3. Pemanfaatan Fasilitas Umum dan sosial
Fasilitas yang tersedia di PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Pabatu juga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang berada disekitar perusahaan,
seperti jalan, jembatan, sekolah, sarana olah raga lapangan bola, tenis, dan badminton, gedung pertemuan, maupun sarana peribadatan mesjid dan
gereja. Hal ini adalah sebagai suatu bentuk kepedulian perusahaan, karena perusahaan menyadari bahwa sarana dan prasarana sosial di lingkungan
masyarakat masih sangat minim dan masyarakat sangat membutuhkannya. Selain itu perusahaan juga memberikan kesempatan kepada para mahasiswa
lokal maupun luar untuk melakukan penelitian terhadap penggunaan dan penerapan teknologi di perusahaan yang nantinya akan memberikan usulan
perbaikan untuk perusahaan. 4.
Kesehatan Masyarakat Keberadaan PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Pabatu tidak memiliki
dampak apapun terhadap penurunan kesehatan masyarakat yang berada disekitar perusahaan. Hal ini terlihat dari hasil analisa dan pengujian terhadap
parameter lingkungan yang menunjukkan hasil yang telah memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan oleh pemerintah dan tidak memberikan dampak
negatif baik kepada pekerja, masyarakat, maupun lingkungan hidup.
2.6. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi adalah suatu gambaran pembagian tugas dan tanggung jawab kepada individu maupun bagian-bagian tertentu dalam sebuah organisasi.
Universitas Sumatera Utara
Organisasi adalah sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Oleh sebab itu, struktur organisasi memiliki peranan yang sangat penting
dalam menentukan dan memperlancar jalannya sebuah perusahaan. Pembagian tugas-tugas dan tanggung jawab serta hubungan satu sama lain dapat digambarkan
pada struktur organisasi perusahaan, sehingga para pegawai dan karyawan akan mengetahui dengan jelas apa tugasnya, dari mana ia mendapat perintah dan
kepada siapa ia bertanggung jawab atas tugasnya. Struktur organisasi pada PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun
Pabatu adalah berbentuk lini fungsional. Hubungan lini artinya, organisasi diatur berdasarkan pengelompokan aktivitas dan tugas yang sama untuk membentuk
unit-unit kerja yang memiliki fungsi terkhusus. Setiap personil diberikan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan dasar kualifikasinya. Jadi setiap bawahan
menerima perintah baik secara lisan maupun tulisan dari seorang atasan yang terkait didalamnya.
Universitas Sumatera Utara
Manajer
K.D. Tanaman A
K.D. Teknik
Asisten Afd. I
Asisten Afd. II
Asisten Afd IV
Asisten Afd V
Asisten Bengkel Umum
Asisten Teknik
Asisten Teknik Sipil
K.D. Tanaman B
Asisten Afd. III
Asisten Afd. VI
Asisten Afd IV
Asisten Bibitan
K.D. Pengolahan CPO
Asisten Pengolahan
PKS Pengamanan
K.S. Perebusan
K.S. Penebah
K.S. Kempa K.S.
Pemurnian Minyak
K.S. Kualitas
K.S. Bahan Jadi
K.S. Bahan Baku
K.D. Administrasi
Asisten SDM dan Umum
Keterangan : Garis Fungsional
Gambar 2.1. Struktur Organisasi PTPN IV Kebun Pabatu
Universitas Sumatera Utara
2.7. Proses produksi
Uraian tentang proses produksi merupakan hal yang sangat mendasar bagi seorang mahasiswa teknik, mulai dari bahan baku yang digunakan dan
ketersediaannya, aktivitas pengolahan bahan tersebut menjadi produk setengah jadi, sistem kontrol operasi, dan kualitas produk.
2.7.1. Standar Mutu Bahan Baku dan Produk
2.7.1.1. Standar Mutu Bahan Baku
Proses pengolahan Tandan Buah Segar TBS bertujuan untuk memperoleh minyak kelapa sawit yang berkualitas. Proses tersebut berlangsung
kontinu dan cukup lama serta memerlukan kontrol yang cermat sampai menjadi minyak sawit, kernel Inti sawit dan hasil sampingannya. Pada dasarnya ada dua
macam produk olahan utama TBS dipabrik, yaitu: 1.
