ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKL
SIKLUS PRODUKSI DI PT X LAPORAN AKHIR MAGANG
WIRABHAMA KIRANA 0806392464
UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPOK JULI 2013
ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PRODUKSI DI PT X LAPORAN AKHIR MAGANG
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
WIRABHAMA KIRANA 0806392646
UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPOK JULI 2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat- Nya saya dapat menyelesaikan laporan magang ini. Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan laporan magang ini, tentunya sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan laporan magang ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Mafrizal Happy, Ak. MBA selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan laporan akhir magang ini; 2. Pihak PT. X dan seluruh rekan kerja yang telah banyak membantu dalam usaha memperoleh data-data yang saya perlukan; 3. Orang tua, Ayahanda Hendra Kirana dan Ibunda Dwi Indrawati, serta kakak dan keluarga saya yang telah banyak memberikan bantuan dukungan material dan moral serta mendoakan saya selama ini; 4. Seluruh pihak-pihak lainnya yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan laporan akhir magang ini.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga laporan magang ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu akuntasi.
Depok, Juli 2013 Penulis
ABSTRAK
Nama
: Wirabhama Kirana
Program Studi
: Akuntansi
Judul
: Analisis Sistem Akuntansi Siklus Produksi di PT. X
Sistem informasi memegang peranan penting dalam menghasilkan informasi secara cepat, efektif, dan efisien. Salah satu bentuk informasi yang memegang peranan penting adalah informasi akuntansi, dimana informasi akuntansi dapat meningkatkan daya saing yang dimiliki oleh perusahaan. PT X merupakan perusahaan yang telah berperan penting dalam memajukan dunia otomotif nasional dengan memproduksi berbagai komponen otomotif. Pentingnya Sistem Informasi Akuntansi (SIA) sebagai sistem informasi dasar dalam sebuah perusahaan mendorong saya untuk menyoroti penerapan sistem informasi akuntasi yang ada pada PT X. Tujuan dari pelaksanaan kegiatan magang di PT. X adalah mendapatkan gambaran sistem informasi akuntansi pada siklus produksi PT X yang telah berjalan saat ini, serta mengidentifikasi kelebihan maupun kekurangan dari sistem yang sedang berjalan tersebut. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa prosedur yang diterapkan oleh perusahaan memiliki konsep yang baik, perusahaan menjalankan konsep pull manufacturing dengan disiplin dan tegas, sehingga bisa menekan biaya yang terjadi di dalam perusahaan. Namun demikian, masih terdapat kelemahan dari prosedur-prosedur yang dijalankan dalam siklus produksi tersebut, yaitu kurangnya perhatian terhadap otomatisasi maupun teknologi penunjangnya. Teknologi bar code yang menjadi aktor uzur dalam konsep otomatisasi siklus produksi masih belum diimplementasikan ke dalam semua proses yang terjadi di dalam siklus. Pengembangan dari bar code yaitu Radio Frequency Identification (RFID) yang terbaru belum diimplementasikan oleh PT X. Perusahaan dalam hal ini beranggapan bahwa teknologi dan konsep otomatisasi bagi sistem informasi akuntansi bukan merupakan prioritas dalam perusahaan. Khusus mengenai proses akuntansi biaya yang dimiliki perusahaan, dapat disimpulkan bahwa untuk saat ini perusahaan tidak perlu khawatir tentang sistem akuntansi yang digunakan di PT X dalam hal inefisiensi. Namun untuk beberapa tahun kedepan dimana otomatisasi telah menjangkau seluruh proses dan biaya tidak langsung meningkat, perusahaan perlu melakukan perubahan yang berarti. Kata kunci: Informasi, akuntansi, otomatisasi, bar code, Radio Frequency Identification (RFID)
ABSTRACT
Name
: Wirabhama Kirana
Study Program
: Accounting
Title
: Production Cycle Accounting System Analysis in PT. X
Information systems play an important role in generating information quickly, effectively, and efficiently. One form of information is an important role of accounting information, accounting information which may improve competitiveness owned by the company. PT X is
a company that has been instrumental in advancing the national automotive world by producing a variety of automotive components. Importance of Accounting Information Systems (AIS) as the basic information system within a company encouraging me to highlight the application of accounting information systems that existed at PT X. The purpose of the implementation of internship at PT. X is getting an overview of accounting information systems in the production cycle PT X which has been running at this time, and identifies the advantages and shortcomings of the current system. From the results of the study found that the procedures adopted by the company has a good concept, the company operates manufacturing pull concepts with discipline and firm, so that it can reduce the cost of that happening in the company. Nevertheless, there are still weaknesses of the procedures carried out in the production cycle, the lack of attention to automation and supporting technologies. Bar code technology into aging actor in the production cycle automation concept is still not implemented in all the processes that occur in cycles. Development of bar code that is Radio Frequency Identification (RFID) has not been implemented by the newest PT X. The company in this case assumes that technology and automation concepts for accounting information system is not a priority in the company. Especially with regard to the accounting process cost the company, it can be concluded that for now the company does not have to worry about the accounting system used in PT X in terms of inefficiency. But for the next few years which has covered the whole process automation and indirect costs increase, companies need to make meaningful changes.
Keywords: Information, accounting, automation, bar code, Radio Frequency Identification (RFID)
4.7 Bagian Bagan Alir Pengendalian Biaya 1……………………………
103
4.8 Bagian Bagan Alir Pengendalian Biaya 2……………………………
104
4.9 Manfaat Penggunaan Sistem RFID ………………………………..
106
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kondisi dunia bisnis saat ini menjadikan persaingan yang semakin ketat antar perusahaan, oleh karena itu perusahaan perlu memaksimalkan sumber daya yang mereka miliki. PT X merupakan perusahaan yang telah berperan penting dalam memajukan dunia otomotif nasional dengan memproduksi berbagai komponen otomotif. PT X memiliki bekal pengalaman selama 35 tahun dan keahlian untuk memproduksi secara efisien dan efektif dan tentunya bekerja sama dengan klien persahaan untuk menyusun rencana yang tepat dalam menghadapi lingkungan yang senantiasa berubah.
Pertumbuhan jumlah kendaraan di Indonesia yang jumlahnya terus meningkat memberi peluang dan tantangan bagi perusahaan di Indonesia yang bergerak di bidang otomotif. Tak terkecuali, perusahaan yang bergerak di bidang produksi body part maupun suku cadang kendaraan, yang kemudian akan digunakan dalam proses perakitan kendaraan di pabrik Indonesia.
