2.7.2.3. Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan pada proses produksidimana keberadaannya dapat meningkatkan mutu produk menjadi
bernilai dan merupakan bagian dalam produk akhir. Pada PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Pabatu hanya menghasilkan produk setengah jadi CPO
maka PTPN IV Kebun Pabatuini tidak menggunakan bahan tambahan.
2.7.3. Uraian Proses Produksi
Di dalam suatu industri bahan baku menjadi bahan jadi diperlukan adanya proses yang tepat dan sempurna. Proses merupakan suatu ilmu penerapan yang
merubah suatu tahap ke tahap berikutnya dengan reaksi yang berbeda-beda.
Proses produksi yang terjadi pada PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Pabatu memakai bahan baku utama adalah buah sawit yang masih segar. Proses
CPO adalah sebagai berikut : 1.
Stasiun Penerimaan Buah
Fruit Reception Station
Stasiun ini berfungsi untuk menerima Tandan Buah Segar yang berasal dari kebun petani sekitar dan kebun milik sendiri.
2. Penimbangan Buah
Fruit Weighting
Tandan Buah Segar yang baru dipanen dari kebun petani sekitar dan kebun milik sendiri diangkut dengan menggunakan truk ke pabrik. Setelah sampai
lalu ditimbang pada jembatan timbang
Weighting Bridge
. Penimbangan dilakukan dua kali. Pertama, untuk mengetahui berat kendaraan pada saat
Universitas Sumatera Utara
berisi muatan tandan buah segar
bruto
. Kedua, untuk mengetahui berat kendaraan pada keadaan kosong atau tanpa muatan
tarra
. 3.
Penumpukan dan Pemindahan Buah
Transfer andLoading Ramp
Setelah melalui jembatan timbang kemudian truk langsung ke
loading ramp
guna melakukan bongkar muatan TBS. Buah sawit yang sudah disortasi kemudian dituang ke penampungan buah
fruit hoppers
yang dibuat kemiringan 13
o
– 50
o
terhadap dasar alas kisi-kisi.
Fruit hoppers
dilengkapi dengan pintu-pintu yang dapat digerakkan secara vertikal turun naik oleh
tenaga elektris.
Gambar 2.2. Stasiun Penumpukan dan Pemindahan Buah
4. Stasiun Perebusan
Tandan buah segar yang berada dalam
lory
rebusan diangkut dari Stasiun Penerimaan Buah dengan bantuan
transfer carrier
yang bergerak pada jaringan rel.
Lory
rebusan ini selain sebagai alat angkut juga sebagai wadah untuk merebus buah. Badan
lory
tersebut terbuat dari plat baja berlubang kecil dengan diameter 2 cm dan jarak antar lubang 5 cm. Dengan adanya
lubang pada
lory
, uap
steam
lebih mudah masuk dan dapat memasak secara
Universitas Sumatera Utara
merata.
Lory
rebusan ini berisi penuh dan merata dengan kapasitas rata-rata 2,5 ton
lory
.
Gambar 2.3. Stasiun Perebusan
5. Stasiun Penebah
Pada stasiun penebah, buah dituang dari lori ke rebusan ke
automatic feeder
dengan menggunakan
hosting crane
,
automatic feeder
ini berfungsi untuk menampungserta mengatur pemasakan buah ke dalam alat penebah
threserstripper drum
dalam
threser
, buah yang masih melekat pada tandan akan lepas dan dipisahkan dengan menggunakan prinsip bantingan.Alat
penebah ini berupa drum yang terpasang secara horizontal dan berputar dengan kecepatan ± 23 rpm. Akibat perputaran drum, tandan bergerak ke atas
searah dengan perputarannya. Kemudian tandan akan jatuh terbanting sehingga buah atau brondolan terlepas dari tandannya. Keberhasilan
perebusan jika tidak didukung pemipilan yang baik maka kehilangan minyak
Universitas Sumatera Utara
akan tinggi. Oleh sebab itu perlu dilakukan pemipilan yang lebih sempurna dan keberhasilan pemipilan juga tergantung pada proses perebusan.
Gambar 2.4. Stasiun Penebah
6. Stasiun Pengempaan
Screw Press
Stasiun pengempaan adalah stasiun pertama dimulainnya pengambilan minyak dari buah dengan jalan melumat dan mengempal. Pada stasiun ini
dilakukan 2 tahap pengolahan yaitu : a.
Pengadukan
digesting
Brondolan yang dihasilkan pada proses penebah,dialirkan ke dalam
digester
peralatan ini digunakan untuk melumatkan brondolan sehingga daging buah
pericrape
terpisah dari biji
noten
dan menghancurkan sel- sel yang mengandung minyak. Dalam waktu cepat agar minyak dapat
diperas sebanyak-banyaknya pada saat pegempaan. Alat pengaduk ini sering disebut ketel aduk yag terdiri dari bejana yang
dilengkapi dengan alat perajang,dan pemanas untuk mempersiapkan bahan
Universitas Sumatera Utara
agar lebih mudah dikempa dalam
screw press
.