CPO
Crude Palm Oil
yang merupakan hasil pengolahan daging buah. 2.
Kernel yang dihasilkan dari ekstraksi inti buah. Serat, cangkang dan tandan buah kosong adalah hasil sampingan dari
proses pengolahan kelapa sawit. Tandan buah kosong dapat diolah kembali dengan menggunakan
incinerator
menjadi
bunch ash
yang digunakan menjadi pupuk semantara serat dan cangkang digunakan sebagai bahan bakar
boiler
. TBS yang diterima oleh pabrik telah memenuhi standar persyaratan bahan
baku, yang tidak menimbulkan masalah dalam proses ekstraksi minyak dan inti sawit. Sebelum mengalami pengolahan, tandan yang telah tiba di pabrik perlu
diketahui mutunya dengan cara visual yang dapat dilakukan di tempat penerimaan
Universitas Sumatera Utara
buah.Pengujian atau sortasi panen sebaiknya dilakukan pada setiap truk yang tiba dipabrik, akan tetapi hal ini dianggap tidak ekonomis. Oleh sebab itu sortasi panen
dapat dilakukan secara acak yaitu 10 terhadap truk yang diterima atau minimun satu truk untuk setiap afdeling. Jika jumlah 10
sampling
dianggap terlalu besar dapat diatasi dengan mengambil 50 isi truk.Penilaian terhadap mutu TBS
didasarkan pada standar fraksi tandan.
2.7.1.2. Standar Mutu Produk
Standar mutu produk CPO dan minyak inti sawit PTPN IV Kebun Pabatu dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Standar Kualitas Minyak Kelapa Sawit dan Minyak Inti Sawit Karakteristik
Batas – Batas
Kualitas Asam Lemak Bebas 3,5 dan 4,0
Kadar Air 0,10
Kadar Kotoran 0,10
Deteration Of Bleach Ability Indeks
DOBI Min. 2,4
Bilangan Peroksida
5 Mek
Bilangan Anisidine
10 Mek
Total Oksigen
20 Mek
Kadar Fe
3 ppm Kadar Cu
0,3 ppm
Bleachability
2 R dan 20 Y Kadar air
Maks 7 Kadar kotoran
Maks 6 Inti pecah
25 Inti berubah warna
40
Sumber : PTPN IV Kebun Pabatu
Universitas Sumatera Utara
2.7.2. Bahan
– Bahan yang Digunakan 2.7.2.1. Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan untuk proses produksi yang telah distandarisasi dan akan diubah menjadi produk jadi maupun setengah
jadi. PKS Kebun Pabatu menggunakan bahan baku utama yaitu TBS yang diperoleh dari beberapa kebun petani sekitar dan dari kebun milik PTPN IV
Kebun Pabatu. Tanaman kelapa sawit yang umum dikenal dapat dibedakan beberapa jenis
yaitu jenis
dura
,
pasifera
, dan
tenera
. Ketiga jenis ini dapat dibedakan berdasarkan penampang irisan buah, dimana jenis
dura
memeliki tempurung tebal, jenis
pasifera
memiliki biji kecil dengan tempurung tipis, sedangkan
tenera
yang merupakan hasil persilangan
dura
denga
pasifera
yang menghasilkan buah dengan tempurung tipis dan inti yang besar.
Buah sawit mempunyai ukuran kecil antara 12-18 grambutir yang menempel pada sebuah bulir. Setiap bulir terdapat 10-18 butir yang tergantung
pada kebaikan penyerbukannya. Beberapa bulir bersatu membentuk tandan. Buah sawit dipanen dalam bentuk tandan buah segar. Tanaman kelapa sawit sudah
dapat menghasilkan pada umur 24-30 bulan. Buah yang pertama keluar masih dinyatakan dengan buah pasir, artinya belum dapat diolah dalam pabrik karna
masih mengandung minyak yang rendah.
