Penyusunan Anggaran Biaya Produksi

2. Penyusunan Anggaran Biaya Produksi

Dalam menyusun anggaran perusahaan dapat melakukannnya dengan dua cara yakni, secara sebagian demi sebagian partial dan secara keseluruhan comprehensive. Karena itu dikenal Comprehensive Budget. Comprehensive Budget atau Anggaran Komprehensif menurut Adisaputro dan Asri 2003:55 yakni “ penyusunan rencana perusahaan business budget secara keseluruhan “ Anggaran komprehensif secara umum terdiri dari anggaran operasi dan anggaran keuangan. Anggaran operasional terdiri dari anggaran penjualan, anggaran produksi, anggaran biaya produksi dan anggaran laba rugi. Sedangkan anggaran keuangan terdiri dari anggaran neraca, anggaran kas, anggaran piutang, anggaran hutang dan anggaran modal. Penyusunan anggaran biaya produksi biasanya dimulai dengan anggaran penjualan. Hal ini menjadi dasar perencanaan berkala dalam perusahaan, karena praktis semua perencanaan lainnya disusun berdasarkan anggaran ini, kemudian penyusunan anggaran selanjutnya adalah anggaran produksi karena rencana penjualan yang telah disusun harus direalisasikan dengan memproduksi barang yang telah dianggarkan. Setelah penyusunan angaran produksi, langkah selanjutnya adalah penyusunan anggaran biaya produksi yang bertitik tolak dari anggaran penjualan dan anggaran produksi. Secara umum penyusunan anggaran mulai dari anggaran penjualan sampai ke anggaran biaya produksi dapat digambarkan sebagai berikut : Sri Lestari Ningsih Sigiro : Analisis Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Perencanaan dan…, 2008 USU e-Repository © 2008 Gambar 2.2 Urutan penyusunan anggaran Sumber : Ahyari, 2002:22 Dasar penjualan pada tahun-tahun yang lalu dan data lain yang relevan untuk penjualan Peramalan penjualan produkjasa perusahaan Budget penjualan produk perusahaan Budget produksi Budget bahan baku Budget tenaga kerja Budget h d Budget biaya administrasi dan umum Proyeksi laporan rugi-laba perusaha an Neraca perusahaan tahun terakhir Proyeksi Neraca Sri Lestari Ningsih Sigiro : Analisis Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Perencanaan dan…, 2008 USU e-Repository © 2008 Anggaran Penjualan Menurut Adisaputro dan Anggarini, 2007:66 “Anggaran penjualan menggambarkan tingkat pendapatan revenue yang bakal diterima sebagai akibat dilakukannnya penjualan-penjualan di masa yang akan datang”. Anggaran penjualan akan menjadi dasar untuk penyusunan anggaran- anggaran lainnya. Atau dengan kata lain anggaran-anggaran lainnnya disusun dengan terlebih dahulu memperhatikan rencana kegiatan penjualan. Dalam menyusun anggaran penjualan, langkah yang perlu dilakukan meliputi : 1. Penentuan dasar-dasar anggaran a. Penentuan relevant variable yang mempengaruhi penjualan b. Penentuan tujuan umum dan khusus yang diinginkan c. Penentuan strategi pemasaran yang dipakai 2. Penyusunan rencana penjualan a. Analisa ekonomi b. Melakukan analisa industri c. Melakukan analisa prestasi penjualan yang lalu d. Analisa penentuan prestasi penjualan yang akan datang e. Menyusun forecast penjualan f. Menentukan jumlah penjualan yang dianggarkan budgeted sales g. Menghitung rugi atau laba yang mungkin diperoleh budgeted profit h. Mengkomunikasikan rencana penjualan yang telah disetujui pada pihak lain yang berkepentingan Sri Lestari Ningsih Sigiro : Analisis Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Perencanaan dan…, 2008 USU e-Repository © 2008 Contoh : Tabel 2.1 Perusahaan Bima Sakti Anggaran Penjualan TOTAL WILAYAH PEMASARAN I WILAYAH PEMASARAN II PRODUK Unit Jumlah Rp Unit Jumlah Unit Jumlah Rp BMS-001 7000 7,600,000 1000 1,000 1,000,000 6000 1,100 6,600,000 BMA-101 6000 7,600,000 2000 1,200 2,400,000 4000 1,300 5,200,000 BMA-050 4000 5,900,000 3000 1,500 4,500,000 1000 1,400 1,400,000 BMI-330 5000 8,900,000 2000 1,900 3,800,000 3000 1,700 5,100,000 BMI-550 7000 14,400,000 4000 2,100 8,400,000 3000 2,000 6,000,000 Jumlah 44,400,000 20,100,000 24,300,000 Sumber : Ahyari, 2005. hal. 51 Sri Lestari Ningsih Sigiro : Analisis Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Perencanaan