Peningkatan permintaan untuk kendaraan di Indonesia dan sejalan dengan meningkatnya produksi di pabrik otomotif membuat banyak perusahaan pembuat body part dan suku cadang untuk bersaing dalam mendapatkan kontrak dengan pabrik otomotif tersebut. Dalam persaingan tersebut pabrik kendaraan otomotif tentu akan memperhitungkan supplier yang memiliki tingkat kualitas yang tinggi untuk mensuplai pabrik dengan suku cadang dan body part yang mereka butuhkan untuk menjamin kepuasan konsumen yang akan menggunakan produk mereka. Di sisi lain perusahaan juga harus memperhatikan dari segi biaya dimana supplier yang dapat memberikan harga yang kompetitif akan menjadi pilihan karena akan menekan biaya untuk membuat sebuah produk otomotif, maka dari itu penting bagi sebuah perusahaan supplier komponen otomotif untuk dapat memberikan kualitas yang tinggi dengan tingkat harga yang kompetitif.
Dewasa ini teknologi komunikasi dan informasi terus menerus berkembang dan mempengaruhi bagaimana perusahaan dalam mengendalikan, mengelola, dan mengembangkan bisnis yang mereka miliki. Teknologi ini dapat menjadi penentu Dewasa ini teknologi komunikasi dan informasi terus menerus berkembang dan mempengaruhi bagaimana perusahaan dalam mengendalikan, mengelola, dan mengembangkan bisnis yang mereka miliki. Teknologi ini dapat menjadi penentu
Salah satu bentuk informasi yang memegang peranan penting adalah informasi akuntansi dimana informasi akuntansi dapat meningkatkan daya saing yang dimiliki oleh perusahaan. Peningkatan tersebut dalam penelitian ini lebih berfokus pada kegunaan informasi akuntansi dalam pengambilan keputusan, dimana dengan adanya informasi tersebut pembuat keputusan dapat mengambil keputusan yang tepat dalam mengurangi biaya atau mengalokasikan biaya dengan lebih tepat. Pentingnya peranan informasi akuntansi dalam pengambilan keputusan tersebut menuntut perusahaan untuk dapat mengembangkan sistem akuntansi yang sophisticated dan sesuai dengan kebutuhan.
Sistem Informasi Akuntansi (SIA) lebih khususnya SIA yang menangani akuntansi biaya merupakan mata dan telinga bagi pengambil keputusan untuk melihat proses maupun siklus akuntansi di perusahaan. Sistem inilah yang akan merekam data dari sistem operasional yang diklasifikasikan ke dalam siklus atau jenis transaksi. Hal ini berdampak bahwa output yang disajikan oleh SIA yang baik dan sejalan dengan itu keputusan yang tepat akan membantu perusahaan untuk menekan dan mengatur biaya dengan efektif.
1.2 Rumusan Permasalahan
Pentingnya SIA sebagai sistem informasi dasar dalam sebuah perusahaan mendorong penulis untuk menyoroti penerapan sistem informasi akuntasi yang ada pada PT X. Tanpa SIA siklus produksi yang mumpuni perusahaan tidak akan bertahan di tengah derasnya persaingan usaha di dalam industri tempat perusahan membuka bisnisnya. Oleh karena itu penulis merasa tertantang untuk mengetahui bagaimana proses-proses yang terdapat dalam siklus informasi akuntansi yang dimiliki oleh perusahaan, dan bagaimana kelebihan maupun kekurangan dari sistem tersebut.
1.3. Tujuan Penulisan Laporan Magang
Penulisan laporan magang memiliki tujuan sebagai berikut: a) Mendapatkan gambaran sistem informasi akuntansi pada siklus produksi PT X yang telah Penulisan laporan magang memiliki tujuan sebagai berikut: a) Mendapatkan gambaran sistem informasi akuntansi pada siklus produksi PT X yang telah
tersebut
1.4 Ruang Lingkup Laporan Magang
Pembahasan SIA dapat dilihat dari berbagai sudut dan topik. Pada penulisan ini, penulis memberi batasan sebagai berikut :
Permasalahan akan dibatasi permasalahan analisis sistem informasi akuntansi
untuk siklus produksi pada PT X, yaitu dari proses desain produk hingga proses akuntansi biaya. Pembatasan lingkup ini dilakukan karena dua hal yaitu: pertama, PT X dalam operasionalnya sebagian besar berfokus pada siklus produksinya dan siklus tersebut memberikan total pendapatan perusahaan yang cukup signifikan karena perusahaan bergerak di bidang manufaktur. Alasan kedua adalah adanya keterbatasan waktu penulis melakukan program magang di PT X.
Karya tulis ini menggunakan persepktif analisis sistem. Hal ini berarti karya tulis
tidak akan membahas detail teknis seperti implementasi fisik dari analisis sistem.
1.5 Manfaat Pelaksanaan Program Magang
Manfaat yang didapat penulis melalui program magang ini antara lain: a) Mempraktikkan ilmu yang didapat selama perkuliahan, terutama yang terkait dengan
Akuntansi Biaya, Akuntasi Manajemen, dan Sistem Informasi Akuntansi b) Mendapat pengalaman di dunia kerja, sebagai persiapan untuk terjun ke dunia kerja
ketika lulus dari program sarjana c) Mendapat pengetahuan mengenai produksi dan cara kerja perusahaan manufaktur dan
hubungannya dengan sistem informasi akuntansi, dan akuntansi biaya d) Meningkatkan atau menguasai kemampuan non akademis dan soft skill seperti
kemampuan komunikasi, adaptasi, team work, tanggung jawab, dan kepemimpinan
Bagi perusahaan tempat magang, manfaat yang didapat dengan menjadi tempat pelaksanaan program magang, antara lain: a) Mendapatkan manfaat dari sumber daya manusia secara temporer sesuai kebutuhan
perusahaan.
b) Menciptakan dan menjaga hubungan baik antara perusahaan dengan kampus c) Sebagai media seleksi rekrutmen calon karyawan
1.6 Tempat dan Waktu Pelaksanan Magang
Penulis melaksanakan program magang di PT. X yang berlokasi di Bekasi dengan posisi sebagai accounting staff (assistant) dan menangani beberapa bagian dari siklus akuntansi yang dijalankan perusahaan. Penulis menghabiskan sebagian besar waktu magang untuk menangani jurnal persediaan maupun arus kas untuk persediaan, baik kas masuk maupun kas keluar.
