Sistem Teknologi Pengolahan Limbah Cair 1.Sistem Kolam

pada umumnya batang kelapa sawit bisa digunakan untuk bahan baku industri kayu olahan dikarenakan corak kayunya yang unik juga memiliki kekuatan yang cukup bagus. 3.3.2. Sistem Teknologi Pengolahan Limbah Cair 3.3.2.1.Sistem Kolam Teknologi sistem kolam merupakan penanganan limbah cair pabrik kelapa sawit LCPKS yang dianggap paling mudah dan murah bagi pabrik kelapa sawit karena limbah diolah dengan menggunakan prinsip instalasi penanganan air limbah IPAL yang bersifat end of pipe . Gambar 3.2. menunjukkan proses penanganan limbah cair kelapa sawit dengan menggunakan teknologi sistem kolam PPKS, 2000. Gambar 3.5. Alur Proses Pengolahan dengan Sistem Kolam Universitas Sumatera Utara 1. Recovery Tank Berfungsi untuk mengurangi kadar minyak dari dalam limbah. 2. Deoiling Pond Berfungsi untuk menangkap minyak yang masih tersisa di dalam limbah, sehingga hanya tersisa 0,4 - 0,6. 3. Cooling Pond Berfungsi untuk menurunkan suhu limbah menjadi 20-40 0C, agar mikroorganisme dapat menguraikan limbah. Cooling Pond dapat digantikan dengan Cooling Tower , yang memiliki fungsi sama namun lebih menghemat lahan. 4. Netralization Pond Berfungsi untuk menaikan pH limbah dari 4 menjadi 7,0 – 7,5, dengan menambahkan kaustik soda NaOH atau kapur tohor CaO. 5. Seedling Pond Berfungsi untuk mengembangbiakan bakteri. Jika sudah siap akan dialirkan ke kolam anaerobik. 6. Primary Anaerobic Pond Berfungsi untuk mengubah bahan organik majemuk oleh bakteri menjadi asam-asam organik yang mudah menguap. 7. Secondary Anaerobic Pond Universitas Sumatera Utara Merupakan kelanjutan dari Primary Anaerobic Pond , yang berfungsi untuk mengubah asam organik mudah menguap terutama asam asetat menjadi gas seperti metan, karbondioksida dan hidrogen sulfida. 8. Facultative Pond Berfungsi untuk menguraikan limbah oleh bakteri fakultatif yang pada penguraian sebelumnya tidak dapat dilakukan oleh bakteri obligat. Dan sebagai kolam transisi sebelum masuk ke aerobic pond . 9. Aerobic Pond Berfungsi untuk menguraikan senyawa kompleks menjadi sederhana oleh aktivitas mikroorganisme yang memiliki. Bahan organik disintesis menjadi sel-sel baru, dan hasilnya berupa produk akhir CO2, H2O, dan NH3 yang stabil. 10. Final Pond Berfungsi sebagai penampungan sementara limbah yang telah diolah, dan untuk menguji apakah baku mutunya sesuai dengan peraturan pemerintah pusat dan atau daerah, sebelum dikeluarkan dari sistem pengolahan air limbah. 3.2.2.2.Sistem RANUT Reaktor Anaerobik Unggun Tetap Dalam sistem pengolahan limbah cair tersebut, RANUT merupakan intinya. Sistem pengolahan ini dibuat dalam skala pilot plant. Reaktor berdiameter 40 cm dan tinggi 250 cm, serta berjumlah dua buah. Didalamnya Universitas Sumatera Utara terdapat unggun tetap yang menggunakan media pendukung berupa potongan pipa-pipa PVC dengan dinding bergelombang. Dalam proses pengolahannya, limbah cair dari kolam Fatpit mengalir ke dalam RANUT pertama dari bawah ke atas. Sebagian effluentnya diresirkulasikan untuk mengencerkan limbah cair yang baru masuk dan menaikkan pH nya, sedangkan sebagian besar effluentnya mengalir ke dalam RANUT kedua yang mempunyai arah aliran dari atas ke bawah. Effluent dari RANUT kedua ini, yang sudah dapat memenuhi ketentuan BML baku mutu lingkungan dibuang ke badan air penerima. Gas yang dihasilkan dari proses anaerobik ini ditampung dan diukur dengan menggunakan Gas Meter. Keunggulan utama RANUT ialah energi yang rendah, mudah dalam pengoperasian, mudah dalam start up, serta kinerja tinggi. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan pada sistem ini adalah kinerja reactor, resiko penyumbatan, produksi biogas spesifik, komposisi biogas, dan kesetimbangan nutrisi pada lumpur dan fasa cair. 3.2.2.3.Sistem Kompos Sistem kompos adalah sistem yang menggunakan limbah cair PKS sebagai pelunak tandan kosong yang akan dijadikan sebagai pupuk kompos. Penggunaan limbah cair dalam sistem kompos sangat berguna karena nutrisi yang terdapat pada limbah cair tersebut dapat membantu pelunakan tandan kosong. Teknologi pembuatan kompos Gambar 5 pada pabrik kelapa sawit terdiri dari 5 tahapan proses, yaitu : PTPN IV, 2003 Universitas Sumatera Utara 1. Pencacahan Tandan Kosong Sawit Pencacahan dilakukan untuk mengecilkan ukuran tandan kosong sawit sehingga bidang kontak proses dapat menjadi lebih besar dan proses pengomposan dapat berjalan dengan baik. 2. Pembuatan Tumpukan Pembuatan tumpukan dimaksudkan agar bahan pembuatan dapat ditangani dengan mudah dan bahan tidak bercecer ke mana-mana. Pembuatan tumpukan umunya memiliki lebar 3 meter dan tinggi mencapai 1,2 meter, sedangkan panjangnya tergantung ketersediaan lahan dan produksi kompos. 3. Pembalikan Pembalikan dilakukan agar seluruh bagian tumpukan memperoleh aerasi yang cukup sehingga pengomposan dapat berjalan dengan baik. Pembalikan dilakukan 3 – 5 kali dalam seminggu. 4. Penyiraman Limbah Cair PKS Penyiraman dengan menggunakan limbah cair PKS bertujuan untuk menambah unsur hara dalam produk pengomposan. Penyiraman dilakukan 3 - 5 kali seminggu. 5. PengeringanPenjemuran Pengeringan dilakukan dengan cara penjemuran dimaksudkan untuk mengurangi kadar air pada produk kompos yang diproduksi. Beberapa keuntungan penggunaan teknologi kompos, yaitu proses terjadi secara aerobik, tanpa penambahan mikroorganisme, waktu pengomposan 6-8 Universitas Sumatera Utara minggu, mutu produk tinggi dan homogen, resiko kegagalan kecil, memanfaatkan limbah cair, dan kebutuhan tenaga kerja rendah. Gambar 3.6. Proses Pengolahan dengan Sistem Kompos 3.4. Analytic Network Process ANP Analytic Network Process ANP adalah Analytic Network Process adalah metode penilaian multi kriteria untuk strukturiasasi keputusan dan analisis yang memiliki kemampuan untuk mengukur konsistensi dari peniaian dan fleksibilitas pada pilihan dalam level subkriteria. 5 Saaty 1999 mendefinisikan ANP sebagai metode pengukuran relatif yang digunakan untuk menurunkan rasio prioritas komposit dari skala rasio individu 5 Isik, Z., Dikmen, I., Birgonul, M.T. 2007. Using ANP for Performance Measurement in Construction, RICS, p.4. Universitas Sumatera Utara yang mencerminkan pengukuran relatif dari pengaruh elemen-elemen yang saling berinteraksi berkenaan dengan kriteria kontrol. 6 ANP menggunakan jaringan tanpa harus menetapkan level seperti pada hierarki yang digunakan dalam Analytic Hierarchy Process AHP, yang merupakan titik awal ANP. Konsep utama dalam ANP adalah influence pengaruh, sementara konsep utama dalam AHP adalah preference pilihan. AHP dengan asumsi-asumsi dependensinya tentang kluster dan elemen merupakan kasus khusus ANP. ANP merupakan pendekatan baru dalam proses pengambilan keputusan yang memberikan kerangka kerja umum dalam memperlakukan keputusan-keputusan tanpa membuat asumsi-asumsi tentang independensi elemen-elemen pada level yang lebih tinggi dari elemen-elemen pada level yang lebih rendah dan tentang independensi elemen-elemen dalam suatu level Saaty, 1999. Perbedaan antara hierarki dan jaringan network digambarkan pada Gambar 3.1. dimana hirearki memiliki tujuan goal atau titik sumber source node serta kriteria dan sub kriteria atau titik tumpahan sink node . Bentuknya berupa struktur linear dari atas ke bawah tanpa adanya timbal balik feedback dari level terendah ke level diatasnya. Selain itu, loop hanya terjadi pada pada level terendah. Jaringan network menyebar dalam segala arah dan memungkinkan terjadinya pengaruh influence dari suatu kluster terhadap custer lainnya maupun kluster itu sendiri dan timbal balik feedback yang membentuk siklus Saaty, 2004. 