Analisis Proses Perencanaan kualitas dan Penjadwalan Produksi

4.2 Analisis Proses Perencanaan kualitas dan Penjadwalan Produksi

  Berdasarkan penjabaran proses perencanaan dan penjadwalan produksi PT X di atas, dapat disimpulkan bahwa PT X menggunakan metode produksi lean manufacturing. Penggunaan metode ini ditandai dengan dimulainya proses perencanaan produksi yang mengharuskan adanya dokumen project approval. Dokumen yang dikeluarkan oleh Departemen Sales adalah dokumen yang berasal dari prosedur Departemen Sales, dimana berawal dari adanya permintaan dari pelanggan atas suatu produk. Hal ini berarti bahwa PT X menggunakan metode produksi yang sesuai dengan karakteristik dari pull manufacturinglean manufacturing, yaitu merencanakan dan menjadwalkan produksi sesuai dengan permintaan pelanggan.

  Penggunaan lean manufacturing juga semakin dikukuhkan dengan digunakannya metode kanban dalam mengatur jumlah persediaan yang dibutuhkan oleh perusahaan. Metode kanban merupakan metode yang bertujuan untuk memimalisasi jumlah Penggunaan lean manufacturing juga semakin dikukuhkan dengan digunakannya metode kanban dalam mengatur jumlah persediaan yang dibutuhkan oleh perusahaan. Metode kanban merupakan metode yang bertujuan untuk memimalisasi jumlah

  Penggunaan lean manufacturing oleh PT X merupakan keputusan yang tepat karena dapat memberikan beberapa keuntungan bagi perusahaan, salah satunya adalah mengurangi inventory cost dari perusahaan, karena metode produksi ini bertujuan untuk menghilangkan atau meminimalisasi sebisa mungkin adanya inventori dari material, work in process, maupun finished goods. Sebab lain yang membuktikan bahwa penggunaan lean manufacturing memberikan keuntungan kepada PT X adalah karena produk yang dihasilkan perusahaan adalah bukan produk yang seragam atau bukan produk yang berkategori massal. Setiap produk yang dikeluarkan untuk setiap proyek adalah produk yang berbeda desain dan spesifikasinya, dan harus disesuaikan dengan keinginan pelanggan. Bila dengan karateristik produk seperti ini perusahaan menggunakan metode push manufacturingManufacturing Resource Planning-II, maka perusahaan harus membuat secara massal produk dengan desain yang berbeda- beda yang pada dasarnya belum tentu sesuai.

  Kesimpulan berikutnya yang bisa diambil adalah prosedur yang dilaksanakan perusahaan dalam menjadwalkan produksi secara bulanan mengharuskan adanya dokumen Master Production Schedule (MPS), MPS adalah dokumen kunci yang dapat memberikan dampak signifikan untuk menjaga tingkat persediaan barang jadi perusahaan. Dokumen ini menentukan jadwal dan tingkat produksi perusahaan dalam jangka waktu tertentu. MPS PT X dibuat berdasarkan 2 informasi yang dimiliki perusahaan, yang pertama adalah sales forecast yaitu perkiraan akan penjualan yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Informasi dari sales forecast akan dapat memberi gambaran tentang tingkat produksi yang diminta oleh pelanggan, informasi ini kemudian akan dibandingkan dengan informasi dari dokumen kedua yaitu rencana tingkat stok barang jadi yang diinginkan oleh perusahaan. Dengan berbekal dua informasi tersebut dapat dinilai bahwa MPS PT X sudah cukup mumpuni untuk membuat perusahaan bisa membuat jadwal produksi yang tingkat produksinya dapat Kesimpulan berikutnya yang bisa diambil adalah prosedur yang dilaksanakan perusahaan dalam menjadwalkan produksi secara bulanan mengharuskan adanya dokumen Master Production Schedule (MPS), MPS adalah dokumen kunci yang dapat memberikan dampak signifikan untuk menjaga tingkat persediaan barang jadi perusahaan. Dokumen ini menentukan jadwal dan tingkat produksi perusahaan dalam jangka waktu tertentu. MPS PT X dibuat berdasarkan 2 informasi yang dimiliki perusahaan, yang pertama adalah sales forecast yaitu perkiraan akan penjualan yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Informasi dari sales forecast akan dapat memberi gambaran tentang tingkat produksi yang diminta oleh pelanggan, informasi ini kemudian akan dibandingkan dengan informasi dari dokumen kedua yaitu rencana tingkat stok barang jadi yang diinginkan oleh perusahaan. Dengan berbekal dua informasi tersebut dapat dinilai bahwa MPS PT X sudah cukup mumpuni untuk membuat perusahaan bisa membuat jadwal produksi yang tingkat produksinya dapat