1.7 Pelaksanaan Program Magang
Dalam pelaksanaan magang, penulis mendapatkan arahan dan bimbingan dari Kepala Departemen Akuntansi, Wakil Kepala Departemen Akuntansi, serta dari rekan kerja sesama accounting staff. Kegiatan magang yang dijalani oleh penulis adalah membantu para staff akuntansi dalam menjalankan proses akuntansi perusahaan sehari-hari, dalam hal ini perusahaan menggunakan software akuntansi bernama Finacct.
Setelah mempelajari cara kerja dari software akuntansi tersebut dan prosedur dalam menggunakannya, penulis diberi tanggung jawab sesuai desk job yang diberikan oleh Wakil Kepala Departemen Akuntansi. Berikut adalah rincian kegiatan yang penulis lakukan selama dalam proses magang:
Melakukan input penjurnalan ke dalam software dan database akuntansi perusahaan Melakukan aging schedule pada akun Account Receivable perusahaan Melakukan proses pengarsipan dokumentasi akuntansi perusahaan seperti bank masuk, bank keluar, kas masuk, dan kas keluar secara hard copy maupun ke dalam software akuntansi perusahaan
1.8 Metode Penulisan Laporan Magang
Laporan akhir magang ini dibuat dengan menggunakan metode studi pustaka untuk teori-teori pendukung dan observasi langsung dalam praktik pencatatan dan metode persediaaan yang dilakukan oleh PT. X.
1.9 Sistematika Penulisan
Laporan magang ini disusun dengan sistematika sebagai berikut: BAB 1: Pendahuluan, membahas mengenai latar belakang penulisan laporan
magang, tujuan penulisan laporan magang, manfaat pelaksanaan magang, tempat dan waktu pelaksanaan magang, pelaksanaan program magang, perumusan dan pembatasan masalah, metode penulisan laporan magang, dan sistematika penulisan.
BAB 2: Landasan Teori, membahas teori yang mendasari pembahasan
permasalahan yang ada. Dalam hal ini landasarn teori didasarkan pada jurnal ilmiah, dan text book dari perkuliahan yang selama ini didapatkan penulis
BAB 3: Profil Perusahaan, memberikan gambaran tentang perusahaan dimana
tempat magang dilaksanakan BAB 4: Pembahasan, membahas mengenai sistem pengukuran biaya perusahaan.
Analisis dilakukan dengan membandingkan sistem biaya yang dilakukan oleh perusahaan tempat magang melalui kenyataan yang ditemukan dari dokumen dan laporan keuangan dengan teori yang telah dibahas di Bab 2.
BAB 5: Kesimpulan dan Saran, memberikan kesimpulan dari seluruh isi laporan
dan juga saran-saran terkait dengan permasalahan yang ada.
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Sistem Informasi
Informasi adalah produk yang dihasilkan dari sebuah sistem informasi. Informasi berbeda dengan data, dimana data adalah fakta, angka yang menjadi masukan bagi sebuah sistem informasi. Informasi terdiri dari data yang telah dirubah dan dibuat menjadi lebih bernilai melalui sebuah proses. Informasi secara ideal seharusnya memberi pengetahuan yang berarti dan berguna untuk mencapai sasaran.
Sistem adalah suatu kerangka kerja terpadu yang mempunyai satu tujuan atau lebih. Yang dimana untuk mencapai tujuan tersebut akan mengkoordinasi sumberdaya yang dibutuhkan untuk mengubah masukan-masukan menjadi keluaran. Sumberdaya yang dimaksud disini dapat berupa mesin atau tenaga kerja, bergantung pada macam sistem yang dibicarakan.
Dengan kedua definisi diatas dapat disimpulkan sistem infromasi adalah suatu kerangka kerja dimana sumberdaya (manusia, komputer) dikoordinasikan untuk mengubah masukan (data) menjadi keluaran (informasi), guna mencapai sasaran-sasaran perusahaan (James Hall, 2001)
2.2 Sistem Informasi Akuntansi
Akuntansi dan sistem informasi berhubungan sangat erat. Pada dasarnya, akuntansi adalah sebuah sistem infromasi. Tepatnya, akuntansi adalah penerapan dari teori umum informasi untuk masalah-masalah operasi ekonomi yang efisien. Akuntansi juga merupakan bagian besar dari informasi umum yang dinyatakan dalam bentuk kuantitatif. Dalam konteks ini, akuntansi merupakan bagian dari sistem infromasi umum suatu kesatuan operasional dan juga merupakan bagian dari bidang besar dibawah nama konsep informasi (Evanston, 1966)
Hubungan ini membuat munculnya istilah sistem informasi akuntansi (SIA). Sistem informasi akuntansi merupakan sistem informasi formal yang memiliki semua karakteristik seperti tujuan (kegunaan), tahap, tugas, pengguna, dan sumber daya (Romney, 2012). Lebih daripada itu, sistem informasi akuntansi suatu perusahaan mempunyai cakupan yang menyeluruh. Sistem ini meluas ke seluruh kegiatan perusahaan dan menyediakan informasi bagi semua pengguna perusahaan.
Yang membedakan sistem informasi akuntansi perusahaan dengan sistem informasi perusahaan secara keseluruhan adalah pada fungsi akuntansinya, dimana fungsi tersebut berkaitan dengan dampak ekonomis dari kejadian-kejadian tertentu terhadap kegiatan dan kesejahteraan perusahaan. Jadi sistem informasi akuntansi hanya menerima data ekonomi dari kejadian-kejadian baik eksteren maupun interen perusahaan yang dinyatakan dalam istilah keuangan. Sama halnya dengan keluaran (output) yang dikeluarkan oleh sistem informasi akuntansi yaitu berupa laporan, ikhtisar, dan keluaran informasi-informasi lain yang juga menggunakan istilah keuangan. Keluaran yang berorientasi pada keuangan ini juga menjadi basis informasi untuk menentukan catatan prestasi (scorekeeping)
Sistem informasi akuntansi dapat dibagi menjadi tiga subsistem (James Hall, 2001) yaitu Transaction Processing System (TPS), General LedgerFinancial Reporting System dan Management Reporting System.
