Lakip Pemda Kabupaten Lebak Tahun 2014

BUPATI LEBAK

Hj. ITI OCTAVIA JAYABAYA, SE, MM

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Lebak Tahun 2014 i

IKHTISAR EKSEKUTIF

Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, Kabupaten Lebak berupaya menyelenggarakan pemerintahan dengan berprinsip pada tatakelola kepemerintahan yang baik dan berorientasi kepada hasil (result oriented goverment) sesuai dengan kewenangannya. Tata kelola pemerintahan memiliki aspek penting yang perlu diimplementasikan yaitu akuntabilitas kinerja. Akuntabilitas kinerja setidaknya harus memuat visi, misi, tujuan dan sasaran yang memiliki arah dan tolak ukur yang jelas atas rumusan perencanaan strategis organisasi sehingga gambaran hasil yang ingin dicapai dalam bentuk sasaran dapat terukur, dapat diuji dan diandalkan.

Tahun 2014 merupakan tahun pertama pelaksanaan RPJMD 2014-2019, secara umum pelaksanaan Rencana Kinerja Pemerintah sebagimana tertuang dalam RPJMD telah mencapai sasaran yang menunjukkan keberhasilan mewujudkan misi dan tujuan sebagaimana tersebut dalam Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 5 tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019 menetapkan 9 tujuan, 26 sasaran dengan 133 indikator sasaran dengan rincian sebagai berikut:

a. Misi pertama terdiri dari 2 tujuan, 6 sasaran dan 52 indikator sasaran;

b. Misi kedua terdiri dari 1 tujuan, 1 sasaran dan 17 indikator sasaran;

c. Misi ketiga terdiri 1 tujuan, 4 sasaran dan 28 indikator sasaran.

d. Misi keempat terdiri 2 tujuan, 3 sasaran dan 18 indikator sasaran.

e. Misi kelima terdiri 2 tujuan, 10 sasaran dan 11 indikator sasaran.

f. Misi keenam terdiri 1 tujuan, 2 sasaran dan 7 indikator sasaran. Adapun capaian dari masing-masing indikator tersebut di atas adalah sebagai

berikut :  Misi pertama dengan 52 indikator sasaran dengan perincian sebanyak 41 atau

82,00% indikator sasaran kategori baik sekali, 3 atau 6,00% indikator sasaran kategori baik, 4 atau 8,00% indikator sasaran kategori cukup dan 2 atau 4,00% indikator sasaran kategori kurang.

 Misi kedua sebanyak 17 indikator sasaran dengan perincian 14 atau 82,35% indikator sasaran kategori baik sekali, 2 atau 11,76% indikator sasaran kategori baik, 1 atau 5,88% indikator sasaran cukup.

 Misi ketiga sebanyak 28 indikator sasaran dengan perincian 25 atau 92,59% indikator sasaran dengan kategori baik sekali dan 2 atau 7,41% indikator sasaran kategori cukup.

 Misi keempat sebanyak 18 indikator dengan perincian 18 atau 100,00% indikator sasaran kategori baiks sekali.  Misi kelima sebanyak 11 indikator sasaran dengan perincian 10 atau 90,90% indikator sasaran dengan kategori baik sekali, dan 1 atau 9,10% indikator sasaran kategori kurang.

 Misi keenam sebanyak 7 indikator sasaran dengan perincian 7 atau 100,00% indikator sasaran dengan kategori baik sekali.

Selanjutnya, secara keseluruhan hasil evaluasi pencapaian sasaran terhadap 26 sasaran mencakup 133 indikator sasaran diketahui memiliki nilai rata-rata 105,62 %.

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Luas wilayah, ketinggian dan jarak tempuh kota Rangkasbitung

I-4 Tabel 1.2 Kepadatan penduduk Kabupaten Lebak dirinci menurut

Menurut Kecamatan di Kabupaten Lebak .................................................

I-10 Tabel 1.3 Susunan organisasi ...............................................................................................

Kecamatan (Jiwa/Km2) tahun 2009-2012 ................................................

I-14 Tabel 3.1 Perbandingan target dan realisasi indikator makro daerah

III-5 Tabel 3.2 Perbandingan capaian beberapa indikator makro tahun

tahun 2014 ..............................................................................................................

III-8 Tabel 3.3 Persentasi kategori pencapaian indikator sasaran .................................

2014 terhadap capaian nasional ...................................................................

III-10 Tabel 3.4 Ketercapaian indikator sasaran terhadap target .....................................

III-11 Tabel 3.5 Capaian kinerja sasaran 1 terhadap target tahun 2014 .........................

III-15 Tabel 3.6 Capaian kinerja sasaran 2 terhadap target tahun 2014 ........................

III-20 Tabel 3.7 Pencapaian indikator sasaran 2 dengan target M DGS dan SPM .......

III-25 Tabel 3.8 Capaian kinerja sasaran 3 terhadap target tahun 2014 ........................

III-22 Tabel 3.9 Capaian kinerja sasaran 4 terhadap target tahun 2014 ........................

III-30 Tabel 3.10 Capaian kinerja sasaran 5 terhadap target tahun 2014 ........................

III-32 Tabel 3.11 Capaian kinerja sasaran 6 terhadap target tahun 2014 .........................

III-33 Tabel 3.12 Capaian kinerja sasaran 7 terhadap target tahun 2014 .........................

III-35 Tabel 3.13 Capaian kinerja sasaran 8 terhadap target tahun 2014 .........................

III-44 Tabel 3.14 Capaian kinerja sasaran 9 terhadap target tahun 2014 .........................

III-48 Tabel 3.15 Perkembangan indikator sasaran 9 terhadap target tahun 2014 ......

III-49 Tabel 3.16 Capaian kinerja sasaran 10 terhadap target tahun 2014 ......................

III-50 Tabel 3.17 Capaian kinerja sasaran 11 terhadap target tahun 2014 ......................

III-52 Tabel 3.18 Capaian kinerja sasaran 11 terhadap target tahun 2014 ......................

III-53 Tabel 3.19 Capaian kinerja sasaran 12 terhadap target tahun 2014 ......................

III-54 Tabel 3.20 Capaian kinerja sasaran 13 terhadap target tahun 2014 ......................

III-55 Tabel 3.21 Capaian kinerja sasaran 14 terhadap target tahun 2014 ......................

III-57 Tabel 3.22 Capaian kinerja sasaran 15 terhadap target tahun 2014 ......................

III-59

Tabel 3.23 Capaian kinerja sasaran 16 terhadap target tahun 2014 ...................... III-61 Tabel 3.24 Capaian kinerja sasaran 17 terhadap target tahun 2014 ......................

III-63 Tabel 3.25 Capaian kinerja sasaran 18 terhadap target tahun 2014 ......................

