puncak dan saat off mrnjadi nol 0 volt. Jika frekuensi switching cukup tinggi maka temperatur suhu air yang dikendalikan akan semakin sesuai dengan yang
diharapkan. Dengan mengatur duty cycle dari sinyal modulasi lebar pulsa dari sinyal disebabkan oleh PWM. Terlihat pada gambar di bawah sinyal ref adalah sinyal
tegangan dc yang dikonversi oleh sinyal gergaji dan menghasilkan sinyal kotak
Gambar 2.2 Sinyal Referensi sinyal tegangan DC
Informasi analog dapat dikirimkan dengan menggunakan pulsa-pulsa tegangan atau pulsa-pulsa arus. Dengan modulasi pulsa, pembawa informasi terdiri dari pulsa-
pulsa persegi yang berulang- ulang. Salah satu teknik modulasi yang sering digunakan adalah teknik modulasi durasi atu lebar dari waktu tunda positif ataupun waktu tunda
negatif pulsa-pulsa persegi tersebut. Untuk membangkitkan sinyal PWM adalah dengan menggunakan fungsi timercounter yang dibandingkan nilainya dengan sebuah
register tertentu.
2.1.2 PWM mode phase correct
Dalam ATme ga 8535 dapat dihasilkan PWM mode phase correct dimana nilai register counter TCNTx yang mencacah naik dan turun secara terus menerus akan
selalu dibandingkan dengan register OCRx. Hasil perbandingan register TCNTx dan OCRx digunakan untuk membangkitkan sinyal PWM yang dikeluarkan melalui
sebuah pin Ocx seperti gambar berikut.
Gambar 2.3 PWM mode phase correct
Pada PWM 8 bit maka frekuensi dan duty cycle pada mode phase coreect dirumuskan ………………………………………………………… 2.4
........................................................................... 2.5 dengan;
f
PWM
= frekuensi PWM f
OSC
= frekuensi osilator N
= Skala clock D
= Duty cycle
2.1.3 PWM mode fast
Pada mode fast hampir sama dengan phase correct hanya register TCNTx mencacah naik tanpa mencacah turun seperti gambar berikut.
Gambar 2.4 PWM mode fast
Pada PWM 8 bit maka frekuensi dan duty cycle dirumuskan sebagai berikut: ……………………………………………………….2.6
........................................................................2.7 dengan;
f
PWM
= frekuensi PWM f
OSC
= frekuensi osilator N
= Skala clock D
= Duty cycle
PWM Sinusoida satu fase menghasilkan pulsa PWM bolak balik satu fase dengan nilai tegangan bolak balik efektifnya dirumuskan sebagai berikut:
dt v
T Vrms
T
∫
=
2
1 ……………………………………………….2.8
dengan Vrms = tegangan efektif v = fungsi tegangan
T = perioda Oleh karena pada inverter SPWM nilai tegangan masukan DC adalah konstan
maka tegangan rms dapat juga dirumuskan :
T t
Vdc Vrms
p
∑
=
………………………………………………….2.9 dengan Vrms = tegangan efektif
VDC = tegangan searah inverter tp = lebar pulsa tinggi dalam 1 periode
T = perioda
Untuk menghasilkan sinyal PWM tersebut dapat menggunakan 2 buah sinyal sinus dan 1 sinyal segitiga atau dengan menggunakan 1 buah sinyal sinus dan 2 buah sinyal
segitiga. Pada proses pembangkitan SPWM dengan menggunakan 2 buah sinyal sinus dan sebuah sinyal segitiga, dilakukan pembandingan amplitudo antara sinyal segitiga
dengan sinyal sinus. Sinyal penggerak akan dibangkitkan apabila amplitude sinyal sinus lebih besar daripada amplitudo sinyal segitiga. Masing- masing sinyal penggerak
digunakan untuk penyaklaran sehingga diperoleh sinyal PWM. Proses pembangkitan SPWM tersebut dapat dilihat pada gambar 2.5
π
π 2
π
π
π
π 2
π 2
π 2
t ω
t ω
t ω
t ω
m
δ
m
α
m
α π +
Gambar 2.5 a Proses pembandingan antara sinyal pembawa dengan sinyal referensi, b Sinyal penggerak V
AN
, c Sinyal penggerak V
BN
, d Sinyal SPWM
Proses pembangkitan SPWM secara digital dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu: 1. Dengan membangkitkan gelombang segitiga dan gelombang sinus secara diskret
dengan metode look up table. Kemudian dilakukan pembandingan untuk masing- masing nilai amplitudo gelombang sinus dan segitiga seperti pada gambar 1. Cara
ini sama halnya dengan membangkitkan gelombang sinus analog dan gelombang segitiga analog secara digital.
2. Dengan mencari terlebih dahulu waktu untuk setiap pulsa masing- masing
sinyal penggerak, untuk dijadikan data dalam proses pembangkitan sinyal penggerak secara look up table.
2.2 SENSOR