Anggaran Biaya Produksi sebagai Alat Perencanaan dan Pengendalian

Contoh : Tabel 2.8 Perusahaan Bimasakti Anggaran Biaya Overhead Pabrik Nomor Keterangan Jumlah 1 Gaji Pengawas Rp600,000.00 2 Upah Tenaga Kerja Langsung 120,000.00 3 Biaya Administrasi Pabrik 250,000.00 4 Perlengkapan 140,000.00 5 Reparasi dan Pemeliharaan 170,000.00 6 Penyusutan 120,000.00 7 Listrik 230,000.00 8 Lain-lain 80,000.00 JUMLAH 1,710,000.00 Sumber : Ahyari, 2002:60

D. Anggaran Biaya Produksi sebagai Alat Perencanaan dan Pengendalian

Anggaran Biaya Produksi sebagai Alat Perencanaan Salah satu fungsi dari manajemen adalah perencanaan. Perencanaan merupakan tindakan yang dibuat berdasarkan fakta dan asumsi mengenai gambaran kegiatan yang dilakukan pada waktu yang akan datang dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Seperti yang dikemukakan Ahyari 2002:6 “perencanaan berarti penentuan sekarang tentang segala sesuatu yang akan dilaksanakan pada waktu yang akan datang” Sri Lestari Ningsih Sigiro : Analisis Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Perencanaan dan…, 2008 USU e-Repository © 2008 Perencanaan berarti menentukan sebelumnya kegiatan yang mungkin dapat dilakukan dan bagaimana cara melakukannya. Menurut Kholmi dan Yuningsih 2004:2 Perencanaan meliputi mendefenisikan tujuan organisasi, menetapkan suatu strategi keseluruhan untuk mencapai tujuan ini, dan mengembangkan suatu hirarki rencana yang menyeluruh untuk memadukan dan mengkoordinasi kegiatan-kegiatan dengn kata lain perencanaan mengacu pada pembentukan program operasi yang terperinci untuk semua fase operasi. Perencanaan merupakan upaya tindakan berhati-hati sebelum melakukan sesuatu agar apa yang dilakukan dapat berhasil dengan baik. Tujuan utama perencanaan adalah untuk memberikan proses umpan maju agar dapat memberikan petunjuk kepada setiap manajer dalam pengambilan keputusan operasional sehari-hari. Anggaran merupakan alat perencanaan tertulis yang menuntut pemikiran yang teliti dan akan memberikan gambaran yang lebih nyatajelas dalam unit dan uang. Dengan mempergunakan anggaran, perusahaan akan dapat menyusun perencanaan seluruh kegiatan secara terpadu. Hal ini dimungkinkan karena dengan mempergunakan anggaran berarti seluruh kegiatan dalam perusahaan akan ‘disentuh’ oleh anggaran. Tidak ada satupun kegiatan yang dilakukan dalam perusahaan yang terlepas dari anggaran, karena seluruh kegiatan yang dilaksanakan akan memerlukan biaya. Dengan demikian maka anggaran merupakan pencerminan seluruh kegiatan perusahaan, sehingga penyusunan anggaran merupakan penyusunan seluruh rencana kegiatan dalam perusahaan secara terpadu. Sri Lestari Ningsih Sigiro : Analisis Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Perencanaan dan…, 2008 USU e-Repository © 2008 Dalam kaitannya dengan biaya produksi maka ada tiga komponen biaya yang perlu direncanakan dalam anggaran, yaitu : 1. Perencanaan Biaya Bahan Mentah Perencanaan bahan dipengaruhi oleh sifat kegiatan produksi perusahaan, apakah kegiatan produksi tergantung pada datangnya pesanan dari langganan atau kegiatan produksi bersifat proses. Perencanaan bahan mentah meliputi semua anggaran yang berhubungan dan merencanakan secara lebih terperinci mengenai penggunaan bahan mentah ataupun suku cadang untuk proses produksi selama periode yang akan datang, antara lain 1 Anggaran Kebutuhan Bahan Mentah, 2 Anggaran Pembelian Bahan Mentah, 3 Anggaran Persediaan Bahan Mentah, dan 4 Anggaran Biaya Bahan Mentah Yang Digunakan Untuk Produksi. 2. Perencanaan Tenaga Kerja Langsung Perencanaan biaya tenaga kerja mencakup masalah-masalah utama dan rumit, mencakup 1 kebutuhan personel, 2 penerimaan tenaga kerja, 3 pelatihan, 4 pengukuran kinerja, 5 uraian tugas dan penilaian, 6 negosiasi dengan serikat kerja, dan 7 administrasi upah dan gaji. Untuk rencana tahunan, anggaran tenaga kerja langsung harus dibuat menurut pusat tanggung jawab, periode interim, dan produk. Anggaran biaya tenaga kerja ini disusun oleh bagian perencanaan dan bagian akuntansi biaya. 