62 ditandai bila diremas rapuh. Simplisia yang telah kering rapuh diserbuk
dengan blender dan disimpan dalam wadah tertutup rapat dan disimpan pada suhu kamar.
3.5 Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Gulma Siam
Pembuatan ekstrak dilakukan dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 80. Sebanyak 500 g serbuk simplisia dimasukkan dalam bejana, dituangi
dengan 3,5 L 75 bagian etanol 80, ditutup, dibiarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya sambil sesekali diaduk, kemudian disaring sehingga didapat maserat.
Ampas dimaserasi kembali dengan etanol 80 hingga diperoleh 5 L 100 bagian. Pindahkan maserat ke dalam bejana tertutup, dibiarkan di tempat sejuk terlindung
dari cahaya selama 2 hari, enap tuangkan. Pemekatan ekstrak dilakukan dengan alat rotary evaporator pada suhu ±50
o
C sampai diperoleh ekstrak kental, selanjutnya di freeze dryer pada suhu -40
C selama ± 24 jam. DepKes, RI., 1979.
3.6 Skrining Fitokimia
Skrining fitokimia terhadap serbuk simplisia dan ekstrak etanol gulma siam meliputi: pemeriksaan senyawa alkaloid, glikosida, saponin, flavonoid, tanin
dan steroidtriterpenoid.
3.6.1 Pemeriksaan alkaloida
Sebanyak 0,5 g sampel ditimbang, kemudian ditambahkan 1 ml asam klorida 2 N dan 9 ml air suling, dipanaskan di atas penangas air selama 2 menit,
didinginkan dan disaring. Filtrat dipakai untuk percobaan berikut:
a. Filtrat sebanyak 3 tetes ditambahkan 2 tetes larutan pereaksi Mayer akan terbentuk endapan berwarna putih kekuningan
Universitas Sumatera Utara
63 b. Filtrat sebanyak 3 tetes ditambahkan 2 tetes larutan pereaksi Bouchardat akan
terbentuk endapan berwarna coklat kehitaman c. Filtrat sebanyak 3 tetes ditambahkan 2 tetes larutan pereaksi Dragendorff akan
terbentuk endapan berwarna merah atau jingga. Alkaloid dinyatakan positif jika dua atau tiga reaksi di atas memberikan reaksi
positif DepKes, RI., 1995.
3.6.2 Pemeriksaan flavonoida
Larutan Percobaan: Sebanyak 0,5 g sampel disari dengan 10 ml metanol lalu direfluks selama
10 menit, disaring panas-panas melalui kertas saring berlipat, filtrat diencerkan dengan 10 ml air suling. Setelah dingin ditambah 5 ml eter minyak tanah, dikocok
hati-hati, didiamkan. Lapisan metanol diambil, diuapkan pada temperatur 40
o
C.Sisa dilarutkan dalam 5 ml etil asetat, disaring. Cara Percobaan:
Satu ml larutan percobaan diuapkan hingga kering, sisanya dilarutkan dalam 1 ml etanol 96, ditambahkan 0,1 g magnesium dan 10 ml asam klorida
pekat, terjadi warna merah jingga sampai merah ungu menunjukkan adanya flavonoida DepKes, RI., 1995.
3.6.3 Pemeriksaan tanin
Sebanyak 0,5 g sampel disari dengan 10 ml air suling, disaring lalu filtratnya diencerkan dengan air suling sampai tidak berwarna. Diambil 2 ml
larutan lalu ditambahkan 1 sampai 2 tetes pereaksi besi III klorida. Terjadi warna biru atau hijau kehitaman menunjukkan adanya tanin Farnsworth, 1966.
3.6.4 Pemeriksaan glikosida
Universitas Sumatera Utara
64 Sebanyak 3 g sampel ditimbang, kemudian disari dengan 30 ml campuran
7 bagian volume etanol 96 dan 3 bagian volume air suling, selanjutnya ditambahkan 10 ml HCl 2 N, direfluks selama 10 menit, didinginkan dan disaring.
Pada 30 ml filtrat ditambahkan 25 ml air suling dan 25 ml timbal II asetat 0,4 M, dikocok, didiamkan selama 5 menit lalu disaring. Filtrat disari sebanyak 3 kali,
tiap kali dengan 20 ml campuran 3 bagian volume kloroform dan 2 bagian volume isopropanol. Diambil lapisan air kemudian ditambahkan 2 ml air dan 5 tetes
pereaksi Molisch, ditambahkan hati-hati 2 ml asam sulfat pekat terbentuk cincin warna ungu pada batas kedua cairan menunjukkan adanya ikatan gula DepKes,
RI., 1995.
3.6.5 Pemeriksaan saponin