Universitas Sumatera Utara
2.7.2.2. Bahan Penolong
Bahan penolong adalah bahan yang digunakan untuk membantu memperlancar proses produksi ikut dalam proses tapi tidak menjadi bagian
produk jadi. Adapun bahan penolong pada PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Pabatu yaitu sebagai berikut:
1. BWT yang digunakan untuk menetralkan PH air untuk keperluan pabrik.
BWT yang digunakan ada beberapa jenis yaitu : a.
BWT 3273 berfungsi sebagai anti karat pada internal boiler, anti
foam
pembusaan dan mengutamakan kualitas
steam
. b.
BWT 2811 berfungsi sebagai katalisator kimia untuk menghilangkan oksigen yang digunakan dalam sistem air industri lainnya.
c. BWT 2556 berfungsi sebagai inhibitor korosif, efektif menetralkan gas
acid asam. d.
BWT 8173
pulv
berfungsi sebagai
flocculant
untuk proses pemisahan
liquid
–
solid
dan alat penyaring. e.
BWT 8507 berfungsi untuk mengatur tingkat alkalinitas pada air boiler. f.
BWT 7203 berfungsi sebagai anti karat pada internal boiler untuk membantu mengutamakan kualitas
steam
, membantu menghilangkan pembentukan karat dalam dinding sisi air.
2. Caustik soda berfungsi sebagai bahan regenerasi resin pada tangki katoda.
3. Asam sulfat berfungsi sebagai bahan regenerasi resin pada tangki anoda.
4. Tawas berfungsi sebagai penjernih air awal.
Universitas Sumatera Utara
2.7.2.3. Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan pada proses produksidimana keberadaannya dapat meningkatkan mutu produk menjadi
bernilai dan merupakan bagian dalam produk akhir. Pada PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Pabatu hanya menghasilkan produk setengah jadi CPO
maka PTPN IV Kebun Pabatuini tidak menggunakan bahan tambahan.
2.7.3. Uraian Proses Produksi
Di dalam suatu industri bahan baku menjadi bahan jadi diperlukan adanya proses yang tepat dan sempurna. Proses merupakan suatu ilmu penerapan yang
merubah suatu tahap ke tahap berikutnya dengan reaksi yang berbeda-beda.
Proses produksi yang terjadi pada PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Pabatu memakai bahan baku utama adalah buah sawit yang masih segar. Proses
CPO adalah sebagai berikut : 1.
Stasiun Penerimaan Buah
Fruit Reception Station
Stasiun ini berfungsi untuk menerima Tandan Buah Segar yang berasal dari kebun petani sekitar dan kebun milik sendiri.
2. Penimbangan Buah
Fruit Weighting
Tandan Buah Segar yang baru dipanen dari kebun petani sekitar dan kebun milik sendiri diangkut dengan menggunakan truk ke pabrik. Setelah sampai
lalu ditimbang pada jembatan timbang
Weighting Bridge
. Penimbangan dilakukan dua kali. Pertama, untuk mengetahui berat kendaraan pada saat
Universitas Sumatera Utara
berisi muatan tandan buah segar
bruto
. Kedua, untuk mengetahui berat kendaraan pada keadaan kosong atau tanpa muatan
tarra
. 3.
Penumpukan dan Pemindahan Buah
Transfer andLoading Ramp
Setelah melalui jembatan timbang kemudian truk langsung ke
loading ramp
guna melakukan bongkar muatan TBS. Buah sawit yang sudah disortasi kemudian dituang ke penampungan buah
fruit hoppers
yang dibuat kemiringan 13
o
– 50
o
terhadap dasar alas kisi-kisi.
Fruit hoppers
dilengkapi dengan pintu-pintu yang dapat digerakkan secara vertikal turun naik oleh
tenaga elektris.
Gambar 2.2. Stasiun Penumpukan dan Pemindahan Buah
4. Stasiun Perebusan
Tandan buah segar yang berada dalam
lory
rebusan diangkut dari Stasiun Penerimaan Buah dengan bantuan
transfer carrier
yang bergerak pada jaringan rel.