3. Perencanaan Biaya Overhead Pabrik Untuk merencanakan besarnya dana yang harus dianggarkan untuk anggaran biaya overhead pabrik, terdapat dua masalah pokok yang perlu perhatian khusus, Sri Lestari Ningsih Sigiro : Analisis Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Perencanaan dan…, 2008 USU e-Repository © 2008 yakni : 1 Penanggung jawab perencanaan biaya; setiap pusat tanggung jawab memiliki tanggung jawab dan sumber daya masing-masing. 2 Berdasarkan prilaku biaya dan wewenang pengganggaran, maka BOP terbagi menjadi BOP tetap, variabel dan semi variabel. Selain itu menurut Adisaputro dan Anggarini 2007:234 “perencanaan biaya seharusnya lebih terfokus pada penggunaan sumber daya yang terbatas secara lebih baik, bukan sekedar pengurangan biaya”. Anggaran Biaya Produksi sebagai Alat Pengendalian Disamping sebagai alat perencanaan, anggaran juga mempunyai fungsi sebagai alat pengawasan pelaksanaan kegiatan perusahaan. Jika perusahaan sedang menyelesaikan suatu kegiatan, maka manajemen perusahaan akan dapat membandingkan pelaksanaan kegiatan tersebut dengan anggaran yang telah ditetapkan dalam perusahaan. Hal ini juga dikemukakan oleh Kholmi dan Yuningsih 2004:3 “pengendalian merupakan usaha sistematis perusahaan untuk mencapai tujuan dengan cara membandingkan prestasi kerja yang sebenarnya dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya, serta tindakan yang tepat untuk mengoreksi perbedaan yang berarti”. Dalam hal ini anggaran dipergunakan sebagai alat pengendalian kegiatan yang sedang dilaksanakan dalam perusahaan. Pengendalian dalam arti yang umum berarti meliputi langkah-langkah yang harus disiapkan dan ditempuh, supaya yang direncanakan dapat tercapai, direalisasikan, atau agar hasil yang diinginkan sesuai dengan hasil yang dicapai. Seperti juga yang dikemukakan oleh Nasehatun 1999:22 Pengendalian controlling merupakan proses yang digunakan oleh manajemen untuk memastikan organisasi melaksanakan strateginya secara efektif dan efisien. Dapat pula dikatakan tindakan pengendalian, pengarahan Sri Lestari Ningsih Sigiro : Analisis Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Perencanaan dan…, 2008 USU e-Repository © 2008 dan pengawasan yang dijalankan agar setiap kegiatan berjalan sesuai rencana untuk mencapai hasilsasaran yang ditetapkan. Sedangkan pengendalian biaya menurut Nasehatun 1999:214 adalah “ serangkaian langkah-langkah mulai dari penyusunan satu rencana biaya sampai kepada tindakan yang perlu dilakukan jika terdapat perbedaan yang sudah ditetapkan rencana dengan yang sesungguhnya realisasi “ Pada dasarnya pengendalian biaya dapat dibagi dalam empat langkah, sebagai berikut : 1. Mencari dasar-dasar dan menetapkan standar untuk biaya 2. Membandingkan antara biaya standar dan biaya yang sesungguhnya 3. Mencari dan menentukan bagian organisasi perusahaan ataupun di luarnya yang bertanggung jawab atas adanya penyimpangan 4. Melakukan tindakan untuk mengurangi atau mengakhiri penyimpangan Pengendalian biaya adalah suatu proses yang meliputi seluruh tingkat dan seluruh kegiatan satu perusahaan. Oleh sebab itu, pengendalian biaya harus merupakan rencana yang didukung oleh seluruh anggota dari perusahaan itu. Di tengah-tengah tingkatan satu organisasi, tugas pengendalian dilakukan oleh setiap pimpinan tingkat atau bagian dari organisasi itu. Yang diperlukan dalam pengendalian biaya adalah : 1. Tempat pertanggungjawaban organisasi pada pembukuan. Pengendalian biaya merupakan adanya suatu sistem pembukuan yang menggunakan tempat-tempat pertanggungjawaban rensponsibility accounting, yaitu satu unit organisasi yang ditugaskan untuk pelaksanaan kegiatan tertentu Sri Lestari Ningsih Sigiro : Analisis Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Perencanaan dan…, 2008 USU e-Repository © 2008 atau sekelompok