: Meningkatnya Ketahanan pangan daerah
Sasaran 9 : Meningkatnya Ketahanan pangan daerah
Ketahanan pangan merupakan salah satu program utama di Indonesia. Berdasarkan hasil kajian, tingkat ketahanan pangan nasional setiap tahun mengalami perbaikan. Hal ini ditunjukan dengan peningkatan produksi pangan, penurunan ketergantungan terhadap pangan impor dan sebaginya. Meskipun demikian, peningkatan ketahanan pangan nasional belum tentu membawa peningkatan pada ketahanan pangan daerah. Oleh karenanya perlu penguatan ketahanan pangan daerah sebagai pendukung peningkatan ketahanan pangan nasional. Upaya pemerintah daerah dalam meningkatkan ketahanan pangan daerah terus dilakukan terutama melalui peningkatan produksi pangan, perbaikan aksesibilitas dan peningkatan konsumsi pangan berkualitas. Untuk mengukur keberhasilan upaya peningkatan ketahanan pangan tersebut pada sasaran 9 diukur melalui beberapa indikator yaitu Meningkatnya ketersediaan pangan pokok dan non pokok, Daerah Rawan pangan, Sentra Kawasan Unggulan, Produksi daging, Produksi ikan budidaya, Produksi ikan tangkap, Konsumsi ikan, dan Nilai Tukar Petani. Capaian indikator- indikator tersebut tahun 2014 tersaji pada tabel 3.14
Tabel 3.14
Capaian Kinerja Sasaran 9 Terhadap Target tahun 2014
ASPEK/FOKUS/BIDANG Kondisi Kinerja pada URUSAN/ INDIKATOR
Target Capaian Tahun 2014
Akhhir Periode
No. KINERJA RPJMD
Target DAERAH
Meningkatnya 1 ketersediaan pangan pokok dan non pokok : - Padi
2 Daerah Rawan pangan
3 Sentra Kawasan Unggulan
0 0 0.00 4 0.00 4 Produksi daging
Lokasi
9,316,869 87.83 Cakupan Bina Kelompok
3,588.00 98.79 7 Produksi ikan tangkap
6 Produksi ikan budidaya
8 Konsumsi ikan
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa hampir semua indikator memberikan tingkat pencapaian kinerja Baik Sekali. Hanya satu indikator yang memberikan tingkat capaian yang Cukup yaitu indikator Peningkatan ketersediaan (produksi) palawija. Hal ini disebabkan masyarakat petani di Kabupaten Lebak lebih fokus terhadap budidaya padi khususnya padi sawah. Selain itu petani belum sepenuhnya menerapkan Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) komoditas palawija khususnya pemupukan berimbang. Permasalahan lainnya adalah kebiasaan petani untuk memanen jagung dalam bentuk jagung muda sehingga tidak dapat dilaporkan sebagai produksi jagung Pipilan Kering (PK). Selain itu dukungan program/kegiatan untuk komoditas palawija masih minim serta jaminan pasar terhadap komoditi palawija masih rendah sehingga petani kurang berminat untuk bertani komoditas palawija.
Selain indikator peningkan ketersediaan (produksi) palawija, indikator peningkatan ketersediaan (produksi) hortikultura pun realisasi pada tahun 2014 tidak tercapai sesuai dengan target yang direncanakan. Hal ini disebabkan, mundurnya musim panen komoditas hortikultura akibat faktor iklim (curah hujan yang tinggi pada saat Selain indikator peningkan ketersediaan (produksi) palawija, indikator peningkatan ketersediaan (produksi) hortikultura pun realisasi pada tahun 2014 tidak tercapai sesuai dengan target yang direncanakan. Hal ini disebabkan, mundurnya musim panen komoditas hortikultura akibat faktor iklim (curah hujan yang tinggi pada saat
Sementara indikator Sentra Kawasan Unggulan untuk tahun 2014 tidak ada target sehingga tidak dimasukan dalam perhitungan. Tingginya capaian realisasi sasaran
9 ini menunjukkan bahwa upaya peningkatan ketahanan pangan yang dilakukan pemerintah daerah telah memberikan hasil positif. Peningkatan produksi padi, daging dan ikan telah mampu melebihi target yang telah ditetapkan. Sementara untuk indikator peningkatan produksi palawija dan hortikultura tidak dapat memenuhi target yang telah ditetapkan. Alasan ketidaktercapaian target pada tahun 2014 adalah karena masih belum optimalnya usaha budidaya palawija dan hortikultura yang dilaksanakan masyarakat, selain itu kondisi alam juga turut mempengaruhi jumlah produksi palawija dan hortikultura yang dihasilkan. Perkembangan indikator sasaran 9 pada tahun 2012- 2014 tersaji pada tabel 3.15
Tabel 3.15 Perkembangan indikator sasaran 9 pada tahun 2012-2014
ASPEK/FOKUS/BIDANG Realisasi Capaian URUSAN/ INDIKATOR
No.
Satuan
KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Meningkatnya ketersediaan 1 pangan pokok dan non pokok :
2 Daerah Rawan pangan
14 9 5 3 Sentra Kawasan Unggulan
Kecamatan
0 0 0 4 Produksi daging
Lokasi
7,594,998 7,812,487 8,182,723 5 Cakupan Bina Kelompok Tani
Kg
2.417 2,417 6 Produksi ikan budidaya
klp
3,535.40 3,544.7 7 Produksi ikan tangkap
Ton
4,735.36 4,969.43 8 Konsumsi ikan
Ton
kg Per kapita
Peningkatan realisasi indikator tahun 2012-2014 merupakan hasil dari berbagai program dan kegiatan yang dilaksanakan pemerintah daerah selama ini. Program dan kegiatan dimaksud meliputi Program Peningkatan Ketahanan Pangan (pertanian /
Perkebunan), Program peningkatan penerapan teknologi pertanian, Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan, Program pemberdayaan penyuluh petani / perkebunan, Program peningkatan produksi Peternakan, Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak, Program peningkatan kesejahteraan petani, Program pengembangan budidaya perikanan, dan Program pengembangan sistem perikanan tangkap.