III-65 Tabel 3.26 Capaian kinerja sasaran 19 terhadap target tahun 2014 ......................

III-67 Tabel 3.27 Capaian kinerja sasaran 20 terhadap target tahun 2014 ......................

III-68 Tabel 3.28 Capaian kinerja sasaran 21 terhadap target tahun 2014 ......................

III-70 Tabel 3.29 Capaian kinerja sasaran 22 terhadap target tahun 2014 ......................

III-71 Tabel 3.30 Capaian kinerja sasaran 23 terhadap target tahun 2014 ......................

III-73 Tabel 3.31 Capaian kinerja sasaran 24 terhadap target tahun 2014 ......................

III-74 Tabel 3.32 Capaian kinerja sasaran 25 terhadap target tahun 2014 ......................

III-76 Tabel 3.33 Capaian kinerja sasaran 26 terhadap target tahun 2014 ......................

III-78 Tabel 3.34 Perkembangan PAD Kab. Lebak tahun 2010-2014 ..................................

III-81 Tabel 3.35 Dana perimbangan Kab. Lebak tahun 2010-2014 ....................................

III-83 Tabel 3.36 Lain-lain pendapatan daerah yang sah Kabupaten Lebak

III-85 Tabel 3.37 Belanja Tidak langsung pada APBD Kabupaten Lebak

Tahun 2010-2014 .................................................................................................

III-88 Tabel 3.38 Belanja langsung pada APBD Kab. Lebak th.2010-2014 ........................

tahun 2010-2014 ..................................................................................................

III-89 Tabel 3.39 Perkembangan pembiayaan pada APBD Kabupaten Lebak

tahun 2010-2014 ..................................................................................................

III-94

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Akuntabilitas didefinisikan sebagai suatu perwujudan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui media pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik. Dalam dunia birokrasi, akuntabilitas pemerintah merupakan

pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi instansi yang bersangkutan. Sejalan dengan hal tersebut, telah ditetapkan TAP MPR Nomor XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dan Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Selanjutnya, sebagai kelanjutan dari produk hukum tersebut diterbitkan Intruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Sesuai dengan Intruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, setiap Pemerintah Daerah (Pejabat Eselon II) diminta untuk menyampaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah kepada Presiden, sebagai perwujudan kewajiban suatu Instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik setiap akhir anggaran.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) dibuat dalam rangka perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungi serta pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada setiap Instansi Pemerintah, berdasarkan suatu sistem akuntabilitas yang memadai. LKj IP juga berperan sebagai alat kendali, alat penilai kinerja dan alat pendorong terwujudnya good governance.

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Lebak Tahun 2014 I-1

Bertitik tolak dari RPJMD Kabupaten Lebak Tahun 2014 – 2019, Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lebak Tahun 2014 dan Intruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta memperhatikan Peraturan menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, penyusunan LKj IP Tahun 2014 berisi ikhtisar pencapaian sasaran sebagaimana ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja dan dokumen perencanaan. Pencapaian sasaran tersebut disajikan berupa informasi mengenai pencapaian sasaran RPJMD, realisasi pencapaian indikator sasaran disertai dengan penjelasan yang memadai atas pencapaian kinerja dan pembandingan capaian indikator sasaran dengan demikian LKj IP Kabupaten Lebak menjadi laporan kemajuan penyelenggaraan pemerintah oleh Bupati kepada Presiden ini telah disusun dan dikembangkan sesuai peraturan yang berlaku. Realisasi yang dilaporkan dalam LKj IP ini merupakan hasil kegiatan Tahun 2014 yaitu tahun pertama RPJMD Kabupaten Lebak Tahun 2014 – 2019.

1.2. GAMBARAN SINGKAT PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

1. Letak Wilayah Geografis

Kabupaten Lebak secara geografis terletak antara 6º18’ - 7º00’ Lintang Selatan dan 105º.25` – 106º.30` Bujur Timur yang beriklim tropis dengan suhu rata-rata

berkisar antara 25º-27,9º C dengan kelembaban udara antara 74%-86%. Kabupaten Lebak memiliki luas wilayah 304.472 Ha (3.044,72 KM) dengan batas administratif sebagai berikut: Sebelah Utara

: Kabupaten Serang dan Tanggerang

Sebelah Selatan

: Samudra Indonesia

Sebelah Barat

: Kabupaten Pandeglang

Sebelah Timur

: Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Lebak Tahun 2014 I-2

Gambar 1.1 Peta Adminstratif Kabupaten Lebak

Kab. Serang

Kab. Tanggerang

Kab. Pandeglang Kab. Bogor

Kab. Sukabumi

Samudra Indonesia

Sumber : Bappeda Kabupaten Lebak

2. Topografi

Kabupaten Lebak terbagi dalam 3 (tiga) karakteristik yaitu wilayah Lebak Bagian Selatan dan Utara dengan ketinggian 0 –200 meter di atas permukaan laut (dpl) terutama di sepanjang Pantai Selatan sedangkan untuk wilayah Lebak Bagian Tengah berada pada ketinggian 201 –500 meter dpl, serta wilayah Lebak Bagian Timur berada pada ketinggian 501 –1000 meter lebih dpl dengan puncak tertinggi di Kawasan Gunung Sanggabuana dan Gunung Halimun. Kondisi klimatologi Kabupaten Lebak ditunjukkan dengan curah hujan rata –rata per tahun yang cukup tinggi yaitu berkisar pada 2000– 4000 mm/tahun.

Secara administratif Kabupaten Lebak terbagi dalam 28 Kecamatan, terdiri dari 340 Desa dan 5 Kelurahan dengan rincian luas wilayah, ketinggian di atas permukaan laut dan jarak ke Kota Rangkasbitung sebagai berikut:

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Lebak Tahun 2014 I-3

Tabel 1.1 Luas Wilayah, Ketinggian dan Jarak Tempuh ke Kota Rangkasbitung Menurut Kecamatan Di Kabupaten Lebak Tahun 2014

Jarak ke Kota Nama Kecamatan Luas Wilayah

Ketinggian

No. Rangkasbitung

10 Gunung Kencana

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Lebak Tahun 2014 I-4

Jarak ke Kota Nama Kecamatan Luas Wilayah

Ketinggian

No. Rangkasbitung

24 Kalang Anyar

25 Lebak Gedong

*) Kabupaten Lebak

Sumber: BPS Kabupaten Lebak Kabupaten Lebak memiliki dua Daerah Aliran Sungai (DAS), yaitu DAS Ciujung

yang meliputi Sungai Ciujung, Sungai Cilaki, Sungai Ciberang, dan Sungai Cisimet serta DAS Ciliman-Cimadur yang meliputi Sungai Ciliman dengan anak sungainya, Sungai Cimadur, Sungai Cibareno, Sungai Cisiih, Sungai Cihara, Sungai Cipager dan Sungai Cibaliung.