Lory
rebusan ini selain sebagai alat angkut juga sebagai wadah untuk merebus buah. Badan
lory
tersebut terbuat dari plat baja berlubang kecil dengan diameter 2 cm dan jarak antar lubang 5 cm. Dengan adanya
lubang pada
lory
, uap
steam
lebih mudah masuk dan dapat memasak secara
Universitas Sumatera Utara
merata.
Lory
rebusan ini berisi penuh dan merata dengan kapasitas rata-rata 2,5 ton
lory
.
Gambar 2.3. Stasiun Perebusan
5. Stasiun Penebah
Pada stasiun penebah, buah dituang dari lori ke rebusan ke
automatic feeder
dengan menggunakan
hosting crane
,
automatic feeder
ini berfungsi untuk menampungserta mengatur pemasakan buah ke dalam alat penebah
threserstripper drum
dalam
threser
, buah yang masih melekat pada tandan akan lepas dan dipisahkan dengan menggunakan prinsip bantingan.Alat
penebah ini berupa drum yang terpasang secara horizontal dan berputar dengan kecepatan ± 23 rpm. Akibat perputaran drum, tandan bergerak ke atas
searah dengan perputarannya. Kemudian tandan akan jatuh terbanting sehingga buah atau brondolan terlepas dari tandannya. Keberhasilan
perebusan jika tidak didukung pemipilan yang baik maka kehilangan minyak
Universitas Sumatera Utara
akan tinggi. Oleh sebab itu perlu dilakukan pemipilan yang lebih sempurna dan keberhasilan pemipilan juga tergantung pada proses perebusan.
Gambar 2.4. Stasiun Penebah
6. Stasiun Pengempaan
Screw Press
Stasiun pengempaan adalah stasiun pertama dimulainnya pengambilan minyak dari buah dengan jalan melumat dan mengempal. Pada stasiun ini
dilakukan 2 tahap pengolahan yaitu : a.
Pengadukan
digesting
Brondolan yang dihasilkan pada proses penebah,dialirkan ke dalam
digester
peralatan ini digunakan untuk melumatkan brondolan sehingga daging buah
pericrape
terpisah dari biji
noten
dan menghancurkan sel- sel yang mengandung minyak. Dalam waktu cepat agar minyak dapat
diperas sebanyak-banyaknya pada saat pegempaan. Alat pengaduk ini sering disebut ketel aduk yag terdiri dari bejana yang
dilengkapi dengan alat perajang,dan pemanas untuk mempersiapkan bahan
Universitas Sumatera Utara
agar lebih mudah dikempa dalam
screw press
.
Digester
dilengkapi dengan alat pengaduk yang berfungsi untuk merajang buah sehingga terjadi
pelepasan daging buah dan biji sambil pemecahan kantong-kantong minyak. Volume
digester
berpengaruh terhadap kehilangan minyak.
Digester
yang penuh akan memperlama proses pengadukan dengan tekanan lawan yang kuat sehingga perajangan sempurna karena ketinggian
buah dalam
digester
akan menimbulkan tekanan di dasar
digester
semakin tinggi dan tahanan lawan terhadap pisau semakin tinggi, dan pemecahan
kantong minyak dan pemisahan serat dengan serat lain semakin sempurna. b.
Pengempaan
press
ing Masa adukan yang berasal dari alat pengaduk
digester
dialirkan ke dalam alat pengempa
screw press
yang berfungsi untuk mengempa massa adukan sehingga terjadi pemisahan antara massa padat biji, serat dan
kotoran dengan cairan minyak kasar. Tujuan dari proses pengempaan ini adalah untuk mengambil minyak yang ada dalam massa adukan
semaksimal mungkin dengan cara memompa pada tekanan tertentu, tekanan kempa yang dibutuhkan 50-60 kgcm
2
. Alat pengempa yang digunakan adalah jenis kempa ulir ganda
doublescrew press
alat ini terdiri dari sebuah silinder
press cylinder
yang berlubang-lubang yang didalamnya terdapat 2 buah ulir
feet screw
dan
main screw
yang berputar yang berlawan arah dengan kecepatan yang sama. Mekanisme pengempaan adalah masukya adonan ke dalam
cylinder press
dan mengisi
worm
, volume setiap
space worm
berbeda, semakin
Universitas Sumatera Utara
mengarah ke ujung
asscrew
volume semakin kecil, sehingga pepindahan massa akan menyebabkan minyak terperas.
