Perhitungan dengan metode Perhitungan optimal pengiriman barang

uraian tersebut, metode North West Corner mendapatkan solusi awal : . 50 . 12 . 36 . 15 . 9 . 12 . 6 35 34 24 23 13 12 11 x x x x x x x Z + + + + + + = Z = 62.500 + 12850 + 9250 + 151550 + 36550 + 121450 + 050 = 15000 + 10200 + 2250 + 23250 + 19800 + 17400 + 0 = 87.900

4.2.2 Perhitungan dengan metode

Least Cost Untuk metode Least Cost sangatlah berbeda dengan metode North West Corner . Metode ini memperhitungkan beban biaya terlebih dahulu agar mencapai tujuan minimisasi biaya dengan alokasi sistematik kepada kotak-kotak sesuai dengan besarnya biaya transport per unit. Langkah-langkah metode ini adalah : 4. Pilih variabel X ij dengan biaya trasportasi C ij terkecil dengan alokasikan sebanyak mungkin. Untuk c ij terkecil, X ij = minimum [S i , D i ]. Ini akan menghabiskan baris i atau kolom j . 5. Dari kotak-kotak sisanya yang layak yaitu yang tidak terisi atau tidak dihilangkan pilih nilai c ij terkecil dan alokasikan sebanyak mungkin. 6. Kemudian lanjutkan proses ini sampai semua penawaran dan permintaan terpenuhi. Pada metode North West Corner dapat ditentukan pada satu acuan yaitu terletak pada pojok kiri atas, kemudian berjalan menurut alur yang tepat. Sedangkan metode Least Cost sebaliknya, metode Least Cost tidak ada titik acuan karena metode Least Cost menentukan titik acuan pada biaya terkecil lebih dahulu kemudian bergerak menurut alur yang tepat. Hal ini terdapat pada tabel 4.7 yaitu : Tabel 4.7 Nilai pada Least Cost KE DARI C A R G Dummy D Penawaran Si 6 12 9 21 Palmerah 2500 1050 50 3.600 12 18 15 36 Cengkareng 850 750 500 2.100 21 24 30 12 Cipondoh 1500 1.500 Permintaan Dj 2.500 850 1.800 2.000 50 7.200 Pengalokasian pada metode Least Cost dimulai pada kotak dengan biaya terendah dilanjutkan dengan kotak biaya terendah selanjutnya yang belum terpenuhi nilai penawaran dan permintaannya. Pada tabel 4.7 masalah yang dibahas, kotak yang mempunyai biaya terendah adalah 6. Untuk kotak ini disediakan penawaran sebesar 3.600 di depo Palmerah dan permintaan sebesar 2.500 pada Carrefour sehingga kotak tersebut mendapatkan pengalokasian sebesar 2.500. Ternyata penawaran pada depo Palmerah masih belum habisterpenuhi, maka penawaran dilakukan pada Ramayana karena terlihat bahwa beban biaya pada Ramayana lebih kecil, permintaan pada Ramayana sebesar 1800, maka penawaran mengalokasikan sebesar 1050. Depo Palmerah memiliki Dummy 50 karena depo Palmerah memiliki Penawarankapasitas yang lebih besar dibanding dengan depo yang lain. Tahap selanjutnya penawaran pada depo Cengkareng memiliki 2.100, yang akan dialokasikan ke Alfamart sebesar 850, Ramayana sebesar 750 dan Giant sebesar 500. Penawaran tidak dialokasikan ke Carrefour karena permintaan telah terpenuhi. Kemudian tahap selanjutnya, permintaan pada Giant sebesar 2.000 dan penawaran pada depo Cipondoh sebesar 1.500, maka permintaan dialokasikan sebesar 1.500. ini berarti permintaan dan penawaran telah terpenuhi dan telah selesai pula langkah-langkah untuk mendapatkan solusi awal dengan metode Least Cost. Dari uraian tersebut metode Least Cost mendapatkan solusi awal yaitu : . 50 . 12 . 36 . 15 . 18 . 9 . 6 15 34 24 23 22 23 11 x x x x x x x Z + + + + + + = Z = 62500 + 91050 + 18850 + 15750 + 36500 + 121500 + 050 = 15000 + 9450 + 0 + 15300 + 11250 + 18000 + 18000 = 87.000 Membandingkan solusi awal yang diperoleh dari metode North West Corner dan Least Cost membuktikan bahwa dengan menggunakan metode Least Cost terjadi penurunan sebesar 900 = 87.900 - 87.000. Pada umumnya, metode Least Cost akan memberikan solusi awal yang lebih baik beban biaya lebih sedikit dibanding metode North West Corner karena metode Least Cost menggunakan biaya per unit sebagai kriteria alokasi sementara metode North West Corner tidak. Metode North West Corner tidak effesien karena metode tersebut tidak mempertimbangkan biaya transpor per unit dalam membuat alokasi. Akibatnya mungkin diperlukan beberapa iterasi solusi tambahan sebelum solusi optimum.

4.2.3 Perhitungan solusi optimum dengan metode Stepping Stone