3. Rencana Tata Ruang Wilayah

Dalam upaya pengembangan wilayah, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Lebak telah mengatur pola pemanfaatan ruang, yang meliputi kawasan budidaya dan kawasan lindung. Kawasan budidaya di Kabupaten Lebak mencakup luasan 207.250 Ha yang terdiri dari kawasan budaya pertanian seluas 153.485 Ha dan kawasan budaya non pertanian seluas 53.765 Ha (termasuk di dalamnya kawasan pemukiman, industry, pertambangan dan pariwisata). Sedangkan kawasan lindung di tetapkan seluas 97.222 Ha atau sekitar 31,93% dari total luas wilayah, terdiri dari kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya seluas 63.845 Ha, kawasan perlindungan setempat dengan luasan 10.595 Ha, kawasan suaka alam dan cagar budaya seluas 21.482 Ha, serta kawasan rawan bencana gerakan tanah dengan luas 1.300 Ha. Selengkapnya dapat dilihat pada grafik 2.2 berikut ini:

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Lebak Tahun 2014 I-5

Grafik 1.1

Presentasi Rencana Pola Pemamfaatan Ruang

Pertanian

17,66%

Non Pertanian

Kwsn yg Memberi Pelindungan pd Kwsn Bwhn

Kwsn Perlindungan setempat

0,43%

Kwsn Suaka Alam dan Cagar Budaya

Kwsn Rwn Bencana

Sumber : RKPD Kabupaten Lebak 2014 Bila merujuk pada alokasi penggunaan lahan di atas, maka Kabupaten Lebak

telah memenuhi amanat Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang yang mensyaratkan bagi suatu wilayah untuk memiliki persentase kawasan lindung setidaknya 30 % sehingga diharapkan daya dukung lingkungan akan terjaga.

Grafik 1.1 juga menyiratkan bahwa sektor pertanian masih menjadi prime wover (penggerak utama) bagi pengembangan wilayah, dibuktikan melalui pengalokasian penggunaan lahan yang mencapai 50% dari total luas Kabupaten. Hal ini cukup beralasan, mengingat potensi pertanian yang ada di Kabupaten Lebak tersebar hampir disetiap kecamatan. Sebagai contoh, untuk pertanian tanaman padi sawah dapat dikembangkan dengan baik di Kecamatan Rangkasbitung, Kalanganyar, Cimarga, Cibadak, Warunggunung, Maja, Sajira, Cipanas, Lebakgedong, Sobang, Muncang, Malingping, Bayah, Panggarangan dan Cibeber. Sedangkan sebagaian wilayah Kecamatan Rangkasbitung, Cimarga, Banjarsari, Cileles, Gunungkencana, Cibadak, Warunggunung, Maja , Sajira, Bayah, Panggarangan, dan Cibeber mempunyai potensi bagi pengembangan peternakan.

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Lebak Tahun 2014 I-6

Sektor non pertanian yang cukup menonjol di Kabupaten Lebak adalah sektor industri, pertambangan, dan pariwisata. Pariwisata diarahkan pengembangannya di Kecamatan Rangkasbitung dan Maja yang memiliki potensi untuk tumbuh berkembangnya aglomerasi industri. Adapun kawasan pertambangan masih mengandalkan pada potensi penambangan emas di Kecamatan Cibeber, serta pertambangan batubara dan bahan galian golongan A maupun golongan B di Kecamatan Bojongmanik, Banjarsari, Panggarangan dan Bayah. Sementara potensi pariwisata yang di andalkan adalah pariwisata alam pantai, terutama di Kecamatan Malingping, Panggarangan dan Bayah. Potensi wisata alam lainnya adalah Arung Jeram Sungai Ciujung di Lebakgedong dan Pemandian air panas di Cipanas. Selain wisata alam , Kabupaten Lebak memiliki potensi pariwisata budaya, yang dapat ditemui pada masyarakat ada Cisungsang dan Citorek, serta masyarakat Baduy. Potensi wisata budaya lainnya yang cukup menjanjikan adalah beberapa peninggalan bersejarah seperti situs Kosala dan Cibedug.

4. Demografi

Dari sisi demografi , jumlah penduduk Kabupaten Lebak berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010 mencapai 1.204.095 jiwa dengan sex ratio sebesar 105,81 %, sedangkan pada tahun 2011 jumlah penduduk Kabupaten Lebak berjumlah 1.282.858 jiwa dengan rincian 663.404 laki-laki dan 619.454 perempuan. Dari data tersebut jumlah penduduk mengalami kenaikan sebesar 78.763 jiwa. Mencermati perkembangan jumlah penduduk dalam sebelas tahun terakhir, dengan laju pertumbuhan rata-rata sebesar 1,34% jumlah penduduk pada tahun 2012 diperkirakan berjumlah 1.300.048 jiwa dan akan mencapai 1.317.469 jiwa pada tahun 2014, seperti yang terlihat dalam tabel berikut ini:

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Lebak Tahun 2014 I-7

Grafik 1.2 Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Lebak tahun 2006-2014

Sumber : RKPD Kabupaten Lebak 2014 **)

: Angka Perkiraan Dari sisi distribusi penduduk per kecamatan di Kabupaten Lebak pada tahun

2011 masih belum merata. Kecamatan Rangkasbitung masih menjadi tujuan utama penduduk untuk tinggal dan berusaha (9,67%), berikutnya Kecamatan Cimarga (4,99%), Kecamatan Malingping (4,90%) Kecamatan Banjarsari (4,73%) dari total penduduk di Kabupaten. Gambaran ini menunjukan adanya daya tarik yang lebih kuat di pusat-pusat wilayah pertumbuhan, khususnya di bagian utara dan selatan kabupaten seperti yang ditunjukan pada Grafik berikut ini:

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Lebak Tahun 2014 I-8

Grafik 1.3

Distribusi Jumlah Penduduk Kabupaten Lebak Dirinci Menurut

Kecamatan Tahun 2011

Sumber : Bappeda Kabupaten Lebak Tahun 2012 (RKPD Kabupaten Lebak 2014)

Sedangkan jika dilihat dari kepadatan penduduk, Kecamatan Rangkasbitung memiliki kepadataan penduduk jauh lebih besar dibanding kecamatan lain, secara terperinci dapat dilihat pada table 1.2 berikut:

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Lebak Tahun 2014 I-9

Tabel 1.2 Kepadatan Penduduk Kabupaten Lebak Dirinci Menurut Kecamatan (Jiwa/Km2) tahun 2009-2012

No Kecamatan

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Lebak Tahun 2014 I-10

No Kecamatan

Sumber : *) BPS Kab. Lebak, Hasil Sensus Penduduk 2010 **) Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, 2012 ***) Jumlah Perkiraan Penduduk

1.3. KEDUDUKAN

Berdasarkan Undang –undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, khususnya amanat pasal 1 ayat (2) dan ayat (5), Pengertian Otonomi Daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban Daerah Otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat, sesuai peraturan perundang –undangan. Bertitik tolak dari pengertian otonomi daerah tersebut, kita dapat menyimak pengertian Pemerintahan Daerah yaitu penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut Azas Otonomi dan Tugas Pembantuan dengan prinsip otonomi seluas –luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945.

