Pada regulator, efek gangguan ini perlu dikompensasi agar harga keluaran tetap sama dengan masukan, dari persamaan diatas:
u t
c t
r −
≈0; sehingga yang akan diperoleh adalah,
rt - ct ≈0 atau
rt = ct, yaitu masukan = keluaran
II.2. Karakterstik Sistem Kontrol
Beberapa karakteristik penting dari sistem kontrol otomatik adalah sebagai berikut:
1. Sistem kontrol otomatik merupakan sistem dinamis berubah terhadap
waktu yang dapat berbentuk linear maupun non linear. Secara matematis kondisi ini dinyatakan oleh persamaan-persamaan yang berubah terhadap
waktu, misalnya persamaan differensial linear maupun tidak linear. 2.
Bersifat menerima informasi, memprosesnya, mengolahnya dan kemudian mengembangkannya.
3. Komponen yang membentuk sistem kontrol ini akan saling mempengaruhi
berinteraksi. 4.
Bersifat mengembalikan sinyal ke bagian masukan feedback dan ini digunakan untuk memperbaiki sifat sistem. Karena adanya pengembalian
sinyal ini sistem umpan balik maka pada sistem kontrol otomatik selalu terjadi masalah stabilisasi.
Universitas Sumatera Utara
II.3. Pemakaian Sistem Kontrol
Pemakaian sistem kontrol otomatik banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari baik dalam pemakaian langsung maupun tidak langsung.
Pemakaian sistem kontrol ini dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1.
Pengontrolan proses: temperatur, aliran, tekanan, tinggi permukaan cairan, viskositas. Misalnya pada industri kimia, makanan, tekstil, pengilangan dan
lain-lain. 2.
Pembangkit tenaga listrik pengontrolan distribusi tenaga. 3.
Pengontrolan numerik numerical control, NC: pengontrolan operasi yang membutuhkan ketelitian tinggi dalam proses yang berulang-ulang. Misalnya:
pengeboran, pembuatan lubang, tekstil, pengelasan. 4.
Transportasi: elevator, escalator, pesawat terbang, kereta api, conveyor ban berjalan, pengendalian kapal laut dan lain-lain.
5. Servomekanis.
6. Bidang non teknis, seperti: ekonomi, sosiologi, dan biologi.
Berikut ini adalah diagram blok dari proses pengontrolan level dengan menggunakan differential pressure transmitter, ialah:
Kontroller
transmitter Katup Pneumatik
Tangki Air
- +
Set Point In Put
Out Put
Gambar 2.4. Diagram Blok Sistem Pengontrolan
Universitas Sumatera Utara
Pada Gambar 2.4. bagian kontroller mempunyai summing junction dengan tanda positif-negatif, di titik inilah langkah membandingkan dilakukan dengan
mengurangi besaran set point dengan sinyal measurement variable, hasilnya adalah sinyal yang disebut error.
Hampir semua sistem pengendalian selalu dimulai dengan menampilkan blok diagram sistem pengontrollan otomatis. Secara umum elemen sistem
kontrolnya, ialah: 1.
Feedback adalah sistem pengendali otomatis yang mempunyai dua summing junction yaitu positif feedback dan negatif feedback.
2. Proses process adalah tatanan peralatan yang mempunyai suatu fungsi
tertentu. Input proses dapat bermacam-macam, yang pasti ia merupakan besaran yang dimanipulasi oleh final control element atau control valve
agar measurement variable sama dengan set point. Input proses ini juga disebut manipulated variable.
3. Transmitter adalah alat yang berfungsi untuk membaca sinyal sensing
element, dan mengubahnya menjadi sinyal yang dapat dimengerti oleh kontroller.
4. Set point adalah besaran proses variabel yang dikehendaki. Sebuah
kontroller akan selalu berusaha menyamakan controlled variable dengan set point.
5. Error adalah selisih antara set point dikurangi measured variable. Error
bisa negatif dan bisa juga positif. Bila set point lebih besar dari measured variable, error akan menjadi positif, sebaliknya bila set pointnya lebih
kecil dari measured variable, error menjadi negatif.
Universitas Sumatera Utara
6. Kontroller adalah elemen yang mengerjakan tiga dari empat tahap langkah
pengendalian, yaitu membandingkan set point dengan measurement variable, menghitung berapa banyak koreksi yang perlu dilakukan, dan
mengeluarkan sinyal koreksi sesuai dengan hasil perhitungan tadi, kontroller sepenuhnya menggantikan peran manusia dalam mengendalikan
sebuah proses.
II.4. Transduser