UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.2 Kelainan Pada Pembuluh Darah dan Jantung Kabo, 2010.
Berikut ini beberapa gangguan lain pada jantung, yaitu: a.
Atherosklerosis dan Atherotrombosis Atherosklerosis adalah suatu proses dimana terjadi penimbunan lemak dan
matriks tunika intima, yang diikuti oleh oleh pembentukan jaringan ikat pada dinding pembuluh arteri, contoh Coronary Artery Disease CAD.
Atherotrombosis adalah proses pembentukan thrombus yang dicetuskan oleh kerusakan plak atheroskerosis.
b. Hipertensi
Hipertensi adalah suatu kondisi medis yang kronis dimana tekanan darah TD meningkat diatas TD yang disepakati normal. TD terbentuk dari interaksi
antara aliran darah dan tahanan pembuluh darah perifer. Didapatkan dua macam TD, yaitu TD sistolik normal ± 120 mmHg dan TD diastolik normal ± 80
mmHg. Perbedaan antar tekanan sistolik dan diastolik disebut tekanan nadi Pulse Pressure, normal ± 40 mmHg.
c. Penyakit Jantung Koroner PJK
Merupakan penyebab kematian nomor 1 di negara maju. Di amerika serikat, dilaporkan setiap menit ada satu orang yang meninggal akibat PJK. Di
Indonesia juga dilaporkan hal yang hampir serupa hasil berbagai studi menunjukan bahwa penyebab utama PJK adalah lesi atherosclerosis pada
pembuluh darah koroner, walaupun pada sebagian kasus bisa juga disebabakan oleh sifilis, arteritis, embolus atau penyakit kolagen pada pembuluh darah
koroner. Klasifikasi PJK yang spesifik sampai saat ini belum ada, karena manifestasi kliniknya kadang-kadang sangat berbeda antara penderita yang satu
dengan yang lain. Maka dari itu penderita PJK mungkin dapat mengalami salah satu kejadian dibawah ini yaitu : tanpa gejala, angina pectoris stabil, angina
pectoris tak stabil, infark miokard akut, gagal jantung, aritmia atau mati mendadak.
d. Aritmia
Aritmia atau disritmia adalah gangguan urutan irima, atau gangguan kecepatan dari proses depolarisasi, repolarisasi, atau kedua-duanya pada lambung.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Keadaan ini dapat disertai dengan atau tanpa penyakit jantung, dapat juga dengan atau tidak dengan gejala klinis.
e. Gagal jantung kongestif
Merupakan ketidakmampuan jantung untuk mempertahankan curah jantung cardiac output dalam memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh.
Penurunan CO mengakibatkan volume darah yang efektif berkurang. Untuk mempertahankan fungsi sirkulasi yang adekuat, maka di dalam tubuh terjadi suatu
refleks hemeostatis
, atau
mekanisme kompensasi
melalui perubahan
neurohormonal, dilatasi ventrikel dan mekanisme Frank-Starling. f.
Angina Pektoris Angina pektoris atau disebut juga angin duduk adalah penyakit jantung
iskemia didefinisikan sebagai berkurangnya pasokan oksigen dan menurunnya aliran darah ke dalam miokardium. Gangguan tersebut bisa dikarenakan
kurangnya suplai oksigen atau kebutuhan oksigen yang meningkat. Sebagai manifestasi keadaan tersebut akan timbul Angina pektoris yang pada akhirnya
dapat berkembang menjadi infark miokard. Angina pektoris dibagi menjadi 3 jenis yaitu Angina klasik stabil, Angina varian, dan Angina tidak stabil.
Angina klasik biasanya terjadi saat pasien melakukan aktivitas fisik, sedangkan Angina varian biasa terjadi saat istirahat dan biasa terjadi di pagi hari.
Angina tidak stabil tidak dapat diprediksi waktu kejadiannya, dapat terjadi saat istirahat dan bisa terjadi saat melakukan kegiatan fisik. Obat antiangina terdiri dari
berbagai macam golongan. Pilihan terapi pengobatan antiangina meliputi golongan nitrat, beta bloker, dan Ca channel antagonis
.
2.3 Obat-obat Kardiovaskular Mycek et al., 2001