6 Saaty, T. L. 2005. Theory and Applications of the Analytic Network Process . Pittsburgh, PA: RWS Publications, 4922 Ellsworth Avenue, Pittsburgh, PA 15213 Universitas Sumatera Utara ANP merupakan gabungan dari dua bagian. Bagian pertama terdiri dari hierarki kontrol atau jaringan dari kriteria dan subkriteria yang mengontrol interaksi. Pada kontrol ini tidak membutuhkan struktur hierarki seperti pada metode AHP. Bagian kedua adalah jaringan pengaruh-pengaruh diantara elemen dan kluster Saaty, 1999. Sumber : Saaty, 2004 Gambar 3.7. Perbedaan Hierarki dan Jaringan Network Metode ANP memiliki keuntungsan besar, diantaranya: a Dengan ANP, kriteria prioritas dapat ditentukan berdasarkan angka perbandingan berpasangan oleh pembuat keputusan; b Dengan ANP, pembuat keputusan dapat mempertimbangkan antara faktor tangible dan intangible ; c ANP dapat mentransformasinilai kualitatif kedalam nilai angka untuk analisis perbandingan; d ANP adalah metode yang sederhana bagi pembuat keputusan agar dapat mengerti dengan mudah dan mengaplikasikannya tanpa pengetahuan khusus Mahmet Kabak dan metin dagdeviren, 2014. Boyokyazici dan Sucu 2003 menjelaskan bahwa model network tidak dapat digambarkan dengan struktur hirearki dan bukan merupakan bentuk linear Universitas Sumatera Utara dari level atas ke bawah. Istilah level dalam AHP digantikan dengan istilah kluster dalam ANP. Model ANP memiliki lingkaran hubungan antara elemen satu dengan yang lain serta dalam kluster itu sendiri yang disebut dengan system with feedback. Hubungan ketergantungan antar elemen pada pendekatan ANP digambarkan dengan tanda anak panah bolak-balik pada masing-masing kluster. Kluster atau komponen dalam ANP adalah kumpulan elemen-elemen yang diturunkan dari sinergi interaksi yang tidak ditemukan dalam elemen tunggal Saaty, 2004. Perbandingan tingkat kepentingan dalam setiap elemen maupun kluster direpresentasikan dalam sebuah matriks dengan memberikan skala rasio dengan perbandingan berpasangan pairwise comparison . Perbandingan berpasangan menggunakan rasio dominasi pasangan dengan menggunakan pengukuran aktual. Dalam hal penggunaan judgements, dalam AHP seseorang bertanya: “Mana yang lebih disukai atau lebih penting?”, sementara dalam ANP seseorang bertanya: “Mana yang mempunyai pengaruh lebih besar?”. Pertanyaan terakhir jelas memerlukan observasi dan pengetahuan untuk menghasilkan jawaban-jawaban yang valid, yang membuat pertanyaan kedua lebih obyektif dari pada pertanyaan pertama Yamanita, 2005. Saaty 2004 merekomendasikan sebuah skala 1-9 untuk membandingkan antara dua komponen. Skala 1 menunjukkan tingkat kepentingan yang sama antara dua komponen dan skala maksimal 9 untuk menunjukkan dominasi antara komponen pada baris dan komponen pada kolom. Masing-masing skala rasio Universitas Sumatera Utara menunjukkan perbandingan kepentingan antara elemen di dalam sebuah komponen dengan elemen di luar komponen outer dependence atau di dalam elemen terhadap elemen itu sendiri yang berada di komponen dalam inner dependence . Tidak setiap elemen memberikan pengaruh terhadap elemen dari komponen lain. Elemen yang tidak memberikan pengaruh pada elemen lain akan memberikan nilai nol. Matriks hasil perbandingan direpresentasikan kedalam bentuk vertikal dan horisontal dan berbentuk matriks yang bersifat stokastik yang disebut sebagai supermatriks. Supermatriks diharapkan dapat menangkap pengaruh dari elemen- elemen pada elemen-elemen lain dalam jaringan Saaty, 2004. Matriks merupakan suatu kumpulan angka-angka sering disebut elemen-elemen yang disusun menurut baris dan kolom sehingga berbentuk empat persegi panjang, dimana panjang dan lebarnya ditunjukkan oleh banyaknya kolom-kolom dan baris-baris Supranto, 1992. Supermatriks adalah dua dimensional matriks dari elemen terhadap elemen matriks dari matriks-matriks. Supermatriks dibangun dengan menempatkan kluster dan semua elemen masing-masing kluster dalam urutan secara vertikal di sebelah kiri dan secara horizontal di sebelah atas. Vektor prioritas dari perbandingan berpasangan nampak dalam suatu kolom yang sesuai dari suatu supermatriks Saaty, 1999. Supermatriks terdiri dari 3 tahap yaitu : 1. Tahap supermatriks tanpa bobot unweighted supermatrix Merupakan supermatriks yang didirikan dari bobot yang diperoleh dari matriks perbandingan berpasangan. Universitas Sumatera Utara 2. Tahap supermatriks terbobot weighted supermatrix Merupakan supermatriks yang diperoleh dengan mengalikan semua elemen di dalam komponen dari unweighted supermatrix dengan bobot kluster yang sesuai sehingga setiap kolom pada weighted supermatrix memiliki jumlah 1. Jika kolom pada unweighted supermatrix sudah memiliki jumlah 1, maka tidak perlu membobot komponen tersebut pada weighted supermatrix . 