2.2 Pengertian Dan Fungsi Dasar Antena
Antena adalah perangkat media transmisi nirkabelwireless yang memanfaatkan udararuang bebas sebagai media penghantar. Antena mempunyai
fungsi untuk merubah energi elektromagnetik terbimbing menjadi gelombang elektromagnetik ruang bebas gelombang mikro yang merupakan fungsi antena
sebagai transmitter Tx. Sedangkan fungsi antena sebagai receiver Rx adalah merubah gelombang elektromagnetik ruang bebas menjadi gelombang
elektromagnetik terbimbing.
2.3 Spektrum Elektromagnetik
Energi gelombang kontinyu yang dipancarkan oleh antena berosilasi pada frekuensi radio. Relasi antara gelombang radio dengan seluruh spektrum
ditunjukkan pada Gambar 2.1. Panjang gelombang memiliki hubungan dengan frekuensi dan velocity kecepatan dari gelombang yang ditunjukkan pada
persamaan 21 [1]. 21
Maka, panjang gelombang bergantung pada velocity v yang juga bergantung pada medium. Frekuensi adalah besaran yang lebih mendasar dan
tidak bergantung pada medium. ketika medium rambat adalah free space vacuum maka :
22
Muhammad Teddy Yudhanto : Rancang Bangun Antena Eksternal Payungbolik 2,4 GHZ Untuk Komunikasi Wireless LAn WLAN, 2009. USU Repository © 2009
Gambar 2.1 Spektrum frekuensi gelombang elektromagnetik. 2.4 Tipe Antena
Beberapa tipe antena yang biasa digunakan pada jaringan wireless adalah antena omnidirectional omni, antena yagi udayagi, antena parabola dan grid
parabola, antena panel, serta antena helix.
Muhammad Teddy Yudhanto : Rancang Bangun Antena Eksternal Payungbolik 2,4 GHZ Untuk Komunikasi Wireless LAn WLAN, 2009. USU Repository © 2009
2.4.1 Antena Omnidirectional
Antena omni meradiasikan sinyal ke semua arah secara horizontal, tetapi menunjukkan adanya directivitas dalam arah vertikal, dengan mengonsentrasikan
energinya kebentuk kue donat. Bentuk fisik antena omni dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Antena Omnidirectional 2.4.2 Antena YagiUda
Antena YagiUda atau yang biasa dikenal sebagai antena yagi merupakan bentuk antena yang paling banyak dikenal umum. Bentuknya seperti antena
Televisi Gambar 2.3. Antena ini ditemukan oleh Shintaro Uda dan dipublikasikan kedunia melalui tulisan Hidetsuga Yagi. Antena ini terdiri dari
sebuah dipole Driven Elemen yang dilengkapi dengan reflektor dan beberapa director.
Gambar 2.3 Antena YagiUda
Muhammad Teddy Yudhanto : Rancang Bangun Antena Eksternal Payungbolik 2,4 GHZ Untuk Komunikasi Wireless LAn WLAN, 2009. USU Repository © 2009
2.4.3 Antena Parabolik dan Grid Parabolik
Antena parabolic biasanya terdiri dari sebuah dipole sebagai driven elemen yang dipasang dimuka reflektor yang berbentuk elemen. Antena ini memiliki
reflektor berupa solid dish dan grid parabolic seperti terlihat pada Gambar 2.4. Posisi driven elemen tersebut berada dititik fokal titik api reflektor parabolik
tersebut. wave guide dan dua elemen yagi juga bisa dipasang untuk menggantikan dipole biasa.
a b
Gambar 2.4 Antena Parabolik a solid dish b Grid parabolik 2.4.4 Antena Panel
Antena panel biasanya terdiri dari beberapa driven elemen, yang dipasang didepan metal reflektor yang rata. sebagian besar antena ditutup oleh plastic atau
fiberglass seperti Gambar 2.5. Selain bergantung pada gain, tinggi dan lebar, ukuran antena panel sangat bervariasi dari 15 cm sampai 76 cm.
Gambar 2.5 Antena Panel
Muhammad Teddy Yudhanto : Rancang Bangun Antena Eksternal Payungbolik 2,4 GHZ Untuk Komunikasi Wireless LAn WLAN, 2009. USU Repository © 2009
2.4.5 Antena Helix
Antena helix mempunyai polarisasi circular, dengan driven elemen juga berwujud helix seperti sebuah pegas Gambar 2.6. Driven elemen ini dipasang
kesebuah reflektor dari metal [2].
Gambar 2.6 Antena Helix Suatu hubungan komunikasi dihadapkan pada suatu tugas, yaitu memilih
antena yang cocok untuk komunikasi tersebut, terlebih jika kita sendiri yang harus mendesain sistem komunikasi dan antena yang diperlukan.
pemilihan antena didasarkan pada : a. Jenis komunikasi yang dilakukan apakah broadcast atau point to point
communication, jika broadcast maka pilih antena dengan tipikal pancaran broadside, jika point to point maka pilih antena dengan tipikal pancaran
endfire. b. Keterbatasan kelas penguat. berkaitan dengan gain antena yang
direncanakan. c. Lebar informasi yang diinginkan. berkaitan dengan bandwidth antena yang
direncanakan. d. Daerah cakupan coverage area antena yang diinginkan.
Muhammad Teddy Yudhanto : Rancang Bangun Antena Eksternal Payungbolik 2,4 GHZ Untuk Komunikasi Wireless LAn WLAN, 2009. USU Repository © 2009
Hanya saja ada beberapa hal yang harus kita pahami bahwa keempat persoalan diatas adalah saling terkait dan proses desain antena terdiri dari
kompromikompromi agar antena yang sudah didesain dapat memenuhi kriteria
yang sebelumnya sudah ditetapkan [3].
2.5 Karakteristik Antena