Digester
dilengkapi dengan alat pengaduk yang berfungsi untuk merajang buah sehingga terjadi
pelepasan daging buah dan biji sambil pemecahan kantong-kantong minyak. Volume
digester
berpengaruh terhadap kehilangan minyak.
Digester
yang penuh akan memperlama proses pengadukan dengan tekanan lawan yang kuat sehingga perajangan sempurna karena ketinggian
buah dalam
digester
akan menimbulkan tekanan di dasar
digester
semakin tinggi dan tahanan lawan terhadap pisau semakin tinggi, dan pemecahan
kantong minyak dan pemisahan serat dengan serat lain semakin sempurna. b.
Pengempaan
press
ing Masa adukan yang berasal dari alat pengaduk
digester
dialirkan ke dalam alat pengempa
screw press
yang berfungsi untuk mengempa massa adukan sehingga terjadi pemisahan antara massa padat biji, serat dan
kotoran dengan cairan minyak kasar. Tujuan dari proses pengempaan ini adalah untuk mengambil minyak yang ada dalam massa adukan
semaksimal mungkin dengan cara memompa pada tekanan tertentu, tekanan kempa yang dibutuhkan 50-60 kgcm
2
. Alat pengempa yang digunakan adalah jenis kempa ulir ganda
doublescrew press
alat ini terdiri dari sebuah silinder
press cylinder
yang berlubang-lubang yang didalamnya terdapat 2 buah ulir
feet screw
dan
main screw
yang berputar yang berlawan arah dengan kecepatan yang sama. Mekanisme pengempaan adalah masukya adonan ke dalam
cylinder press
dan mengisi
worm
, volume setiap
space worm
berbeda, semakin
Universitas Sumatera Utara
mengarah ke ujung
asscrew
volume semakin kecil, sehingga pepindahan massa akan menyebabkan minyak terperas.
Gambar 2.5. Stasiun Pengempaan
7. Stasiun Pemurnian Minyak
Stasiun ini berfungsi untuk mendapatkan minyak sawit mentah CPO yang sudah dimurnikan dari
impurities
atau kotoran lainnya. Stasiun pemurnian minyak adalah stasiun terakhir untuk pengolahan minyak sawit mentah
CPO. Pemurnian minyak bertujuan agar tidak terjadi penurunan mutu akibat adanya reaksi hidrolisis dan oksidasi.
Hidrolisis dapat terjadi karena cairan bersuhu panas dan cukup banyak air demikian juga oksidasi akan terjadi dengan adanya NOS yang berupa bahan
organik dan anorganik seperti Fe dan Cu berperan sebagai katalisator yang mempercepat terjadinya reaksi yang cepat.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.6. Stasiun Pemurnian Minyak
8. Pemisahan Pasir
Pemisahan pasir dilakukan melalui 2 tahap yaitu: a.
Sand cyclone
,alat ini ditempatkan pada pipa aliran antara
setling tank
dengan
sludge
separator yang berperan untuk mengurangi jumlah pasir dan peralatan kasar. Alat ini terbuat dari logam atau porselin yang dapat
memisahkan lumpur atau pasir secara gravitasi dengan bantuan pompa.
b.
Strainer
,alat ini ditempatkan sebelum cairan diolah dalam
sludge
operator. Alat ini memisahkan pasir dengan sistem saring. Alat penyaring terdiri dari fibre yang jarang-jarang sehingga pasir dan
lumpur akan tersaring.
9.
Sludge Tank Sludge
yang berasal dari
Oil Setling tank
dipompakan pada
Sludge Tank
dengan melalui
desander
untuk membuang pasir-pasir halus yang terdapat pada
sludge
. Keberhasilan cairan minyak dalam
Sludge Tank
dipengaruhi pengoperasian
desander
, karena alat ini dapat berfungsi apabila pembuangan pasir dilaksanakan secara kontinu
sludge
yang berasal dalam
Sludge Tank
mendapatkan pemanasan dengan mengguanakan pipa uap tertutup agar minyak tidak goncang. Untuk mempercepat pemecahan gumpalan minyak
dengan
sludge
dapat dilengkapi dengan alat
stirrer
dengan catatan tidak boleh terjadi pembentukan emulsi kembali.
10.
Sludge Separator
Universitas Sumatera Utara
Sludge
yang masuk ke dalam
sludge centifuge
terdiri dari bahan mudah menguap. Tujuan dari proses ini adalah memisahkan minyak dari air dan
kotoran, dengan kata lain memisahkan minyak dari fraksi yang berat jenis nya 1. Air dan kotoran yang dipisahkan disebut dengan air
drab
dengan kadar minyak 7 - 10. Fraksi ringan dikembalikan ke
Oil Setling tank
. Suhu minyak dalam
sludgeseparator
dipertahankan diatas 90 C yang dapat dibantu
dengan pemberian uap gas. Cairan yang telah dibebaskan dari pasir-pasir halus dipompakan lagi ke
Oil Setling tank
. 11.