kegiatan yang dipimpin oleh seorang kapala yang bertanggung jawab atas kegiatan itu. 2. Penggunaan biaya standar Biaya Standar menurut Nasehatun 1999:216 adalah “biaya yang ditetapkan lebih dahulu setelah mempertimbangkan semua faktor yang menentukan dan setelah mengadakan penilaian atas hal-hal yang mungkin menyebabkan perubahan baik dalam jumlah maupun harga dari bahan-bahan, tenaga kerja dan jasa-jasa lain yang diperlukan”. Sedangkan menurut Glenn, Hilton dan Gordon 2000:532 “Standard cost adalah biaya yang diperkirakan atau ditentukan terlebih dulu untuk bahan, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik dalam keadaan tertentu”. Biaya standar digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan dalam perkembangannnya tujuan lain penggunaannya juga untuk pengendalian biaya. 3. Analisa penyimpangan dan tindakan perbaikan Yang dimaksud dengan penyimpangan menurut Nasehatun 1999:219 adalah “perbedaan antara biaya standar dan biaya yang sesungguhnya, bisa positif ataupun negatif”. Jika terjadi penyimpangan, perlu terlebih dahulu diketahui apakah penyimpangan itu masih dalam batas-batas yang diperbolehkan atau sudah melampaui. Kalau penyimpangan itu melampaui batas diperbolehkan, perlu dicari sebabnya dan diikuti dengan tindakan perbaikan, yang tercakup dalam proses analisa penyimpangan atau disebut juga analisa varians. Sri Lestari Ningsih Sigiro : Analisis Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Perencanaan dan…, 2008 USU e-Repository © 2008 Menurut Glenn, Hilton dan Gordon 2000:498 “analisa varians mencakup analisis matematis dari dua perangkat data untuk mendapatkan pendalaman penyebab terjadinya suatu penyimpanganvarians”. Salah satu jumlah diperlakukan sebagai dasar, standar, atau titik pedoman. Analisa varians mempunyai aplikasi yang luas dalam pelaporan keuangan. Sering diaplikasikan dalam situasi sebagai berikut : ̇ Penyelidikan varians antara hasil aktual dari periode yang berlaku dan hasil aktual dari periode sebelumnya. Periode sebelumnya dianggap sebagai dasar. ̇ Penyelidikan varians antara hasil aktual dan biaya standar. Biaya standar digunakan sebagai dasar. ̇ Penyelidikan varians antara hasil aktual dan sasaran yang direncanakan atau dianggarkan yang tercermin dalam rencana laba. Sasaran yang direncanakan atau dianggarkan digunakan sebagi dasar. Analisa penyimpangan ini nantinya akan menghasilkan dua varians atau penyimpangan yaitu : 1. Penyimpangan yang menguntungkan favorable variance, yaitu apabila realisasi lebih kecil dari anggaran. 2. Penyimpangan yang tidak menguntungkn unfavorable variance, yaitu apabila realisasi lebih besar dari anggaran. Dalam kaitannya dengan biaya, analisa varians disebut juga analisa selisih biaya. Merupakan proses yang sistematis untuk menentukan besarnya selisih biaya standar, dan menginterpretasikan penyebabnya. Dengan mengadakan analisa selisih biaya, manajemen akan dengan mudah mengetahui elemen biaya Sri Lestari Ningsih Sigiro : Analisis Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Perencanaan dan…, 2008 USU e-Repository © 2008 apa yang menyimpang, pada departemen mana, dan siapa yang harus bertanggung jawab, serta bagaimana pengaruhnya terhadap laba perusahaan. Dengan demikian manajemen dapat menentukan tindakan apa yang harus dilakukan untuk mengantisipasi adanya penyimpangan biaya tersebut. Secara umum manfaat analisa selisih biaya adalah untuk : 1. Pengendalian biaya 2. Menilai prestasi pelaksanaan, dengan menentukan besarnya penyimpangan biaya yang berada di bawah pengendaliannya. 