Gambar 2.5. Stasiun Pengempaan
7. Stasiun Pemurnian Minyak
Stasiun ini berfungsi untuk mendapatkan minyak sawit mentah CPO yang sudah dimurnikan dari
impurities
atau kotoran lainnya. Stasiun pemurnian minyak adalah stasiun terakhir untuk pengolahan minyak sawit mentah
CPO. Pemurnian minyak bertujuan agar tidak terjadi penurunan mutu akibat adanya reaksi hidrolisis dan oksidasi.
Hidrolisis dapat terjadi karena cairan bersuhu panas dan cukup banyak air demikian juga oksidasi akan terjadi dengan adanya NOS yang berupa bahan
organik dan anorganik seperti Fe dan Cu berperan sebagai katalisator yang mempercepat terjadinya reaksi yang cepat.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.6. Stasiun Pemurnian Minyak
8. Pemisahan Pasir
Pemisahan pasir dilakukan melalui 2 tahap yaitu: a.
Sand cyclone
,alat ini ditempatkan pada pipa aliran antara
setling tank
dengan
sludge
separator yang berperan untuk mengurangi jumlah pasir dan peralatan kasar. Alat ini terbuat dari logam atau porselin yang dapat
memisahkan lumpur atau pasir secara gravitasi dengan bantuan pompa.
b.
Strainer
,alat ini ditempatkan sebelum cairan diolah dalam
sludge
operator. Alat ini memisahkan pasir dengan sistem saring. Alat penyaring terdiri dari fibre yang jarang-jarang sehingga pasir dan
lumpur akan tersaring.
9.
Sludge Tank Sludge
yang berasal dari
Oil Setling tank
dipompakan pada
Sludge Tank
dengan melalui
desander
untuk membuang pasir-pasir halus yang terdapat pada
sludge
. Keberhasilan cairan minyak dalam
Sludge Tank
dipengaruhi pengoperasian
desander
, karena alat ini dapat berfungsi apabila pembuangan pasir dilaksanakan secara kontinu
sludge
yang berasal dalam
Sludge Tank
mendapatkan pemanasan dengan mengguanakan pipa uap tertutup agar minyak tidak goncang. Untuk mempercepat pemecahan gumpalan minyak
dengan
sludge
dapat dilengkapi dengan alat
stirrer
dengan catatan tidak boleh terjadi pembentukan emulsi kembali.
10.
Sludge Separator
Universitas Sumatera Utara
Sludge
yang masuk ke dalam
sludge centifuge
terdiri dari bahan mudah menguap. Tujuan dari proses ini adalah memisahkan minyak dari air dan
kotoran, dengan kata lain memisahkan minyak dari fraksi yang berat jenis nya 1. Air dan kotoran yang dipisahkan disebut dengan air
drab
dengan kadar minyak 7 - 10. Fraksi ringan dikembalikan ke
Oil Setling tank
. Suhu minyak dalam
sludgeseparator
dipertahankan diatas 90 C yang dapat dibantu
dengan pemberian uap gas. Cairan yang telah dibebaskan dari pasir-pasir halus dipompakan lagi ke
Oil Setling tank
. 11.
Oil tank
Cairan yang berada di permukaan tangki CST dialirkan ke dalam
oil tank
. Minyak ini masih mengandung air dan kotoran-kotoran ringan. Alat COT
dilengkapi dengan
pipa coil
pemanas, yang digunakan untuk menaikkan suhu minyak hingga 90
C. Tujuan pemanasan minyak adalah untuk mempermudah pemisahan minyak dengan air dan kotoran ringan dengan cara pengendapan,
yaitu zat yang memiliki berat jenis lebih berat dari minyak akan mengendap pada dasar tangki. Suhu minyak dalam
oil tank
sangat berpengaruh pada perlakuan selanjutnya karena tidak terjadi lagi pemanasan, sehingga dianggap
suhu pada
oil tank
adalah sumber panas untuk pengolahan lanjutan seperti pada
oil purifier
dan
vacum dryer
. 12.