1.4. STRUKTUR ORGANISASI

Sebagai daerah otonom, Pemerintah Kabupaten Lebak dalam menjalankan otonominya membentuk Organisasi Perangkat Daerah untuk menunjang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kepala Daerah, sehingga Tugas Pokok dan Fungsi Pemerintah Kabupaten Lebak tercermin pada Tugas Pokok dan Fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah yang melaksanakan tugas Kepala Daerah (Bupati) yang ditetapkan oleh Peraturan Daerah meliputi :

1. Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 9 Tahun 2007 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Sekretaris Daerah dan Sekretariat DPRD.

1.1 Sekretaris Daerah.

1.2 Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Set –DPRD)

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Lebak Tahun 2014 I-11

2. Peraturan Daerah Kab. Lebak Nomor 10 Tahun 2007 tentang Struktur Organisasi Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Lebak meliputi :

2.1. Dinas Kesehatan

2.2. Dinas Pertanian

2.3. Dinas Peternakan

2.4. Dinas Kehutanan dan Perkebunan

2.5. Dinas Kelautan dan Perikanan

2.6. Dinas Pertambangan dan Energi

2.7. Dinas Perhubungan

2.8. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

2.9. Dinas Bina Marga

2.10. Dinas Cipta Karya

2.11. Dinas Sumber Daya Air

2.12. Dinas Kebersihan

2.13. Dinas Pemuda, Olah Raga, dan Pariwisata

2.14. Dinas Tenaga Kerja dan Sosial

2.15. Dinas Perindustrian dan Perdagangan

2.16. Dinas Koperasi dan UKM

2.17. Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah

3. Peraturan Daerah Kab. Lebak Nomor 11 Tahun 2007 tentang Struktur Organisasi Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Lebak, meliputi:

3.1. Badan Kepegawaian Daerah

3.2. Badan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, Perkebunan dan Kelautan.

3.3. Badan Penanggulangan Bencana Daerah.

3.4. Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat

3.5. Kantor Pendidikan dan Pelatihan Daerah

3.6. Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah

3.7. Kantor Perbengkelan, Alat Berat dan Perlengkapan

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Lebak Tahun 2014 I-12

4. Peraturan Daerah Kab. Lebak Nomor 2 Tahun 2014 tentang Struktur Organisasi Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Lebak.

5. Peraturan Daerah Kab. Lebak Nomor 3 Tahun 2014 tentang Struktur Organisasi Tata Kerja Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu.

6. Peraturan Daerah Kab. Lebak Nomor 4 Tahun 2014 tentang Struktur Organisasi Tata Kerja Badan Lingkungan Hidup.

7. Peraturan Daerah Kab. Lebak Nomor 5 Tahun 2014 tentang Struktur Organisasi Tata Kerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa.

8. Peraturan Daerah Kab. Lebak Nomor 6 Tahun 2014 tentang Struktur Organisasi Tata Kerja Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB.

9. Peraturan Daerah Kab. Lebak Nomor 7 Tahun 2014 tentang Struktur Organisasi Tata Kerja Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.

10. Peraturan Daerah Kab. Lebak Nomor 13 Tahun 2007 tentang Struktur Organisasi Tata Kerja Inspektorat Daerah Kabupaten Lebak .

11. Peraturan Daerah Kab. Lebak Nomor 14 Tahun 2007 tentang Struktur Organisasi Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Lebak.

12. Peraturan Daerah Kab. Lebak Nomor 15 Tahun 2007 tentang Struktur Organisasi Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan Kabupaten Lebak meliputi:

a. Kecamatan Rangkasbitung

a) Kelurahan Rangkasbitung Barat

b) Kelurahan Muara Ciujung Barat

c) Kelurahan Muara Ciujung Timur

d) Kelurahan Cijoro Lebak

e) Kelurahan Cijoro Pasir

b. Kecamatan Cibadak

c. Kecamatan Kalanganyar

d. Kecamatan Cimarga

e. Kecamatan Leuwidamar

f. Kecamatan Bojongmanik

g. Kecamatan Cirinten

h. Kecamatan Muncang

i. Kecamatan Sobang Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Lebak Tahun 2014 I-13

j. Kecamatan Sajira k. Kecamatan Cipanas l. Kecamatan Lebakgedong m. Kecamatan Curugbitung n. Kecamatan Maja o. Kecamatan Warunggunung p. Kecamatan Cikulur q. Kecamatan Cileles r. Kecamatan Gunungkencana s. Kecamatan Banjarsari t. Kecamatan Cijaku u. Kecamatan Cigemblong v. Kecamatan Malingping w. Kecamatan Wanasalam x. Kecamatan Cihara y. Kecamatan Panggarangan z. Kecamatan Bayah

aa. Kecamatan Cibeber

bb. Kecamatan Cilograng

13. Peraturan Daerah Kab. Lebak Nomor 10 Tahun 2008 tentang Struktur Organisasi Tata Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah RSUD Dr. Adjidarmo Kabupaten Lebak

1.5. SUSUNAN ORGANISASI

Penyelengaraan urusan pemerintahan dilaksanakan oleh satuan Kerja Perangkat Daerah sebagai berikut:

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Lebak Tahun 2014 I-14

Tabel 1.3 SUSUNAN ORGANISASI

No

Satuan Kerja Perangkat Daerah

A Sekretariat Daerah, terdiri dari :

1 Asisten Pemerintahan, mengoordinasikan

A Bagian Administrasi Pemerintahan dan Umum

B Bagian Organisasi dan Tatalaksana

C Bagian Hukum dan Perundang-undangan

2 Asisten Ekonomi dan Pembangunan, mengoordinasikan

A Bagian Administrasi Pembangunan

B Bagian Ekonomi dan Sumber Daya Air

3 Asisten Administrasi dan Umum

A Bagian Umum dan Protokol

B Bagian Perlengkapan dan Aset Daerah

C Bagian Keuangan

4 Asisten Kesejahteraan Rakyat

A Bagian Kesejahteraan Rakyat

B Bagian Humas dan Komunikasi

B Sekretariat DPRD

C Dinas Daerah, terdiri dari :

1 Dinas Kesehatan ;

2 Dinas Pertanian ;

3 Dinas Peternakan ;

4 Dinas Kehutanan dan Perkebunan ;

5 Dinas Kelautan dan Perikanan ;

6 Dinas Pertambangan dan Energi ;

7 Dinas Perhubungan ;

8 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil ;