Oil tank
Cairan yang berada di permukaan tangki CST dialirkan ke dalam
oil tank
. Minyak ini masih mengandung air dan kotoran-kotoran ringan. Alat COT
dilengkapi dengan
pipa coil
pemanas, yang digunakan untuk menaikkan suhu minyak hingga 90
C. Tujuan pemanasan minyak adalah untuk mempermudah pemisahan minyak dengan air dan kotoran ringan dengan cara pengendapan,
yaitu zat yang memiliki berat jenis lebih berat dari minyak akan mengendap pada dasar tangki. Suhu minyak dalam
oil tank
sangat berpengaruh pada perlakuan selanjutnya karena tidak terjadi lagi pemanasan, sehingga dianggap
suhu pada
oil tank
adalah sumber panas untuk pengolahan lanjutan seperti pada
oil purifier
dan
vacum dryer
. 12.
Oil purifier
Alat purifier ini sering disebut
oil centrifuge
yang berfungsi memurnikan minyak dari kotoran-kotoran. Prinsip kerja dari alat ini memisahkan fraksi
yang BJ atau = 1 artinya FM dan minyak berada dalam 1 fraksi sedangkan
Universitas Sumatera Utara
kotoran tergolong dalam fraksi berat. Semakin besar dibuat ukuran kapasitas olah alat itu sendiri, maka semakin menurun kemampuan untuk memurnikan
minyak.
Gambar 2.7.
Oil Purifier
13.
SludgeSeparator
Kesulitan yang dialami dalam pengolahan
sludge
terutama dalam mekanisme peroperasian
sludge separator
dan pengantian
nozzle
maka dipikirkan cara pemisahan lumpur. Keberhasilan dalam pengoperasian
sludge separator
dipengaruhi oleh : a.
Komposisi umpan yang akan diolah, karena ratio antara minyak antara air
dan lumpur mempengaruhi terhadap daya pisah terhadap alat tersebut
b. Fungsi alat
sludgeseparator
tersebut
c.
Penimbangan kapasitas alat dengan jumlah sudut gaya yang diolah
14. Pengeringan Minyak
Minyak yang masih mengandung air 0,6 - 1,0 perlu dikeringkan agar air tersebut tidak lagi berfungsi sebagai bahan pereaksi dalam reaksi hidrolisis.
Maka untuk menghilangkan air tersebut perlu dilakukan pengeringan khusus. Pengeringan ini dapat dilakukan dengan panas dalam udara terbuka,
Universitas Sumatera Utara
pemanasan dalam ruangan tertutup dan dalam ruangan hampa. Mekanisme pemanasan minyak dapat mempengaruhi mutu minyak dan dapat diketahui
dari hasil pengeringan. Blok diagram proses pengolahan kelapa sawit dapat dilihat pada gambar
2.8. berikut.
Universitas Sumatera Utara
TBS Timbangan
Sortasi Perebusan
Penebah Kempa
Pemurnian minyak Sand Trap Tank
Vibro Separator Crude Oil Tank
VCT Oil Tank
Oil Purifier Vacuum Dryer
Storage Tank Pengolahan biji
Cake Breaker Conveyor
Depericarper Nut Polishing
Drum Nut Silo
Ripple Mill Kernel Grading
Drum LTDS
Hydrocyclone Kernel Silo
Kernel Dryer Kernel Storage
Gambar 2.8. Blok Diagram Proses Pengolahan Kelapa Sawit
Universitas Sumatera Utara
2.8. Stasiun Pengolahan Limbah Cair
Effluent Treatment
Industri pengolahan hasil pertanian merupakan salah industri yang menghasilkan air limbah yang dapat mencemari lingkungan kegiatan terpadu yang
meliputi kegiatan pengurangan
minimization
, segregasi
segregation
, penanganan
handling
, pemanfaatan dan pengolahan limbah. Adapun parameter yang digunakan dalam penanganan limbah-limbah tersebut sesuai dengan
Kepmen No. KEP-51MENLH101995 seperti pada tabel 2.2.
Tabel 2.2. Parameter Penanganan Limbah Parameter
Satuan Kadar Maksimum
pH 6
– 9 BOD
mgl 100
COD mg l
350 Total Suspended
Solid
e TSS mgl
250 Amonia N-NH3
mgl 50
OilGrease mgl
25
Sumber : PTPN IV Kebun Pabatu
Jenis limbah yang dihasilkan dari produksi PTPN IV Kebun Pabatu adalah :
Raw sludge
merupakan buangan dari pengolahan di stasiun pemurnian yang di tampung di
fat
–
fit
. a.
Aluminium Sulfat
dan
soda ash
dilarutkan kedalam air injeksi untuk menetralisir PH dan menangkap mengendapkan partikel lumpur dalam air dan
sisa
blow down
yang dibuang ke parit.
Universitas Sumatera Utara