BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemanfaatan komponen elektronika daya dalam proses konversi energi energi listrik semakin berkembang dari tahun ke tahun. Untuk pengendalian daya dari satu
bentuk ke bentuk yang lain menjadi sangat penting, dan karakteristik dari peralatan- peralatan elektronika daya telah memungkinkan hal tersebut. Selain bentuknya
kompak dan relatip tidak memerlukan tempat yang luas, peralatan elektronika daya ini juga memiliki wilayah pengaturan yang begitu luas, sehingga banyak yang digunakan
sebagai konverter yang digunakan untuk memperoleh tegangan ac variabel dari tegangan sumber dc yang dikenal dengan inverter.
Pada aplikasi-aplikasi industri inverter digunakan secara luas, namun dalam hal ini penulis hanya memb atasi pada pemanas air heater. Sering terjadi pada
penggunaan komponen elektronika daya didalam suatu sistem tenaga listrik menimbukan masalah baru yaitu gangguan harmonisa Harmonisa adalah suatu
gangguan yang terjadi dikarenakan pengoperasian beban non linear yang akhirnya membentuk gelombang frekuensi tinggi yang merupakan kelipatan dari frekuensi
fundamentalnya. Gelombang frekuensi tinggi ini menumpang pada gelomabng aslinya yang merupakn penjumlahan antara gelombang murni sesaat dengan gelombang
harmoniknya sehingga terbentukalah gelombang cacat. Tapi dengan adanya PWM hal itu sudah bisa dikurangi.
Beranjak dari pentingnya pengontrolan suhu pada suatu cairan, khususnya air, mendorong kita mencari solusi penanganannya. Sehingga penulis mencoba membuat
suatu alat pengontrol suhu air dengan PWM sebagai salah satu aplikasi dari mikrokontroler ATMega 8535 yang juga tidak terlepas dari inverter. Dengan PWM
pengontrolan suhu heater akan lebih mudah dimana sinyal-sinyal akan dimodulasi lebarnya sesuai dengan yang kita inginkan. Hampir semua jenis mikrokontroler
memiliki PWM tetapi yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis mikrokontroler ATMega 8535 karena selain memiliki memori yang cukup besar jenis
mikrokontroler ini adalah jenis terbaru dan sangat cocok untuk penelitian ini. Disini juga mikrokontroler sebagai pusat pengolah data secara sederhana
namun memenuhi tujuannya sebagai sistem yang memiliki kecerdasan buatan. Mikrokontroler AVR sudah menggunakan arsitektur Harvard dimana antara kode
program dan data disimpan dalam memori secara terpisah. Sehingga dengan arsitektur seperti ini memori program mikrokontroler menjadi lebih terlindungi dari spike
tegangan denyutan yang terjadi pada tegangan listrik dan faktor lingkungan lain yang merusak program.
Mikrokontroler AVR juga didesain memiliki efisiensi eksekusi yang baik untuk kode program hasil compailer C, maksudnya kode program yang dituliskan
dalam bahasa C setelah dikompile akan menghasilkan file dengan ukuran yang tidak jauh berbeda dengan kode program yang dituliskan menggunakan assembler.
Umumnya mikrokontroler keluarga AVR memiliki kecepatan clock dari 0 – 16 MHz, tetapi ada beberapa yang bisa sampai dengan clock 20 MHz. Salah satu seri
mikrokontroler AVR yang banyak menjadi andalan saat ini untuk sistem yang kompleks adalah seri ATMega8535.
1.2 Tujuan