1 Perbandingan target dan realisasi indikator makro daerah Tahun 2014

Tabel 3.1 Perbandingan target dan realisasi indikator makro daerah Tahun 2014

Rasio INDIKATOR MAKRO

Target

Realisasi*

Ketercapaian Target

PDRB atas dasar harga konstan

5.184.538,65 101,63 2000 (Juta Rp)

PDRB atas dasar harga berlaku

12.781.469,69 102,67 (Juta Rp)

3.997.787,45 101,35 PDRB per kapita adhb (Rp)

PDRB per kapita adhk 2000 (Rp)

9.855.765,88 102,39 Laju Pertumbuhan Ekonomi (%)

5,32 117,86 Indeks Pembangunan Manusia

99.81 Prosentase Penduduk Miskin

7,07% 107,07 Prosentase Tingkat Pengangguran

7,45% 98,93 Terbuka (TPT)

* angka sangat sementara ; Sumber Data : BPS Kabupaten Lebak Th. 2015

Data Indikator makro pembangunan pada aspek ekonomi memberikan capaian yang lebih tinggi dari yang ditargetkan. Sementara indikator makro untuk aspek sumberdaya manusia masih menyisakan sedikit pekerjaan rumah, terutama untuk capaian IPM dan tingkat pengangguran terbuka. Meski masih dalam kategori sangat baik, namun upaya-upaya terpadu untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia ini masih perlu dilakukan. Secara umum, capaian indikator makro tahun 2014 memberikan harapan terjadinya peningkatan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Lebak. Dinamika capaian indikator makro pada tahun 2012-2014 tersaji pada grafik 3.1.

Grafik 3.1 Perkembangan Capaian Indikator Makro Kabupaten Lebak Tahun 2012-2014

PDRB merupakan jumlah nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan dari seluruh kegiatan ekonomi masyarakat di suatu daerah pada tahun tertentu atau periode tertentu. PDRB ini dihitung dengan menggunakan dua macam dasar harga, yaitu harga berlaku dan harga konstan. Secara agregat, PDRB Kabupaten Lebak tahun 2012-2014 terus mengalami peningkatan, baik PDRB atas dasar harga berlaku maupun PDRB atas dasar harga konstan. Pada tahun 2013, PDRB atas dasar harga berlaku mencapai 11,509 trilyun rupiah atau naik sebesar 12,02% dari PDRB tahun 2012 yang mencapai 10,274 trilyun rupiah. Sementara untuk PDRB atas dasar harga konstan pertumbuhan yang terjadi diproyeksikan sebesar 5,73 % dari sebesar 4,608 trilyun rupiah pada tahun 2012 menjadi 4,872 trilyun rupiah pada tahun 2013. Peningkatan tersebut merupakan dampak dari kebijakan pembangunan yang telah dilaksanakan selama tahun 2013. Secara umum, kondisi perekonomian nasional dan global tahun 2014 diproyeksikan akan terus mengalami perbaikan. Hal ini diharapkan terjadi seiring dengan tren pemulihan ekonomi global dan penerapan berbagai paket kebijakan oleh pemerintah. Oleh karenanya, perekonomian Kabupaten Lebak pada tahun 2014 pun diproyeksikan mengalami pertumbuhan positif.

Pertumbuhan ekonomi daerah menggambarkan kenaikan output barang dan jasa di wilayah tertentu. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi yang dilaksanakan. Berdasarkan grafik 3.1 tersebut dapat disimpulkan bahwa ekonomi Kabupaten Lebak secara umum terus mengalami pertumbuhan positif. Hal ini terlihat dari grafik yang cenderung terus meningkat setiap tahun. Perbandingan pertambahan Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) pada tahun berjalan dengan PDRB tahun sebelumnya dihitung untuk mengetahui capaian Laju Pertumbuhan Ekonomi setiap tahun.

Seiring dengan peningkatan PDRB, angka PDRB perkapita atas dasar harga konstan juga meningkat menjadi Rp. 3.904.701,8,- pada tahun 2013 dibandingkan tahun 2012 yang mencapai Rp. 3.729.242,55,-. Pada tahun 2014 kembali meningkat menjadi Rp. 3.904.701,80,-. Sementara untuk pendapatan perkapita atas dasar harga berlaku mencapai Rp. 9.222.983,64,- atau meningkat 10.93% dari tahun 2012 yang mencapai Rp. 8.313.665,46,-. Sementara untuk tahun 2014 pendapatan perkapita atas dasar harga berlaku mencapai Rp. 9.222.983,64,-. Peningkatan yang terjadi bahkan melebihi kenaikan tingkat inflasi. Hal ini dapat diasumsikan bahwa perubahan peningkatan kesejahteraan pada masyarakat telah terjadi selama tahun 2012 – 2014.

Perbaikan capaian juga terjadi pada indikator-indikator makro lainnya. Indeks pembangunan manusia terus mengalami peningkatan. Demikian pula pada capaian persentase penduduk miskin dan tingkat pengangguran terbuka. Meskipun demikian beberapa capaian indikator tadi jika dibandingkan dengan target dan capaian nasional terlihat masih jauh dari yang diharapkan. Perbandingan capaian indikator-indikator makro terhadap target nasional berdasarkan RPJMN, tersaji pada tabel 3.2.

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ORANG TUA MENIKAHKAN ANAK PEREMPUANYA PADA USIA DINI ( Studi Deskriptif di Desa Tempurejo, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember)

12 105 72

Hubungan Antara Kompetensi Pendidik Dengan Kecerdasan Jamak Anak Usia Dini di PAUD As Shobier Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember

4 116 4

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5