9 Dinas Bina Marga ;

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Lebak Tahun 2014 I-15

No

Satuan Kerja Perangkat Daerah

10 Dinas Cipta Karya ;

11 Dinas Sumber Daya Air ;

12 Dinas Kebersihan ;

13 Dinas Pemuda, Olah Raga dan Pariwisata ;

14 Dinas Tenaga Kerja dan Sosial ;

15 Dinas Perindustrian dan Perdagangan ;

16 Dinas Koperasi dan UKM ;

17 Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah ;

D Lembaga Teknis Daerah berbentuk Badan terdiri dari :

1 Badan Kepegawaian Daerah;

2 Badan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, Perkebunan dan Kelautan

3 Badan Penanggulangan Bencana Daerah Lembaga Teknis Daerah berbentuk Kantor terdiri dari :

1 Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat

2 Kantor Pendidikan dan Pelatihan Daerah

3 Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah

4 Kantor Perbengkelan Alat Berat dan Perlengkapan

E Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ( Bappeda )

F Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu

G Badan Lingkungan Hidup

H Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa

I Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB J

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan K

Inspektorat ( Bawasda ) L

Satuan Polisi Pamong Praja M

Kecamatan dan Kelurahan N

RSUD Dr. Adjidarmo

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Lebak Tahun 2014 I-16

PERENCANAAN KINERJA

2.1. Rencana Strategis

Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan strategis merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar mampu menjawab tuntutan perubahan lingkungan strategis dan tetap berada dalam tatanan Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan pendekatan perencanaan strategis yang jelas dan sinergis, instansi pemerintah lebih dapat menyelaraskan visi dan misinya dengan potensi, peluang dan kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan akuntabilitas kinerjanya.

Penyusunan Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Lebak Tahun 2014, mengacu kepada PermenPAN dan RB RI Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Daerah Nomor 5 tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lebak Tahun 2014 – 2019, dan berpedoman pada Peraturan Bupati Lebak Nomor 25 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Lebak Nomor 11 Tahun 2013 Tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2014.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lebak Tahun 2014 –2019 merupakan dokumen perencanaan strategis yang disusun dan dirumuskan setiap lima tahun dengan menggambarkan visi, misi, tujuan, sasaran, program dan kegiatan daerah. RPJMD secara sistematis mengedepankan isu – isu lokal daerah yang diterjemahkan kedalam strategi kebijakan dan rencana pembangunan yang terarah, terukur dan berkesinambungan sehingga dapat diimplementasikan secara bertahap sesuai prioritas daerah dan kemampuan keuangan daerah.

2.2. Arah Kebijakan Umum dan Strategi

2.2.1 Arah Kebijakan Umum

Memperhatikan hasil capaian kinerja pelaksanaan kegiatan APBD Kabupaten Lebak Tahun Anggaran 2014 sampai dengan Triwulan II dan perkembangan yang tidak Memperhatikan hasil capaian kinerja pelaksanaan kegiatan APBD Kabupaten Lebak Tahun Anggaran 2014 sampai dengan Triwulan II dan perkembangan yang tidak

Penyusunan Perubahan RKPD dilakukan guna menampung seluruh perubahan asumsi-asumsi dalam pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah yang terjadi karena perubahan asumsi makro yang berimbas pada struktur APBD Kabupaten Lebak Tahun Anggaran 2014, maupun untuk menampung tambahan belanja prioritas yang belum diakomodir dalam APBD Kabupaten Lebak Tahun 2014.

Perubahan RKPD Tahun 2014 dan Perubahan Renja SKPD Tahun 2014 dapat dilakukan apabila berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaannya dalam tahun berjalan menunjukkan adanya ketidaksesuaian dengan perkembangan keadaan dalam tahun berjalan, seperti :

a. Perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi kerangka ekonomi daerah dan kerangka pendanaan, prioritas dan sasaran pembangunan, rencana program dan kegiatan prioritas daerah.

b. Keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun anggaran sebelumnya harus digunakan untuk tahun berjalan.

c. Pergeseran pagu kegiatan antar SKPD, penghapusan kegiatan, penambahan kegiatan baru/kegiatan alternatif, penambahan atau pengurangan target kinerja dan pagu kegiatan, serta perubahan lokasi dan kelompok sasaran.

d. Memperhatikan ketentuan Pasal 17 ayat (2) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang mengamanatkan bahwa penyusunan RAPBD berpedoman kepada RKPD dalam rangka mewujudkan tercapainya tujuan bernegara, dan Pasal 25 ayat (2) Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang menyatakan bahwa RKPD menjadi pedoman penyusunan RAPBD. Perubahan RKPD Tahun 2014 disusun untuk menjaga konsistensi antara perencanaan dan pengganggaran dan ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah sebagai bagian dari proses penyusunan Perubahan APBD Tahun 2014.

sinergitas antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan sesuai dengan perkembangan keadaan dalam tahun berjalan. Adapun tujuan disusunnya Perubahan RKPD Tahun 2014 adalah untuk :

1. menjaga konsistensi rencana pembangunan daerah dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

2. menjadi pedoman dalam penyusunan rancangan Kebijakan umum Perubahan

APBD serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Perubahan Tahun 2014.

3. menjadi acuan dalam penyusunan Perubahan Renja-SKPD Tahun 2014

2.2.2 Strategi

Strategi adalah langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, yang dirumuskan dengan kriterianya mencakup (a) hubungan yang rasional antara visi dan misi dengan prioritas program kepala daerah terpilih, (b) hubungan yang kuat dengan analisis daerah dan isu-isu strategik, (c) pernyataan yang umum guna memandu pengembangan program pembangunan tahunan selama lima tahun, dan (d) dikembangkan dalam suatu pemetaan strategi daerah. Strategi diperlukan untuk memperjelas arah pengembangan program prioritas kepala daerah. Pada bab ini akan diuraikan Strategi Pembangunan Daerah terdiri dari Analisis Kondisi Eksternal dan Internal, serta Arah Kebijakan Pembangunan.

Dalam analisis strategi, dibutuhkan upaya pengenalan terhadap lingkungan internal maupun eksternal. Analisis lingkungan dimaksud digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, sebagai berikut:

1) Kekuatan

(a) Letak geografis Kabupaten Lebak yang strategis dalam struktur daerah penyangga utama sumber daya air. (b) Stabilitas keamanan daerah yang kondusif dan terjaga dengan baik. (c) Hubungan kepemerintahan yang harmonis antara eksekutif dengan legislatif

yang mendorong efektivitas penyelenggaraan pemerintahan daerah di era otonomi.