1. Transaction processing system (TPS) adalah sistem informasi yang 1. Transaction processing system (TPS) adalah sistem informasi yang
Transaction processing systems (TPS) berkembang dari sistem informasi manual untuk sistem proses data dengan bantuan mesin menjadi sistem proses data elektronik (electronic data processing systems). Transaction processing systems mencatat dan memproses data hasil dari transaksi bisnis, seperti penjualan, pembelian, dan perubahan persediaaninventori. Transaction processing systems menghasilkan berbagai informasi produk untuk penggunaan internal maupun eksternal. Sebagai contoh, TPS membuat pernyataan konsumen, cek gaji karyawan, kuitansi penjualan, order pembelian, formulir pajak, dan rekening keuangan. TPS juga memperbaharui database yang digunakan perusahaan untuk diproses lebih lanjut oleh SIM.
Peran TPS sebagai pusat bagi segala sistem informasi yang ada dalam perusahaan dapat dilihat dari proes yang dilakukan pada subsistem ini yaitu:
a. Mengubah kejadian ekonomi menjadi transaksi keuangan
b. Mencatat transaksi keungan dalam catatan akuntansi
c. Mendistribusikan informasi keuangan kepada staf operasional untuk mendukung kegiatan operasional.
Karena luasnya cakupan kegiatan operasional, TPS dapat dikelompokkan menjadi beberapa siklus transaksi (proses bisnis). Jenis siklus transaksi ditentukan oleh jenis aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan, apakah bergerak di bidang jasa, manufaktur atau perdagangan.
2. General LedgerFinancial Reporting System adalah dua subsistem yang saling berhubungan. GLS memproses summary dari transaksi siklus yang dihasilkan. Sedangkan TPS memperbaharui GL control account. FRS mengukur dan melporkan kondisi dan perbuahan sumber daya keuangan untuk kepentingan pengguna eksternal
3. Management Reporting System menyajikan informasi keuangan internal untuk keperluan pengelolaan organisasi diantaranya berupa anggaran, variance report, dan CVP analysis
2.3 Sistem Produksi
Sistem Produksi adalah sebuah subsistem dari sistem informasi akuntansi yang berada di dalam kategori transaction processing system (TPS). Sistem ini adalah sistem yang berisi serangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pengolahan data yang mempunyai hubungan dengan proses pembuatan suatu produk. Sistem ini tentunya berhubungan secara langsung dengan sub-sistem yang lain seperti siklus pendapatan, siklus pengeluaran, siklsus buku besar dan pelaporan. Selain subsystem-subsystem tersebut, sistem ini juga berhubungan dengan Manajemen dan sistem manajemen SDM, hubungan antar semua sistem tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.1
Gambar 2.1 Hubungan Sistem Produksi Dengan Sistem Lainnya
(Sumber : Romney, 2012)
Interaksi antara siklus produksi dengan siklus penjualan : Siklus pendapatan disini
mempunyai peran sebagai siklus yang memberikan informasi tentang produk yang dipesan dan ramalan (forecast) tentang kuantitas penjualan, informasi ini digunakan oleh bagian produksi sebagai masukan untuk menyusun rencana produksi dan jumlah dari persediaan yang diinginkan (inventory level). Sebagai timbal balik, bagian produksi akan memberi siklus pendapatan informasi-informasi tentang produk apa saja yang telah selesai diproduksi maupun jumlah produk yang siap untuk dijual.
Interaksi antara siklus produksi dengan siklus pembelian : Bagian produksi berperan
mengirimkan informasi tentang bahan baku dimana informasi tersebut tertuang dalam mengirimkan informasi tentang bahan baku dimana informasi tersebut tertuang dalam
Interaksi antara siklus produksi dengan sistem manajemen SDM : Bagian produksi akan
memberi informasi tentang jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan kepada sistem sumberdaya manusiapenggajian yang sebagai balasannya akan memberikan data tentang ketersediaan dari tenaga kerja dan biaya dari tenaga kerja tersebut
Interaksi antara siklus produksi dengan siklus buku besar dan pelaporan : Informasi yang
diberikan kepada siklus buku besar dan pelaporan adalah informasi mengenai harga pokok produksi
Sistem informasi akuntansi sebuah perusahaan memiliki peranan penting dalam sistem produksi. Perusahaan ketika ingin membuat keputusan tentang komposisi produk, penentuan harga jual produk, perencanaan dan alokasi sumber daya, dan manajemen biaya akan membutuhkan informasi akuntansi biaya yang akurat dan tepat waktu sebagai masukan (input)
Untuk membuat keputusan tersebut tentunya dibutuhkan informasi yang lebih rinci dan jelas tentang biaya produksi dibanding informasi yang dibutuhkan untuk menyusun laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi keuangan. Maka dari itu, perancangan sistem produksi seharusnya tidak hanya berfokus pada kebutuhan pelaporan eksternal, melainkan juga untuk membuhi kebutuhan internal manajemen untuk membuat keputusan-keputusan diatas (James Hall, 2001).
Aktivitas-aktivitas dalam sistem produksi meliputi : (a) perancangan produk (product design), (b) perencanaan dan penjadwalan (planning scheduling), (c) kegiatan produksi (production Aktivitas-aktivitas dalam sistem produksi meliputi : (a) perancangan produk (product design), (b) perencanaan dan penjadwalan (planning scheduling), (c) kegiatan produksi (production
Gambar 2.2 Aktivitas Dalam Sistem Produksi
(Sumber : Romney, 2012)
2.3.1 Perancangan Produk
Tahap pertama dalam suatu sistem produksi adalah merancang sebuah produk. Kegiatan ini mempunai tujuan yaitu untuk merancang sebuah produk yang memenuhi kualitas, lama pengerjaan, dan biaya produksi seperti yang diinginkan oleh pelanggan. Antara tujuan-tujuan tersebut seringkali berbenturan satu sama lain. Sehingga aktivitas ini menjadi suatu hal yang rumit dan perlu mendapat perhatian khusus.