Oil purifier
Alat purifier ini sering disebut
oil centrifuge
yang berfungsi memurnikan minyak dari kotoran-kotoran. Prinsip kerja dari alat ini memisahkan fraksi
yang BJ atau = 1 artinya FM dan minyak berada dalam 1 fraksi sedangkan
Universitas Sumatera Utara
kotoran tergolong dalam fraksi berat. Semakin besar dibuat ukuran kapasitas olah alat itu sendiri, maka semakin menurun kemampuan untuk memurnikan
minyak.
Gambar 2.7.
Oil Purifier
13.
SludgeSeparator
Kesulitan yang dialami dalam pengolahan
sludge
terutama dalam mekanisme peroperasian
sludge separator
dan pengantian
nozzle
maka dipikirkan cara pemisahan lumpur. Keberhasilan dalam pengoperasian
sludge separator
dipengaruhi oleh : a.
Komposisi umpan yang akan diolah, karena ratio antara minyak antara air
dan lumpur mempengaruhi terhadap daya pisah terhadap alat tersebut
b. Fungsi alat
sludgeseparator
tersebut
c.
Penimbangan kapasitas alat dengan jumlah sudut gaya yang diolah
14. Pengeringan Minyak
Minyak yang masih mengandung air 0,6 - 1,0 perlu dikeringkan agar air tersebut tidak lagi berfungsi sebagai bahan pereaksi dalam reaksi hidrolisis.
Maka untuk menghilangkan air tersebut perlu dilakukan pengeringan khusus. Pengeringan ini dapat dilakukan dengan panas dalam udara terbuka,
Universitas Sumatera Utara
pemanasan dalam ruangan tertutup dan dalam ruangan hampa. Mekanisme pemanasan minyak dapat mempengaruhi mutu minyak dan dapat diketahui
dari hasil pengeringan. Blok diagram proses pengolahan kelapa sawit dapat dilihat pada gambar
2.8. berikut.
Universitas Sumatera Utara
TBS Timbangan
Sortasi Perebusan
Penebah Kempa
Pemurnian minyak Sand Trap Tank
Vibro Separator Crude Oil Tank
VCT Oil Tank
Oil Purifier Vacuum Dryer
Storage Tank Pengolahan biji
Cake Breaker Conveyor
Depericarper Nut Polishing
Drum Nut Silo
Ripple Mill Kernel Grading
Drum LTDS
Hydrocyclone Kernel Silo
Kernel Dryer Kernel Storage
Gambar 2.8. Blok Diagram Proses Pengolahan Kelapa Sawit
Universitas Sumatera Utara
2.8. Stasiun Pengolahan Limbah Cair
Effluent Treatment
Industri pengolahan hasil pertanian merupakan salah industri yang menghasilkan air limbah yang dapat mencemari lingkungan kegiatan terpadu yang
meliputi kegiatan pengurangan
minimization
, segregasi
segregation
, penanganan
handling
, pemanfaatan dan pengolahan limbah. Adapun parameter yang digunakan dalam penanganan limbah-limbah tersebut sesuai dengan
Kepmen No. KEP-51MENLH101995 seperti pada tabel 2.2.
Tabel 2.2. Parameter Penanganan Limbah Parameter
Satuan Kadar Maksimum
pH 6
– 9 BOD
mgl 100
COD mg l
350 Total Suspended
Solid
e TSS mgl
250 Amonia N-NH3
mgl 50
OilGrease mgl
25
Sumber : PTPN IV Kebun Pabatu
Jenis limbah yang dihasilkan dari produksi PTPN IV Kebun Pabatu adalah :
Raw sludge
merupakan buangan dari pengolahan di stasiun pemurnian yang di tampung di
fat
–
fit
. a.
