B. Dasar - Dasar Kurikulum Bahasa Inggris
1. Definisi Kurikulum
Kurikulum merupakan acuan pembelajaran dan pelatihan dalam pendidikan danatau pelatihan. Oleh sebab itu, pengembangan kurikulum
melibatkan pemikiran - pemikiran secara filsafat, psikologi, ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya. Landasan filsafat pendidikan menelaah
fungsi kurikulum secara mendalam dalam radikal sehingga menemukan sifat yang hakiki substantive nature dari kurikulum pendidikan danatau
pelatihan.
8
Kurikulum adalah suatu program yang menyatakan tujuan pendidikan, sarana pendidikan dan penilaian pendidikan. Pada hakikatnya
kurikulum mencakupi maksud tujuan, isi bobot, proses, sumber daya, evaluasi,
perencanaan, implementasi
dan pengelolaan.
9
Dalam perkembanganya, bidang studi pengembangan kurikulum dewasa ini telah
diakui sebagai ilmu terapan. Sebagai ilmu terapan, pengetahuan tentang pengembangan kurikulum harus dapat digunakan untuk menciptakan
kurikulum bidang studi pada jenjang pendidikan tertentu yang eferktif.
10
8
Tedjo, Narsoyo Reksoatmodjo, “Pengembangan Kurikulum Pendidikan Teknologi dan
Kejuruan ”, Refika Aditama, Bandung, 2010, h. 3.
9
Hendri Guntur Tarigan, “Dasar – Dasar Kurikulum Bahasa”, Angkasa, Bandung, 2009,
h. 1.
10
Tedjo, Narsoyo Reksoatmodjo, “Pengembangan Kurikulum Pendidikan Teknologi dan
Kejuruan ”, Refika Aditama, Bandung, 2010, h. 7.
2. Kurikulum Bahasa
Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan
dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang
lain. Selain itu, pembelajaran bahasa juga membantu peserta didik mampu mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat, dan
bahkan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.
11
Bahasa Inggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulis. Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi,
pikiran, perasaan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya. Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah
kemampuan berwacana,
yakni kemampuan
memahami danatau
menghasilkan teks lisan danatau tulis yang direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan
menulis. Keempat keterampilan inilah yang digunakan untuk menanggap atau menciptakan wacana dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu,
mata pelajaran.
12
Bahasa Inggris diarahkan untuk mengembangkan keterampilan- keterampilan tersebut agar lulusan mampu berkomunikasi dan berwacana
dalam bahasa Inggris pada tingkat literasi tertentu. Tingkat literasi
11
Departemen Pendidikan Nasional, “Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan SMA”, Badan
Standar Nasional Pendidikan, Jakarta, 2006, h. 125
12
Departemen Pendidikan Nasional, “Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan SMA”, Badan
Standar Nasional Pendidikan, Jakarta, 2006, h. 125
mencakup performative, functional, informational dan epistemic. Pada tingkat performative, orang mampu membaca, menulis, mendengarkan, dan
berbicara dengan simbol-simbol yang digunakan. Pada tingkat functional, orang mampu menggunakan bahasa untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari seperti membaca surat kabar, manual atau petunjuk. Pada tingkat informational, orang mampu mengakses pengetahuan dengan kemampuan
berbahasa, sedangkan pada tingkat epistemic orang mampu mengungkapkan pengetahuan ke dalam bahasa sasaran.
13
Pengajar bahasa memiliki tugas yang berat, tetapi menarik. Banyak tantangan yang harus dihadapi supaya upaya mereka berhasil baik. Setiap
pengajar bahasa yang bertugas di dalam kelas tentu terlibat dalam interaksi dan proses belajar mengajar IBM dan PBM. Keberhasilan suatu
pengajaran bahasa ditentukan oleh kebaikan dan kemantapan belajar mengajar PBM. Dalam bidang belajar mengajar PBM bahasa terdapat
beberapa faktor penentu keberhasilan, antara lain:
14
a. Pembelajaran bahasa
b. Pengajar bahasa
c. Sistem pengajaran bahasa
Prestasi pembelajar bahasa ditentukan oleh: a.
Pembelajar Learner yang berkemauan keras b.
Pembelajar melihat relefansi pelajaran bahasa c.
Pembelajar mempunyai harapan yang cerah
13
Departemen Pendidikan Nasional, “Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan SMA”, Badan
Standar Nasional Pendidikan, Jakarta, 2006, h. 126
14
Hendri Guntur Tarigan, “Dasar – Dasar Kurikulum Bahasa”, Angkasa, Bandung, 2009,
h. 2.
Prestasi pengajar bahasa ditentukan oleh: a.
Pengajar berkompetensi professional tinggi b.
Pengajar menghargai para pembelajar c.
Pengajar berkemauan keras meningkatkan pengetahuan terkait Prestasi sistem pengajaran bahasa ditentukan oleh:
a. Tujuan yang realistis dapat diterima oleh semua pihak
b. Sarana dan organisasi yang baik
c. Intensitas pengajaran yang relatif tinggi
d. Kurikulum dan silabus yang tepat guna ef. Stevens, 1980:25-8; Tarigan,
1985:5.
C. Minat Terhadap Lembaga Pendidikan Bahasa Inggris