  Fungsi MPS selain menentukan tingkat produksi yang ideal bagi perusahaan juga dapat menentukan kapan saat yang tepat untuk membeli dan berapa material yang dibutuhkan dalam proses produksi. Dalam prosedur PT X fungsi penghitungan kebutuhan material ini berada pada proses material requirement planning (MRP). MRP yang efektif membutuhkan informasi mengenai jenis dan jumlah material yang dibutuhkan dan juga informasi yang akurat mengenai jumlah stok persediaan material yang saat ini dimiliki oleh perusahaan, PT X untuk memenuhi kebutuhan informasi dalam membuat MRP menggunakan data-data sebagai berikut: Data stok material, dan daftar Min-Max stock material memberikan keterangan lengkap tentang tingkat persediaan material yang dimiliki perusahaan saat ini

  1. Bill of Material, yang berisi informasi mengenai jenis-jenis material yang dibutuhkan untuk proses produksi, BOM berguna dalam mengidentifikasi jenis material yang membutuhkan penambahan.

  2. Daftar stok barang jadi, Memberikan informasi jumlah material yang telah terpakai oleh proses produksi

  Dengan lengkapnya informasi baik dari sisi material yang dibutuhkan maupun dari jumlah persediaan material yang dimiliki perusahaan maka MRP yang dilaksanakan oleh PT X dirasa cukup baik untuk membantu perusahaan mengatur persediaan material yang dimilikinya.

  Kesimpulan lain yang bisa diambil mengenai proses perencanaan dan penjadwalan serta dokumen yang dihasilkan oleh PT X adalah sebagai berikut :

  1. Untuk mencapai tingkat persediaan material yang dibutuhkan, PT X membuat dokumen material requisition dengan menerbitkan purchase requisition yang didukung dengan dokumen purchase order, delivery note, dan work order. Penerbitan purchase requisition dengan dokumen pendukungnya menandakan 1. Untuk mencapai tingkat persediaan material yang dibutuhkan, PT X membuat dokumen material requisition dengan menerbitkan purchase requisition yang didukung dengan dokumen purchase order, delivery note, dan work order. Penerbitan purchase requisition dengan dokumen pendukungnya menandakan

  2. Dalam mengatur dan mendokumentasikan transfer persediaan ke departemen yang membutuhkan, PT X menggunakan sistem kanban, dimana kanban tersebut berfungsi layaknya moving ticket. Dengan dipergunakannya sistem kanban dan implementasi dari sistem tersebut yang cukup baik. maka perusahaan dinilai telah cukup baik dalam mengatur dan mendokumentasikan transfer persediaan.

  4.2.1 Analisis Bagan Alir Perencanaan Penjadwalan Produksi

  Bagan Alir yang dijalankan oleh perusahaan dalam tahap APQP dapat ditingkatkan efisiensi nya dengan lebih mengoptimalkan setiap proses dan meniadakan proses yang tidak perlu. Diantaranya adalah sebagai berikut :

  1. Pelaksanaan proses APQP Phase 2 (Gambar 4.3) seharusnya tidak memerlukan data Project Approval

  Gambar 4.3 Bagian Bagan Alir Perencanaan Produksi 1 Gambar 4.3 Bagian Bagan Alir Perencanaan Produksi 1

  Gambar 4.4 Bagian Bagan Alir Perencanaan Produksi 2

  2. Perusahaan sebaiknya membuat sebuah penyimpanan data (data storage) untuk data-data yang diberikan oleh pelanggan, agar data tersebut dapat diakses lebih mudah untuk melaksanakan perencanaan produksi, dan kerahasiaan maupun kemanan data tersebut bisa menjadi lebih terjamin. Penempatan data storage dapat dilihat pada Gambar 4.5

  Gambar 4.5 Bagian Bagan Alir Perencanaan Produksi 3

  Penyempurnaan bagan alir dalam penjadwalan logistik untuk meningkatkan efisiensi distribusi material maupun barang jadi dapat dilakukan dengan membuat data storage untuk data rencana produksi yang dihasilkan dari analisa sales forecast dan sales order, yaitu data jadwal produksi bulanan, perencanaan produksi, dan laporan kapasitas berbanding produksi.

  Gambar 4.6 Bagian Bagan Alir Penjadwalan Produksi

  Penggunaan data storage (Gambar 4.6) dapat meningkatkan kecepatan dalam mengambil data yang dibutuhkan dan meningkatkan keamanan dari data tersebut.