(d) Jumlah aparatur Pemda yang relatif cukup memadai untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.

dilandasi oleh semangat otonomi daerah. (f) Peningkatan pertumbuhan ekonomi yang menunjukkan trend positif dari tahun ke tahun pasca krisis. (g) Terdapatnya potensi SDA yang mendukung percepatan dinamika perekonomian daerah. (h) Adanya keterkaitan peletakan visi daerah dengan potensi lokal yang ada. (i) Posisi strategis Kabupaten Lebak yang berdekatan dengan Ibu Kota Negara

dan pusat-pusat kegiatan ekonomi nasional.

2) Kelemahan

(a) Belum memadainya produktivitas SDM di Kabupaten Lebak. (b) Masih tingginya angka ketergantungan penduduk di Kabupaten Lebak. (c) Masih banyaknya penduduk yang berada pada kelompok miskin. (d) Kondisi infrastruktur pembangunan masih kurang memadai dalam

memberikan daya dukung aktivitas ekonomi dan pelayanan kepada masyarakat, terutama di perdesaan.

(e) Belum optimalnya implementasi Standar Pelayanan Minimal Aparatur Pemda yang berdampak pada efektivitas pelayanan kepada masyarakat. (f) Pemahaman praktek tata pemerintahan yang belum merata oleh stakeholders

daerah (dunia usaha masyarakat) dalam pengelolaan pemerintahan. (g) Menurunnya daya dukung SDA dan kualitas lingkungan. (h) Ketimpangan dalam pengembangan wilayah antara kawasan utara, tengah

dan selatan di Kabupaten Lebak.

3) Peluang

(a) Adanya perdagangan bebas yang menjadi potensi pangsa pasar baru bagi komoditi unggulan Lebak. (b) Rencana pembangunan jalan Lintas Selatan Jawa yang menjadi peluang masuknya investasi di berbagai sektor. (c) Rencana pembangunan Waduk Karian sebagai peluang potensi pengembangan agribisnis. (d) Adanya rencana pengembangan Kawasan Kota Kekerabatan Maja dan Tigaraksa yang didukung rencana pembangunan double track. (e) Pembangunan pabrik semen di wilayah Lebak Selatan.

yang disertai dengan pembangunan jalan tol yang melintasi wilayah Kabupaten Lebak.

(g) Adanya rencana pembangunan pelabuhan laut internasional Bojonegara.

4) Ancaman

(a) Dampak globalisasi dari sisi negatif akan memperlemah struktur kebudayaan daerah ke arah nilai-nilai di luar adat-istiadat lokal. (b) Krisis keuangan global yang berdampak terhadap menurunnya daya beli masyarakat dan lesunya sektor riil. (c) Belum mantapnya persepsi regulasi terhadap substansi kebijakan otonomi daerah antara pusat dan daerah. (d) Belum adanya kerjasama antar daerah yang berorientasi pada kepentingan bersama dalam meningkatkan hubungan guna mencari berbagai solusi terhadap permasalahan bersama, terutama di daerah sekitar perbatasan.

2.3. Visi dan Misi Kabupaten Lebak

Visi menggambarkan arah yang jelas tentang kondisi masa depan kemana Instansi Pemerintah harus dibawa agar dapat berkarya, tetap eksis, antisipatif dan inovatif, serta produktif. Visi merupakan suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan oleh Instansi pemerintah.

Berdasarkan kondisi saat ini dan tantangan yang akan dihadapi dalam 5 tahun mendatang serta dengan mempertimbangkan modal dasar yang dimiliki serta

berpedoman pada visi RPJMD Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019 yaitu: “MENUJU KABUPATEN LEBAK YANG MAJU DAN BERDAYA SAING MELALUI PEMANTAPAN

PEMBANGUNAN PERDESAAN DAN PENGEMBANGAN EKONOMI KERAKYATAN ”., dengan misinya sebagai berikut :

1. Meningkatkan Kualitas Sumberdaya Manusia yang Produktif, Kreatif dan Inovatif;

2. Meningkatkan Tata Kelola Pemerintah yang baik berorientasi Pelayanan Publik;

3. Meningkatkan perekonomian yang kokoh berbasis ekonomi kerakyatan;

4. Meningkatkan Ketersediaan Infrastruktur Strategis Wilayah yang berkualitas;

5. Menjaga Keseimbangan Lingkungan dan pembangunan yang berkelanjutan;

6. Meningkatkan keamanan dan ketertiban wilayah.

Dalam mewujudkan visi melalui pelaksanaan misi di atas, maka diperlukan adanya kerangka kerja logis yang menjelaskan tujuan dan sasaran yang akan dicapai pada kelima misi tersebut. Tujuan dan sasaran pada setiap misi yang akan dijalankan tersebut akan menjadi arahan dalam pelaksanaan setiap urusan pemerintahan daerah yang menjadi tanggung jawab pemerintah Kabupaten Lebak, baik yang menyangkut urusan wajib maupun urusan pilihan, sehingga menggambarkan dampak keberhasilan pembangunan daerah.Adapun tujuan dan sasaran pada masing-masing misi diuraikan sebagai berikut:

1. Meningkatkan Kualitas Sumberdaya Manusia yang Produktif, Kreatif dan Inovatif Tujuan :

1) Meningkatkan kualitas pelayanan dasar;

2) Membangun sumber daya manusia yang menguasai IPTEK, kompetitif dengan tetap mempertahan ciri masyarakat yang santun berbudaya.

Sasaran :

1) Meningkatnya aksesibilitas dan kualitas pendidikan yang terjangkau dan merata;

2) Meningkatnya akses dan kualitas layanan kesehatan yang terjangkau dan merata;

3) Meningkatnya daya saing sumber daya manusia;

4) Meningkatnya peran pemuda dan prestasi olahraga;

5) Terpelihara dan termanfaatkanya benda cagar budaya dan nilai-nilai budaya lokal;

6) Meningkatnya kualitas dan kuantitas layanan perpustakaan.

2. Meningkatkan Tata Kelola Pemerintah yang baik berorientasi Pelayanan Publik

Tujuan : Meningkatan kualitas penyelenggaraan pemerintahan yang efektif, efisien dan transparan

Sasaran : Meningkatnya kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah

3. Meningkatkan perekonomian yang kokoh berbasis ekonomi kerakyatan

Tujuan : Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Berbasis Ekonomi Kerakyatan

1) Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas Investasi;

2) Meningkatnya Ketahanan pangan daerah;

3) Meningkatnya hasil produksi perkebunan dan kehutanan;

4) Tumbuhnya industri pariwisata unggulan daerah.

4. Meningkatkan Ketersediaan Infrastruktur Strategis Wilayah yang berkualitas Tujuan :

1) Meningkatkan Ketersediaan dan kualitas infrastruktur;

2) Meningkatkan Ketersediaan dan kualitas infrastruktur Transportasi.