Ada beberapa dokumen yang dihasilkan dari kegiatan ini, diantaranya adalah :
(1) Daftar Kebutuhan Bahan (Bill of Material), sebuah dokumen yang berisi rincian bahan
baku, baik spesifikasi, kode, nama, dan kauntitas setiap bahan baku yang akan digunakan dalam produksi
(2) Daftar kegiatan (operation listrouting sheet) dokumen yang berisi ketetapan tenaga kerja
dan juga syarat mesin yang akan digunakan untuk membuat produk. Dokumen ini juga menjabarkan secara jelas tahap-tahap yang diperlukan untuk membuat produk.
Dalam aktivitas ini akuntan harus memainkan peranan penting, karena 65 sampai dengan
80 dati total biaya produk ditentukan oleh tahap ini (Romney, 2012). Peran tersebut dalam tahap ini adalah menyediakan atau mendapatkan taksiran biaya yang digunakan untuk membuat setiap jenis rancangan agar mendapatkan kemampuan menghasilkan laba (profitability) dari setiap rancangan tersebut.
Untuk membantu menghasilkan desain produk yang berkualitas perusahaan dapat menggunakan perangkat lunak bantuan berupa CAD (Computer Aided Design) dan CAM (Computer Aided Manufacturing) keduanya adalah suatu teknologi yang digunakan pada kegiatan desain dan produksi dengan menggunakan komputer digital. (Groover dan Zimmers, 1987). CAD bisa diartikan sebagai sistem komputer yang digunakan untuk membantu dalam membuat, modifikasi, analisis, atau mengoptimalkan desain. Sistem komputer ini Terdiri dari perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak atau software (Kalpakjian dan Schmid, 2006).
Cara yang konvensional untuk mendesain cetakan berdasarkan desain dan pengembangan produk menghabiskan banyak waktu dan biaya yang mahal. Simulasi komputer bisa digunakan untuk proses pengembangan yang cepat sebelum suatu investasi penting dilakukan. (Risdiyono, 2007). Ilustrasi dari pemodelan software CAD ditunjukkan dengan Gambar 2.3
Gambar 2.3 Ilustrasi Pemodelan CAD
(Sumber: AutoCAD)
CAM adalah software yang digunakan untuk merencanakan, mengatur dan mengontrol operasi pada kegiatan manufaktur, seperti menentukan pahat (tools) yang akan digunakan, menentukan ketinggian benda kerja (work piece), feed rate, stepdown, stepover dan menentukan semua parameter yang akan digunakan pada saat proses pemesinan. Software CAM juga dapat mensimulasikan proses pemesinan, waktu pemesinan dan akhirnya mengirimkan data dari komputer (CADCAM) yang digunakan untuk mendesain ke mesin- CAM adalah software yang digunakan untuk merencanakan, mengatur dan mengontrol operasi pada kegiatan manufaktur, seperti menentukan pahat (tools) yang akan digunakan, menentukan ketinggian benda kerja (work piece), feed rate, stepdown, stepover dan menentukan semua parameter yang akan digunakan pada saat proses pemesinan. Software CAM juga dapat mensimulasikan proses pemesinan, waktu pemesinan dan akhirnya mengirimkan data dari komputer (CADCAM) yang digunakan untuk mendesain ke mesin-
Gambar 2.4 Simulasi Proses dalam CAM
2.3.2 Perencanaan dan Penjadwalan Produksi
Tahap selanjutnya dari sistem produksi adalah untuk membuat rencana dan jadwal dari aktivitas produksi . Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memastikan produksi dilakukan untuk memenuhi pesanan yang ada menjadi efisien, dan memungkinkan untuk memenuhi permintaan jangka pendek, tanpa menghasilkan jumlah produk yang berlebih. Terdapat 2 metode untuk membuat rencana produksi (Romney, 2012), yaitu :
1. Perencanaan Sumber Daya Manufaktur (Manufacturing Resource PlanningMRP-II). Metode ini merupakan metode yang bertujuan untuk menyeimbangkan antara kapasitas produksi yang saat ini dimiliki perusahaan dengan kebutuhan bahan baku untuk memenuhi permintaan pembelian yang diramalkan akan terjadi. Istilah lain dari metode ini adalah push manufacturing system, karena barang diproduksi atas dasar ekspektasi permintaan konsumen 2. Sistem manufaktur Just-in-time (JIT). Metode ini bertujuan untuk meminimalisasi atau 1. Perencanaan Sumber Daya Manufaktur (Manufacturing Resource PlanningMRP-II). Metode ini merupakan metode yang bertujuan untuk menyeimbangkan antara kapasitas produksi yang saat ini dimiliki perusahaan dengan kebutuhan bahan baku untuk memenuhi permintaan pembelian yang diramalkan akan terjadi. Istilah lain dari metode ini adalah push manufacturing system, karena barang diproduksi atas dasar ekspektasi permintaan konsumen 2. Sistem manufaktur Just-in-time (JIT). Metode ini bertujuan untuk meminimalisasi atau
JIT merupakan filosofi pemanufakturan yang memiliki implikasi penting dalam manajemen biaya. Ide dasar JIT sangat sederhana, yaitu produksi hanya apabila ada permintaan (pull sistem) atau dengan kata lain hanya memproduksi sesuatu yang diminta dan hanya sebesar kuantitas yang diminta. Filosofi JIT digunakan pertama kali oleh Toyota dan kemudian diadopsi oleh banyak perusahaan manufaktur di Jepang .
Bila JIT merupakan suatu filosofi manajemen operasi yang berusaha untuk menghilangkan pemborosan pada semua aspek dari kegiatan-kegiatan produksi perusahaan. Sasaran utama JIT adalah meningkatkan produktivitas sistem produksi atau operasi dengan cara menghilangkan semua macam kegiatan yang tidak menambah nilai bagi suatu produk. Just in Time (JIT) mendasarkan pada delapan kunci utama, yaitu :
menghasilkan produk yang sesuai dengan jadwal yang didasarkan pada permintaan. memproduksi dengan jumlah kecil menghilangkan pemborosan memperbaiki aliran produksi menyempurnakan kualitas produk orang-orang yang tanggap menghilangkan ketidakpastian
penekanan pada pemeliharaan jangka panjang.
