  Sikap penyair terhadap pembaca akan menunjukkan adanya sikap yang bermacam-macam. Dalam hal ini mungkin sikap masa bodoh, mengajak, menggurui, keramahtamahan, kebencian, persahabatan, dan lain-lainnya. Adanya sikap-sikap tertentu dalam suatu puisi umumnya ditandai oleh bentuk-bentuk pernyataan tertentu. Dalam

  Sumber: Dokumentasi pribadi

  hal ini, jangan tutup mata Anda. Seandainya tanda-tanda tertentu yang dapat menyiratkan sikap penyair terhadap pembaca tidak ada,

  Gambar 6.6

  dapat dipastikam bahwa penyair menyikapi pembaca dengan sikap masa bodoh.

  Antologi Puisi Dari Amerika

  k. Rangkuman penafsiran puisi

  ke Catatan Langit

  Tugas Anda sekarang adalah merangkum keseluruhan hasil penafsiran tersebut, baik penafsiran terhadap satuan-satuan pokok pikiran, sikap penyair terhadap pokok pikiran, maupun sikap penyair terhadap pembaca sewaktu menampilkan pokok-pokok pikiran tertentu ke dalam satu kesatuan yang utuh. Dengan cara demikian, pada dasarnya Anda sedang berupaya menemukan totalitas makna puisi yang Anda baca.

  Cobalah kerjakan sendiri upaya pencarian totalitas makna tersebut dengan jalan merangkum satuan-satuan paragraf yang telah Anda susun serta Anda telah memasukkan unsur feeling dan tone ke dalamnya.

l. Menentukan tema puisi

  Pembahasan tema pada dasarnya merupakan pembahasan yang cukup rumit karena dalam hal ini penganalisis harus mampu berpikir

  Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas X Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas X

  Dari keseluruhan totalitas makna yang terdapat dalam puisi berjudul "Salju", misalnya, dapat dikatakan bahwa tema dalam puisi tersebut adalah hanya dengan menyucikan diri manusia dapat menikmati kehidupan yang berarti.

  Uji Materi

  1. Bacakanlah puisi berikut dengan baik oleh salah seorang di antara Anda.

  2. Selama puisi ini dibacakan, tutuplah buku Anda dan cermatilah isi puisi dengan saksama. Jika perlu, bacakanlah beberapa kali secara bergiliran.

  Tuhan, Kita Begitu Dekat

  Karya Abdul Hadi W.M.

  Tuhan Kita begitu dekat Seperti api dengan panas Aku panas dalam apimu

  Tuhan Kita begitu dekat Seperti kain dengan kapas Aku kapas dalam kainmu

  Tuhan Kita begitu dekat Seperti angin dengan arahnya

  Kita begitu dekat Dalam gelap

  Kini nyala Pada lampu padammu

  Sumber: Majalah Horison, Edisi Khusus Puisi Internasional Indonesia, 2002

  3. Kemukakanlah hasil penghayatan Anda terhadap puisi tersebut.

  4. Diskusikanlah dengan teman-teman Anda.

  Alam Sekitar

  Sastrawan dan Karyanya

  Wing Kardjo dilahirkan tanggal 23 April 1937 di Garut (Jawa Barat). Ia menyelesaikan pendidikan B-l Prancis di Jakarta (1959); Diploma de Literatur Francis dari Universitas Sorbonne, Paris (1965), tamat Jurusan Prancis Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran (1973) dan meraih gelar Doktor dari Universite Paris

  VII dengan disertasi Sitor Situmorang: La vie et I'oeuvre d'un poete Indonesia ( 1981).

  Ia pernah mengajar di SMA, SESKOAD, Institut Kesenian Jakarta, Fakultas Sastra UNPAD, dan sejak 1984 mengajar di Universitas Tokyo, Jepang. Selain itu, ia juga pernah menjadi redaktur kebudayaan Indonesia Express dan redaktur Khatulistiwa Indonesia Raya. Tahun 1977, ia mengikuti Festival Penyair Internasional di Rotterdam, Belanda. Kumpulan sajaknya: Selembar Daun, Perumahan , Pohon Hayati: Sejemput Haiku (2002), dan Fragmen Malam (1997). Ia meninggal di Jepang pada 19 Maret 2002.

