Analisis Akuntansi Biaya

4.4 Analisis Akuntansi Biaya

  Metode akuntansi biaya yang dilakukan PT X menggunakan job order costing. Hal ini terlihat dalam Standard Manufacturing Cost Sheet, dimana perusahaan mengakumulasikan biaya berdasarkan masing-masing job yang dilakukan perusahaan. Ini adalah keputusan yang tepat karena perusahaan memproduksi produk yang beragam sehingga perusahaan tidak cocok menggunakan process costing yang baik digunakan bila perusahaan memproduksi barang yang seragam dengan kuantitas massal.

4.4.1 Analisis Data Entry Biaya

  Dalam memasukkan data atau data entry biaya dapat diambil kesimpulan dan saran sebagai berikut :

1. Biaya material

  Bisa diambil kesimpulan bahwa perusahaan belum melakukan automatisasi dalam metode pengumpulan data biaya material , karena perusahaan belum berinvestasi dalam teknologi RFID. Pengumpulan data yang selama ini telah dilakukan perusahaan sesungguhnya bisa dijalankan dengan lebih cepat, efisien, dan akurat bila perusahaan menggunakan RFID. Perusahaan bisa menempatkan tag RFID pada setiap kontainer kanban atau material yang terdapat di dalam kontainer kanban tersebut. Tag RFID tersebut dapat membuat pemeriksaan kanban maupun material di dalamnya bisa dilakukan mengggunakan gelombang radio yang terdapat di dalam RFID, sehingga aktivitas pemindaian bar code bisa dihilangkan, Bisa diambil kesimpulan bahwa perusahaan belum melakukan automatisasi dalam metode pengumpulan data biaya material , karena perusahaan belum berinvestasi dalam teknologi RFID. Pengumpulan data yang selama ini telah dilakukan perusahaan sesungguhnya bisa dijalankan dengan lebih cepat, efisien, dan akurat bila perusahaan menggunakan RFID. Perusahaan bisa menempatkan tag RFID pada setiap kontainer kanban atau material yang terdapat di dalam kontainer kanban tersebut. Tag RFID tersebut dapat membuat pemeriksaan kanban maupun material di dalamnya bisa dilakukan mengggunakan gelombang radio yang terdapat di dalam RFID, sehingga aktivitas pemindaian bar code bisa dihilangkan,

2. Biaya tenaga kerja langsung

  Perusahaan dalam mengumpulkan data biaya tenaga kerja langsung masih menggunakan metode pengamatan manual (Time keeping) sehingga akurasi dari data man hour hanya bergantung kepada petugas yang melakukan pengamatan tersebut, disamping itu petugas yang bersangkutan hanya melakukan aktivitas time keeping pada jam kerjanya saja, dan menyerahkannya kepada staf produksi di luar jam kerja. Hal ini membuat kebenaran data dari time card tidak bisa dipastikan karena ada kemungkinan staf produksi yang diserahi tanggung jawab tersebut memanipulasi data time card.

  Solusi yang bisa diambil untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan menggunakan kartu identifikasi yang memiliki bar code, dimana para tenaga kerja bisa memasukkan informasi mengenai jumlah man hour mereka ke dalam sistem dengan melakukan pemindaian terhadap kartu identifikasi tersebut. Informasi yang didapat dari kartu tersebut dapat menjadi pertimbangan bagi kompensasi dan data kinerja dari pemilik kartu sehingga menjadi insentif bagi mereka untuk selalu memasukkan informasi melalui terminal yang telah disediakan. Penggunaan kartu identifikasi berkode akan membuat pengumpulan data menjadi lebih cepat dan akurat.

  Biaya dalam mengadopsi metode kartu identifikasi berkode tentu mampu ditanggung oleh perusahaan, karena untuk memperoleh kartu maupun terminal tempat pemindaian tidak terlalu memberatkan keuangan perusahaan dan keuntungan yang bisa didapat yaitu data biaya tenaga kerja langsung yang cepat dan akurat lebih besar dibandingkan biaya mengadopsi sistem kartu berkode.

3. Penggunaan mesin dan peralatan

  Perusahaan telah menggunakan sistem terkomputerisasi dalam mengambil data mengenai penggunaan mesin dan peralatan, koneksi dalam pengambilan data tersebut sudah menggunakan wireless sehingga bisa disimpulkan bahwa Perusahaan telah menggunakan sistem terkomputerisasi dalam mengambil data mengenai penggunaan mesin dan peralatan, koneksi dalam pengambilan data tersebut sudah menggunakan wireless sehingga bisa disimpulkan bahwa

4.4.2 Analisis Sistem Biaya

  Dengan melihat dokumen standard manufacturing cost sheet (gambar 4.5) perusahaan dan informasi allocation base yang digunakan perusahaan dapat diambil informasi sebagai berikut :

   perusahaan membagi biaya overhead dalam tiga cost pool, yaitu biaya listrik,

  biaya departemen, dan biaya pabrik  Alokasi dari biaya overhead menggunakan allocation base yang langsung

  dikalkulasikan dari sumber daya milik perusahaan yaitu biaya man hour dan biaya machine hour tanpa melalui pertimbangan dari aktivitas dalam merealisasikan produk tersebut.

