BAB II DASARDASAR ANTENA
2.1 Pendahuluan
Pada 600 tahun SM, seorang matematik dan filsuf asal Yunani, Thales of Miletus  mencatat  bahwa  amber  batu  amber  yang  digosok  dengan  sutera
menghasilkan bunga api dan sepertinya memiliki kekuatan magis untuk menarik partikel dari bulu dan jerami. Bahasa Yunani dari amber adalah electron dan dari
sinilah  kita  mengenal electricity,  electron dan  electronics.  Thales juga mencatat bahwa  terdapat  kekuatan  atraktif  antara  dua  buah  batu  magnetik  alami  yang
disebut  loadstone,  Batu  ini  ditemukan  disebuah  tempat  yang  disebut  Magnesia, dan  dari sinilah  kita  mengenal  kata  magnet dan magnetism. Thales adalah  yang
pertama  yang  menemukan  electricity  dan  magnetism,  tetapi  seperti  kebanyakan orang dimasanya, pengetahuannya itu lebih bersifat filosofi daripada praktek.
Pada  tahun  1600  M,  William  Gilbert  dari  Inggris  yang  membuat eksperimen  sistematis  pertama  tentang  fenomena  listrik  dan  medan  magnet.
Gilbert  jugalah  yang  pertama  menyatakan  bahwa  bumi  sendiri  adalah  sebuah magnet  yang  sangat  besar.  Beberapa  penemu  juga  ikut  memberikan  andil  yang
besar  pada  proses  penemuan  antena  seperti  Benjamin  Franklin  US  1750  M, Charles Augustin de coulomb Prancis , Karl Fried Gauss Jerman, Alessandro
Volta Italia 1800 M, Michael Faraday Inggris 1831 M dan James C. Maxwell 1873  M.  walaupun  penemuan  Maxwell  sangat  penting  bagi  pengetahuan
elektromagnetik modern tetapi banyak Scientists pada masanya  yang meragukan
Muhammad Teddy Yudhanto : Rancang Bangun Antena Eksternal Payungbolik 2,4 GHZ Untuk Komunikasi Wireless LAn WLAN, 2009. USU Repository © 2009
kebenaran  teorinya  tersebut.  Memerlukan  lebih  dari  satu  dekade  hingga  teori Maxwell diperhatikan kembali oleh Heinrich Rudolf Hertz Jerman.
Ketertarikan  Hertz  pada  gelombang  dihargai  dan  pada  tahun  1986  M, sebagai  salah  seorang  professor  pada  Technical  Institute  in  Karlshure,  dia
mengumpulkan alat yang akan menyempurnakan sistem radio dengan end loaded dipole sebagai antena pengirim dan resonant square lop sebagai antena penerima.
Selama dua tahun, dia memperluas percobaannya dan mulai mendemonstrasikan refleksi,  refraksi  dan  polarisasi,  yang  menunjukkan  bahwa  selain  perbedaan
panjang  gelombang,  gelombang  radio  adalah  sama  dengan  cahaya  yaitu  sama sama  gelombang  elektromagnetik  dan  percobaan  Hertz    tersebut  mengubah
pandangan orang terhadap penemuan Maxwell. Walaupun  Hertz  sering  disebut  sebagai  “bapak  radio”,  namun  selama
hampir satu decade, penemuannya hanya tertinggal di laboratorium keingintahuan Guglielmo Marconi yang pada saat itu berusia 20 tahun, yang melihat majalah
tentang  eksperimen Hertz. Guglielmo muda ingin tahu apakah  gelombang  Hertz itu  bisa  digunakan  untuk  mengirimkan  pesan.  Dia  menjadi  terobsesi  dan
melakukan penelitian dirumahnya. Dia mengulang eksperimen Hertz dan berhasil, setelah itu ia mencobanya dengan antena yang lebih besar untuk jarak yang lebih
jauh. Pada tahun 1901, ia mengumumkan kepada dunia bahwa ia telah menerima sinyal radio di Newfoundland, Canada,  yang dikirimkan dari seberang samudera
atlantik dari sebuah stasiun yang telah dibangunnya dari Cornwall, Inggris [1].
Muhammad Teddy Yudhanto : Rancang Bangun Antena Eksternal Payungbolik 2,4 GHZ Untuk Komunikasi Wireless LAn WLAN, 2009. USU Repository © 2009
2.2 Pengertian Dan Fungsi Dasar Antena