JIT memerlukan tambahan pelatihan yang lebih banyak bila dibandingkan dengan sistem tradisional. Karyawan diberi pelatihan mengenai bagaimana menghadapi perubahan yang dilakukan dari sistem tradisional. Bagaimana cara kerja JIT. Apa yang diharapkan oleh JIT dan alat-alat statistik seharusnya diberikan. Tujuan JIT adalah untuk meningkatkan laba dan posisi persaingan perusahaan yang dicapai melalui usaha pengendalian biaya, peningkatan kualitas, serta memperbaiki kerja pengiriman. Tetapi ada satu hal yang perlu selalu di ingat ‘ peningkatan daya saing tidak menjamin perusahaan akan survive, tetapi tidak memiliki daya saing menjamin dengan pasti terjadinya bencana.
Terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi penerapan JIT:
a. Organisasi Pabrik
Pabrik dengan sistem JIT berusaha untuk mengatur layout berdasarkan produk. Semua proses yang diperlukan untuk membuat produk tertentu diletakkan dalam satu lokasi.
b. PelatihanTimketerampilan
JIT memerlukan tambahan pelatihan yang lebih banyak bila dibandingkan dengan sistem tradisional. Karyawan diberi pelatihan mengenai bagaimana menghadapi perubahan yang dilakukan dari sistem tradisional. Bagaimana cara kerja JIT. Apa yang diharapkan oleh JIT dan alat-alat statistik seharusnya diberikan.
c. Membentuk AliranPenyederhanaan.
Idealnya suatu lini produksi yang baru dapat di setup sebagai batu ujian untuk membentuk aliran produksi, menyeimbangkan aliran tersebut, dan memecahkan masalah awal.
d. Kanbal Pull System
Kanbal merupakan sistem manajemen suatu pengendalian perusahaan, karena itu kanbal memiliki beberapa aturan yang perlu diperhatikan:
Jangan mengirim produk rusak ke proses berikutnya. Proses berikutnya hanya mengambil apa yang dibutuhkan pada saat dibutuhkan,
Memproduksi hanya sejumlah proses berikutnya Meratakan beban produksi Menaati instruktur kanban pada saat fine tuning Melakukan stabilisasi dan rasionalisasi proses.
e. Visibiltas pengendalian visual
Salah satu kekuatan JIT adalah sistemnya yang merupakan sistem visual. Melacaknya apa yang terjadi dalam sistem tradisional sulit dilakukan karena para karyawan mondar-mandir mengurus kelebihan barang dalam proses dan banyak rute produksi yang saling bersilangan.
f. Eliminasi Kemacetan
Untuk menghapus kemacetan, baik dalam fase setup maupun dalam masa produksi, perlu dilakukan beberapa pendekatan yang melibatkan tim fungsi silang. Tim ini terdiri dari berbagai departemen, seperti perekayasaan, manufaktur, keuangan dan departemen lainnya yang relevan.
g. Ukuran Lot Kecil Dan Pengurangan Waktu Setup.
Ukuran lot yang ideal bukan ukuran yang terbesar, tetapi ukuran lot yang terkecil. Pendekatan ini pendekatan ini sesuai bila mesin-mesin digunakan untuk menghasilkan berbagai bagian atau komponen yang berbeda yang digunakan proses berikutnya dalam tahap produksi.
h. Total Productive Maintance
TPM merupakan suatu keharusan dalam sistem JIT. Mesin-mesin membersihkan dan diberi pelumas secara rutin, biasanya dilakukan oleh operator yang menjalankan mesin tersebut.
i. Kemampuan Proses, Statistical Proses Control (SPC) dan Perbaikan Berkesinambungan.
Kemampuan proses, SPC, dan perbaikan berkesinambungan harus ada dalam pemanufakturan JIT, karena beberapa hal: Pertama, segala sesuatu harus bekerja sesuai dengan harapan dan mendekati sempurna. Kedua, dalam JIT tidak ada bahan cadangan untuk kemacetan perusahaan dan Ketiga, semua kondisi mesin harus bekerja dengan prima.
Ada beberapa strategi dalam mengimplementasikan JIT dalam perusahaan, antara lain:
Dukungan. yaitu dari semua pihak terutama yang berkaitan dengan kegiatan pembelian, dan khususnya dukungan dari pimpinan. Tanpa ada komitmen dari pimpinan tersebut JIT tidak dapat terlaksana. Mengubah sistem, yaitu mengubah cara mengadakan pembelian, yaitu dengan membuat kontrak jangka panjang dengan pemasok sehingga perusahaan cukup hanya memesan sekali untuk jangka panjang, selanjutnya barang akan datang sesuai kebutuhan atau proses produksi perubahan kita.
Strategi penerapan Just in Time dalam sistem produksi.
Penemuan sistem produksi yang tepat, yaitu dengan sistem tarik yang bertujuan memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan dengan menghilangkan sebanyak mungkin pemborosan. Penemuan lini produksi yaitu dalam satu lini produksi harus dibuat bermacam-macam barang, sehingga semua kebutuhan pelanggan yang berbeda-beda itu dapat terpenuhi. Selain itu lini produksi tersebut dapat menghemat biaya, biaya bahan, persediaan, dan sebagainya.
JIT bukan hanya sekedar metode pengendalian persediaan, tetapi juga merupakan sistem produksi sistem produksi yang saling berkaitan dengan semua fungsi dan aktivitas. Manfaat JIT antara lain :
Mengurangi ruangan gudang untuk penyimpanan barang. Mengurangi waktu setup dan penundaan jadwal produksi Mengurangi pemborosan barang rusak dan barang cacat dengan mendeteksi kesalahan
pada sumbernya. Penggunaan mesin dan fasilitas secara baik. Menciptakan hubungan yang lebih baik dengan pemasok. Loyout pabrik yang lebih baik. Pengendalian kualitas dalam proses.