  Dengan informasi tersebut dapat disimpulkan bahwa perusahan menggunakan sistem biaya tradisional dalam mengalokasikan biaya overhead ke dalam biaya produksi tiap produk. Sistem yang dipilih perusahaan ini memiliki kelemahan sebagai berikut :

  1. Perusahaan menggunakan sistem biaya tradisional yang menggunakan rate langsung dari cost allocation base. Penggunaan rate ini membuat penghitungan overhead menjadi tidak akurat karena tidak semua produk memiliki rate dari allocation base yang sama.

  2. Perusahaan hanya memperhitungkan biaya dari tahap produksi, dan tidak memperhitungkan biaya yang dikeluarkan dari tahap lainnya selama proses penciptaan barang berlangsung. Contohnya biaya untuk membuat desain produk dan biaya trial desain produk tersebut.

  3. Tanpa melalui penghitungan tentang aktivitas yang dilakukan dalam memproduksi produk tersebut, perusahaan tak bisa merinci dalam mengalokasi biaya overhead. Informasi yang rinci tersebut dapat berguna bila perusahaan ingin mengetahui aktivitas apa yang paling berpengaruh dalam menentukan jumlah biaya overhead 3. Tanpa melalui penghitungan tentang aktivitas yang dilakukan dalam memproduksi produk tersebut, perusahaan tak bisa merinci dalam mengalokasi biaya overhead. Informasi yang rinci tersebut dapat berguna bila perusahaan ingin mengetahui aktivitas apa yang paling berpengaruh dalam menentukan jumlah biaya overhead

  Salah satu solusi untuk mendapatkan informasi mengenai biaya overhead yang lebih akurat adalah dengan menggunakan sistem activity based costing (ABC). Sistem ABC dengan memperhitungkan faktor aktivitas akan dapat membuat pengalokasian dari biaya overhead menjadi lebih terinci dan akurat, dan dengan data yang lebih akurat tersebut perusahaan dapat mengambil keputusan yang tepat untuk menentukan harga maupun mengurangi biaya overhead produksi. Namun ada beberapa faktor yang menyulitkan dalam mengadopsi sistem ABC dalam waktu dekat, yaitu :

  1. Untuk melakasanakan sistem ABC dibutuhkan metode yang akurat dalam menentukan pengaruh dari setiap aktivitas terhadap biaya produksi.

  2. PT X belum memiliki RFID yang dapat digunakan untuk melacak bermacam- macam bagian yang akan digunakan dalam setiap aktivitas dalam proses produksi. Untuk memiliki RFID tersebut perusahaan harus mengeluarkan biaya tambahan.

  3. Sistem ABC membutuhkan adaptasi dari pegawai yang bertanggung jawab dalam mengalokasikan biaya overhead dan adanya risiko kesalahan pencatatan maupun pengumpulan data selama proses adaptasi tersebut.

  Semua kesulitan yang terdapat di atas untuk saat ini tidak sebanding dengan manfaat yang didapatkan dari mengadopsi sistem ABC, karena di PT X kecilnya proporsi biaya overhead dari total keseluruhan biaya pokok produksi yaitu kurang dari 10 saja. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sistem ABC belum tepat untuk diimplementasikan oleh perusahaan. Saran yang dapat diberikan bagi perusahaan adalah mempersiapkan diri secara bertahap untuk mengimplementasikan sistem ABC tersebut di masa yang akan datang, karena sistem ABC terbukti merupakan sistem yang lebih akurat untuk mendapatkan informasi biaya overhead. Persiapan yang dilakukan bisa berupa Semua kesulitan yang terdapat di atas untuk saat ini tidak sebanding dengan manfaat yang didapatkan dari mengadopsi sistem ABC, karena di PT X kecilnya proporsi biaya overhead dari total keseluruhan biaya pokok produksi yaitu kurang dari 10 saja. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sistem ABC belum tepat untuk diimplementasikan oleh perusahaan. Saran yang dapat diberikan bagi perusahaan adalah mempersiapkan diri secara bertahap untuk mengimplementasikan sistem ABC tersebut di masa yang akan datang, karena sistem ABC terbukti merupakan sistem yang lebih akurat untuk mendapatkan informasi biaya overhead. Persiapan yang dilakukan bisa berupa

4.4.3 Analisis Bagan Alir Proses Pengendalian Biaya

  Penyempuranaan terhadap bagan alir yang dimiliki perusahaan dalam proses mengendalikan biaya dapat dilakukan dengan menggabungkan proses pengambilan data biaya yang awalnya dibagi menjadi 3 proses berdasarkan jenis data biaya tersebut (gambar 4.7) menjadi hanya satu proses saja, dimana semua data biaya dari proses produksi akan di proses menjadi satu data biaya produksi komprehensif yang memuat data biaya kemudian membuat data storage untuk data biaya tersebut, hal ini dapat membuat proses pengambilan data biaya menjadi lebih cepat dan pengendalian terhadap data biaya produksi menjadi lebih baik karena terpusat pada satu proses dan disimpan dalam sebuah penyimpanan data. Perubahan bagan alir tersebut dapat dilihat pada gambar 4.8

  Gambar 4.7 Bagian Bagan Alir Pengendalian Biaya 1

  Gambar 4.8 Bagian Bagan Alir Pengendalian Biaya 2