Aluminium Sulfat
dan
soda ash
dilarutkan kedalam air injeksi untuk menetralisir PH dan menangkap mengendapkan partikel lumpur dalam air dan
sisa
blow down
yang dibuang ke parit.
Universitas Sumatera Utara
b.
Sulfuric Acid
dan
caustic soda
dilarutkan dan kemudian ddigunakan sebagai
regenerant
untuk mengaktifkan
senyawa polimer
resin
pada
Deriminimalizerplant filtrat
dibuang keparit setelah melalui proses pengenceran pembilasan.
c.
Aqua Chemical
yang dilarutkan kedalam air ketel melalui injeksi untuk mencegah
Scalling
dan korosi pada pipa – pipa boiler,
carry over
atau
foaming
pada produksi uap dimana
blow down
di buang keparit limbah. d.
Limbah beracun dan berbahaya berupa
Oil Grease
bekas oli pelumas mesin –
mesin produksi, dibersihkan bila ada yang tumpah dilantai produksi sehingga tidak mencelakai pekerja di bagian produksi dan wadah bekas bahan kimia
dibuang ditimbun di dalam tanah Sistem pengendalian limbah cair dengan pada PTPN IV Kebun
Pabatumenggunakan beberapa kolam untuk menetralisir parameter limbah yang masih terkandung dalam cairan limbah sebelum dibuang ke perairan umum
sungai. Metode ini lebih menguntungkan, hasil limbah dimanfaatkan menjadi pupuk. Fungsi dari
Waste Treatment
adalah untuk menetralisir parameter limbah yang masih terkandung dalam cairan limbah sebelum dibuang ke perairan umum
sungai. Sedangkan limbah padat berupa fiber dan cangkang digunakan sebagai bahan bakar boiler sedangkan tandan kosong dibawa ke masing
– masing afdeling untuk digunakan sebagai pupuk kompos. Adapun dalam pelaksanaannya pada saat
proses pengolahan berlangsung ada beberapa ketentuan yang harus dilakukan yaitu :
Universitas Sumatera Utara
a. Kolam limbah : pada tahap ini dilakukan pengukuran tonase dari limbah
yang di isikan kekolam pengasaman
b. Kolam pengasaman : tahapan ini melakukan pengecekan perbandingan
campuran dari limbah dan
recycle solidanaerobic
sekaligus menentukan
lamanya penyimpanan di kolam pengasaman.
c. Kolam
anaerobic
: tahapan ini melakukan pengukuran tonase dari limbah yang di isikan sekaligus mengukur ketinggiannya dengan alat ukur
solid
.
d. Kolam pengendapan
anaerobic
: tahapan ini mengukur tonase cairan limbah padat yang didaur ulang ke kolam pengasaman dan cairan
anaerobic
ke kolam
fakultativ
. Selanjutnya melakukan pengukuran tinggi dengan alat pengukur
solid
sekaligus menentukan lamanya penyimpanan dikolam
pengendapan.
e. Kolam
fakultativ
: tahapan ini menghitung tonase padatan
anaerobic
yang dipompakan ke kolam pengasaman atau dibuang ke
land application
.
Universitas Sumatera Utara
BAB III LANDASAN TEORI
3.1. Limbah Kelapa Sawit
4
Ada beberapa jenis limbah yang dihasilkan dari proses pengolahan kelapa sawit, diantaranya limbah padat seperti tandan kosong, pelepah, cangkang, dan
limbah cair. Berikut dapat dilihat rata-rata limbah yang dihasilkan dari proses pengolahan tandan buah segar kelapa sawit pada Gambar 3.1.
Sumber: Clean Technology for CPO
Gambar 3.1. Rata-rata Jumlah Limbah yang dihasilkan per Ton TBS
4
Thomas Mailinton. 2007. Model Penilaian cepat Penanganan Limbah Pabrik Kelapa Sawit. Institut Pertanian Bogor, Fakultas Teknologi Pertanian.
Universitas Sumatera Utara