Dokumen yang digunakan dalam aktivitas ini sebagai berikut:
- Jadwal Produksi (Master Production Schedule)
Dokumen ini memuat waktu pelaksanaan aktivitas produksi serta menentukan jumlah unit produk yang harus dibuat dalam satu putaran produksi. Contoh dari dokumen ini bisa dilihat pada Tabel 2.1
Tabel 2.1 Ilustrasi Master Production Schedule
MASTER PRODUCTION SCHEDULE
Product Number: 120 Description: DVD Player
Lead time:
Week Number
1 week 1 2 3 4 5 6 7 8
Quantity on hand
production Forecasted sales
Not available
(Sumber : Romney, 2012)
Untuk menentukan jumlah unit yang diproduksi, digunakan informasi tentang order pelanggan, ramalan penjualan, dan jumlah persediaan. Meskipun dalam perkembangannya jadwal produksi ini akan bersifat fleksibel untuk merespon perubahan pasar, namun rencana produksi harus ditetapkan selambatnya 1 minggu sebelumnya agar perusahaan memiliki kesempatan yang cukup untuk memperoleh bahan baku, perlengkapan, dan tenaga kerja yang dibutuhkan. Jadwal produksi ini digunakan untuk menetapkan jumlah unit yang akan diproduksi setiap hari dan juga digunakan untuk menentukan kapan harus membeli bahan baku guna memenuhi jadwal produksi. Jumlah ketubuhan bahan baku bila dibandingkan dengan persedian yang ada, bagian produksi Untuk menentukan jumlah unit yang diproduksi, digunakan informasi tentang order pelanggan, ramalan penjualan, dan jumlah persediaan. Meskipun dalam perkembangannya jadwal produksi ini akan bersifat fleksibel untuk merespon perubahan pasar, namun rencana produksi harus ditetapkan selambatnya 1 minggu sebelumnya agar perusahaan memiliki kesempatan yang cukup untuk memperoleh bahan baku, perlengkapan, dan tenaga kerja yang dibutuhkan. Jadwal produksi ini digunakan untuk menetapkan jumlah unit yang akan diproduksi setiap hari dan juga digunakan untuk menentukan kapan harus membeli bahan baku guna memenuhi jadwal produksi. Jumlah ketubuhan bahan baku bila dibandingkan dengan persedian yang ada, bagian produksi
- Order Produksi (Production Order).
Dokumen ini merupakan sebuah dokumen yang berisi daftar kegiatan yang perlu dilakukan, kuantitas yang diproduksi, dan lokasi pengiriman produk apabila produk tersebut telah seleasi dibuat. Ilustrasi dari dokumen ini dapat terlihat pada Tabel 2.2
Tabel 2.2 Ilustrasi order produksi
Operation List for: Create Side Panel
Operation Number
Description
Machine Number
Standard Time (minutes:seconds)
Cut of shape
ML 15-12
Corner cut
ML 15-9
Turn and shape
S28-17
F54-5
P89-1
(Sumber : Romney, 2012)
- Bukti Permintaan Bahan Baku (Material Requisition).
Ketika aktivitas produksi dimulai dokumen ini dibutuhkan untuk meminta bahan baku ke gudang. Informasi dalam dokumen ini berupa nomor order, tanggal dikeluarkan, kode bahan baku, dan kuantitas bahan baku. Sistem akuntansi biaya Ketika aktivitas produksi dimulai dokumen ini dibutuhkan untuk meminta bahan baku ke gudang. Informasi dalam dokumen ini berupa nomor order, tanggal dikeluarkan, kode bahan baku, dan kuantitas bahan baku. Sistem akuntansi biaya
Tabel 2.3 Ilustrasi Material Requisition
Finished Product: DVD Player
Part Number
Control Unit
Back Panel
Side Panel
TopBottom Panel
Front Panel
(Sumber : Romney. 2012)
2.3.3 Proses Produksi
Tahap selanjutnya dalam sistem produksi adalah proses pembuatan produk. Aktivitas yang terkait dalam proses produksi ini beragam, tergantung pada tingkat kerumitan suatu produk yang dihasilkan dan penggunaaan teknologi dalam memproses produk tersebut. Penggunaan Teknologi Informasi (TI) dalam proses produksi seperti robot dan mesin yang dikendalikan oleh komputer mempunyai istilah computer integrated manufacturing (CIM).
Akuntan tidak diharuskan menjadi pakar dalam bidang CIM, yang harus dipahami sebagai seorang akuntan adalah pengaruh CIM terhadap SIA (Romney, 2012). Salah satu pengaruh dari CIM adalah merubah produksi masal (mass production) menjadi produksi yang didasarkan pada permintaan pelanggan (custom order manufacturing).
Setiap perusahaan mempunyai cara-cara yang berbeda dalam melakukan produksi, namun pada akhirnya meskipun cara memproduksinya berbeda, perusahaan harus dapat mengumpulkan informasi penting yang berhubungan dengan produksi tersebut yaitu Konsumsi bahan baku, tenaga kerja, dan biaya overhead. Informasi-informasi ini dibutuhkan oleh SIA untuk dapat mengolah data atau masukan tersebut, memprosesnya, dan menghasilkan keluaran yang berupa laporan-laporan yang dibutuhkan.
Terdapat beberapa ancaman yang dapat mengganggu jalannya proses operasi produksi suatu perusahaan, diantaranya adalah :
- Pencurian terhadap persediaan - Pencurian terhadap aset tetap perusahaan - Kinerja produksi yang rendah - Investasi yang tidak optimal - Hilang atau rusaknya persediaan dan aset tetap karena bencana alam
2.3.4 Sistem Akuntansi Biaya
Sistem akuntansi biaya adalah tahap akhir dalam siklus produksi. Tahap ini mempunyai beberapa tujuan, yaitu :
1. Menghasilkan informasi yang berguna untuk perencanaan, pengendalian, dan 1. Menghasilkan informasi yang berguna untuk perencanaan, pengendalian, dan
Yang harus dilakukan SIA untuk mencapai tujuan-tujuan diatas adalah dengan cara mengumpulkan data biaya yang dikelompokkan ke berbagai kelompok, kemudian membebankan biaya-biaya tersebut ke berbagai obyek biaya baik yang termasuk dalam unit produksi maupun unit organisasi. Pengelompokan data ketika proses mengumpulkan data harus dilakukan dengan hati-hati agar hasil data yang didapat menjadi akurat. Kesalahan dalam mengelompokkan data seringkali terjadi karena terdapat 2 atau lebih data yang sama namun masing-masing dialokasikan dengan cara yang berbeda.
