118
1. Kondisi Existing Sistem Drainase
Utama, Drainase Sekunder, Drainase Lintas dan Drainase Kota
Bencana Banjir di Kota Medan sebagian besar terjadi di sepanjang Sungai
Deli berawal dari pegunungan Bukit Barisan pada ketinggian 1725 m di atas permukaan
laut hingga pantai Selat Malaka dengan panjang 75,8 km mengalir melalui Kota
Medan yang berada di bagian hilir DAS Deli dengan ketinggian berkisar 0–40 m di atas
permukaan laut mempunyai luas Daerah Aliran Sungai DAS Deli seluas 481,62 km
2
. Sungai ini merupakan saluran utama yang
mendukung drainase Kota Medan dengan cakupan luas wilayah pelayanan sekitar 51
dari luas Kota Medan.
Dari hasil studi yang telah dilaksanakan pada daerah SWS Belawan-
Belumai-Ular melalui “The Study on Belawan-Padang Integrated River Basin
Development”, terdapat luas daerah genangan + 9000 Ha yang terdiri dari daerah
permukiman, industri dan areal transportasi yang semua ini terjadi antara lain disebabkan
akibat penampang sungaianak sungai melalui daerah potensial tersebut semakin
kecil disebabkan tingginya tingkat pertumbuhan penduduk, bertambahnya aliran
permukaan akibat perubahan tata guna lahan, kerusakan daerah tangkapan air di hulu
sungai, dan kurangnya peran serta masyarakat untuk memelihara drainase dan
tingkat kesadaran masyarakat di mana sering membuang sampah ke sungaianak sungai
ataupun drainase dan sangat minimnya biaya operasi dan pemeliharaan untuk bangunan
drainase yang sudah ada, diantaranya adalah merekomendasikan upaya untuk
pengendalian banjir Kota Medan berupa pembuatan saluran banjir kanalfloodway
JICA, 1992.
Berdasarkan studi lanjutan “The Detailed Design Study on Medan Flood
Control Project” Departemen Kimpraswil, 2002, melalui pembuatan banjir kanal
floodway diharapkan akan memotong puncak banjir dengan Q periode ulang 15
tahun ± 315 m
3
det menjadi ± 200 m
3
det pada Sungai Deli sebelum memasuki daerah
Kota Medan dan kemudian mengalirkannya sebahagian ke Sungai Percut lihat Gambar
5-1.
Penanganan masalah banjir Kota Medan selama ini baru difokuskan pada
bagian alur sungai saja in-stream seperti pekerjaan perbaikan sungai river
improvement dan pembangunan floodway yang tengah berlangsung saat ini dikerjakan
oleh Balai Wilayah Sungai Sumatera II, Ditjen SDA Departemem PU telah mencapai
85, namun belum menyentuh pada pengelolaan DAS off-stream yaitu
pekerjaan pemeliharaan DAS hulu antara lain pekerjaan konservasi, pekerjaan sipil,
checkdam, kolam resapan, turus jalan, yang seharusnya dilaksanakan oleh Dinas
Kehutanan Provinsi, kabkota terkait.
Gambar 2. Rencana Induk Proyek Pengendalian Banjir Medan dan Sekitarnya Proyek Pengendalian Banjir Medan, 2001
119 Sedangkan penanganan drainase Kota
Medan dilakukan oleh Proyek Medan Metropolitan Urban Development Project
MMUDP untuk drainase primer mencapai 75 dan Pemko Medan untuk drainase
sekunder dan kota mencapai 100 pekerjaan rutin setiap tahun Wahana Mitra
Amerta, 2005; Hasibuan, 2005.
Proyek Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai Medan dan Sekitarnya
diharapkan akan memberi pengaruh positif untuk kelancaran pembangunan Kota Medan
khususnya dan Sumatera Utara umumnya sehingga roda perekonomian dapat berjalan
lancar dan kaitannya menuju Medan Metropolitan. Salah satu tugas utama proyek
adalah membangun Medan Floodway yang diprediksi untuk mengurangi 13 debit banjir
Sungai Deli + 120 m
3
det dilokasi Titi Kuning untuk dialirkan ke Sungai Percut
dengan prakiraan tinggi muka air tma Sungai Deli akan berkurang untuk
mengamankan Sungai Deli bagian hilir, sangat bermanfaat bagi masyarakat yang
tinggal di bantaran Sungai Deli bagian hilirnya.
2. Kejadian Banjir di Kota Medan