Neronzie Julardi : Sistem Pengatur BukaTutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository © 2009
kolektor tidak terhubung ke emitor, sehingga tegangan pada kolektor menjadi 12 volt, keadaan ini menyebabkan tidak aktif.
Kumparan pada relay akan menghasilkan tegangan singkat yang besar ketika relay dinon-aktifkan dan ini dapat merusak transistor yang ada pada rangkaian ini.
Untuk mencegah kerusakan pada transistor tersebut sebuah dioda harus dihubungkan ke relay tersebut. Dioda dihubungkan secara terbalik sehingga secara normal dioda ini
tidak menghantarkan. Penghantaran hanya terjadi ketika relay dinon-aktifkan, pada saat ini arus akan terus mengalir melalui kumparan dan arus ini akan dialirkan ke
dioda. Tanpa adanya dioda arus sesaat yang besar itu akan mengalir ke transistor, yang mengakibatkan kerusakan pada transistor.
Rangkaian ini juga dilengkapi dengan LED indicator, dimana LED indikator ini akan menyala, jika relay aktif dan sebaliknya, LED indikator ini akan mati jika relay tidak
aktif. LED indikator ini dikendalikan oleh sebuah transistor jenis PNP, dimana basis transistor ini mendapatkan input dari kolektor transistor C945. Transistor tipe PNP
akan aktif jika mendapat tegangan 0 volt pada basisnya.
3.8 Perancangan Rangkaian Driver Motor Stepper
Rangkaian driver motor stepper ini berfungsi untuk memutar motor stepper searah berlawanan arah dengan arah jarum jam. Mikrokontroler tidak dapat langsung
mengendalikan putaran dari motor stepper, karena itu dibutuhkan driver sebagai perantara antara mikrokontroler dan motor stepper, sehingga perputaran dari motor
stepper dapat dikendalikan oleh mikrokontroler. Rangkaian driver motor stepper ditunjukkan pada gambar 3.7 berikut ini :
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur BukaTutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository © 2009
VCC 5V
18
330
330
2SC945
2SC945 1.0k
1.0k
18
Tip 127 VCC
5V Tip 122
VCC 5V
VCC 5V
18
330
330
2SC945
2SC945 1.0k
1.0k
18
Tip 127
Tip 122 Kumparan2
Kumparan1
Tip 127 18
Tip 122 1.0k
VCC
5V
VCC 5V
2SC945 1.0k
18
2SC945
330
330
Tip 127 18
Tip 122 1.0k
VCC
5V
VCC 5V
2SC945 1.0k
18
2SC945
330
330
Kumparan3 Kumparan4
Motor AT89C4051
AT89C4051 AT89C4051
AT89C4051
I III
II IV
Gambar 3.7 Rangkaian Driver Motor Stepper
Untuk mempermudah penjelasan, maka rangkaian di atas dikelompokkan menjadi 4 rangkaian. Pada rangkaian di atas, jika salah input rangkaian I yang
dihubungkan ke mikrokontroler diberi logika high dan input pada rangkaian lainnya diberi logika low, maka kedua transistor tipe NPN C945 pada rangkaian I akan aktif.
Hal ini akan membuat kolektor dari kedua transistor C945 pada rangkaian I akan mendapat tegangan 0 volt dari ground. Kolektor dari transistor C945 yang berada di
sebelah kiri atas diumpankan ke basis dari transistor tipe PNP TIP 127 sehingga basis dari transistor TIP 127 mendapatkan tegangan 0 volt yang menyebabkan transistor ini
aktif transistor tipe PNP akan aktip jika tegangan pada basis lebih kecil dari 4,34 volt. Aktifnya transistor PNP TIP 127 ini akan mengakibatkan kolektornya
terhubung ke emitor sehingga kolektor mendapatkan tegangan 15 volt dari Vcc. Kolektor dari transistor TIP 127 dihubungkan ke kumparan, sehingga kumparan akan
mendapatkan tegangan 15 volt. Hal ini akan mengakibatkan kumparan menimbulkan
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur BukaTutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository © 2009
medan magnet. Medan magnet inilah yang akan menarik motor untuk mengarah ke arah kumparan yang menimbulkan medan magnet tersebut.
Sedangkan rangkaian II, III dan IV karena pada inputnya diberi logika low, maka kumparannya tidak menimbulkan medan magnet, sehingga motor tidak tertarik oleh
kumparan-kumparan tersebut. Demikian seterusnya untuk menggerakkan motor agar berputar maka harus diberikan
logika high secara bergantian ke masing-masing input dari masing-masing rangkaian.
3.9 Perancangan Rangkaian Display Seven Segment