3. Tahap supermatriks batas limit supermatrix Merupakan supermatriks yang diperoleh dengan menaikkan bobot dari weighted supermatrix . Menaikkan bobot tersebut dengan cara mengalikan supermatriks itu dengan dirinya sendiri sampai beberapa kali. Ketika bobot pada setiap kolom memiliki nilai yang sama, maka limit matrix telah stabil dan proses perkalian matriks dihentikan. Hasil akhir perhitungan memberikan bobot prioritas dan sintesis. Prioritas merupakan bobot dari semua elemen dan komponen. Didalam prioritas terdapat bobot limiting dan bobot normalized by kluster. Bobot limiting merupakan bobot yang didapat dari limit supermatrix sedangkan bobot normalized by kluster merupakan pembagian antara bobot limiting elemen dengan jumlah bobot limiting elemen-elemen pada satu komponen. Sintesis merupakan bobot dari alternatif. Didalam sintesis terdapat bobot berupa ideals, raw dan normals . Bobot normals merupakan hasil bobot alternatif seperti terdapat pada bobot normalized by kluster prioritas. Bobot raw merupakan hasil bobot alternatif seperti terdapat pada bobot limiting prioritas atau limit matrix . Bobot ideals merupakan bobot yang diperoleh Universitas Sumatera Utara dari pembagian antara bobot normals pada setiap alternatif dengan bobot normals terbesar diantara alternatif-alternatif tersebut. Dalam penelitian ini, salah satu metode MCDM yakni Analytic Network Process ANP akan diimplementasikan untuk dipakai dalam penentuan kriteria- kriteria pemasaran guna mendapatkan kriteria pemasaran yang tepat untuk dikembangkan oleh pihak perusahaan. Dimulai dengan melakukan identifikasi dan mengkaji visi, misi, dan kriteria-kriteria pembangun strategi pemasaran serta alternatif-alternatif yang digunakan oleh pihak perusahaan yang nantinya akan dirumuskan menjadi tujuan strategis strategic objectives yang digunakan acuan manajemen menyusun program dan rencana kerjanya. Setelah semua tujuan strategis teridentifikasi, dilakukan penyebaran kuesioner perbandingan berpasangan pairwase comparison pada expert judgement s dalam strukur organisasi prusahaan yang berkaitan dengan perspektif untuk mengetahui preferensi mereka terhadap rancangan tujuan strategis yang telah terbentuk. Adapun kuesioner yang diberikan dalam bentuk kuesioner perbandingan berpasangan. Skala yang digunakan adalah skala terbatas yang dimulai dari sama pentingnya equally prefered hingga mutlak pentingnya extremelly prefered . Pemilihan skala 1 hingga 9 didasarkan pada penelitian psikologi yaitu berdasarkan kemampuan otak manusia menyuarakan urutan preferensinya Harker Vargas, 1987. Penilaian yang diberikan diharapkan berdasarkan dari penilaian pakar. Skala untuk penilaian dapat dilihat pada Tabel 3.5. Tabel 3.5. Dasar Perbandingan Kriteria Intensitas Kepentingan Definisi Penjelasan 1 Kedua elemen sama penting Dua elemen menyumbangnya sama Universitas Sumatera Utara besar pada sifat itu 3 Elemen yang satu sedikit lebih penting ketimbang lainnya Pengalaman dan pertimbangan sedikit menyokong satu elemen atas lainnya 5 Elemen yang satu essensial atau sangat penting ketimbang elemen lainnya Pengalaman dan pertimbangan dengan kuat menyokong satu elemen atas elemen lainnya 7 Satu elemen jelas lebih penting dari elemen lain Satu elemen dengan kuat disokong, dan dominannya telah terlihat dalam praktek 9 Satu elemen mutlak lebih penting ketimbang elemen lainnya Bukti yang menyokong elemen yang satu yang lain memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan 2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua pertimbangan berdekatan Kompromi diperlukan antara dua pertimbangan Kebalikan Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka bila dibandingkan dengan aktivitas j, maka j mempunyai kebalikannya bila dibandingkan dengan i

3.4.1. Langkah-langkah Pengerjaan ANP Adapun langkah-langkah dalam pengerjaan metode ANP yakni