Sasaran :

1) Meningkatnya kinerja penanganan jalan dan jembatan;

2) Meningkatnya kinerja layanan jaringan irigasi dan ketersediaan air baku serta partisipasi masyarakat;

3) Meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana dasar masyarakat;

4) Meningkatnya kualitas perumahan permukiman;

5) Meningkatnya pemenuhan listrik masyarakat;

6) Meningkatnya kualitas prasarana dan fasilitas LLAJ;

7) Meningkatnya sarana dan prasarana perhubungan.

5. Menjaga Keseimbangan Lingkungan dan pembangunan yang berkelanjutan

Tujuan :

1) Meningkatkan kelestarian lingkungan hidup;

2) Meningkatkan ketangguhan dalam penanggulangan bencana.

Sasaran :

1) Meningkatnya rehabilitasi lahan;

2) Meningkatnya fungsi daerah tangkapan air;

3) Terjaganya tingkat cemaran sungai, udara dan air tanah di bawah ambang batas;

4) Meningkatnya kuantitas pengelolaan sampah dan limbah;

5) Pengendalian dan pemanfaatan ruang;

6) Meningkatnya kualitas penyelenggaraan penanggulangan bencana.

6. Meningkatkan keamanan dan ketertiban wilayah

Tujuan : Meningkatkan stabilitas keamanan dan ketertiban di daerah

Sasaran :

1) Meningkatnya ketertiban umum dan ketentraman masyarakat;

2) Meningkatnya kualitas kehidupan beragama di masyarakat.

Perencanaan Kinerja merupakan proses penjabaran lebih lanjut dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam rencana stratejik (renstra) yang mencakup periode tahunan. Rencana kinerja menggambarkan kegiatan tahunan yang akan dilaksanakan oleh instansi pemerintah dan indikator kinerja beserta target-targetnya berdasarkan program, kebijakan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana stratejik. Target kinerja tahunan di dalam rencana kinerja ditetapkan untuk seluruh indikator kinerja yang ada pada tingkat sasaran dan kegiatan. Target kinerja tersebut merupakan komitmen bagi instansi untuk mencapainya dalam satu periode tahunan . Di dalam rencana kinerja ditetapkan rencana capaian kinerja tahunan untuk seluruh indikator kinerja yang ada pada tingkat sasaran dan kegiatan melalui penetapan kinerja Pemerintah Kabupaten Lebak tahun 2014, sebagai berikut :

1. Misi I : Meningkatkan Kualitas Sumberdaya Manusia yang Produktif, Kreatif dan Inovatif

Sasaran

Indikator Sasaran

Satuan Target

98.26 aksesibilitas dan kualitas pendidikan yang

1. Meningkatnya

Angka Melek Huruf

6.30 terjangkau dan merata

Angka Rata-rata Lama

Tahun

Sekolah Angka Partisipasi Kasar

Angka Partisipasi Murni (APM):

- SD

- SLTP

- SLTA

Angka Putus Sekolah

Angka Kelulusan

Angka Melanjutkan (AM)

dari SD/MI ke SMP / MTs Angka Melanjutkan (AM)

dari SMP/MTs ke

SMA/SMK/MA Guru yang memenuhi

Orang 6,510

kualifikasi S1/D-IV

2. Meningkatnya akses dan Kelahiran Angka Kematian Ibu 155.00 kualitas layanan

Hidup kesehatan yang terjangkau dan merata

Kelahiran Angka Kematian Bayi 24.00 Hidup

Angka Usia Harapan Hidup Tahun

Prevalensi Balita Gizi

Buruk Cakupan pertolongan

persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang

memiliki kompetensi kebidanan

Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child

Immunization (UCI)

Cakupan Balita Gizi Buruk

mendapat perawatan Cakupan Pemberantasan

Penyakit Menular Cakupan pelayanan

kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin

Cakupan Kunjungan Ibu

Hamil K4 Cakupan neonatal dengan

komplikasi yang ditangani Cakupan pelayanan anak

balita Cakupan penjaringan

kesehatan siswa SD dan

setingkat Cakupan Penemuan dan

penanganan penderita

penyakit Pneumonia Balita Cakupan pelayanan

kesehatan dasar masyarakat

miskin Cakupan Desa/Kelurahan

mengalami KLB yang

dilakukan penyelidikan epidemiologi <24 jam

Pemberi pelayanan kegawatdaruratan yang bersertifikat yang masih

berlaku ATLS/BTLS/ACLS/PPGD

Kepuasan pelayanan

RSUD

Kejadian Infeksi Pasca

Operasi Kelengkapan pengisian

rekam medik 24 jam

setelah selesai pelayanan

3. Meningkatnya daya saing Tingkat Pengangguran sumber daya manusia

Terbuka

Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan

Orang

berbasis kompetensi Besaran tenaga kerja yang

mendapatkan pelatihan

Orang

kewirausahaan Besaran pencari kerja

yang terdaftar yang

Orang 300

ditempatkan Pengurangan angka

pengangguran di

Desa 345

perdesaan melalui Padat Karya

4. Meningkatnya peran

Jumlah pemuda yang

Pemuda 140 pemuda dan olahraga

mendapatkan pembinaan Jumlah penyelenggaraan

Event 2

event olah raga

Pembinaan atlet berprestasi Atlet 0

5. Terpelihara dan Jumlah event budaya Event 10 termanfaatkannya benda cagar budaya dan nilai- nilai budaya local

Cakupan pemeliharaan

benda cagar budaya

6. Meningkatnya kualitas

Jumlah pengunjung

Pengunjung 10,300 dan kuantitas layanan

perpustakaan per tahun

perpustakaan

Jumlah perpustkaan milik

Unit 0

daerah

2. Misi II :

Meningkatkan Tata Kelola Pemerintah yang Berorientasi Pelayanan Publik

Sasaran

Indikator Sasaran

Satuan Target

Dokumen 1 penyelenggaraan

7. Meningkatnya kinerja

Tersedianya Dokumen

Perencanaan RPJMD yang

pemerintahan daerah

telah ditetapkan dengan PERDA

Dokumen Perencanaan

Dokumen 1

RKPD yang telah ditetapkan dengan PERBUP Dokumen Perencanaan RKPD yang telah ditetapkan dengan PERBUP