3. Mengukur pengaruh penyimpangan biaya terhadap laba perusahaan. Analisa selisih biaya produksi merupakan proses menganalisa selisih biaya yang timbul karena perbedaan biaya produksi yang sesungguhnya terjadi dibandingkan dengan biaya produksi standar, dan menentukan penyebab selisih biaya produksi tersebut. Dalam laporan anggaran biaya produksi, ada tiga biaya yang harus dikendalikan yaitu : 1. Pengendalian Biaya Bahan Mentah Anggaran bahan mentah dalam arti luas dapat berfungsi sebagai alat pengendali. Untuk itu diperlukan Performance Report atau laporan pelaksanaan yang terdiri dari : a. Laporan Pelaksanaan Pembelian Bahan Mentah Dengan analisis varians menurut Adisaputro dan Anggarini 2007:200 sebagai berikut : Sri Lestari Ningsih Sigiro : Analisis Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Perencanaan dan…, 2008 USU e-Repository © 2008 • Varians karena jumlah pembelian = Jumlah Rencana – Jumlah Riil x Harga Rencana • Varians karena harga bahan mentah = Harga Rencana – Harga Riil x Jumlah Riil • Total varians = Varians karena jumlah + Varians karena harga b. Laporan Pelaksanaan Pemakaian Bahan Mentah Dengan analisis varians menurut Adisaputro dan Anggarini 2007:200 sebagai berikut : • Varians efisiensi = Jumlah Rencana – Jumlah Riil x Harga Rencana • Varians harga = Harga Rencana – Harga Riil x Jumlah Riil • Total varians = Varians efisiensi + Varians harga 2. Pengendalian Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya tenaga kerja merupakan salah satu jenis biaya yang dapat menjadi masalah bagi perusahaan. Pengawasan biaya tenaga kerja dapat dibantu dengan adanya pendekatan yang baik terhadap tenaga kerja , sehingga mereka dapat bekerja secara stabil sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Kegiatan pengawasan terhadap tenaga kerja dapat diserahkan kepada supervisor. Dua elemen utama pengendalian biaya tenaga kerja langsung adalah 1 perhatian sehari-hari pada biaya tersebut dan 2 laporan kinerja dan evaluasi hasil. Untuk itu diperlukan laporan pelaksanaan disertai dengan analisis varians. Formula untuk analisis varians biaya tenaga kerja langsung menurut Adisaputro dan Anggarini 2007:224 adalah sebagai berikut : Sri Lestari Ningsih Sigiro : Analisis Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Perencanaan dan…, 2008 USU e-Repository © 2008 • Varians efisiensi = Jam Kerja Rencana – Jam Kerja Riil x Tarif Upah Rencana • Varians tarif upah = Tarif Upah Rencana – Tarif Upah Riil x Jam Kerja Riil • Total varians = Varians efisiensi + Varians tarif upah 3. Pengendalian Biaya Overhead Pabrik Menurut Adisaputro dan Anggarini 2007:258 “pengendalian biaya memerlukan identifikasi tentang dapat tidaknya biaya dikendalikan oleh setiap pusat tanggung jawab”. Hal ini berarti bahwa BOP yang tidak dapat dikendalikan seharusnya tidak diidentifikasi sebagai tanggung jawab manajer sebuah pusat tanggung jawab. Dengan demikian untuk mengendalikan biaya overhead pabrik, biaya yang “bersih” harus dipertimbangkan. Hal ini berarti bahwa hanya biaya langsung yang dihitung dan tidak termasuk biaya-biaya yang dialokasikan. Sedangkan analisa varians atau analisa perbedaan antara anggaran dan realisasi biaya overhead pabrik menurut Gitosudarmo dan Najmudin 2003:334 dapat diidentifikasikan menjadi : a. Selisih Kuantitas Yaitu selisih yang disebabkan karena perbedaan unit produksi yang dianggarkan dengan unit produksi yang direalisasikan, dinilai dengan tarif biaya overhead pabrik variabel dalam anggaran. SK = KR - KA TA Keterangan : SK = Selisih kuantitas KR = Kuantitas realisasiunit produksi yang direalisasi KA = Kuantitas anggaranunit produksi TA = Tarif anggarantarif biaya overhead pabrik variabel yang dianggarkan. b. Selisih Tarif Yaitu selisih yang disebabkan perbedaan tarif biaya overhead pabrik variabel dalam anggaran dengan tarif biaya overhead pabrik variabel realisasi. Sri Lestari Ningsih Sigiro : Analisis Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Perencanaan dan…, 2008 USU e-Repository © 2008 ST = TR – TA KR Keterangan : ST = Selisih tarif TR = Tarif realisasitarif biaya overhead pabrik variabel yang direalisasi TA = Tarif anggarantarif biaya overhead pabrik variabel anggaran KR = Kuantitas realisasiunit produksi yang direalisasi Dalam anggaran komprehensif yang telah