2.3.4.1 Metode Pengumpulan data biaya
Perusahaan dalam mengumpulkan data biaya dapat menggunakan metode sebagai berikut :
- Data penggunaan material
Ketika produksi dimulai, terbitnya material recquisition akan mengakibatkan pendebetan pada work in process (WIP) agar material yang ada dapat dikirim ke lini produksi. Jika material tambahan dibutuhkan, maka pendebetan akan dilakukan kembali pada WIP. Sebaliknya WIP akan dikreditkan untuk semua material yang tidak terpakai dan dikembalikan kepada persediaan. Material tersebut seringkali diberi bar code agar data penggunaan dapat diperoleh dengan memindai produk keika dilepaskan dari atau dikembalikan kepada persediaan. Semakin banyak perusahaan menggunakan tag RFID untuk meningkatkan lebih jauh efsiensi dari pelacakan penggunaan material. Tag RFID diaplikasikan kepada produk individual, perusahaan dapat mengadopsi metode identifikasi yang spsifik untuk melacak persediaan jika mereka menginginkannya. Namun terdapat kesulitan menggunakan metode RFID pada beberapa material seperti material Ketika produksi dimulai, terbitnya material recquisition akan mengakibatkan pendebetan pada work in process (WIP) agar material yang ada dapat dikirim ke lini produksi. Jika material tambahan dibutuhkan, maka pendebetan akan dilakukan kembali pada WIP. Sebaliknya WIP akan dikreditkan untuk semua material yang tidak terpakai dan dikembalikan kepada persediaan. Material tersebut seringkali diberi bar code agar data penggunaan dapat diperoleh dengan memindai produk keika dilepaskan dari atau dikembalikan kepada persediaan. Semakin banyak perusahaan menggunakan tag RFID untuk meningkatkan lebih jauh efsiensi dari pelacakan penggunaan material. Tag RFID diaplikasikan kepada produk individual, perusahaan dapat mengadopsi metode identifikasi yang spsifik untuk melacak persediaan jika mereka menginginkannya. Namun terdapat kesulitan menggunakan metode RFID pada beberapa material seperti material
- Data biaya tenaga kerja langsung
Mendapatkan data biaya tenaga kerja langsung dapat menggunakan 2 metode, yang pertama adalah dengan menggunakan job time ticket, dokumen ini yang merekam jumlah waktu dari setiap tenaga kerja atas tugas kerja spesifik yang telah ia kerjakan. Untuk menambah efisiensi dalam memperoleh data ini dapat digunakan kartu identifikasi yang dilengkapi dengan bar code, dimana karyawan akan menggunakan kartu itu pada terminal yang disediakan untuk memberi informasi tentang apa dan berapa lama pekerjaan yang sudah dilaksanakan oehnya. Kecepatan perolehan data menggunakan kartu identifikasi dengan bar code jauh lebih cepat dibadingkan menggunakan job time ticket
- Data penggunaan mesin dan peralatan
Ketika perusahaan mengimplementasikan CIM untuk mengotomatisasi proses produkis. Dengan proporsi yang lebih besar dari biaya-biaya produk yang berhubungan dengan mesin dan peralatan yang akan diigunakan dalam proses produsi. Data mengenai mesin dan peralatan yang telah digunakan dikumpulkan dalam setiap langkah di dalam proses produksi, seringkali bersamaan dengan data biaya dari tenaga kerja. Seabagai contoh, ketika para pekerja merekam aktivitas mereka dalam stasiun kerja tertentu, Sistem juga dapat merekam informasi yang mengidentifikasi mesin dan peralatan kerja dari stasiun kerja yang dimaksud. Sistem ini sampai beberapa waktu yang lalu masih menggunakan jalur kabel (wired) dalam mengirimkan data, hal ini membuat kesulitan bagi perusahaan yang ingin mengubah layout di dalam pabrik karena terhalang kabel tersebut. Saat ini telah banyak perusahaan yang merubah sistem koneksi untuk memindahkan data dengan menggunakan wirelless.
2.3.4.2 Penentuan Sistem Biaya
Persediaan merupakan bagian yang signifikan dari aset lancar perusahaan karena persentasenya cukup tinggi dari total aset lancar. Oleh karena itu, penentuan jumlah biaya yang diakui sebagai aset menjadi salah satu isu penting dalam akuntansi persediaan. Yang tidak kalah pentingnya, persediaan juga dapat mempengaruhi besarnya laba. Salah saji nilai aset dalam laporan keuangan dapat
berdampak pada kesalahan pengambilan keputusan.
Sebagai contoh adalah nilai persediaan yang disajikan dalam laporan keuangan lebih tinggi dari nilai yang seharusnya dilaporkan. Penyajian overstated ini dapat dideteksi dari proses penyajian yang tercantum dalam laporan keuangan. Akibat kelebihan penyajian tersebut, nilai harga pokok produksi menjadi lebih rendah dari nilai yang seharusnya dilaporkan (understated). Harga pokok produksi yang terlalu rendah akan berakibat pada penyajian laba yang lebih tinggi dari seharusnya untuk jumlah yang sama
Mengacu pada kerangka dasar penyajian laporan keuangan, penyajian laba yang lebih tinggi berdampak pada penyajian informasi yang menyesatkan dan tidak andal sehingga merugikan pengambil keputusan. Dengan demikian, saat ini salah satu hal yang difokuskan dalam akun persediaan adalah bagaimanakah menentukan harga pokok penjualan yang dilaporkan dalam laporan laba rugi komprehensif. Di sini metode penentuan biaya produksi memegang peranan karena untuk menentukan harga pokok penjualan dibutuhkan data dari harga pokok produksi.
Sistem costing bertujuan untuk melaporkan jumlah biaya yang merefleksikan cara yang dipilih cost object (barang dan jasa) dalam menggunakan sumber daya yang dimiliki organisasi (Hongren, et. al. 2009). Penentuan biaya produk (product costing) merupakan proses pengakumulasian, pengklasifikasian dan pembebanan bahan langsung, tenaga Sistem costing bertujuan untuk melaporkan jumlah biaya yang merefleksikan cara yang dipilih cost object (barang dan jasa) dalam menggunakan sumber daya yang dimiliki organisasi (Hongren, et. al. 2009). Penentuan biaya produk (product costing) merupakan proses pengakumulasian, pengklasifikasian dan pembebanan bahan langsung, tenaga
menentukan harga jual produk atau jasa menilai dampak keuangan dari penambahan atau penghapusan produk, divisi atau
suatu bagian dalam perusahaan memutuskan untuk membuat sendiri atau membeli barang yang akan dijual mengevaluasi kinerja produk, jasa, atau divisi
Beberapa istilah yang penting dan harus menjadi pertimbangan dalam pemilihan sistem biaya:
Cost object, yaitu objek yang akan diukur jumlah biayanya, misalnya produk berupa