dan…, 2008 USU e-Repository © 2008 Anggaran Produksi Setelah anggaran penjualan selesai disusun, langkah selanjutnya adalah penyusunan anggaran produksi. Anggaran produksi dalam arti yang luas berupa penjabaran dari rencana penjualan menjadi rencana produksi. Dengan demikian kegiatan produksi bukan merupakan aktivitas yang berdiri sendiri melainkan aktivitas penunjang dari rencana penjualan. Menurut Adisaputro dan Asri 2003:181 anggaran produksi dalam arti sempit juga disebut Anggaran Jumlah yang Harus Diproduksi yakni “suatu perencanaan tingkat atau volume barang yang harus diproduksi oleh perusahaan agar sesuai dengan volume atau tingkat penjualan yang telah direncanakan”. Anggaran produksi merupakan alat untuk merencanakan, mengkoordinir kegiatan-kegiatan produksi dan mengontrol kegiatan-kegiatan tersebut. Tujuan disusunnya anggaran ini antara lain : • Menunjang kegiatan penjualan, sehingga barang dapat disediakan sesuai dengan yang telah direcanakan • Menjaga tingkat persediaan yang memadai. Artinya tingkat persediaan yang tidak terlalu besar, tidak pula terlalu kecil. Prinsip manajemen produksi menyatakan bahwa tingkat persediaan yang terlalu besar mengakibatkan meningkatnya biaya-biaya dan resiko-resiko yang menjadi beban perusahaan. Sebaliknya tingkat persediaan yang terlalu kecil mengakibatkan banyaknya gangguan. Kekurangan persediaan bahan mentah mendatangkan gangguan pada proses produksi, sedangkan kekurangan persediaan barang jadi mengakibatkan Sri Lestari Ningsih Sigiro : Analisis Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Perencanaan dan…, 2008 USU e-Repository © 2008 banyaknya langganan yang kecewa dan hilangnya peluang memperoleh keuntungan. • Mengatur produksi sedemikian rupa sehingga biaya-biaya produksi barang yang dihasilkan akan seminimal mungkin. Besar kecilnya anggaran produksi akan tergantung pada : 1. Anggaran Penjualan Penjualan yang berfluktuasi akan menentukan apakah produksinya juga fluktuasi atau konstan atau moderat. 2. Tingkat Persediaan a. Persediaan awal, persediaan awal suatu periode merupakan persediaan akhir pada periode sebelumnya. b. Persediaan akhir, persediaan ini merupakan prediksi persediaan pada akhir periode yang akan datang. Besarnya anggaran produksi diperhitungkan sebagai berikut : Tingkat penjualan dari anggaran penjualan xx Tingkat persediaan akhir xx + Jumlah xx Tingkat persediaan awal xx _ Anggaran produksi xx Sri Lestari Ningsih Sigiro : Analisis Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Perencanaan dan…, 2008 USU e-Repository © 2008 Contoh : Tabel 2.2 Perusahaan Bimasakti Anggaran Produksi No. Produk Penjualan Perubahan Persediaan Produksi 1 BMS-001 7000 1,000 8000 2 BMA-010 6000 -1,000 5000 3 BMA-050 4000 1,000 5000 4 BMI-330 5000 5000 5 BMI-550 7000 1,000 8000 Sumber : Ahyari, 2002. hal. 54. Anggaran produksi merupakan dasar atau basis untuk penyusunan anggaran-anggaran lain seperti anggaran bahan mentah, anggaran tenaga kerja langsung dan anggaran biaya overhead pabrik. Sehingga hubungan antara tingkat penjualan, tingkat produksi dan tingkat persediaan dapat digambarkan seperti berikut : Sri Lestari Ningsih Sigiro : Analisis Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Perencanaan dan…, 2008 USU e-Repository © 2008 Rencana Produksi ± ± Dasar untuk Perubahan Persediaan Produk Jadi Rencana Produksi Anggaran Tenaga Kerja Langsung Anggaran Biaya Overhead Manufaktur Anggaran Bahan Langsung Rencana Penjualan Gambar 2.3 Hubungan tingkat penjualan, tingkat produksi dan tingkat persediaan Sumber : Glenn A. Welsch, 2000:180 Anggaran Biaya Produksi Setelah anggaran biaya produksi tersusun, langkah berikutnya adalah menyusun anggaran biaya produksi, yang terdiri dari :

1. Anggaran Biaya Bahan Mentah

2. Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung 3. Anggaran Biaya Overhead Pabrik Sri Lestari Ningsih Sigiro : Analisis Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Perencanaan dan…, 2008 USU e-Repository © 2008

1. Anggaran Biaya Bahan Mentah