  Sumber: Ensiklopedi Sastra Indonesia , 2004

  B Menulis Puisi Lama

  Dalam pelajaran ini, Anda akan berlatih meningkatkan kemam- puan dalam menulis. Kali ini, Anda akan menulis puisi lama. Agar lebih memahami karakteristik puisi lama, Anda akan mempelajari terlebih dahulu contoh-contoh puisi lama. Anda pun akan mempelajari berbagai bentuk karya puisi lama. Diharapkan, kemampuan Anda akan semakin terasah.

  Pernahkah Anda membaca puisi lama? Puisi yang lahir di tengah masyarakat mengalami perkembangan hingga zaman sekarang. Namun, kita juga harus memahami bahwa puisi yang ada sekarang tidak terlepas dari puisi masa lampau atau biasa kita sebut puisi lama. Salah satu puisi lama yang mungkin Anda kenal sekarang adalah pantun. Sekarang, dapatkah Anda membedakan antara pantun dengan puisi? Anda dapat memahaminya lewat bait, irama, dan rima. Bait dalam puisi merupakan syarat-syarat yang berlaku untuk jenis puisi tersebut. Jumlah bait menyangkut jumlah kata dan larik dalam puisi. Hal inilah yang menjadi ciri utama dari karya puisi lama.

  Selanjutnya, rima merupakan bunyi yang berselang atau berulang, baik di dalam larik puisi maupun pada akhir larik-larik puisi. Adapun irama menyangkut paduan bunyi yang menimbulkan unsur musikalitas. Irama mampu menumbuhkan kemerduan, kesan suasana, serta nuansa makna tertentu. Timbulnya irama itu selain akibat penataan rima, juga akibat pemberian intonasi maupun tempo sewaktu melaksanakan pembacaan puisi.

  Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas X

  Dalam pelajaran ini, Anda akan berlatih memahami dan menulis puisi dengan mengetahui ciri-ciri puisi lama. Salah satu puisi lama adalah pantun. Pantun sudah ada sejak zaman dahulu kala. Pantun merupakan puisi lama yang biasanya dipakai masayarakat untuk menyampaikan sesuatu. Pantun memilki ciri-ciri tertentu yang terkait dengan kaidah bait, rima, dan irama.

  Agar lebih jelas, perhatikan ciri-ciri pantun berikut.

  1. memiliki 4 baris, di mana dua baris berisi sampiran dan dua baris lagi merupakan isi;

  2. antara baris ke-1, 2, 3, dan 4 berpola a,b,a,b;

  3. setiap baris terdiri antara 8 sampai 9 suku kata;

  4. setiap baris terdiri atas 4 kata. Agar lebih jelas, perhatikanlah bagian-bagian pantun berikut.

  Kata 1 Kata 2 Kata 3Kata 4 Baris ke-1 Kalaulah aku punya jimat (a) ...Sampiran Baris ke-2 tentulah aku pandai berburu (b) ...Sampiran Baris ke-3 Kamu pasti murid selamat (a) ... Isi Baris ke-4 dengan patuhi perintah guru (b) ... Isi

  Adapun untuk menghitung jumlah kata, Anda dapat memenggal

  suku kata yang ada dalam pantun tersebut. Jumlah suku kata dalam pantun terdiri atas 8-10 suku kata. Untuk lebih jelasnya, perhatikanlah pemenggalan suku kata pada pantun berikut.

  Ka-lau-lah a-ku pu-nya ji-mat ..... 9 suku kata

  Sumber: Dokumentasi pribadi

  ten-tu-lah a-ku pan-dai ber-bu-ru .... 10 suku kata ka-mu- pas-ti mu-rid se-la-mat ..... 9 suku kata

  Gambar 6.7

  de-ngan pa-tu-hi pe-rin-tah gu-ru ... 10 suku kata

  Buku Penjedar Sastra

  Dari isinya, pantun dibedakan dalam beberapa macam, yakni pantun anak-anak, pantun nasihat, dan pantun muda-mudi.

  Selain pantun, karya sastra puisi lama adalah talibun, seloka, gurindam, syair, dan karmina.

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

ANALISIS SISTEM TEBANG ANGKUT DAN RENDEMEN PADA PEMANENAN TEBU DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA X (Persero) PABRIK GULA DJOMBANG BARU

36 327 27

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Pengaruh mutu mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa bidang ekonomi di SMA Negeri 14 Tangerang

15 165 84

Upaya guru PAI dalam mengembangkan kreativitas siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam Kelas VIII SMP Nusantara Plus Ciputat

48 349 84