disusun termuat di dalamnya laporan anggaran. Menurut Gitosudarmo dan Najmudin 2003:325 “laporan anggaran Budget Report adalah laporan yang sistematis dan terperinci tentang realisasi pelaksanaan anggaran beserta analisis dan evaluasinya”. Setiap laporan yang disusun akan berguna bagi manajemen untuk menyusun kebijakan tindak lanjut atau follow up pada waktu yang akan datang, sehingga laporan anggaran disebut juga laporan kinerja. Untuk menyusun laporan anggaran secara umum dapat menggunakan tahap-tahap berikut : 1. Perbandingan data anggaran dan realisasi. Pada bagian ini data yang menyangkut anggaran dan realisasi dibandingkan untuk mencari selisih atau perbedaan 2. Analisis selisih Pada bagian ini setiap perbedaanselisih yang terjadi akan diidentifikasi, dicari sebabnya yang kemudian akan digunakan untuk menentukan tindak lanjut pada waktu yang akan datang. Selisih yang terjadi akan mencakup dua kemungkinan yaitu yang pertama selisih yang menguntungkan dan yang kedua adalah selisih yang tidak menguntungkan. 3. Menentukan follow up Sri Lestari Ningsih Sigiro : Analisis Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Perencanaan dan…, 2008 USU e-Repository © 2008 Perbedaan yang terjadi pada waktu yang lalu dianalisis untuk dilakukan evaluasi. Hasil evaluasi tersebut akan dipakai untuk menentukan kebijakan tindak lanjut. Pada waktu melakukan analisis, setiap perbedaan yang terjadi akan ditelusuri apa yang menyebabkan perbedaan tersebut. Setelah diketahui penyebab perbedaan antara anggaran dan realisasi maka kebijakan tindak lanjut yang akan datang adalah memperkecil atau menghilangkan perbedaan tersebut. Contoh : Tabel 2.9 Laporan Pertanggungjawaban Masing-masing Level di Perusahaan Manufaktur Level Biaya Anggaran Manajemen Sesungguhnya Biaya Selisih Keterangan Direktur Produksi Pabrik 1 Rp 2,450,000 Rp 2,500,000 Rp 50,000 Menguntungkan Pabrik 2 Rp 2,650,000 Rp 2,550,000 Rp 100,000 Merugikan Kantor Direktur Rp 2,250,000 Rp 2,400,000 Rp 150,000 Menguntungkan Rp 7,350,000 Rp 7,450,000 Rp 100,000 Menguntungkan Manajer Pabrik 2 Departemen A Rp 1,050,000 Rp 1,000,000 Rp 50,000 Merugikan Departemen B Rp 650,000 Rp 625,000 Rp 25,000 Merugikan Departemen C Rp 300,000 Rp 375,000 Rp 75,000 Menguntungkan Kantor Manajer Rp 650,000 Rp 550,000 Rp 100,000 Merugikan Pabrik 2 Rp 2,650,000 Rp 2,550,000 Rp 100,000 Merugikan Departemen A Bahan Baku Rp 550,000 Rp 500,000 Rp 50,000 Merugikan TKL Rp 300,000 Rp 275,000 Rp 25,000 Merugikan BOP Rp 200,000 Rp 225,000 Rp 25,000 Menguntungkan Rp 1,050,000 Rp 1,000,000 Rp 50,000 Merugikan Sumber : Adisaputro dan Anggarini, 2007:49 Sri Lestari Ningsih Sigiro : Analisis Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Perencanaan dan…, 2008 USU e-Repository © 2008

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian dimana penyajian dari hasil penelitian memberikan gambaran umum menurut apa adanya sesuai dengan keadaan sebenarnya dari objek penelitian.

B. Jenis data

Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. 1. Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari perusahaan dan membutuhkan pengolahan lebih lanjut. Data ini berupa data kuantitatif. Misalnya : data anggaran yang diperoleh dari Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan RKAP. 2. Data Sekunder adalah pelengkap bagi data primer yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi. Misalnya : data tentang sejarah singkat perusahan, struktur organisasi perusahaan dan deskripsi jabatan.

C. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik Wawancara yaitu dengan melakukan tanya jawab dengan pihak-pihak yang berkompeten di dalam perusahaan. 2. Teknik Dokumentasi yaitu melalui pencatatan dan pengcopyan laporan- laporan, dokumen-dokumen, catatan-catatan, dan informasi lainnya dari Sri Lestari Ningsih Sigiro : Analisis Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Perencanaan dan…, 2008 USU e-Repository © 2008