Penjabaran Program

RPJMD kedalam RKPD

Sistim Informasi

Aplikasi 3

Manajemen Pemda

Indeks Kepuasan Layanan

Skala 3

Masyarakat

opini audit BPK WDP

Tertatanya aset daerah Persen 97

Jumlah aparatur yang

Orang 1,193

mengikuti diklat

pengembangan

Jumlah aparatur yang

Rasio Kemandirian Daerah %

Jumlah prasarana aparatur

Unit 4

pemerintah terbangun dan tertata

Cakupan sarana prasarana

Unit 15

perkantoran pemerintahan desa yang baik

Jumlah aparatur

Orang 100

pemerintahan desa yang mendapatkan pelatihan

Cakupan Penerbitan Kartu

Keluarga Cakupan Penerbitan Kartu

Tanda Penduduk Cakupan Penerbitan

Kutipan Akta Kelahiran

Ketersediaan database

kependudukan

3. Misi III :

Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Berbasis Ekonomi

Sasaran

Indikator Sasaran

Satuan Target

8. Meningkatnya Kualitas

Jumlah Realisasi Investasi

Trilyun 1 dan Kuantitas Investasi

Berskala Nasional Jumlah Investor PMA dan

PMDN berskala nasional:

- PMDN Perusahaan 2 - PMA Perusahaan 1

investasi dan peminat

investasi

Jumlah koperasi aktif Unit 691

Jumlah usaha mikro, kecil

dan menengah :

- Usaha mikro Unit 49,140 - Usaha kecil Unit 805 - Usaha menengah Unit 11

Revitalisasi/ Pembangunan

Unit 2

Pasar Daerah Jenis dan jumlah industri

menengah :

- Jenis industry Jenis

20 - Jumlah industri Unit

Jenis dan jumlah industri

kecil :

- Jenis industry Jenis

18 - Jumlah industri Unit

9. Meningkatnya

Meningkatnya ketersediaan

Ketahanan pangan

pangan pokok dan non pokok:

Ton 170,042.16 Daerah Rawan pangan Kecamatan 5 Sentra Kawasan Unggulan Lokasi 0

Produksi daging Kg 7,996,386 Cakupan Bina Kelompok Tani Kelompok 2,417 Produksi ikan budidaya Ton 3,540

Konsumsi ikan kg Per kapita 15.01

10. Meningkatnya hasil

Meningkatnya produksi hasil

produksi perkebunan

tanaman perkebunan (1 %

Ton 31,273.14

pertahun)

dan kehutanan

Meningkatnya produksi hasil hutan non kayu (5 %

Kg 33,888.33

Pertahun)

11. Tumbuhnya industri

Jumlah dan jenis obyek

pariwisata unggulan

Lokasi 14 daerah

wisata

Jumlah kunjungan

Wisatawan 53,741

wisatawan

4. Misi IV : Meningkatkan Ketersediaan Infrastruktur Strategis Wilayah yang berkualitas Sasaran

Indikator Sasaran

Satuan Target

12. Meningkatnya kinerja

Persentase tingkat

penanganan jalan dan

kondisi jalan

jembatan %

kabupaten/kota baik dan sedang

13. Meningkatnya kinerja

Persentase tersedianya

layanan jaringan irigasi air irigasi untuk dan ketersediaan air

pertanian rakyat pada

63.20 baku serta partisipasi

sistem irigasi yang sudah ada sesuai dengan

masyarakat

kewenangannya

Tersedianya Areal

Unit 2

Konservasi Sumber Air

(Embung) Ha 3.4

Terbangun dan terpeliharanya bangunan

Lokasi 4

pengendali banjir

14. Meningkatnya

Terbangunnya jalan

Km 160.05 ketersediaan sarana dan perdesaan

prasarana dasar

Persentase cakupan air

masyarakat %

bersih Persentase penduduk

yang terlayani sistem air

limbah yang memadai Jumlah fasilitas umum

dan sosial terbangun dan

Unit 2

tertata di kecamatan Persentase terhubungnya

pusat-pusat kegiatan dan

pusat produksi di wilayah kabupaten/ kota

15. Meningkatnya cakupan

Tertatanya rumah sehat

pelayanan dan kualitas

dan layak huni

infrastruktur energi dan Unit 133

ketenagalistrikan di Kabupaten Leba

74.00 pemenuhan listrik masyarakat

16. Meningkatnya Cakupan elektrifikasi %

Terbangunnya jaringan

Kampung 36

listrik di perkampungan

Pemasangan PJU Titik 110 Pemeliharaan PJU Titik 600

17. Meningkatnya kualitas

Jumlah Jenis Rambu

prasarana dan fasilitas

Unit 75 Unit Warning

- Lampu Lalu Lintas

18. Meningkatnya sarana

Jumlah sarana dan

dan prasarana

prasarana perhubungan

Unit 1

perhubungan

terbangun/terpelihara

5. Misi V :

Menjaga Keseimbangan Lingkungan dan pembangunan yang berkelanjutan

Sasaran

Indikator Sasaran

Satuan Target

19. Meningkatnya

Rehabilitasi hutan dan

Ha 50 rehabilitasi lahan

lahan kritis

20. Meningkatnya fungsi

Meningkatnya daerah

daerah tangkapan air

tangkapan air dan

sumber-sumber air yang direhabilitasi disekitar :

- Mata Air Unit 10

- Bendungan Unit 2

- Sempadan Sungai Km 2

21. Terjaganya tingkat

Tingkat cemaran Sungai,

cemaran sungai, udara

% 100 dan air tanah di bawah

Udara dan air tanah

ambang batas

Jumlah perusahaan yang memiliki dan mematuhi

Perusahaan 5

AMDAL

22. Meningkatnya kuantitas

Persentase penanganan

pengelolaan sampah dan %

sampah

limbah

23. Pengendalian dan

Proporsi Ruang Terbuka

Hijau terhadap luas

pemanfaatan ruang

wilayah Perkotaan Kabupaten Lebak (%)

24. Meningkatnya kualitas

Cakupan pelayanan

penyelenggaraan

80 penanggulangan

bencana kebakaran

kabupaten

bencana

Cakupan penanggulangan

korban bencana korban bencana

Kali 20

kebakaran ( < 1 jam setelah pengaduan)

6. Misi 6 : Meningkatkan keamanan dan ketertiban wilayah

Sasaran

Indikator Sasaran

Satuan Target

90 ketertiban umum dan

25. Meningkatnya

Tingkat penegakan perda %

ketentraman Tingkat ketertiban dan 88.00

ketentraman masyarakat

masyarakat

Tertanganinya kasus Penyakit Masyarakat

(Pekat)

26. Meningkatnya kualitas Kegiatan pembinaan kehidupan masyarakat terhadap LSM, Ormas

Ormas 50 dan kerukunan antar

dan OKP

umat beragama

Meningkatnya peran FKUB (Forum Komunikasi Umat

kegiatan keagamaan Terpeliharanya sarana

dan prasarana

Unit 20

keagamaan

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ORANG TUA MENIKAHKAN ANAK PEREMPUANYA PADA USIA DINI ( Studi Deskriptif di Desa Tempurejo, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember)

12 105 72

Hubungan Antara Kompetensi Pendidik Dengan Kecerdasan Jamak Anak Usia Dini di PAUD As Shobier Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember

4 116 4

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5